1.4. BESARAN
Dalam fisika, panjang, suhu, dan volume dikenal dengan istilah besaran. Jadi, besaran adalah
sesuatu yang dapat diukur dan hasilnya selalu dapat dinyatakan dengan angka. Akan tetapi,
keimanan, budi pekerti, kecantikan, dan kejujuran tidak termasuk besaran karena tidak dapat
diukur serta tidak dapat dinyatakan dengan angka.
Pada saat mengukur besaran, kita sebenarnya membandingkan antara besaran yang diukur
dan besaran sejenis yang digunakan sebagai patokan. Jika kita memiliki seutas tali yang
panjangnya 5 meter, artinya tali tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang berukuran 1
meter. Dalam hal ini,angka 5 menyatakan nilai dari besaran panjang, sedangkan meter
menyatakan satuan dari besaran panjang.
Di dalam fisika besaran dIartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan
mempunyai nilai (besar) yang dinyatakan dengan angka dan satuan. Contoh besaran : massa,
kecepatan, panjang. Di dalam fisika satuan diartikan sebagai suatu pembanding di dalam
kegiatan pengukuran suatu besaran
Jenis-jenis besaran
Besaran-besaran di dalam fisika, dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Berdasarkan nilai dan arahnya besaran dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Besaran skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar) saja dan tidak
mempunyai arah. Contoh besaran skalar : massa, waktu, suhu, luas,volume
2. Besaran vektor
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan mempunyai arah. Sesuai
kesepakatan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kiri dan ke bawah maka besaran
tersebut bernilai negatif (-) sedangkan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kanan
dan ke atas maka besaran tersebut bernilai positif (+), Contoh besaran vektor : kecepatan,
percepatan, gaya.
b. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi 2 janis, yaitu :
1. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan atau didefinisikan
terlebih dahulu. Ada 7 besaran pokok di dalam fisika. Besaran pokok beserta
satuannya seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
2. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran
pokok. Contoh besaran turunan beserta satuannya seperti yang ditunjukkan pada
tabel di bawah ini Kecepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu. Yaitu
panjang lintasan yang ditempuh dalam selang waktu tertentu, sehingga satuan
kecepatan m/s.
waktu dt
p m.v
Momentum Massa
kecepatan
kali m l l 1 Kg m/s = N.s
Gaya Massa
percepatan
kali F m.a m l t 2 Kg m/s2 = N
bekerja)
Momen gaya Perkalian gaya dan
lengan F.l m l2 t-2 N.m = J
Kerja Perkalian gaya w F .s m l2 t-2 N.m = J
dengan posisi
Daya Kerja persatuan dw
waktu P m l2 t-3 J/s
dt
Tekanan Gaya persatuan luas F m l-1 t-2 N/m2 = Pascal
P
A
Pergeseran sudut Perubahan posisi Rad
sudut
Kecepatan sudut Perubahan posisi d t-1 Rad s-1
sudut persatuan
waktu dt
Percepatan sudut Perubahan d t-2 Rad s-2
kecepatan sudut
persatuan waktu dt
Momen inersia - Mr2 m l2 kg m2
Momentum sudut Perkalian momen
inersia dengan L I m l2 t-1 kg m2/s
kecepatan sudut
Kerapatan massa a).Massa persatuan = m/V m l-3 kg/m3
volume
b).Massa persatuan
luas m
m l-2 kg/m2
c).Massa persatuan A
panjang
m ml kg/m
l
Energi Kemampuan
melakukan kerja E ml2t-2 J = Joule
1.5. SATUAN
Satuan atau satuan ukur atau unit digunakan untuk memastikan kebenaran pengukuran atau
sebagai nilai standar bagi pembanding alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya untuk
melindungi kepentingan umum.
Jenis-jenis satuan
Satuan baku : merupakan suatu pembanding yang memberikan hasil yang sama apabila
dilakukan oleh beberapa orang. Contoh satuan baku : m, cm, kg, gram, dll.
Satuan tidak baku : merupakan suatu pembanding yang akan memberikan haasil berbeda
apabila dilakukan oleh beberapa orang. Contoh : jangkal, hasta, kaki, yard Misalnya Tina
dan Tino mengukur panjang buku yang sama menggunakan penggaris dan jengkal tangan
masing-masing. Tina dan menyatakan jika panjang buku 20 cm dan 1.5 jengkal
tangannya, sedangkan Tino menyatakan panjang buku 20 cm dan 1.25 jengkal tangannya.
Jengkal tangan memberikan hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh orang
yang berbeda.
Macam-macam Satuan dalam Ilmu Fisika, Ada beberapa macam satuan dalam ilmu fisika
diantaranya sebagai berikut:
Awalan-awalan pada Tabel 1.2 dapat digunakan untuk semua besaran fisika. Perhatikan
beberapa contoh penggunaan awalan untuk besaran panjang, massa, dan waktu di bawah ini.
Panjang
9
1 nanometer = 1 nm = 10 m
1 mikrometer = 1 m = 10 m
6
2
1 centimeter = 1 cm = 10 m
1 kilometer = 1 km = 103 m
Massa
3
1 kilogram = 1 kg = 10 g
1 mikrogram 1 g 10 6 g
3
1 miligram = 1 mg = 10 g
Waktu
9
1 nanosekon = 1 ns = 10 s
1 mikrosekon = 1 s 10 s
6
3
1 milisekon = 1 ms = 10 s
b. Jangka Sorong
Untuk mengukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm digunakan jangka sorong (Gambar 1.2).
Jangka sorong terdiri dari dua pasang rahang. Pasangan rahang pertama digunakan untuk
mengukur diameter dalam, sedangkan pasangan rahang kedua digunakan untuk mengukur
diameter luar. Di samping itu, ujung jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur kedalaman
lubang, misalnya kedalaman lubang sebuah botol. Dari pasangan rahang ini terdapat rahang yang
tidak dapat bergerak (rahang tetap) dan rahang yang dapat bergerak (rahang bergerak). Pada
rahang tetap terdapat skala utama dalam satuan cm dan mm. Pada rahang geser terdapat skala
pendek yang dibagi menjadi 10 bagian yang sama. Skala ini disebut nonius atau vernier. Panjang
10 skala nonius adalah 9 mm, sehingga panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm.
c. Mikrometer Sekrup
Untuk mengukur panjang benda sampai ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm digunakan
mikrometer sekrup (Gambar 1.3). Mikrometer sekrup memiliki dua macam skala, yaitu skala
utama dan skala melingkar. Bagian utama mikrometer sekrup adalah sebuah poros berulir yang
dipasang pada silinder pemutar atau biasa disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar ini terdapat
garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama. Jika silinder pemutar diputar satu putaran
penuh, maka poros akan bergerak sejauh 0,5 mm. Mengingat silinder pemutar memiliki 50 skala,
maka kalau silinder pemutar bergerak satu skala, poros akan bergeser 0,5 mm/50 = 0,01 mm =
0,001 cm. Mikrometer sekrup pada Gambar 1.5 menghasilkan pembacaan 7,38 mm. Hasil ini
berasal dari bacaan pada 7 mm pada skala utama ditambah 0,38 pada skala melingkar.
stlukeslive.co.uk
B. Mengukur Massa
Dalam kehidupan sehari-hari, pengertian massa dan berat sering dipertukarkan. Seorang
pedagang sering berkata, “Gula pasir di kantong plastik itu beratnya 1 kg”. Pernyataan ini tidak
benar, sebab 1 kg menunjukkan ukuran massa bukan ukuran berat. Dalam fisika, massa dan berat
memiliki pengertian yang berbeda. Massa benda adalah ukuran banyaknya zat yang terkandung
pada benda, sedangkan berat benda adalah besarnya gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
benda itu.
Massa benda diukur dengan menggunakan neraca atau timbangan. Jika Anda membeli beras
atau buah-buahan di pasar tradisional, massa beras atau buah-buahan diukur dengan timbangan
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.8. Benda yang ditimbang ditempatkan pada wadah yang
terletak di salah satu sisi timbangan. Pada sisi timbangan yang lain diletakkan beberapa anak
timbangan untuk membuat keseimbangan. Massa benda yang diukur sama dengan jumlah massa
anak timbangan yang digunakan untuk membuat keseimbangan.
Di samping neraca sebagaimana telah diuraikan di atas, sekolah-sekolah unggulan telah
memiliki laboratorium yang dilengkapi dengan neraca digital (Gambar 1.5). Neraca digital
memiliki kepekaan (sensitivitas) yang lebih baik. Pengukuran massa benda dengan neraca digital
dapat dilakukan dengan mudah.
C. Mengukur Waktu
Waktu dapat diukur dengan jam atau arloji. Ada dua macam arloji, yaitu digital dan analog
(Gambar 1.6). Selang waktu yang biasanya diukur dengan arloji antara lain lama waktu istirahat
(misalnya, 15 menit), lama waktu pelajaran berlangsung (misalnya, 45 menit), dan lama
perjalanan (misalnya, 20 menit). Jadi, arloji biasanya digunakan untuk mengukur selang waktu
yang relatif lama.
Massa
1 kg = 1.000 g = 0,0685 slug
1 slug = 14,59 kg
Panjang
1 m = 100 cm = 1.000 mm = 106 m = 109 nm
1 km = 1.000 m = 0,6214 mil
1 m = 3,281 kaki = 39,37 inci
1 cm = 0,3947 inci
1 inci = 2,540 cm
1 kaki 30,48 cm
1 mil = 5.280 kaki = 1,609 km
1 mil laut = 6.080 kaki
Waktu
1 menit = 60 s
1 jam = 3.600 s
1 hari = 86.400 s
1 tahun = 365, 24 hari = 3,156 107 s
Luas
1 cm = 0,155 inci2
2
Untuk memudahkan melakukan konversi besaran panjang, massa, dan waktu kalian dapat
menggunakan tangga konversi, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.17. Setiap naik satu anak
tangga, nilai mula-mula dibagi 10. Sebaliknya, setiap turun satu anak tangga, nilai mula-mula
harus dikalikan 10. Untuk memberi gambaran penggunaan tangga konversi, perhatikan uraian di
bawah ini.
Misalnya, kalian ingin mengkonversi 3,45 meter ke sentimeter. Dalam tangga konversi, satuan
cm terletak dua anak tangga di bawah satuan m. Artinya, untuk mengkonversi satuan meter ke
sentimeter kita harus menuruni dua anak tangga. Jadi, kita harus mengalikan bilangan mula-
mula, yaitu 3,45, dengan 100. Diperoleh,
Sekarang seandainya kalian ingin mengkonversi 405 gram ke kilogram. Dalam tangga konversi,
satuan kilogram terletak tiga anak tangga di atas satuan gram. Artinya, untuk mengkonversi
satuan gram ke kilogram kita harus menaiki tiga anak tangga. Jadi, kita harus membagi bilangan
mula-mula, yaitu 405, dengan 1.000. Diperoleh,
405
405 gram kg 0,405 kg.
1.000
Sebagai alternatif, untuk mengubah satuan dapat dilakukan dengan mengalikan sebuah pecahan
yang bernilai satu. Sebagai contoh, dengan mengingat 1 m = 100 cm maka
1m 100 cm
1.
100 cm 100 cm
Jadi,
1m
232 cm 232 cm
2,32 m.
100 cm
Contoh Soal
60 s
3 menit (3 me nit) 180 s.
1. 1 me nit
LATIHAN
Isilah titik-titik di bawah ini.
1. 600 cm = … dm 9. 200 mil = km
2. 250 dam = … mm 10. 600 kaki = … cm
3. 538 cm3 = … L 11. 12 inci = … cm
4. 225 cc = dm3 12. 500 mg = … g
5. 25 mL = … dm3 13. 5 galon = … cm3
6. 0,07 km = … km 14. 245 mm = … dm
7. 2 kL = … L 15. 2.075 mg = … g
8. 2,45 kg = … mg
1.6.1. Luas
Bagaimanakah cara mengukur luas persegi panjang? Seperti telah Anda pelajari di
sekolah dasar, rumus luas persegi panjang adalah panjang kali lebar. Jadi, untuk mengukur luas
persegi panjang dapat digunakan rumus luas persegi panjang. Sebuah persegi panjang yang
panjang dapat ditentukan dengan rumus karena bangun persegi panjang memiliki bentuk yang
teratur. Secara umum, luas bangun yang teratur bentuknya dapat ditentukan dengan rumus luas.
Gambar 1.18 menunjukkan beberapa bangun yang teratur bentuknya.
trapesium, L 2 ( a b) t
1
lingkaran, L r
2
Gambar 1.18 Luas bangun yang teratur bentuknya dapat dihitung dengan rumus luas.
1.6.2. Volume
Seperti telah Anda pelajari di sekolah dasar, volume bangun yang teratur bentuknya dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus volume. Sebagai contoh, volume balok yang memiliki
panjang p, lebar l, dan tinggi t adalah V p l t. Jadi, sebuah balok yang berukuran
p 6 cm, l 4 cm, dan t 2 cm memiliki volume V 48 cm 3 . Beberapa bangun yang teratur
bentuknya sehingga volumenya dapat ditentukan dengan menggunakan rumus volume dapat
dilihat pada Gambar 1.20.
bola, V 3 r kerucut, V 3 r t
4 3 1 2
Gambar 1.20 Volume bangun yang teratur bentuknya dapat dihitung dengan rumus volume.
1.1 Berapa nilai ekivalen dari 100 km/jam dalam meter per detik, dan dalam mil per jam.
Jawab :
Untuk merubah dalam satuan mil per jam, kita gunakan faktor konversi :
(1 mil / 1,61 km) = 1
29,1 m / s
RANGKUMAN
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan hasilnya selalu dapat dinyatakan dengan angka.
Mengukur adalah membandingkan antara besaran yang diukur dan besaran sejenis yang
digunakan sebagai patokan.
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui secara internasional, misalnya meter, kilogram,
dan sekon, sedangkan satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional.
Untuk mengukur panjang dapat digunakan mistar (ketelitian 1 mm), jangka sorong (ketelitian
0,1 mm), dan mikrometer sekrup (ketelitian 0,01 mm).
Massa benda adalah ukuran banyaknya zat yang terkandung pada benda, sedangkan berat
benda adalah besarnya gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda itu. Massa benda diukur
dengan menggunakan neraca atau timbangan.
Untuk mengukur waktu dapat digunakan arloji atau stopwatch.
Dalam Sistem Internasional (SI), satuan panjang adalah meter, satuan massa adalah kilogram,
dan satuan waktu adalah sekon. Sistem ini dikenal pula dengan istilah sistem MKS (meter-
kilogram-sekon). Di samping itu, dikenal pula sistem cgs (centimeter-gram-sekon). Dalam
sistem cgs, satuan panjang adalah centimeter, satuan massa adalah gram, dan satuan waktu
adalah sekon. Dalam sistem Inggris dikenal satuan inci (inch) untuk satuan panjang, pon
(pound) untuk satuan gaya, dan sekon (second) untuk satuan waktu.
Matrikaulasi Fisika-Prodi Teknik Sipil Undana-2019 Hal 5
Besaran fisika dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Satuan yang berkaitan dengan besaran pokok dinamakan satuan pokok, sedangkan satuan
yang berkaitan dengan besaran turunan dinamakan satuan turunan. Besaran pokok adalah
besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu.
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Ada tujuh besaran pokok dalam fisika. Adapun ketujuh besaran pokok beserta satuannya
adalah massa (kilogram), panjang (meter), waktu (sekon), suhu (kelvin), kuat arus (ampere),
jumlah zat (mol), dan intensitas terang cahaya (kandela).
Untuk mengukur volume benda padat yang tidak teratur bentuknya dapat digunakan gelas
ukur.
B. Uraian
Konversi Satuan
KONVERSI SATUAN
1. Massa jenis timah kira-kira 11,3 g/cm3. Berapakah massa jenis timah jika dinyatakan dalam
sistem MKS?
2. Laju perambatan bunyi di udara adalah 340 m/s. Nyatakan laju perambatan bunyi di udara
dalam satuan km/jam!
3. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 120 km/jam. Nyatakan kecepatan mobil itu dalam
satuan m/s!
4. (a) 2,5 mL = … mm3
(b) 0,4 m3 = … L
(d) 2.000 mL = …. m3
(e) 0,02 m3 = … cc
5. 1 mil/jam = … m/s
Sebagian besaran –besaran pada fisika adalah besaran vektor, atau diperolah dari operasi
vektor. Materi vektor adalah materi dasar yang akan menjadi prasyarat bagi konsep – konsep
Fisika yang lain seperti : Kinematika, Dinamika, listrik statis dan lain – lain. Konsep vektor pada
modul ini sebenarnya tidak berbeda pada konsep vektor pada mata pelajaran Matematika.
Konsep vektor yang kita kenalkan pada modul ini meliputi : notasi vektor, penjumlahan dan
pengurangan vektor secara grafis dengan metode poligon da jajarangenjang, resultan vektor
segaris dan vektor yang membentuk sudut, dan bahan pengayaan tentang operasi perkalian
vektor.
Vektor
Dua buah vektor dikatakan sama apabila nilai (panjang) dan arahnya sama
Contoh :
A maka vektor A sama dengan vektor B
B
Tetapi apabila nilainya sama tetapi arahnya berlawanan maka kedua vektor itu berlawanan.
Contoh :
A Maka vektor A berlawanan dengan vektor
B atau A = - B (tanda (-) menunjukkan arah vektor bukan nilai).
2. Operasi Vektor
2.3.1. Melukiskan Penjumlahan dan Pengurangan vektor.
Penjumlahan vektor tidak sama seperti penjumlahan bilangan biasa atau penjumlahan besaran
skalar karena arah vektor mempunyai pengaruh dalam penjumlahan vektor. Nilai hasil
penjumlahan vektor disebut resultan vektor. Ada beberapa metode penjumlahan vektor
tergantung pada arah dan kedudukan vektor. Secara grafis penjumlahandua buah vektor dapat
digambarkan sebagai berikut :
1). Lukislah vektor pertama sesuai niali dan arahnya.
2). Letakkan titik tangkap vektor kedua doujung vektor pertama sesuai dengan nilai dan arahnya.
Contoh :
3. Penjumlah dua atau tiga buah vektor yang terletak segaris.
Jika diketahuai vektor A, B da C sebagai berikut :
A B C
a). A + B A B
A+B
b). A + C C A
A+C
c). A – B -B A
A–B
F3
F1
F2
F1 F1
F1+F2 F3
b.. F1 - F2 =… F1 + F2 + F3
-F2
F1- F2 F1
Contoh :
1). F1 + F2
F1
F1+F2
F2
2). F1 - F2
F1
F1 – F2
-F2
3). F1 + F2 + F3 F1
F1+F2
F2
(F1+F2)+F3
F3
Gambar2.3. Penjumlahan dua vector atau lebih dengan cara jajaran genjang
R
(180-)
F2
F1 + F2 = R
Secara metematis nilai Resultan ( R ) diselesaikan dengan rumus aturan cosinus sebagai
berikut :
R F1
(180-)
A B
F2
Gambar1.14. arah resultan dua vector dengan aturan sinus
R F
1 ; ingat sin (180 - α) sin α
sin(180 - α) sinβ
R F
1
sin α sinβ
F sin α
sin β 1
R
dimana β adalah sudut yang menunjukkan arah Vektor Resultan
contoh :
dua buah gaya F1 dan F2 masing – masing besarnya 50 N dan 30 N saling
mengapit sudut 600. tentukan arah dan resultan kedua vektor tersebut ?
diketahui :
F1 = 50 N
F2 = 30 N
= 600
Ditanya : R dan ……?
Jawab :
R 502 30 2 2 50 30 12
R 4900
R 70 N
Fx = F. cos
Fy = F. sin
Fy F
F (Fx ) 2 (Fy ) 2
Fx X
Gambar1.15. penguraian sebuah vector pada bidang XY
F2 F2y
F1y F1
F2x F1x x
F3
Gambar 2.4. Penjumlahan dua vector atau lebih pada sumbu X dan Y dengan
cara analisis
2). Carilah nilai vektor komponen X dan Y lalu masukan ke tabel beriut :
R F F
x
2
y
2
Tan α
F x
F y
contoh :
Tiga buah vektor F1, F2 dan F3 masing – masing besarnya adalah 10 N, 20 N dan 5 N
terletak seperti pada gambar 1.17. Tentukan resultan dan arah ketiga vektor
tersebut.
R 2 2 2 2
R 44
R 8
R2 2 N
sedangkan arah vektor komponennya adalah:
2
Tan α 1
2
= 1350 terhadap sumbu X (+) atau 450 terhadap sumbu X (-).
Soal latihan
1. Sebuah gaya sebesar 20 N membentuk sudut 60o terhadap sumbu x positif.
Tentukan vektor komponen sumbu x dan y.
2. Dua vektor kecepatan v1 dan v2 masing masing besarnya 20 ms -1 dan 30 ms-1
memiliki arah seperti pada gambar dibawah. Tentulah resultan vektor komponen
pada sumb x dan y
3. tiga buah gaya F1, F2, dan F3 masing – masing besarnya 20 N, 20 N dan 40 N
membntuk sudut masing-masing 45o, 135 dan 270 terhadap sumbu x positif.
Tentukan
vektor Komponen masing –masing sumbu
arah dan resultan ketiga vektor tersebut
F1 = 4N x
Resultan gaya F1 pada sumbu x dengan gaya F2 sumbu y, besar dan arahnya ….
2. Dua gaya F1 dan F2 saling tegak lurus, resultan gayanya R = 40 N dan bersudut 37 0
terhadap F1, maka dari pernyataan berikut :
3. Dua vektor sama besar, bersudut satu terhadap lainnya. Ternyata resultannya sama
besar dengan kedua vektor tersebut. Sudut itu sama dengan ….
4. Sebuah vektor pada bidang xoy, bersudut 600 terhadap sb x dengan pangkalnya berada
di O, maka komponen vektor v = 8 ms-1 pada sumbu x dan y adalah ……. ms-1.
5. Dua buah vektor gaya yang besarnya sama mempunyai perbandingan antara selisih dan
jumlah kedua vektor tersebut adalah 3 , maka sudut apit kedua vektor tersebut
adalah. ….
Essay
1. Tentukan banyaknya angka penting data hasil pengukuran
dibawah ini dan tulislah menjadi bilangan dengan 3 angka penting:
a. 0,0023 kg
b. 250,00 m
c. 250,00 m
d. 25000 m
e. 2,5000 cm
vektor dituliskan dengan cara Ditulis dengan huruf tebal, diberi tanda panah contoh F, v
.
3. Penjumlahan vektor Ada beberapa metode penjumlahan vektor
tergantung pada arah dan kedudukan vektor. Untuk melukiskan penjumlahan sejumlah
vektor digunakan dua metode yaitu metode poligon dan metode jajaran genjang.
4. untuk menentukan Nilai dan arah Resultan Vektor Penjumlahan dan
pengurangan dua buah vektor (F 1 dan F2) yang membentuk sudut diselesaikan
F sin α
sin β 1
R dimana β adalah sudut yang menunjukkan arah Vektor Resultan
5. Menguraikan vektor dan perpaduan vektor.
6. Perpaduan dua buah vektor atau lebih dengan analitis vektor. vektor
komponen X dan Y dari masing-masing vektor.
Terdapat beberapa jenis gerak benda dalam kehidupan sehari-hari, yang akan kita pelajari pada
pokok bahasan Kinematika, antara lain gerak translasi (gerak benda pada jalur atau lintasan
yang lurus, yang merupakan gerak satu dimensi),gerak parabola (gerak yang lintasannya
melengkung) dan gerak melingkar (gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran).
Selain kelajuan, jarak juga bergantung pada kerangka acuan. Sebagai contoh, tidak ada artinya
jika saya mengatakan Kampus Universitas Mercu Buana berjarak 200 m, kecuali jika saya
menambahkan Kampus Universitas Mercu Buana berjarak 200 m dari lampu stopan. Lampu
stopan digunakan sebagai kerangka acuan. Dalam mengatakan kecepatan (vektor) gerak suatu
benda, selain menyebutkan acuannya, kita juga harus mengatakan arah gerak. Dalam fisika,
kita sering menggunakan sumbu koordinat untuk mengatakan kerangka acuan.
Benda-benda yag terletak di sebelah kanan titik asal (0) pada sumbu x memiliki koordinat x
positif dan titik di sebelah kiri 0 memiliki koordinat x negatif. Posisi sepanjang sumbu y biasanya
dianggap positif jika terletak di atas nol dan negatif bila terletak di bawah nol (ini hanya
merupakan ketetapan).
3.2.2. Kedudukan
Kedudukan merupakan posisi/letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu
acuan/titik acuan. Umumnya digunakan lintasan horizontal sebagai sumbu x dan titik acuannya
adalah 0 (lihat gambar di atas). kedudukan di sebelah kanan titik acuan (0) ditetapkan sebagai
kedudukan positif dan kedudukan di sebelah kiri titik acuan (0) ditetapkan sebagai kedudukan
negatif.
Kedudukan suatu benda juga ditentukan oleh jaraknya terhadap titik acuan. Misalnya kita
tetapkan titik 0 sebagai acuan. Jika kedudukan A berjarak 5 di sebelah kanan 0 maka dikatakan
kedudukan A adalah Xa = 5. Kedudukan B yang berjarak 6 di sebelah kiri 0 maka dikatakan
kedudukan B adalah Xb = -6. (lihat gambar di bawah)
Matrikaulasi Fisika-Prodi Teknik Sipil Undana-2019 Hal 5
3.2.3. Jarak
Jarak merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu
tertentu. Jarak termasuk besaran skalar, di mana tidak bergantung pada arah dan nilainya
selalu positif. Jarak memiliki pengertian yang berbeda dengan perpindahan. Sebagai contoh,
lihat gambar di bawah. Misalnya, skala yang digunakan pada gambar di bawah adalah 20 m = 1
cm. Dari titik acuan 0, kamu bergerak ke kanan (ke arah sumbu +x) sejauh 100 m (pada gambar
5 cm, ingat skala 20 m = 1 cm). setelah itu kamu bergerak sejauh 100 meter ke kiri (kearah
sumbu -x). Jarak total yang kamu tempuh adalah sejauh 200 m (pada gambar 10 cm).
3.2.4. Perpindahan
Perpindahan merupakan perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu.
Berbeda dengan jarak, perpindahan merupakan besaran vektor sehingga besar/nilainya
bergantung pada arah. Sebagai contoh, lihat gambar di bawah. Misalnya, skala yang digunakan
pada gambar di bawah adalah 20 m = 1 cm. Dari titik acuan 0, kamu bergerak ke kanan (ke
arah sumbu +x) sejauh 100 m (pada gambar 5 cm, ingat skala 20 m = 1 cm). Setelah itu kamu
bergerak sejauh 100 meter ke kiri (kearah sumbu -x). Besarnya perpindahan yang kamu tempuh
adalah 0, karena kedudukanmu tetap atau tidak berubah meskipun kamu melakukan gerakan.
Pada contoh ini, kedudukan awal dan akhirmu berada pada titik yang sama (0).
Gerak lurus beraturan diartikan sebagai gerakan pada lintasan lurus dengan kecepatan
tetap/konstan. Kecepatan tetap berarti percepatan nol. Dengan kata lain benda yang bergerak
lurus beraturan tidak memiliki percepatan. Dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang
ditemukan benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap.
Karena pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) kecepatan gerak suatu benda tetap, maka
kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan atau kelajuan sesaat. Ingat bahwa setiap saat
kecepatan gerak benda tetap, baik kecepatan awal mapun kecepatan akhir. Karena kecepatan
benda sama setiap saat, maka kecepatan awal juga sama dengan kecepatan akhir. Dengan
demikian kecepatan rata-rata benda juga sama dengan kecepatan sesaat.
Grafik sangat membantu kita dalam menafsirkan suatu hal dengan mudah dan cepat. Untuk
memudahkan kita menemukan hubungan antara Kecepatan, perpindahan dan waktu tempuh
maka akan sangat membantu jika digambarkan grafik hubungan ketiga komponen tersebut.
Kecepatan gerak benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah waktu tempuh
(satuannya detik). Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1 detik sampai 5, kecepatan
benda selalu sama (ditandai oleh garis lurus).
Bagaimana kita mengetahui perpindahan benda melalui grafik di atas ? luas daerah yang diarsir
pada grafik di atas sama dengan perpindahan benda. Jadi, untuk mengetahui besarnya
perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir. Tentu saja satuan perpindahan adalah
satuan panjang, bukan satuan luas.
Dari grafik di atas, v = 5 m/s, sedangkan t = 3 s. Dengan demikian, jarak yang ditempuh benda =
(5 m/s x 3 s) = 15 m. Cara lain menghitung jarak tempuh adalah dengan menggunakan
persamaan GLB. s = v t = 5 m/s x 3 s = 15 m.
Persamaan GLB yang digunakan untuk menghitung jarak atau perpindahan di atas berlaku jika
gerak benda memenuhi grafik tersebut. Pada grafik terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0.
Artinya, pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Padahal
dapat saja terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak, sehingga
benda telah memiliki posisi awal s0. Untuk itu lebih memahami hal ini, pelajari grafik di bawah ini.
Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x0 berhimpit dengan titik acuan nol.
Makna grafik di atas adalah bahwa nilai kecepatan selalu tetap pada setiap titik lintasan (diwakili
oleh titik-titik sepanjang garis x pada sumbu y) dan setiap satuan waktu (diwakili setiap titik
sepanjang t pada sumbu x). Anda jangan bingung dengan kemiringan garis yang mewakili
kecepatan. Makin besar nilai x, makin besar juga nilai t sehingga hasil perbandingan x dan y
(kecepatan) selalu sama.
Pada saat t = 0 s, jarak yang ditempuh oleh benda x = 0, pada saat t = 1 s, jarak yang ditempuh
oleh benda = 2 m, pada saat t = 2 s jarak yang ditempuh oleh benda = 4 m, pada saat t = 3 s,
jarak yang ditempuh oleh benda = 6 s dan seterusnya. Berdasarkan hal ini dapat kita simpulkan
bahwa gerak benda yang diwakili oleh grafik x- t di atas, bergerak dengan kecepatan tetap 2 m/s
(Ingat, kecepatan adalah jarak dibagi waktu).
Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x0 tidak berhimpit dengan titik
acuan nol.
Persamaan yang diturunkan di atas menjelaskan hubungan antara kedudukan suatu benda
terhadap fungsi waktu, di mana kedudukan awal benda tidak berada pada titik acuan nol.
Kecepatan benda diawali dari kedudukan di x0 sehingga besar x0 harus ditambahkan dalam
perhitungan. Pada grafik di atas xo = 0.
LATIHAN 1
Contoh 1:
Kereta api Ladoya bergerak lurus beraturan pada rel lurus yogya-bandung sejauh 5 km dalam
selang waktu 5 menit. (a) Hitunglah kecepatan kereta (b) berapa lama kereta itu menempuh
jarak 50 km ?
Panduan Jawaban :
(a) Pada soal di atas, diketahui perpindahan (s) = 5 km dan waktu tempuh (t) = 4 menit.
Sebelum menghitung kecepatan, kita harus mengkonversi satuan sehingga sesuai dengan
Sistem Internasional (SI). Terserah anda, mana yang ingin dikonversi, ubah menit ke jam atau
km di ubah ke meter dan menit di ubah ke detik.
Misalnya yang di ubah adalah satuan menit, maka 4 menit = 0,07 jam.
Ingat bahwa pada GLB, kecepatan benda sama setiap saat, demikian juga dengan kecepatan
rata-rata.
Contoh 2:
Posisi seorang pelari sebagai fungsi waktu digambarkan dalam sumbu-x selama interval waktu
tiga detik, posisi pelari berubah dari x1 = 50 m ke x2 = 30,5 m. Berapakah kecepatan rata-rata
pelari?
Jawab.
Contoh 3:
Persamaan gerak suatu zarrah dinyatakan oleh fungsi x(t)= 0,1 t3, dengan x dalam meter dan t
dalam detik.
Hitunglah;
1. Kecepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 4 s
2. Kecepatan pada saat t = 3 s
3. Percepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 4 s
4. Percepatan pada saat t = 5 s
Jawab:
1. x(t=4s) = 0,1 (4)3m = 6,4m dan x(t=3s) = 0,1 (3)3m = 2,7m, maka: v = (6,4 - 2,7)m/1 s =
3,7 m/s
2. v = dx/dt = 0,3 t2= 2,7 m/s
3. vx(t=4s) =0,3(4)2=4,8m/s dan vx(t=3s)=2,7 m/s,
maka: ar = (4,8 - 2,7)m/1 s = 2,1 m/s2
4. as=dv/dt=d/dt(0,3t2)=0,6t=0,6(5)m/s2=3m/s2
Jawab:
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus
berubah beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika hendak
bergerak dari keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian, banyak situasi
praktis terjadi ketika percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan
tidak berubah terhadap waktu.
Rumus dalam fisika sangat membantu kita dalam menjelaskan konsep fisika secara singkat dan
praktis. Jadi cobalah untuk mencintai rumus, he2…. Dalam fisika, anda tidak boleh menghafal
rumus. Pahami saja konsepnya, maka anda akan mengetahui dan memahami cara penurunan
rumus tersebut. Hafal rumus akan membuat kita cepat lupa dan sulit menyelesaikan soal yang
bervariasi….
Sekarang kita coba menurunkan rumus-rumus dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Pada penjelasan di atas, telah disebutkan bahwa dalam GLBB, percepatan benda tetap atau
konstan alias tidak berubah. (kalau di GLB, yang tetap adalah kecepatan). Nah, kalau
percepatan benda tersebut tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka kita bisa
t0 adalah waktu awal ketika benda hendak bergerak, t adalah waktu akhir. Karena pada saat t0
benda belum bergerak maka kita bisa mengatakan t0 (waktu awal) = 0. Nah sekarang
persamaan berubah menjadi :
Satu masalah umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda pada waktu
tertentu, jika diketahui percepatannya (sekali lagi ingat bahwa percepatan tetap). Untuk itu,
persamaan percepatan yang diturunkan di atas dapat digunakan untuk menyatakan persamaan
yang menghubungkan kecepatan pada waktu tertentu (vt), kecepatan awal (v0) dan percepatan
(a). sekarang kita obok2 persamaan di atas…. Jika dibalik akan menjadi
ini adalah salah satu persamaan penting dalam GLBB, untuk menentukan kecepatan benda
pada waktu tertentu apabila percepatannya diketahui.
Pada pembahasan mengenai kecepatan, kita telah menurunkan persamaan kecepataan rata-
rata
Karena pada GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka kecepatan rata-rata
akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir;
Persamaan ini berlaku untuk percepatan konstan dan tidak berlaku untuk gerak yang
percepatannya tidak konstan. Kita tulis kembali persamaan a :
Persamaan ini digunakan untuk menentukan posisi suatu benda yang bergerak dengan
percepatan tetap. Jika benda mulai bergerak pada titik acuan = 0 (atau x0 = 0), maka persamaan
II dapat ditulis menjadi
Sekarang kita turunkan persamaan/rumus yang dapat digunakan apabila t (waktu) tidak
diketahui.
Terdapat empat persamaan yang menghubungkan posisi, kecepatan, percepatan dan waktu,
jika percepatan (a) konstan, antara lain :
Persamaan di atas tidak berlaku jika percepatan tidak konstan/tetap. Ingat bahwa x menyatakan
posisi/kedudukan, bukan jarak dan ( x – x0 ) adalah perpindahan (s)
GLBB merupakan gerak lurus berubah beraturan. Berubah beraturan maksudnya kecepatan
gerak benda bertambah secara teratur atau berkurang secara teratur. Perubahan kecepatan
tersebut dinamakan percepatan. Pada kasus kendaraan beroda misalnya, ketika mulai bergerak
dari keadaan diam, pengendara biasanya menekan pedal gas (mobil) atau menarik pedal gas
(motor). Pedal gas tersebut biasanya tidak ditekan atau ditarik dengan teratur sehingga
Matrikaulasi Fisika-Prodi Teknik Sipil Undana-2019 Hal 5
walaupun kendaraan kelihatannya mulai bergerak dengan percepatan tertentu, besar
percepatannya tidak tetap alias selalu berubah-ubah. Contoh GLBB dalam kehidupan sehari-
hari pada gerak horisontal alias mendatar nyaris tidak ada.
Contoh GLBB yang selalu kita jumpai dalam kehidupan hanya gerak jatuh bebas. Pada gerak
jatuh bebas, yang bekerja hanya percepatan gravitasi dan besar percepatan gravitasi bernilai
tetap. Benda yang jatuh bebas juga bergerak pada lintasan lurus (vertikal). Contohnya buah
mangga atau buah kelapa yang jatuh dari pohonnya. Benda melakukan gerak jatuh bebas jika
kecepatan awalnya nol. Benda yang dilempar atau dijatuhkan dari ketinggian tertentu tidak
termasuk GJB karena memiliki kecepatan awal. Benda yang dilempar atau dijatuhkan termasuk
gerak vertikal.
Latihan Soal
Panduan jawaban :
Pada soal, yang diketahui adalah kecepatan awal (v0) = 20 m/s, percepatan (a) = 4 m/s dan
waktu tempuh (t) = 2,5 sekon. Karena yang diketahui adalah kecepatan awal, percepatan dan
waktu tempuh dan yang ditanyakan adalah kecepatan akhir, maka kita menggunakan
persamaan/rumus
Panduan Jawaban
Yang diketahui adalah percepatan (a) = 2 m/s2 dan waktu tempuh 30,0 s.
Ada satu hal yang tersembunyi, yaitu kecepatan awal (v0). Sebelum bergerak, pesawat itu pasti
diam. Berarti v0 = 0.
Yang ditanyakan pada soal itu adalah panjang lintasan yang dilalui pesawat. Tulis dulu
persamaannya (hal ini membantu kita untuk mengecek apa saja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan soal tersebut)
Pada soal di atas, S0 = 0, karena pesawat bergerak dari titik acuan nol. Karena semua telah
diketahui maka kita langsung menghitung panjang lintasan yang ditempuh pesawat
3. sebuah mobil bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan 60 km/jam. karena ada
rintangan, sopir menginjak pedal rem sehingga mobil mendapat perlambatan (percepatan
yang nilainya negatif) 8 m/s2. berapa jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman
dilakukan ?
Panduan jawaban
Perhatikan bahwa yang ditanyakan adalah jarak yang masih ditempuh setelah pengereman
dilakukan. Ini berarti setelah pengereman, mobil tersebut berhenti. dengan demikian kecepatan
akhir mobil (vt) = 0. karena kita menghitung jarak setelah pengereman, maka kecepatan awal
(v0) mobil = 60 km/jam (dikonversi terlebih dahulu menjadi m/s, 60 km/jam = 16,67 m/s ).
perlambatan (percepatan yang bernilai negatif) yang dialami mobil = -8 m/s 2. karena yang
diketahui adalah vt, vo dan a, sedangkan yang ditanyakan adalah s (t tidak diketahui), maka kita
menggunakan persamaan
4. Seorang eksplorer berjalan 22,0 km ke arah utara, kemudian berjalan 47,0 km ke arah
60o (arah tenggara), lalu berhenti. Berapa jauhakah ia dari posisi semula dan berapa sudut
yang dibentuknya?
Panduan jawaban
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. Oleh karena itu,
grafik percepatan terhadap waktu (a-t) berbentuk garis lurus horisontal, yang sejajar dengan
sumbuh t. lihat grafik a – t di bawah
Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t), dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama,
grafiknya berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik acuan O(0,0), seperti pada gambar di
bawah ini. Grafik ini berlaku apabila kecepatan awal (v0) = 0, atau dengan kata lain benda
bergerak dari keadaan diam.
Kedua, jika kecepatan awal (v0) tidak nol, grafik v-t tetap berbentuk garis lurus miring ke atas,
tetapi untuk t = 0, grafik dimulai dari v0. lihat gambar di bawah
Nilai apa yang diwakili oleh garis miring pada grafik tersebut ?
Pada pelajaran matematika SMP, kita sudah belajar mengenai grafik seperti ini. Persamaan
matematis y = mx + n menghasilkan grafik y terhadap x ( y sumbu tegak dan x sumbu datar)
seperti pada gambar di bawah.
Jadi kemiringan pada grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) menyatakan nilai percepatan (a).
Persamaan kedudukan suatu benda pada GLBB telah kita turunkan pada awal pokok bahasan
ini, yakni
Kedudukan (x) merupakan fungsi kuadrat dalam t. dengan demikian, grafik x – t berbentuk
parabola. Untuk nilai percepatan positif (a > 0), grafik x – t berbentuk parabola terbuka ke atas,
sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.
Apabila percepatan bernilai negatif (a < 0), di mana benda mengalami perlambatan, grafik x – t
akan berbentuk parabola terbuka ke bawah.
Panduan Jawaban :
Karena gerak vertikal merupakan contoh GLBB, maka kita menggunakan rumus GLBB.
vt = vo + at
s = vo t + ½ at2
Dengan melihat konsep Gerak Vertikal Ke bawah, maka persamaan ini dengan mudah diubah
menjadi persamaan Gerak Vertikal Ke bawah.
Kedua, ketiga melakukan gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal benda bertambah secara
konstan setiap saat (benda mengalami percepatan tetap). Karena benda mengalami percepatan
tetap maka g bernilai positif.
Ketiga, kecepatan awal tetap disertakan karena pada Gerak Vertikal ke bawah benda
mempunyai kecepatan awal.
Keempat, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.
Dengan demikian, jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke
bawah, maka akan kita peroleh persamaan Gerak Vertikal ke bawah sebagai berikut :
h = vo t + ½ gt2
Contoh soal 1 :
Misalnya anda memanjat pohon mangga untuk memetik buah mangga. Setelah dipetik, buah
mangga anda lempar ke bawah dari ketinggian 10 meter, dengan kecepatan awal 5 m/s. Berapa
kecepatan buah mangga ketika menyentuh tanah ? g = 10 m/s2
Panduan jawaban :
vt = 15 m/s
Contoh soal 2 :
Dari atap rumah, anda melempar sebuah bola ke bawah dengan kecepatan 10 m/s. Jika anda
berada pada ketinggian 20 m dari permukaan tanah, berapa lama bola yang anda lemparkan
berada di udara sebelum menyentuh permukaan tanah ? g = 10 m/s2
Panduan jawaban :
Untuk menghitung selang waktu yang dibutuhkan bola ketika berada di udara, kita bisa
menggunakan persamaan :
vt = vo + gt
Berhubung kecepatan akhir bola (vt) belum diketahui, maka terlebih dahulu kita hitung
kecepatan akhir bola sebelum menyentuh permukaan tanah :
Setelah pemanasan dengan soal gerak vertikal ke bawah yang gurumuda sajikan di atas,
sekarang mari kita bergulat lagi dengan Gerak Vertikal ke Atas. Analisis Gerak Jatuh Bebas dan
Gerak Vertikal ke bawah lebih mudah dibandingkan dengan Gerak Vertikal ke atas.
Pada gerak vertikal ke bawah, benda hanya bergerak pada satu arah. Jadi setelah diberi
kecepatan awal dari ketinggian tertentu, benda tersebut bergerak dengan arah ke bawah
menuju permukaan bumi.
Pada gerak vertikal ke atas, setelah diberi kecepatan awal, benda bergerak ke atas sampai
mencapai ketinggian maksimum. Setelah itu benda bergerak kembali ke permukaan bumi.
Dinamakan Gerak Vertikal Ke atas karena benda bergerak dengan arah ke atas alias menjahui
permukaan bumi. Persoalannya, benda tersebut tidak mungkin tetap berada di udara karena
gravitasi bumi akan menariknya kembali. Dengan demikian, pada kasus gerak vertikal ke atas,
kita tidak hanya menganalisis gerakan ke atas, tetapi juga ketika benda bergerak kembali ke
permukaan bumi… ini yang membuat gerak vertikal ke atas sedikit berbeda…
Karena gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang bernilai tetap, maka
gerak vertikal ke atas termasuk gerak lurus berubah beraturan. Dengan demikian, untuk
menurunkan persamaan Gerak Vertikal ke atas, kita tetap menggunakan persamaan GLBB.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menganalisis Gerak Vertikal ke atas
Kedua, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.
Ketiga, pada titik tertinggi, tepat sebelum berbalik arah, kecepatan benda = 0.
Jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke atas, maka akan
diperoleh persamaan berikut ini :
vt = vo – gt
h = vo t – ½ gt2
Contoh soal 1 :
Sebuah bola dilempar ke atas dan mencapai titik tertinggi 10 meter. Berapa kecepatan
awalnya ? g = 10 m/s2
Panduan jawaban :
Diketahui kecepatan akhir (vt = 0) dan tinggi (h = 10 m), sedangkan yang ditanyakan adalah
kecepatan awal (vo), maka kita menggunakan persamaan :
vo = 14,14 m/s
Contoh soal 2 :
Sebuah bola dilemparkan dari tanah tegak lurus ke atas dengan laju 24 m/s.
a) berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertingginya ?
b) berapa ketinggian yang dapat dicapai bola ?
Panduan jawaban :
Di titik tertinggi, vy = 0. Pada soal di atas diketahui kecepatan awal v y0 = 24 m/s . Untuk
memperoleh t, kita gunakan rumus :
vy = vyo – gt
Karena telah diketahui kecepatan awal dan kecepatan akhir, maka kita menggunakan rumus:
1. Tinggi bola maksimum dan waktu yang dibutuhkan bola untuk mencapai ketinggian
tersebut.
2. Kapan bola berada pada ketinggian 15 meter diatas tanah, dalam hal ini tanah berada
pada y=0.
Jawab:
Jika bola diluncurkan di sisi bidang yang satu, maka bola tersebut akan sampai di sisi bidang
lainnya dengan ketinggian yang hampir sama. Jika bidang diganti dengan yang lebih licin maka
bola yang diluncurkan di sisi bidang yang satu akan sampai di sisi bidang lainnya dengan
ketinggian yang mendekati sama. Galileo menyimpulkan bahwa ketinggian awal dan akhir
sedikit berbeda disebabkan oleh gesekan. Galileo berpendapat, bahwa jika gesekan diabaikan
maka bola akan mencapai ketinggian yang sama. Sementara itu, jika bidang yang satu lebih
dimiringkan maka bola mencapai jarak yang lebih jauh untuk memperoleh ketinggian yang sama.
Hukum-hukum Newton menyatakan hubungan antara gaya, massa, dan gerak benda. Hukum
ini berdasarkan pada prinsip Galileo yaitu: untuk mengubah kecepatan, diperlukan pengaruh luar
(gaya luar), tetapi untuk mempertahankan kecepatan tak perlu gaya luar sebagaimana dinyatakan
dalam hukum Newton I.
Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau tetap bergerak dengan laju dan
arah yang tetap, jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut atau resultan gaya yang
bekerja pada benda tersebut sama dengan nol (gaya yang bekerja seimbang). Jadi jika gaya yang
bekerja seimbang maka benda diam akan terus diam dan benda yang bergerak, misal benda
bergerak ke arah utara dengan laju 5m/s akan terus bergerak ke utara dengan laju 5 m/s.
Hukum ini menyatakan bahwa jika resultan gaya (jumlah vektor dari semua gaya yang
bekerja pada benda) bernilai nol, maka kecepatan benda tersebut konstan. Dirumuskan secara
matematis menjadi:
dv
F 0
dt
0
Artinya :
Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada resultan gaya yang tidak nol
bekerja padanya (tidak ada gaya luar yang mempengaruhinya)
Sebuah benda yang sedang bergerak dengan laju dan arah yang tetap, tidak akan berubah
kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya (tidak ada gaya luar
yang menghentikannya)
Aplikasi sifat kelembaman dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada saat kita naik
kendaraan. Jika kendaraan dalam keadaan diam, kemudian tiba-tiba bergerak maka tubuh kita
akan terdorong ke belakang. Hal ini terjadi karena tubuh kita ingin mempertahankan keadaannya
semula yaitu ingin tetap diam. Demikian pula jika kendaraan sedang melaju, kemudian direm
tiba-tiba, maka tubuh kita akan terdorong ke depan. Hal ini terjadi karena tubuh kita ingin
mempertahankan keadaannya semula yaitu ingin tetap bergerak.
Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ( F = 0), maka
benda tersebut :
- Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau
- Jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.
Keadaan tersebut di atas disebut juga Hukum KELEMBAMAN.
Kesimpulan : F = 0 dan a = 0
Karena benda bergerak translasi, maka pada sistem koordinat Cartesius dapat dituliskan Fx = 0
dan Fy = 0.
a
Fneto atau Fneto ma
m
Semakin besar gaya yang dikerjakan, maka percepatan yang ditimbulkan semakin besar.
Sehingga berdasar Hukum Newton II: Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang
menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Massa adalah sifat intrinsik
sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap percepatan.
Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa m1 dan menghasilkan percepatan a1, maka:
F m1 .a1 ............. 1
Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa m2 dan menghasilkan percepatan a2, maka:
F m 2 .a 2 .............. 2
m2 a1
m1 a 2
Jadi rasio massa dua benda didefinisikan dengan menerapkan gaya yang sama pada
masing-masing benda dan membandingkan percepatannya.
Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dan
searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda.
F
a= m atau F = m .a
F=k.m.a
dalam S I konstanta k = 1 maka : F = m .a
Satuan :
B ES AR AN NOTAS I MKS C GS
Gaya F newton (N) dyne
Massa m kg gram
Percepatan a m/det2 cm/det2
Satuan :
B ES AR AN NOTAS I MKS C GS
Gaya berat W newton (N) dyne
Massa M kg gram
Grafitasi G m/det2 cm/det2
Pengembangan :
1. Jika pada benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku : F = m . a
F1 + F2 - F3 = m . a
Arah gerak benda sama dengan F1 dan F2 jika F1 + F2 > F3
Arah gerak benda sama dengan F3 jika F1 + F2 < F3 ( tanda a = - )
2. Jika pada beberapa benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku :
F = m . a
F1 + F2 - F3 = ( m1 + m2 ) . a
Hukum Newton III juga disebut sebagai gaya aksi-reaksi dimana aksi dan reaksi ini selalu
muncul bersamaan. Hukum ini menggambarkan sifat penting gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu
terjadi berpasangan. Jika sebuah gaya dikerjakan pada sebuah benda A, maka harus ada benda
lain B yang mengerjakan gaya itu. Selanjutnya, jika B mengerjakan gaya pada A, maka A harus
mengerjakan gaya pada B yang sama besar dan berlawanan arahnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali contoh penerapan hukum Newton III ini.
Misalnya seseorang mendorong almari, maka orang tersebut memberikan aksi pada almari, begitu
juga almari memberikan reaksi pada orang yang sama besarnya, sehingga almari dapat bergeser.
Demikian pula dengan roket yang digunakan untuk membawa satelit ke angkasa. Roket
memberikan gaya yang sangat besar pada gas, sedangkan gas juga memberika gaya yang sama
besarnya sehingga roket dapat naik meskipun membawa beban yang berat.
Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda juga akan melakukan gaya pada
benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan arah.
Gaya yang dilakukan A pada B disebut : gaya aksi.
Gaya yang dilakukan B pada A disebut : gaya reaksi.
maka ditulis : Faksi = - Freaksi
Hukum Newton I I I disebut juga Hukum Aksi - Reaksi.
Balok digantung dalam keadaan diam pada tali vertikal. Gaya w 1 dan T1 BUKANLAH
PASANGAN AKSI - REAKSI, meskipun besarnya sama, berlawanan arah dan segaris kerja.
Sedangkan yang merupakan PASANGAN AKSI - REAKSI adalah gaya :
Demikian juga gaya T2 dan T’2 merupakan pasangan aksi - reaksi.
HUBUNGAN TEGANGAN TALI TERHADAP PERCEPATAN .
a. Bila benda dalam keadaan diam, atau dalam keadan bergerak lurus
beraturan maka :
T=m.g
T = gaya tegangan tali.
Cara lain untuk mendapatkan percepatan benda pada sisitem katrol dapat ditinjau keseluruhan
sistem :
Sistem akan bergerak ke arah m1 dengan percepatan a.
Oleh karena itu semua gaya yang terjadi yang searah dengan arah
gerak sistem diberi tanda POSITIF, yang berlawanan diberi tanda
NEGATIF.
F= m.a
w1 - T + T - T + T - w2 = ( m1 + m2 ) . a
Fx = m a x
v f2 = v i2 + 2 a x x
maka :
a x x = ½ ( v f2 - v i2)
inet kita hubungkan dengan kerja yang dilakukan oleh sebuah gaya pada benda yang
merupakan sebagai hasil kali gaya dengan perpindahan titik.keberadaan gaya itu bekerja maka
dari Gambar 5.1, dapat ditulis :
W = F cos x
W = Fx x ……… (4.1)
Maka dapat ditulis persamaan (5.1) dengan mensubsitusikan diatas sebagai berikut :
W = m a x x ……… (4.2)
Dan dengan mensubsitusikan persamaan diatas ke dalam persamaan (4.2) akan diperoleh :
Besaran ½ mv2 dinamakan energi inetic . Besaran ini adalah besaran scalar yang bergantung
pada massa dan kelajuan benda titik. Hasil persamaan (4.3) dikenal juga sebagao teorema
energi-kerja benda titik.
Contoh Soal :
a. Sebuah baloh bermassa 2 kg ditarik dari keadaan diam sejauh lima meter oleh gaya luar
ke atas sebesar 60 N. Gambar (5.2).
Carilah :
a). Keja yang dilakukan0leh gaya luar tersebut
b). Kerja yang dilakukan oleh gravitasi
c). Kelajuan akhir balok
Jawab :
F = 60 N a). Wy = Fy cos . y
= 60 cos 0 . 5 = 180 Joule
m
b). Wg = mg cos 180. y
= 4. 9,81 (-1). 5 = - 118 Joule
y=5m
Kerja total yang dilakukan terhadap balok :
m
Wtot = Wy - Wg
= 180 – 118 = 62 Joule
Gmbar 5.2. Balok ditarik vertical
dengan gaya F = 60 N c). Wtot = ½ m (f2 –i2 ), karena vi = 0
Wtot = ½ m f2
Matrikaulasi Fisika-Prodi Teknik Sipil Undana-2019 Hal 5
b. Jika massa kereta luncur pada gambar (4.3) adalah 5 kg ditarik dengan gaya F = 12 N
membentuk sudut 30o terhadap horizontal, carilah kerja yang dilakukan terhadap kereta
luncur tersebut dan kelajuan kereta setelah bergerak sejauh 5m.
30o
5m
N w
Jawab :
Gaya vertikal karena gravitasi :
wg = mg = 5 . 9,81 = 49,0 N
Fy = F sin 30 = 12. ½ = 6 N
N = mg – Fy = 49,0 – 6 = 43,0 N
Gaya horizontal :
Kelajuan kereta dapat dikaitkan dengan energi kinetik dan kerja total.
Wtot = 2 2
Kita sudah definisikan kerja dilakukan oleh sebuah gaya konstan F x sebagai W = Fx x pada
Gambar 5.1
x
x2
Grafik kerja sebagai luas daerah di bawah kurva gaya versus posisi merupakan kerja yang
dilakukan sebuah benda titik yang berpindah sejauh x. Gambar 5.5 menunjukkan gaya Fx yang
berubah sebagai fungsi posisi x.
x
x2
Jumlah luas persegi panjang ini adalah jumlah kerja yang dilakukan oleh kumpulan gaya
konstan yang mendekati gaya yang berubah-ubah tersebut.
x2
W = Fx dx ……… (5.5)
x1
Kerja yang dilakukan oleh suatu gaya didefinisikan sebagai hasil kali perpindahan titik tangkap
dengan komponen gaya dalam arah perpindahan.
v
s Fs
F F
Ft
(a) (b)
Gambar (5.6).(a). Sebuah benda titik yang bergerak sepanjang kurva sembarang dalam ruang
(b). Komponen gaya Ft mengubah kelajuannya. Komponen tangensial F s
mengubah kelajuan benda titik, tetapi arahnya tidak. F s sama dengan massa
kali percepatan tangensial dv/dt, dan komponen ini yang melakukan kerja
Kerja yang dilakuakan oleh gaya pada benda titik untuk perpindahan yang kecil s adalah :
W = Fs s
Jika benda titik berpindah dari titik 1 ketitik 2 maka integral dari kerja :
2
W = Fs ds
1
Kerja yang dilakukan benda titik sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dari hukum II
Newton :
Fs = m a
dv dv dv ds dv
v
Fs = m dt , dt ds dt ds
s2 v2
Fs ds m v dv 2 2
W = s1 v1
= ½ m ( v 2 v1 ) ……………. (5.6)
Kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif pada suatu benda titik tidak bergantung pada
lintasan, hanya bergantung pada titik ujung 1 dan 2, gambar 5.8. Kita dapat menggunakan sifat
ini untuk mendefinisikan fungsi energi potensial U yang dihubungkan dengan sebuah gaya
konservatif, merupakan pengurang fungsi energi potensial.
W = F. ds = - U ……… (5.7)
atau : s2
U = U2 – U1 = - W = - F. ds ……… (5.8)
s1
Untuk perpindahan yang sangat kecil, kita dapatkan :
dU = - F ds
Matrikaulasi Fisika-Prodi Teknik Sipil Undana-2019 Hal 5
Lintasan A
Gambar 4.8 .
Lintasan B Lintasan benda
Untuk gaya
2 konservatif
1
Lintasan C
h
U – Uo = - mg ds
o
x = xt
F = kx
Pada sebuah pegas gaya konservatif ditunjukkan oleh sebuah system yang terdiri dari
sebuah pegas dan sebuah balok. Balok diam diatas meja yang licin pada x = 0, dengan pegas
tidak diregang. Sekaran balok kita dorong secara perlahan-lahan dengan gaya yang sama dan
berlawanan dengan gaya yang dikerjakan oleh pegas sehingga pegas memanjang. Karena
pegas menggunakan gaya Fpg = - kx pada balok, kita harus memberikan gaya yang sama pada
balok F = kx untuk mendorong balok tanpa percepatan.Kerja yang dilakukan oleh gaya luar
adalah :
x
Wluar = kx dx = ½ kx2
o
sehingga kerja total pada balok adalah nol. Kerja yang dilakukan balok besarnya sama dengan
Wluar. Kita dapat menghitung fungsi potensial yang berhubungan dengan gaya ini adalah :
dU = - F ds = - Fx dx = - (-kx) = k x dx
dengan demikian :
U U = ½ kx2
Gambar 5.10. Gambar fungsi energi
Potensial U versus perpindahan x
untuk benda pada sebuah pegas
Wtotal = F. ds = - U = K
jadi :
U + K = (U + K) = 0 ……… (5.11)
Jumlah energi kinetik dan energi potensial system dinamakan energi mekanik (E). :
E = K +U ……… (5.12)
Kita perhatikan sebuah benda bermassa m bergerak dalam satu dimensi dibawah
pengaruh gaya konservatif :
x
F
konservatif yang menyebabkan terjadinya
x=0
perubahan kecepatan dan percepatan balok
dengan energi kinetik ½ mv2 dan energi
potensial U(x).
1 2
mv U ( x) E
2
2( E U ( x))
v2
m
2( E U ( x))
v
m ……… (4.13)
pada ketinggian h energi potensialnya adalah mgh dan energi kinetik nol, tetapi pada
ketinggian tertentu energi potensial bernilai y, maka kita dapat menentukan kelajuannya dengan
menggunakan persamaan energi total (5.13):
1 2
mv mgy E mgh
2
2(mgh mgy)
v2
m
v 2( g (h y )
……… (5.13)
Pada sebuah bandul sederhana yang terdiri dari beban bermassa m dikaitkan pada sebuah tali
yang panjangnya L, massa ini ditarik ke samping sehingga tali membentuk sudut dengan
vertikal dan dilepas dari ketinggian diam.
h h = L - L cos
mg
maka kelajuan v dan tegangan tali T pada dasar ayunan dapat dicari dengan memperhatikan
kedua gaya yang bekerja pada beban yaitu gaya gravitasi mg yang konservatif, dan tegangan
tali T tengak lurus arah gerak.
Kita pilih energi potensial gravitasi pada pada ketinggian h diatas ayunan dan diam. Energi
kinetiknya nol, dan energi totalnya :
Ei = Ki + Ui = 0 + mgh
Ketika bandul berayun turun, energi potensial berubah menjadi energi kinetik, energi akhir di
dasar ayunan:
Ef = Kf + Uf = ½ mv2 + 0
Ef = Ei
½ m v 2 = mgh
kita hubungkan h dengan q, dan jarak h berhubungan dengan q dan panjang tali bandul L.
h = L – L cos q
= L(1- cos q)
2mgh
v2
m
Pada dasar ayunan gaya-gaya yang bekerja pada beban adalah berat mg yang bekerja ke
bawah dan tegangan T yang bekerja ke atas. Berdasarkan gerak melingkar :
m2 gL(1 cos )
T = mg + r
T = 3 mg ……… (5.15)
jika beban dilepas pada sudut = 90o maka tegangan di dasar ayunan adalah 3 kali gaya garvitasi mg.
Contoh Soal :
1. Sebuah balok 2 kg didorong pada pada sebuah pegas yang mempunyai konstanta pegas
500 N/m, sehingga tertekan sejauh 20 cm. Kemudian balok dilepas dan pegas
mendorongnya sepanjang permukaan dasar yang licin dan kemudian naik ke sebuah
bidang miring licin bersudut 45o seperti pada gambar (5.13). Sejauh mana balok itu dapat
menaiki bidang miring ?
(b)
45o h
(c)
F
20 cm
= 10 Joule
ketika balok meninggalkan pegas, energi kinetiknya sama dengan energi potensial pegas. Pada
saat naik kebidang miring, kelajuannya berkurang samapai menjadi nol pada ketinggian
maksimum h, maka seluruh energinya berubah menjadi energi potensial gravitasi :
Ef = mgh
Eawal = Eakhir
10 joule = mgh
h
sin .45 o 0,707
s
h 0,51
s 0,721.m
0,707 0,707
Jawab :
Ei = K
½ kx2 = ½ m v 2
10 joule = ½ mv2
20. joule
v2 10.m 2 / det 2
2.kg
v 10 .m / det
Jawab :
Pada kasus ini kita mempunyai dua jenis energi potensial, energi potensial gravitasi dan
energi potensial pegas yang teregang. Posisi awal dan akhir balok ditunjukkan pada
gambar (5.14). Y menandakan jarak jatuhnya balok, dan energi potensial gravitasi
gravitasi balok adalah nol diposisi y = 0. Energi potensial awal pegas adalah nol karena
pegas tak diregang pada posisi ini, karena balok mula-mula diam, energi kinetik awalnya
sama dengan nol. Jadi energi total adalah nol :
Ei = Ki + Ui = 0
setelah balok jatuh sejauh y maka energi kinetik balok ½ m v 2. Energi potensial gravitasi
balok – mhg, da energi potensial pegas ½ ky2.
U = - mgy + ½ ky 2
y
½ ky2
Energi total :
E =K + U
m
y
= ½ m v 2 – mgy + ½ ky 2
U
Ei = E = 0
½ mv 2 – mhy + ½ ky 2 = 0
- mgym + ½ kym2 = 0
2.mg
ym
k ……… (5.16)
U = - mgy + ½ ky 2
dU
Fy mg ky
dy ……… (5.17)
Et = ½ m1 v 2 + ½ m2 v 2 + m1gh – m2gh
Eakhir = Eawal = 0
½ m1 v 2 + ½ m2 v 2 = m1gh – m2gh = 0
½ (m1 + m2) v 2 = (m2 – m1) gh
2( m2 m1 ) gh
v2
(m1 m2 ) ……… (5.18)
(m 2 m1 ) g
a
(m1 m2 ) ……… (5.19)
maka didapat :
atau dengan cara lain kita memandang system akan bergerak ke arah m 2 dengan
percepatan a .:
T – m1g = m1 a -m2g + T = - m2 a
T = m1g + m1 a T = m2g – m2 a
m1g + m1 a = m2.g – m2 a
m1 a + m2 a = m2.g – m1g
(m1 + m2) a = (m2 – m1 ) g
(m 2 m1 ) g
a
(m1 m2 )
Jika gaya konservatif dan tidak konservatif melakukan kerja, energi mekanik total sistem
tidak akan konstan. Kita tinjau sebuah benda titik yang dipengaruhi oleh gaya tak konservatif Ftk
dan dua gaya konservatif F1 dan F2 sehingga gaya total adalah :
Berdasarkan teorema kerja dan energi, kerja total yang dilakukan oleh gaya-gaya ini sama
dengan perubahan energi kinetik benda titik :
Wi = - U
Wtk + W1 + W2 = K
Wtk = U1 + U2 + K = E ……… (5.23)
Dengan
E = U1 + U2 + K ……… (5.24)
Contoh Soal :
1. Sebuah kereta luncur bermassa 5 kg bergerak dengan kelajuan awal 0,4 m/det. Jika koefisien
gesekan antara kereta luncur dan salju adalah 0,14. Berapa jauh kereta akan meluncur sebelum
berhenti. Gambar (5.17).
Jawab :
Energi kinetik awal sistem adalah energi kinetik awal kereta luncur:
Energi kinetik akhir adalah nol, jadi perubahan energi mekanik sistem kereta luncur- salju adalah :
E = Ef – Ei = - Ei = - 40 J
Bila kereta bergerak sejauh x, kerja yang dilakukan oleh gesekan adalah
Wtk = fk x = (-6,86 N) x
Wtk = E = - 40 J
Sehingga :
40.J
x 5,83.meter
6,86.N
2. Sebuah gaya horizontal 25 N dikerjakan pada sebuah kotak 4 kg yang mulanya diam pada
meja datar dan kasar. Koefisien gesekan kinetik antara kotak dan meja adalah 0,35.
Tentukan kelajuan dari kotak setelah di dorong sejauh 3 m.
F
Gambar 5.19. Sebuah balok diatas meja kasar. Gaya-
fk
N gaya tak konservatif yang bekerja pada balok yaitu
mg gaya luar dan gaya dan gaya gesekan fk.
Pada persoalan ini kita mempunyai dua gaya tak konservatif yang bekerja yaitu gaya luar
dan gaya gesekan kinetik. Gaya luar melakukan kerja pada kotak diberikan oleh :
Wluar = F x = 25 N . 3 m = 75 J
Gaya normal oleh meja terhadap kotak sama dengan berat kotak, gaya gesekan kinetik
yang dikerjakan terhadap kotak adalah :
Matrikaulasi Fisika-Prodi Teknik Sipil Undana-2019 Hal 5
fk = k N = k mg = 0,35 . 4 kg 9,81 m/det2 = 13,7 N
Wtk = Wluar + Wf
= 75 J – 41,1 J = 33,9 J
Energi potensial kotak adalah nol diatas meja, karena datar. Jadi energi kinetik total sistem
ini sama dengan energi kinetik kotak itu :
Wtk = E = K = ½ mv2
2.x.33,9.J
v2
4.kg
2.x.33,9.J
v 4,12.m / det
4.kg
3. Seorang anak bermassa 40 kg melunsur menuruni bukit kasar dengan papan luncur dengan
kemiringan 30o, Gambar 5.20. Koefisien gesekan kinetik antara papan luncur dengan bukit k = 0,2.
Jika anak meluncur dari keadaan diam di`puncak bukit dengan ketinggian h = 4 m dari dasar. Berapa
kelajuannya ketika ia mencapai dasar.
Menurut teorema kerja – energi, kerja –544 J yang dilakukan oleh gaya gesekan sama
dengan perubahan energi mekanik total dari system anak-papan luncur-bumi. Energi
kinetik anak pada saat dipuncak Ki = 0, energi system awal adalah energi potensial Ui
.Energi potensial didasar adalah nol. Jadi energi awal :
Wtk = E = Ef – Ei = Ef – 1570
Ef = ½ m v 2 = 1026 J = Kf
Jadi kelajuannya :
2K 2.x.1026.J
v 7,16.m / det
m 40.kg
4. Sebuah balok 4 kg bergantung pada sebuah tali ringan yang lewat diatas katrol licin dan
dihubungkan dengan balok 6 kg yang diam diatas meja yang kasar Gambar 5.21. Koefisien
gesekan kinetik adalah k 0,2. Balok 6 kg di dorong menekan pegas, yang mempunyai
konstanta pegas 180 N/m sehingga tertekan sejauh 30 cm, kemudian dilepas. Carilah
kelajuan balok ketika baolk yang bermassa 4 kg jatuh sejauh 40 cm.
m1 = 6 kg
Gambar 5.21. Dua balok yang dihubungkan oleh tali
ringan untuk soal (4). Balok 6 kg didorong menekan
pegas dan dilepaskan. Ketika kedua balok
bergerak, energi potensial pegas berkurang, energi
potensial gravitasi 4 kg berkurang, dan energi
m2 = 4 kg mekanik hilang karena gesekan
Jawab :
Wtk = Ef – Ei = - 4,7 J
Setelah balok m2 jatuh sejauh y, kedua balok bergerak dengan kelajuan sama v, dan
energi total system :
Energi mekanik sering kali tidak kekal, karena diikuti oleh munculnya energi panas, yang
biasanya ditandai dengan kenaikan suhu. Sekarang kita mengetahui bahwa, dalam skala
makroskopik, energi termis ini terdiri dari energi kinetik dan energi potensial molekul-molekul
dalam sistem. Energi sistem sering kali berkurang karena suatu bentuk radiasi tertentu, seperti
gelombang bunyi dari tumbukan antara dua benda, gelombang air yang dihasilkan suatu kapal,
dW = F. ds = F. v dt ……… (5.25)
laju usaha yang dilakukan gaya adalah daya masukan P gaya tersebut :
dW
P F .v
dt ……… (5.26)
satuan SI untuk daya, satu joule per detik dinamakan Watt (W).
Daya tidak sama dengan usaha atau energi. Sebuah mobil dikatakan berdaya tinggi jika
dapat mengubah energi kimia bahan bakarnya menjadi energi kinetik dalam perioda waktu yang
singkat. Untuk menambah dayanya, anda harus medaikkan laju pembakaran bahan bakarnya
dengan menaikkan jumlah atau ukuran selindernya. Jika anda membayar untuk energi. Bukan
daya. Anda biasanya ditagih sejumlah kilowatt jam (kwh).
Berbagai macam benda-benda yang melakukan gerak dalam orbit lintasan melingkar. Roda
kendaraan, komedi putar di pekan raya menunjukkan gerak melingkar. Gerak melingkar
dengan kelajuan sudut konstan dinamakan gerak melingkar beraturan.
Ketika memahami gerak melingkar akan menemukan sudut yang dibentuk oleh vektor jari-jari
yang menghubungkan dua posisi benda yang berbeda dalam lintasan melingkar itu.
s=r
r
Gambar 6.2. Menggambarkan gerak melingkar, sudut yang dibentuk oleh vektor jari-
jari. Satu radian adalah satuan sudut yang setara dengan 57,3o.
Dalam geometri berbagai satuan digunakan untuk menyatakan pengukuran sudut. Misalnya
derajad (°), yang mana untuk satu putaran penuh sebesar 360°. Satuan lain adalah radian, yang
mana untuk satu putaran penuh sebesar 2 radian, sehingga dapat dikatakan bahwa 360°setara
dengan 2 radian.
Hubungan antara sudut tempuh dengan busur lingkaran yang ditempuh s adalah ,
jika sudut tempuh satu putaran 2 radian maka panjang busur yang ditempuh
adalah keliling lingkaran = 2 r (r = jari-jari lingkaran).
jika sudut tempuh satu putaran radian maka panjang busur lingkaran yang
ditempuh adalah = s.
Dengan demikian
2/ = 2 r/s
atau 2 .s = 2 r.
sehingga s = r.
Satuan radian lebih banyak digunakan dalam pembahasan gerak melingkar.
s v
r
C R
A
r
0
Hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler dapat ditentukan dari;
Δs Δθ
Δt = Δt r
Persamaan hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler tersebut dapat lebih
disederhanakan menjadi sebagai berikut.
v = .r
Dalam gerak melingkar beraturan selalu memiliki kelajuan anguler konstan. Perubahan
kecepatan anguler tiap satuan waktu dinamakan dengan percepatan anguler.
LATIHAN 1
Contoh Soal
1. Sebuah roda berbentuk cakram homogen berputar 7.200 rpm. Hitunglah kecepatan
linier sebuah titik yang berada 20 cm dari sumbu putarnya.
2π
Diketahui : = 7.200 rpm = 7.200 x 60 = 240 rad/s
r = 20 cm = 0,2 m
Ditanya : v =…?
Jawab : v = .r
2. Suatu titik materi bergerak melingkar beraturan. Dua detik yang pertama menempuh
busur sepanjang 40 cm, Bila jari-jari lingkaran 5 cm, maka :
a. Tentukan kelajuan liniernya.
b. Tentukan kelajuan angulernya.
c. Dispacement angulernya ( sudut pusat yang ditempuh )
Diketahui : t=2s
s = 40 cm = 0,4 m
r = 5 cm = 0,05 m
Ditanya : a. v =…?
b. = …?
c. =….?
0,4
v = 2 = 0,2 m/s
v 0,2
b. = r = 0,05 = 4 rad/s
s 0,4
c. = r = 0,05 = 8 rad atau = . t = 4 x 2 = 8 rad
Y X
v
v2 v1
v = v2 - v1
Gambar 6.5. Benda mengalami gerak melingkar berpindah dari titik X ke titik Y
Benda yang bergerak dengan kecepatan v1 di titik X dan kecepatan v2 di titik Y pada suatu
lingkaran berjari-jari r, menempuh busur lingkaran sepanjang s = .r , maka analog dengan
itu besar selang kecepatannya sebesar v = .v, sehingga percepatan sentripetalnya adalah
Δv
a = Δt
Δθ.v
a = Δt
Δθ
karena = Δt
maka a = .v
6.3. Hubungan Antara Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Melingkar Beraturan
(GMB)
Contoh Soal:
1. Sebuah tamiya berputar mengikuti lintasan melingkar dengan kelajuan tetap 3 m/s dan
periode 2 s. Jika jari-jari lintasan lingkaran adalah 1 m, tentukan;
a. percepatan sentripetal tamiya
b. perubahan kecepatan tangensial tamiya selama bergerak 1 s, dan percepatan rata- rata
tamiya selama itu.
Penyelesaian
v = 3 m/s
T=2s
r= 1m
v2 32
a. as = r = 1 = 9 m/s2
Tugas
1. Daya tahan tubuh manusia untuk melawan gravitasi sebelum membawa efek psikologis adalah sebesar 25 g (g :
percepatan gravitasi = 10 m/s2). Sementara seorang pilot pesawat jet terbang dengan kelajuan 1 km/s sambil
membuat manuver lintasan melingkar. Hitunglah jari-jari minimum yang dibentuk pesawat selama manuver, agar
tubuhnya tidak dikenai lebih dari 25 g.
Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuan anguler tidak sama.
v1 = v2, tetapi 1 2
Pemindahan gerak pada sistem tak langsung yaitu pemindahan gerak dengan menggunakan
ban penghubung atau rantai.
Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuaan angulernya tidak sama.
v1 = v2, tetapi 1 2
A = B, tetapi vA vB
LATIHAN 2
Contoh Soal:
1. Sepeda mempunyai roda belakang dengan jari-jari 35 cm, Gigi roda belakang dan roda
putaran kaki, jari-jarinya masing-masing 4 cm dan 10 cm. Gigi roda belakang dan roda
putaran depan tersebut dihubungkan oleh rantai. Jika kecepatan sepeda 18 km/jam,
Hitunglah :
a. Kecepatan sudut roda belakang.
b. Kecepatan linier gigi roda belakang.
c. Kecepatan sudut roda gigi depan tempat putaran kaki.
Penyelesaian
r1 = 4 cm
r2 = 10 cm
v3 500
r
3 = 3 = 35 rad/s
b. 2 = 3 = 500/35 rad/s
v2
2 = r2
Ketika sebuah bola diputar dalam suatu lintasan lingkaran, maka bola sedang mengalami
percepatan sentripetal yang disebabkan oleh suatu gaya yang selalu mengarah menuju pusat.
v2
yang bergerak melingkar. Agar massa itu mengalami percepatan sebesar r .
Menurut hukum II Newton tentang gerak F = m.a, bila a merupakan percepatan sentripetal maka
besar gaya sentripetal pada bola adalah
v2
F = m. r
di mana m adalah massa bola, v kecepatan nya ( kelajuan dan arah), dan r jaraknya dari pusat
lingkaran. Sedangkan F diasumsikan sebagai resultan gaya pada bola.
Gambar 6.7. Gaya Sentripetal adalah gaya ke pusat yang menyebabkan suatu benda
bergerak dalam lintasan melingkar. Sebagai contoh, sebuah bola diikat pada tali yang diayunkan
melingkar horisontal dengan kecepatan tetap.
Bola bergerak dalam lintasan melingkar karena pada tali berlaku gaya sentripetal. Menurut
Menurut Hukum I Newton, benda bergerak dengan kecepatan tetap akan bergerak terus pada
suatu alur lurus kecuali jika ada resultan gaya yang bekerja pada benda. Maka, jika tali tiba-tiba
purus, bola akan tidak lagi mengikuti arah gaya sentripetal melainkan akan bergerak menurut
suatu garis lurus yang tegak lurus arah lintasan melingkar bola atau searah dengan vektor
kecepatannya (jika tidak ada gaya berat).
Sering, gaya sentripetal dikacaukan dengan gaya sentrifugal. Gaya sentripetal adalah suatu
gaya yang nyata ada dalam kaitan dengan pengaruh benda, sedangkan gaya sentrifugal
adalah suatu gaya samaran. Gaya samaran hadir hanya ketika sistem ditinjau dari suatu
kerangka acuan percepatan. Jika sistem yang sama ditinjau dari kerangka acuan non
percepatan, semua gaya samaran menghilang.
Sebagai contoh, seseorang yang naik komedi putar yang berputar akan mengalami suatu gaya
sentrifugal yang berarah meninggalkan pusat sistem itu. Orang mengalami gaya ini sebab dia
berputar pada komedi putar, yang mana percepatan ada pada kerangka acuan.
Jika sistem yang sama dianalisa dari trotoar dekat komedi putar, sebagai kerangka acuan tanpa
percepatan, maka tidak ada gaya sentrifugal. Seseorang di trotoar hanya mencatat gaya
sentripetal yang bekerja pada orang itu bergerak ke pusat lintasan melingkar. Secara umum,
gaya riil/nyata hadir dengan mengabaikan apakah kerangka acuan yang digunakan ada
percepatan atau tidak ada percepatan; gaya samaran hadir hanya dalam suatu kerangka acuan
yang ada percepatannya.
Analisa
Buatlah sebuah pesawat sentrifugal sederhana
seperti pada gambar di samping. Gunakan bahan-
bahan yang mudah didapat nisalnya bambu atau
pipa pralon, benang, bola logam. Putarkanlah
bambu sehingga bola logam yang berada di atas
dapat berputar. Lakukan dengan cepat kemudian
berganti putarlah dengan lambat. Lakukan
berulang-ulang dan analisalah keadaan benang
pada saat putaran cepat dan lambat. Berilah hasil
Gerak melingkar beraturan biasanya berlangsung dengan didahului oleh gerak melingkar
berubah beraturan yang dipercepat dan diakhiri dengan gerak melingkar berubah beraturan
yang diperlambat. Pada keadaan awal benda yang mula-mula diam mulai bergerak melingkar
dipercepat beraturan hingga mencapai kelajuan sudut tertentu yang dipertahankan selama
terjadi gerak melingkar beraturan. Apabila benda akan berhenti maka geraknya berubah menjadi
gerak melingkar diperlambat beraturan. Perhatikan grafik di bawah ini.
Matrikaulasi Fisika-Prodi Teknik Sipil Undana-2019 Hal 5
t
o t
Gambar 6.9. Benda dari keadaan diam bergerak melingkar dipercepat beraturan kemudian
mempertahankan kelajuan sudut pada konstan sebagai gerak melingkar beraturan ditunjukkan
dengan garis lurus mendatar dan bergerak melingkar diperlambat beraturan hingga akhirnya
berhenti.
Contoh benda yang mengalami gerak tersebut misalnya pada sebuah gergaji mesin yang mulai
dihidupkan, kemudian dipertahankan beberapa saat pada kelajuan sudut tertentu dan dimatikan
powernya hingga piringan gergaji berhenti.
Benda-benda angkasa seperti bulan yang mengorbit bumi melakukan gerak melingkar beraturan
yang sudah berlangsung dalam waktu lama, karena awal dari gerak melingkar beraturan itu
apakah terjadi gerak melingkar dipercepat beraturan, tidak diketahui manusia. Apakah kelak
bulan juga mengakhiri geraknya dengan gerak melingkar diperlambat beraturan? Kitapun tidak
yakin akan hal itu.
Pada gerak melingkar beraturan (GMB) dijumpai sudut yang ditempuh tiap selang waktu yang
sama adalah sama besarnya, sehingga kecepatan sudutnya () bernilai konstan. Dengan
demikian kelajuan liniernya (v) selalu bernilai sama pula. Sedangkan pada gerak melingkar
berubah beraturan (GMBB), sudut yang ditempuh tiap selang waktu yang sama tidak sama
besarnya, sehingga kecepatan sudutnya () berubah-ubah. Dengan demikian kelajuan liniernya
(v) selalu berubah-ubah pula. Roda penggerak, putaran mesin-mesin, poros mesin, adakalanya
melakukan gerak melingkar berubah beraturan.
Perubahan kecepatan sudut tiap satuan waktu disebut percepatan sudut (), sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Δω
= Δt
Jika bernilai positif maka terjadi gerak melingkar dipercepat beraturan, dan bila bernilai
negatif maka terjadi gerak melingkar diperlambat beraturan,
Perubahan kelajuan linier atau tangensial tiap selang waktu dinamakan percepatan linierdan
dirumuskan sebagai berikut.
Δv
a = Δt
ω t ωo ω t ωo
= o . α + ½ . α 2
Persamaan akhir yang didapat adalah;
t2 = o2 + 2 .
Gaya sentripetal pada benda-benda angkasa yang mengorbit benda lain, misalnya bulan
mengedari bumi, berupa gaya gravitasi antara kedua benda itu.
m
M r
Matrikaulasi Fisika-Prodi Teknik Sipil Undana-2019 Hal 5
Gambar 6.10. Bulan berevolusi mengelilingi Bumi. Gaya gravitasi antara Bulan dengan
Bumi berperan sebagai gaya sentripetal
Kesetaraan gaya sentripetal dengan gaya gravitasi dapat mengetahui besar kelajuan linier
benda yang mengorbit. Misalnya Bumi bermassa M dan Bulan bermassa m, jarak antara pusat
keduanya r, maka kesetimbangan gaya berlaku sebagai berikut.
Fs = F
v2 M.m
2
m. r = G r
M
v2 = G r
M
G
Kelajuan linier sebesar v = r disebut sebagai kecepatan orbit.
Dalam dunia medis dikenal alat sentrifugal yang berguna untuk memisahkan partikel-partikel yang berbeda massa
jenisnya yang masih bercampur menjadi bagian yang terpisah. Misalnya dalam cairan darah dapat dipisahkan darah
merah dengan darah putih, atau memisahkan DNA dari plasma darah
Dari persamaan (4.16) dapat disimpulkan momentum suatu benda akan semakin besar
jika massa dan kecepatannya semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil massa atau kecepatan
suatu benda maka akan semakin kecil pula momentumnya.
LATIHAN 1
Contoh soal:
2. Ada sebuah benda yaitu benda A bermassa 2 kg, bergerak kekanan dengan kelajuan 10 m/s.
Benda B yang bermassa 7 kg bergerak kekiri dengan kelajuan 4 m/s. Tentukan:
a. Momentum benda A
b. Momentum benda B
c. Momentum total benda A dan B
Diketahui: Benda A → m = 2 kg; V = 10 m/s
Benda B → m = 7 kg; V = 4 m/s
Ditanya: momentum A, momentum B, momentum C?
Jawab:
a. Momentum benda A
P=m.v
= 2 . 10
= 20 kg.m/s
b. Momentum benda B
P=m.v
=7.4
= 28 kg.m/s
7.2. IMPULS
Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam waktu hanya sesaat.
Atau Impuls adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat singkat.
Impuls itu sama dengan perubahan momentum. Suatu partikel dengan massa m
bekerja gaya F konstan, maka setelah waktu t massa partikel tersebut bergerak
Besarnya impuls sangat sulit untuk diukur secara langsung. Namun, ada cara
yang lebih mudah untuk mengukur impuls yaitu dengan bantuan momentum.
Berdasarkan hukum Newton II, apabila suatu benda dikenai suatu gaya, benda akan
dipercepat. Besarnya percepatan rata-rata adalah:
F
a
m ………. (7.4)
Dengan:
a = percepatan (m/s
F = gaya (N)
m = massa benda (kg)
Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda
sama dengan perubahan momentumnya. Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan
vektor, secara matematis: p p1 p2 . Jika ada dua vektor momentum p1 dan p2 (Gambar 4.20),
maka penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor.
Contoh soal 3:
Dalam sebuah permainan sepak bola, seorang pemain melakukan tendangan pinalti. Tepat
setelah ditendang bola melambung dengan kecepatan 60 m/s. Bila gaya bendanya 300 N dan
sepatu pemain menyentuh bola selama 0,3 s maka tentukan:
a. Impuls yang bekerja pada bola
b. Perubahan momentumya,
c. Massa bola
Diketahui: vt = 60 m/s
F = 300 N
∆t = 0,3 s
a. Impuls yang bekerja pada bola sebesar:
I = F . ∆t
= 300 . 0,3
= 90 kg.m/s
b. Perubahan momentum bola sama dengan besarnya impuls yang diterima:
∆p = 90 kg m/s
c. Massa bola dapat ditentukan dengan hubungan berikut:
∆p = I
m . ∆v = 90
m . (60-0) = 90
m = 1,5 kg
Pada semua peristiwa tumbukan akan berlaku hukum kekekalan momentum, sehingga
pada proses tumbukan tersebut berlaku: ”momentum kedua benda sebelum tumbukan sama
dengan momentum kedua benda setelah tumbukan”.
Sehingga berlaku persamaan:
m1 . v1 m2 . v2 m1 . v 1' m2 . v2' ............ (4.22)
p1 p 2 p1' p 2' ............ (4.23)
7.4. TUMBUKAN
Tumbuhan atau lentingan bisa dikatakan juga sebagai pantulan, karna terjadi pada dua
buah benda yang saling berpadu dan memantul akibat dari paduan tersebut. Pada pembahasan
kali ini kita akan mempelajari tumbukan yang paling sederhana, yaitu Tumbukan Sentral.
Tumbukan sentral adalah tumbukan yang terjadi bila titik pusat benda yang satu menuju ke titik
pusat benda yang lain.
Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat keduanya bergerak saling menjahui.
Ketika benda tersebut mempuyai kecepatan dan massa, maka benda itu pasti memilki momentum
(p = m .v) dan juga Energi kinetik (EK = ½ m . v 2). Tumbukan dibedakan menjadi beberapa
jenis:
1. Tumbukan lenting sempurna
2. Tumbukan lenting sebagian
3. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Perbedaan tumbukan-tumbukan tersebut dapat diketahui bedasarkan nilai koefisien
tumbukan (koefisien restitusi) dari dua benda yang bertumbukan yang dinyatakan dengan
persamaan:
v ' v1
e 2 1
v2 v1 ………. (7.8)
Dengan :
e = koefisien restitusi (0 ≤ e ≤1)
h'
e
h ……... (7.27)
Contoh soal 5:
Sebuah bola tenis dilepas dari ketinggian 200 m. Jatuh mengenai lantai hingga elastis
sebagian. Hitunglah tinggi pemantulan pertama yang dapat oleh bola tenis! (e=0,2)
Diketahui: h1 = 200 m
e = 0,2
Ditanya: h2 =…..?
Jawab:
h2
e
h1
h2
0,2
200
h
0,04 2
200
h2 0,04 . 200 8m
Jadi tinggi bola setelah memantul adalah 8 m.
Contoh soal 6:
Sebuah gerbong kereta api 15.000 kg yang berjalan dengan kecepatan 16 m/s menumbuk
gerbang serupa lain yang sedang berhenti. Jika kedua gerbong tersebut tersambung akibat dari
tumbukan, tentukan:
a. Kecepatan sambungan kereta tersebut?
b. Berapa energi kinetik awal yang hilang?
Diketahui: m1 = 15.000 kg,
m2 = 15.000 kg,
v1 = 16 m/s
v2 = 0 m/s.
Ditanyakan: a. v?
b. EK yang hilang (energi kinetik yang berubah menjadi energi lain)?
Jawab:
Jawab:
m1 . v1 m2 . v2 m1 . v1' m2 . v2'
a. Hk Kekekalan momentum:
Karena tumbukan tidak lenting sama sekali maka:
m1 . v1 m2 . v2 m1 m2 . v
15000.16 0 15000 15000 v
15000.16
v 8 m/s
30000
1
Ek sebelum .15000.16 0
2
2
Ek sebelum 1,92.10 6 J
1 1
E k setelah m1 . v' 21 m2 . v' 22
2 2
1
m1 m2 v 2
2
1
15000 15000 .8 2
2
0,96 .10 6 J
Kesetimbangan benda tegar adalah kondisi dimana momentum benda tegar sama dengan nol.
Artinya jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia akan tetap diam. Namun jika awalnya
benda tegar tersebut bergerak dengan kecepatan konstan, maka ia akan tetap bergerak dengan
kecepatan konstan.
Sedangkan benda tegar sendiri adalah benda yang bentuknya (geometrinya) akan selalu tetap
sekalipun dikenakan gaya. Jadi sekalipun dia bergerak translasi atau rotasi bentuknya tidak
akan berubah, contohnya meja, kursi, bola, dll.
Jenis-jenis Kesetimbangan Benda Tegar
Secara umum kesetimbangan benda tegar dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni
kesetimbangan dinamis (benda yang bergerak baik secara translasi/linear ataupun secara
angular dan kesetimbangan statis (benda yang betul-betul diam).
Kesetimbangan statis itu sendiri dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Kesetimbangan stabil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka posisinya akan
berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya akan kembali ke titik
semula.
2. Kesetimbangan labil (tidak stabil), terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka
posisinya akan berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya tidak
akan kembali ke titik semula.
Contoh kesetimbangan stabil: kelereng di dasar mangkok ½ lingkaran. Ketika kelerang diberi
gangguan (gaya) sehingga posisinya menjadi naik, namun ketika gaya tersebut dihilangkan
maka posisi kelereng akan kembali ke dasar mangkok.
Sedangkan contoh kesetimbangan labil: kelereng yang diam di puncak mangkok ½ lingkaran
yang terbalik. Ketika kelereng diberi gangguan sedikit, maka ia akan jatuh ke bawah, dan tidak
akan kembali ke posisi semula.
Contoh kesetimbangan netral: kelereng yang ada di atas lantai. Ketika kelereng diberi
gangguan, maka posisinya akan bergeser. Namun titik beratnya tidak akan berpindah secara
vertikal.
F 0
Untuk partikel yang dipengaruhi gaya-gaya sebidang pada bidang xoy, maka syarat
keseimbangan benda dapat ditulis :
1. Apabila ada tiga buah gaya yang seimbang, maka resultan dari dua buah gaya akan sama
besar dan berlawanan arah dengan gaya yang lain.
2. Hasil bagi setiap besar gaya dengan sinus sudut diseberangnya selalu bernilai sama.
F1
R
F2 F3
F1 F F
2 3
sin sin sin
37 53
T2
T1
50 N
Penyelesaian :
37 53
T1 T2
w = 50 N
T1 T
2 w
sin sin sin
T1 w
sin 143 o sin 90 o
T1
50
o
cos 53 sin 90 o
T1 = 50. 0,6 = 30 N
T2 w
sin 127 o sin 90 o
T2 = 50. 0,8 = 40 N
Benda tegar adalah suatu benda yang tidak mengalami perubahan bentuk ketika diberikan gaya
luar.
1. Momen gaya.
adalah efek putar dari sebuah gaya terhadap suatu sumbu putar.
Besar momen gaya merupakan hasil kali gaya dengan jarak dari sumbu putar, secara
matematis dapat ditulis :
= F.d
=momen gaya ( N.m )
F =gaya ( N )
d =jarak sumbu putar terhadap garis keja gaya (m).
Contoh Soal :
F3 = 8 N
y
F1 = 4 N
X (cm)
-2 0 1 4
F2 = 3 N
Dari gambar di atas tentukan resultan dan letak titik tangkap gaya resultannya.
Penyelesaian :
Reseultan gaya R = F1y + F2y + F3y
R = 4 + (-3) + 8
=9N
Koordinat titik tangkap resultan :
F1y .x 1 F2 y .x 2 F3 y .x 3
x
F1y F2 y F3 y
4.(2) (3).1 8.4
x
4 (3) 8
x 21 7 cm
9 3
F 0 dan 0
Untuk benda yang terletak pada bidang datar xoy maka, syarat keseimbangan benda dapat
ditulis :
Fx 0, Fy 0 dan 0
Jika jumlah gaya yang mempengaruhi ada 3, maka benda seimbang jika ketiga gaya
tersebut melalui satu titik tertentu.
Contoh-contoh konstruksi keseimbangan benda karena pengaruh 3 gaya :
N N
B B
FA
FA
W
W
A A
A = kasar, B = licin A = kasar, B = licin
FB FB
B B
FA FA
W
W
A A
A = kasar, B = kasar A = kasar, B = kasar
tali FB
B tali
B
FA T
W A
A = engsel W A
B = engsel
Apabila pada sistem keseimbangan benda tegar terdapat sebuah titik tumpu tetap maka
ambillah titik tetap tersebut sebagi pusat momen gaya.
Contoh Soal :
1. Batang AB disandarkan pada dinding licin dan lantai kasar dengan sudut
kemiringan 60 terhadap lantai, jika panjang batang 4 m dan berat batang w pada saat
batang tepat akan tergelincir maka koefisien gesekan antara batang dengan lantai
adalah ... .
Penyelesaian :
Kita pilih titik A sebagai pusat momen gaya.
B D
NB
Matrikaulasi Fisika-Prodi Teknik Sipil Undana-2019 Hal 5
N
w A
A
fA
A = 0
NB.AD – w.AC = 0
1
NB.AB sin – w. 2 AB cos = 0
1
NB.sin 60 = w. 2 cos 60
1
1 2
w. 1 3.w
2 1 3
NB = 2 = 6 ...... (1)
Fx = 0 Fy = 0
NB – fA = 0 NA – w = 0
NB = fA ...... (2) NA = w ...... (3)
4m
engs
A 3 m B el
Penyelesaian :
D C
T cos T
V 4m
A B
T sin H
w
Apabila benda dalam kesetimbangan maka resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda
tersebut sama dengan nol. Artinya :
Fx = 0 dan Fy = 0
F Fx2 Fy2
Resultan vektornya :
Fy
tg
Sedangkan arahnya : Fx
Momen gaya : perkalian antara besarnya gaya dengan lengan dari gaya tersebut : M = F. l
F1
l F2
i j k
x y z
Fx Fy Fz
Maka : M = r x F =
= (Fz . y – Fy. z) i+ (Fx . z – Fz. x).j+(Fy . x – Fx. y).k
disini : Mx = (Fz . y – Fy. z)
My = (Fx . z – Fz. x)
Mz = (Fy . x – Fx. y)
rxF
Besar momen gaya M adalah : M = = Fr sin = F.l
Efek gaya F1 ialah rotasi berlawanan arah putaran jarum jam terhadap sumbu putar di
O, biasanya diberi tanda positif, sedangkan efek gaya F2 ialah rotasi searah dengan
jarum jam dan diberi tanda negatif
F2
Momen resultan dari kopel terhadap titik sembarang O adalah :
C = M = r1xF + r2x(-F)
= (r1 - r2) F
=rxF
Dengan demikian kopel C adalah sebuah vector yang tegak lurus bidang melalui dua
gaya tersebut
Besar momen Kopel C = rxF = r F sin = F.l
Sebuah benda yang padanya bekerja sebuah kopel hanya dapat dalam keadaan
seimbang bila ada kopel lain yang bekerja pada benda tersebut yang besarnya sama
dan berlawanan arah.
Contoh :
Tentukanlah momen gaya F = 6 N yang bekerja pada sebuah benda F membentuk sudut 30 0
dengan sumbu x dan r = 4,5 m membentuk sudut 500 dengan x
Jawab : = x.Fy – y.Fx
x = r cos 500 = 0,289 m
y = r sin 500 = 0,345 m
Fx = F cos 300 = 5,196 N
Fy = F sin 300 = 3 N
Maka = x.Fy – y.Fx = 0,289 .3 – 0,345 . 5,196
= - 0,925 N
persamaan garis kerja : - 0,925 = 3x –5,196y
8.6. Gaya-gaya sebidang
Gaya-gaya sebidang terletak dalam satu bidang datar, suatu sistem yang berpotongan terdiri
dari gaya-gaya yang berpotongan di suatu titik yang disebut tititk perpotongan. Suatu sitem
sejajar terdiri dari gaya-gaya yang berpotongan di titik tak berhingga. Suatu titik berpotongan
dan tidak sejajar terdiri dari gaya-gaya yang tidak berpotongan mungkin sebuah gaya yang
melalui titik perpotongan dan tidak sejajar.
Gaya-gaya berpotongan : gaya-gaya yang garis kerjanya berpotongan di suatu titik.
Resultan R dari gaya-gaya yang berpotongan mungkin sebuah gaya yang melalui titik
perpotongan atau nol.
R ( FX ) 2 ( FY ) 2
Besar vektor resultannya adalah :
FY
tg x
Dengan arah :
FX
Sebuah benda berada dalam keadaan setimbang jika dibawah pengaruh gaya-gaya yang
berpotongan, maka :
- Benda itu diam dan tetap diam (disebut keadaan kesetimbang statik
- Benda itu bergerak dengan vektor kecepatan yang tetap (disebut kesetimbangan
translasi)
Gaya – gaya paralel : gaya - gaya yang berpotongan di sutu titik tak berhingga. Resultan gaya –
gaya sejajar mempunyai arah yang sama dengan arah dengan arah gaya – gaya itu dan
besarnya sama dengan jumlah besar gaya – gaya tadi. Gaya resultan ini mungkin :
- sebuah gaya R yang sejajar dengan sistem
- suatu kopel
- nol
Jika sitem paralel ini sejajar dengan sumbu Y maka : R = F dan R . x = M0 disini x
M0
x
adalah jarak tegak lurus dari pusat momen O ke resultan R dan besarnya : F =
x1.F1 x2 .F2 x3 .F3 ........ X n .Fn
F1 F2 F3 ........... Fn
Jika F = 0, kopel resultan jika ada besarnya sama dengan : C M 0 R.x
Gaya – gaya yang tidak berpotongan dan tidak sejajar adalah gaya – gaya yang garis
kerjanya tidak berpotongan di satu titik dan tidak sejajar.
- gaya tunggal R
- suatu kopel dalam bidang sitem atau bidang sejajar
- nol
FY
tg x
Secara aljabar : R ( FX ) ( FY ) dan
2 2
FX
Disini a adalah jarak tegak lurus pusat momen O terhadap gaya resultan R .
Sitem gaya yang bekerja pada benda tegar pada umumnya sitem tidak berpotongan dan tidak
sejajar. Syarat kesetimbangan benda tegar di bawah pengaruh gaya – gaya bidang adalah : F
= 0 atau FX = FY = Fz 0 dan M0 = 0
Pada sistem benda titik tiap anggota sistem mempunyai massa, maka massa dari
sitem benda titik adalah jumlah dari massa – massa anggota sistem dan letak dari
massa total ini adalah pada pusat massanya. Pusat massa adalah titik tangkap dari
resultan gaya – gaya berat pada setiap anggota sistem, yang jumlah momen gayanya
terhadap titik tangkap ini (pusat massa ) sama dengan nol. Dikatakan juga bahwa
pusat massa adalah sebuah titik pada sitem benda titik yang bila dikerjakan gaya luar
akan mengakibatkan benda bergerak translasi murni. Setiap benda titik mengalami
gaya tarik bumi dengan gaya w = mg disebut gaya berat, arah gaya ini menuju pusat
bumi, gaya ini akan berpotongan di tempat yang jauh sekali, arahnya dapat dikatakan
sejajar.
Jadi :
wsistem = mg
mi .g.ri mi .ri
rpm
mi .g = mi
atau ditulis menurut komponen-komponennya :
mi .xi
x pm
mi
mi . yi
y pm
mi
mi .zi
z pm
mi
(xpm, ypm, zpm), adalah koordinat dari pusat massa
d d mi .ri
v pm rpm
Perhatikan : dt dt mi
d
mi ( ri )
dt (mi .vi )
= mi mi
d d mi .vi
a pm v pm ( )
dt dt mi
d
mi ( vi )
dt (mi .ai )
= mi mi
lim
m 0
mi dm
untuk benda rigid : i 1
yang terdiri dari banyak sekali titik-titik massa. Jadi koordinat titik massa benda rigid :
x.dm y.dm z.dm
x pm y pm z pm
dm , dm , dm
dm = .dv atau dm = .dA, atau dm = .dl
jika : = massa persatuan volume (v)
= massa persatuan luas (A)
= massa persatuan panjang (l)
jadi kordinat titik pusat massa juga dapat ditulis sebagai berikut :
x.dv x.dA x.dl
x pm x pm x pm
v atau A atau l
y.dv y.dA y.dl
y pm y pm y pm
v atau A atau l
z.dv z.dA z.dl
z pm z pm z pm
v atau A atau l
Jika benda rigid yang homogen mempunyai bentuk simetri, pusat massa akan berimpit
dengan pusat simetrinya, misalnya bola, parallel epipedum(balok), kubus, dan lain-
lain.Jika benda rigid yang homogen mempunyai sumbu simetri misalnya kerucut,
silinder, maka pusat massanya akan berada pada sumbu simetrinya.
Contoh :
Tentukanlah letak titik pusat massa dari system benda titik yang terdiri dari m 1 = 5 kg
pada (0,0), m2 = 30 kg pada (15,20), m3 = 20 kg pada (30,0) dan m 4 = 15 kg pada (-
15,10), dalam cm
Jawab :
m=mi = (5+30+20+15) = 70 kg
mi .xi (5.0) (30.15) (20.30) (15. 15)
x pm
mi 70 = 11,8 cm
mi . yi (5.0) (30.20) (20.0) (15.10)
y pm
mi = 70 = 10,7 cm
jadi titik pusat massanya adalah : (11,8 . 10,7)
tali
01
t
Sebuah benda rigid digantung dengan pusat 0, maka garis vertikal melalui 0 adalah
tempat kedudukan titik berat benda. Jika digantung pada tempat yang beralainan maka
akan mempunyai titik berat yang berbeda.
Koordinat titik berat benda dirumuskan sebagai :
xz y.dw z z.dw
x.dw
yz
, dw , dw
z
dw
Titik berat dan titik pusat massa mempunyai koordinat yang sama, berati titik ini berimpit. Hal ini
benar bila benda atau system berada dekat dengan permukaan bumi. Untuk benda-benda yang
jauh dari permukaan bumi titik berat letaknya berubah, lebih dekat ke arah bumi dari pada pusat
massa, yang selalu tetap letaknya dimana pun benda itu berada.
Menentukan titik berat suatu benda dapat menggunakan koordinat titik tangkap gaya
resultan.
y
(x1 , y1)
y1
Zo(xo , yo)
y
y2 (x2 , y2)
w1
w w2
x1 x x2 x
dari gambar diatas koordinat titik berat benda dapat dihitung menggunakan persamaan :
w 1 .x 1 w 2 .x 2 w .y w 2 .y 2
xo yo 1 1
w1 w 2 ; w1 w 2
Titik berat benda-benda homogen yang bentuknya teratur dapat dilihat pada buku Terpadu
Fisika 3A, tabel 5.2a hal. 141 dan table 5.3 hal. 143.
LATIHAN SOAL
Contoh Soal :
Sebuah bidang nampak seperti gambar disamping. Tentukan letak titik
berat benda gabungan diukur dari alasnya.
1 cm
3 cm
1 cm
1 cm
3 cm
Penyelesaian :
Benda kita bagi menjadi dua bagian dan masing-masing bagian ditentukan titik berat-nya
kemudian baru dihitung titik berat resultannya. Dari gambar koordinat titik berat A1 (1,5 ; 2,5)
dan A2 (1,5 ; 0,5).
y
1
A 1 .y 1 A 2 .y 2 A
cm
yo 1
A1 A 2
3.2,5 3.0,5 3
yo
33 cm
yo 9 1,5 cm 1
6 cm
A2 1
cm x
3
cm
1. Jenis keseimbangan
a b c
a. Keseimbangan stabil (mantap)
Jika benda diubah sedikit dari kedudukan seimbang semula kemudian dilepaskan,
benda akan kembali ke tempat kedudukan seimbang semula. Keseimbangan ini ditandai
jika kedudukan diubah sedikit titik beratnya naik (gambar a).
(1) N (2) N
d F1
h
f
w w
(3) N (4) N
Fmaks
d’ F2 d”
h h
fmaks f P
w w
Keterangan :
Gambar (1). Menyatakan gambar untuk benda diam dan dalam keadaan stabil. Pada
keadaan ini gaya yang bekerja adalah gaya berat dan gaya normal dan keduanya
mempunyai garis kerja yang berimpit.
Gambar (2). Benda ditarik dengan gaya F1, pada saat ini N bergeser searah dengan F 1
sejauh d dan pada saat itu pula timbul gaya gesek yang besarnya sama dengan gaya tarik (
f = F1 ). Dalam keadaan ini benda masih diam, dan berlaku F = 0, (Fx = 0, Fy = 0), =
0.
Gambar (3). Gaya F diperbesar lagi, dan N bergeser sejauh d’ ( d’ > d ) hingga suatu saat F 2
= fs maks, pada saat ini benda dikatakan tepat akan bergerak. Jika F2 diperbesar terus
sehingga F2 > fs maks, maka benda dapat me-lakukan gerak translasi dan berlaku F ≠ 0, =
0. Keadaan ini disebut menggeser.
Gambar (4). Kemudian gaya berangsur-angsur diperbesar terus sehingga titik tangkap gaya
normal N tepat ditepi benda ( titik P ). Dalam keadaan ini perpindahan N merupakan
perpindahan yang maksimum, dan gaya F disebut gaya maksimum ( Fmaks ), sehingga benda
dalam keadaan labil dan dapat berotasi, maka berlaku F = 0, ≠ 0. Peristiwa ini
dinamakan mengguling.
Contoh Soal :
Sebuah kubus pejal dengan panjang rusuk 40 cm dan beratnya 200 N berada dalam
keadaan seimbang stabil diatas meja yang mempunyai koefisien gesekan 0,5. Jika kubus
ditarik dengan gaya F pada jarak 10 cm dari bidang alas, tentukan pergeseran gaya normal
N kubus pada saat tepat akan bergeser.
Penyelesaian :
Benda tepat akan N
bergeser berlaku : d
F = 0, F
h
Fy = 0
N–w=0 f P
N = w = 200 N w
Fx = 0 F – fs = 0
F = fs = s.N
F = 0,5.200 = 100 N
Untuk menghitung d kita gunakan = 0, dengan titik P sebagai pusat momen gaya dan
yang menimbulkan momen gaya adalah gaya F dan berat kubus w.
Fh – wd = 0
100.0,1 – 200.d = 0
d = 0,05 m = 5 cm.
BAB IX. FLUIDA STATIS DAN DINAMIS
Fluida merupakan zat alir, yaitu zat dalam keadaan bisa mengalir. Yang termasuk fluida
adalah zat cair dan gas. Fluida dalam fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu fluida statis dan
dinamis.Yang kita maksud dengan fluida disini adalah suatu bentuk materi yang mudah
mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat kemudahan mengalir dan kemampuan untuk
menyesuaikan dengan tempatnya berada merupakan aspek yang membedakan fluida dengan
zat benda tegar.
Meskipun demikian hukum-hukum yang berlaku pada dua sistem ini tidak berbeda. Pada
bagian ini kita akan meninjau fluida dalam keadaan tidak mengalir, contohnya air di dalam suatu
wadah atau air di danau/waduk.
Aspek pertama yang kita dapati ketika kita berada dalam suatu fluida (zat cair) yaitu tekanan.
Kita merasakan ada tekanan pada tubuh kita yang berada di dalam zat cair.
9.2.1. Tekanan
Pengertian tekanan akan mudah kita pahami setelah kita menjawab pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini. Mengapa pisau yang tajam lebih mudah memotong dari pada
pisau yang tumpul? Mengapa paku yang runcing lebih mudah menancap kedalam benda
dibandingkan paku yang kurang runcing? Pertanyaan diatas sangat berhubungan dengan
konsep tekanan.
Konsep tekanan identik dengan gaya, gaya selalu menyertai pengertian tekanan.
Tekanan yang besar dihasilkan dari gaya yang besar pula, sebaliknya tekanan yang kecil
dihasilkan dari gaya yang kecil. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa tekanan
sebanding dengan gaya. Mari kita lihat orang memukul paku sebagai contoh. Orang
menancapkan paku dengan gaya yang besar menghasilkan paku yang menancap lebih
dalam dibandingkan dengan gaya yang kecil.
Pengertian tekanan tidak cukup sampai disini. Terdapat perbedaan hasil tancapan paku bila
paku runcing dan paku tumpul. Paku runcing menancap lebih dalam dari pada paku yang tumpul
walaupun dipukul dengan gaya yang sama besar. Dari sini terlihat bahwa luas permukaan yang
terkena gaya berpengaruh terhadap tekanan. Luas permukaan yang sempit/kecil menghasilkan
tekanan yang lebih besar daripada luas permukaan yang lebar. Artinya tekanan berbanding terbalik
dengan luas permukaan.
Penjelasan di atas memberikan bukti yang sangat nyata pada pengertian tekanan. Jadi,
tekanan dinyatakan sebagai gaya per satuan luas.
Pengertian tekanan ini digunakan secara luas dan lebih khusus lagi untuk Fluida. Satuan
untuk tekanan dapat diperoleh dari rumus di atas yaitu 1 Newton/m 2 atau disebut dengan pascal.
Jadi 1 N/m2=1 Pa (pascal). Bila suatu cairan diberi tekanan dari luar, tekanan ini akan menekan ke
seluruh bagian cairan dengan sama prinsip ini dikenal sebagai hukum Pascal.
F
P=
A
dengan
Gambar : tiga buah bejana berbeda bentuk berisi zat cair yang sama dengan
ketinggian yang sama memiliki tekanan hidrostatis yang sama besar pada tiap
bejana.Kelima bejana di atas di isi dengan air yang sama dengan ketinggian yang sama.
Tekanan hidrostatis pada tiap dasar bejana sama besar, sedangkan berat zat cair pada
tiap bejana berbeda.
Sebuah tabung berbentuk U berisi minyak dan dan air seperti tampak pada gambar di
bawah.
Titik A dan titik B berada pada satu bidang datar dan dalam satu jenis zat cair.
Berdasarkan hukum utama hidrostatis maka kedua titik tersebut memiliki tekanan yang
sama, sehingga
PA PB
Oil g h A Air g hB
h
Oil B Air
hA
Keterangan :
air = Massa jenis air
oil = Massa jenis minyak
hB = Tinggi Kolam air
hA = Tinggi Kolam minyak
Contoh soal :
1. Perhatikanlah gambar bejana di samping Jika diketahui massa jenis minyak 0,8 g/cm3,
massa jenis raksa 13,6 g/cm3, dan massa jenis air 1 g/cm3, tentukanlah perbedaan
tinggi permukaan antara minyak dan air.
Jawab
Air dan minyak batas terendahnya sama sehingga diperoleh persamaan berikut
ρa ha = ρm hm
2. Sebuah pipa berbentuk U salah satu kakinya diisi dengan raksa, sedang salah satu
kakinya diisi dengan alkohol. Apabila lajur alkohol tingginya 20 cm dan selisih tinggi
permukaan raksa dengan permukaan alkohol adalah 18,84 cm, berapakah massa jenis
alkohol , jika massa jenis raksa 13,6 gr/cm3
3. Sebuah pipa U diisi air dan minyak seperti terlihat pada gambar. Tinggi h A = 5 cm dan
tinggi hB 3 cm. Bila massa jenis air 103 kg/m3 . Berapakah massa jenis minyak.
B. Hukum Pascal
Tekanan fluida statis zat cair yang diberikan di dalam ruang tertutup diteruskan
sama besar ke segala arah. Pernyataan ini dikenal dengan nama Hukum
Pascal.Berdasarkan hukum ini diperoleh prinsip bahwa dengan gaya yang kecil dapat
menghasilkan suatu gaya yang lebih besar. Penerapan hukum Pascal dalam suatu alat,
misalnya dongkrak hidrolik, dapat dijelaskan melalui analisis seperti terlihat pada Gambar.
PKeluar PMasuk
FKeluar FMasuk
AKeluar AMasuk
FKeluar AKeluar
FMasuk AMasuk
Apabila pengisap 1 ditekan dengan gaya F1, maka zat cair menekan ke atas dengan
gaya pA1. Tekanan ini akan diteruskan ke penghisap 2 yang besarnya pA2. Karena
tekanannya sama ke segala arah, maka didapatkan persamaan sebagai berikut. Cara
kerja pada pengangkat mobil dengan menggunakan fluida dirasa kurang efisien.Biasanya
cuci mobil menerapkan sisitem hyropneumatic. yaitu tenaga angin yang dirubah menjadi
tenaga dorongan pada piston hydrolic.
Prinsip kerja
Prinsip kerja:
Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis yang lebih rendah
dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada alat pengukur tekanan darah
dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena air raksa memiliki berat jenis
yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis darah. Berikut skema pengukuran
tekanan menggunakan manometer. Tekanan dalam fluida statis adalah sama pada
setiap tingkat horisontal (ketinggian) yang sama sehingga: Untuk lengan tangan kiri
manometer Untuk lengan tangan kanan manometer Karena disini kita mengukur
tekanan tolok (gauge pressure), kita dapat menghilangkan PAtmosfer sehingga Dari
persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan pada A sama dengan
tekanan cairan manometrik pada ketinggian h2 dikurangi tekanan cairan yang
diukur pada ketinggian h1. Dalam kasus alat pengukur tekanan darah yang
menggunakan air raksa, berarti tekanan darah dapat diukur dengan menghitung
berat jenis air raksa dikali gravitasi dan ketinggian air raksa kemudian dikurangi
berat jenis darah dikalikan gravitasi dan ketinggian darah.
Prinsip kerja:
Pada rem hidrolik terdapat pipa-pipa hidrolik yang berisi cairan berupaminyak rem.
Pada ujung-ujung pipa ini terdapat piston penggerak yaitu pistonpedal dan piston
cakram. Pipa dan piston inilah yang memegang peranan pentingdimana konsep dan
sterukturnya telah didesain sedemikian rupa sehingga sesuaidengan hukum pascal,
dengan tujuan menghasilkan daya cengkram yang besardari penginjakan pedal rem
yang tidak terlalu dalam.
Karena luas permukaan piston cakram lebih besar daripada piston pedalmaka gaya
yang tadinya digunakan untuk menginjak pedal rem akan diteruskanke piston
cakram yang terhubung dengan kanvas rem dengan jauh lebih besarsehingga gaya
untuk mencengkram cakram akan lebih besar pula. Cakram yang besinggungan
dengan kanvas rem akan menghasilkan gaya gesek, dan gaya gesekadalah gaya
yang bernilai negative maka dari itu cakram yang ikut berputarbersama roda
semakin lama perputarannya akan semakin pelan, dan inilah yangdisebut dengan
proses pengereman. Selain itu karena diameter dari cakram yanglebih lebar juga
ikut membantu proses pengereman. Hal itulah yang menyebabkansystem kerja rem
cakram hidrolik lebih efektif daripada rem konvensional (remtromol)
4). Pompa hidrolik
Prinsip kerja:
Pompa hidrolik menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada
suatu kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi
yang berbentuk lain (energi tekan). Pompa ini berfungsi untuk mentransfer energi
mekanik menjadi energi hidrolik. Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli
dari tangki hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran
(flow). Aliran ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan.
Tekanan dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam sistem hidrolik.
Hambatan ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidrolik, dan aktuator.
Pompa hidrolik yang biasa digunakan ada dua macam yaitu positive dan
nonpositive displacement pump (Aziz, 2009). Ada dua macam peralatan yang
biasanya digunakan dalam merubah energi hidrolik menjadi energi mekanik yaitu
motor hidrolik dan aktuator. Motor hidrolik mentransfer energi hidrolik menjadi energi
mekanik dengan cara memanfaatkan aliran oli dalam sistem merubahnya menjadi
energi putaran yang dimanfaatkan untuk menggerakan roda, transmisi, pompa dan
lain-lain
5). Alat press hidrolik
Prinsip kerja:
Press hidrolik tergantung pada prinsip Pascal : yang tekanan seluruh sistem tertutup
adalah konstan. Salah satu bagian dari sistem adalah piston bertindak sebagai
pompa, dengan kekuatan mekanik sederhana yang bekerja pada luas penampang
kecil, bagian lain adalah piston dengan luas yang lebih besar yang menghasilkan
kekuatan mekanis Sejalan besar. Hanya berdiameter kecil pipa (yang lebih mudah
menolak tekanan) diperlukan jika pompa dipisahkan dari silinder tekan.
Hukum Pascal: Tekanan pada fluida terbatas ditransmisikan berkurang dan
bertindak dengan kekuatan yang sama pada bidang yang sama dan pada 90 derajat
ke dinding kontainer.
Sebuah cairan, seperti minyak , dipindahkan ketika piston baik didorong ke dalam.
Piston kecil, untuk jarak tertentu gerakan, memindahkan jumlah yang lebih kecil dari
volume yang dari piston besar, yang sebanding dengan rasio area kepala piston.
Oleh karena itu, piston kecil harus dipindahkan jarak besar untuk mendapatkan
piston besar untuk bergerak secara signifikan. Jarak piston besar akan bergerak
adalah jarak yang piston kecil akan dipindahkan dibagi dengan rasio bidang kepala
piston. Ini adalah bagaimana energi, dalam bentuk kerja dalam hal ini, adalah kekal
dan Hukum Konservasi Energi puas. Pekerjaan kali kekuatan jarak, dan karena
kekuatan meningkat pada piston lebih besar, jarak kekuatan diterapkan atas harus
berkurang.
Cairan bertekanan digunakan, jika tidak dihasilkan secara lokal oleh tangan atau
pompa mekanis bertenaga, dapat diperoleh dengan membuka katup yang
terhubung ke akumulator hidrolik atau pompa terus berjalan tekanan yang diatur
oleh katup buang. Bila diinginkan untuk menghasilkan kekuatan yang lebih dari
tekanan yang tersedia akan memungkinkan, atau menggunakan lebih kecil, lebih
tinggi tekanan silinder untuk menghemat ukuran dan berat, sebuah intensifier
hidrolik dapat digunakan untuk meningkatkan tekanan yang bekerja pada silinder
tekan.
Ketika tekanan pada silinder tekan dilepaskan (cairan kembali ke reservoir), gaya
dibuat dalam pers dikurangi menjadi nilai yang rendah (yang tergantung pada
gesekan segel silinder itu. Piston utama tidak menarik kembali ke aslinya posisi
kecuali sebuah mekanisme tambahan digunakan.
C. Hukum Archimedes
"Sebuah benda yang sebagian atau seluruhnya tercelup di dalam suatu zat cair /
fluida ditekan ke atas dengan suatu gaya yang besarnya setara dengan berat zat cair /
fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut".
Adanya gaya tekan ke atas menyebabkan adanya berat semu benda di dalam air, berat
benda di dalam air ( Wa ) = berat benda di udara ( Wu ) - Fa.
Wa Wu Fa
Wa m . g
Adanya gaya tekan ke atas juga menyebabkan suatu benda dapat mengalami 3 kondisi
yang berbeda :
Contoh soal:
Suatu logam berbentuk balok diukur beratnya dengan neraca pegas menunjukkan berat =
200 N. Kemudian ketika dimasukkan ke dalam bejana yang berisi minyak dan diukur
kembali beratnya menunjukkan berat = 180 N. Jika Massa jenis minyak = 800 kg.m-3 dan
percepatan grafitasinya = 10 m.s-2. Hitunglah massa jenis logam tersebut..!
Diketahui :
Wu m Logam . g
Wu 200
m Logam 20 Kg
g 10
kemudian dicari besar gaya tekan ( Fa ) ke atas saat balok logam dimasukkan ke dalam
minyak :
Fa Wu Wa 200 180 20 N
dengan diketahui nilai Fa kita cari volume logam tersebut dengan rumus :
Fa Minyak . g . V Logam
20 800.10. VLogam
VLogam 2,5.10 3 m 3 .
dengan diketahui massa dan volume logam maka massa jenis logam tersebut dapat dicari
:
m Logam 20
Logam -3
8000 Kg. m 3
VLogam 2,5.10
VTercelup x Fluida
Benda
VTotal
Hidrometer merupakan alat untuk mengukur berat jenis atau massa jeniszat cair. Jika
hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin besar
massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Hidrometer banyak
digunakan untuk mengetahui besar kandungan air pada bir atau susu.
Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Supaya tabung kaca terapungtegak dalam zat cair bagian
bawah tabung dibebani dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih
besar supaya volume zatcair yang dipindahkan hydrometer lebih besar. Dengan demikian,
dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalamzat cair.
Tangkai tabung kaca hidrometer didesain supaya perubahan kecil dalamberat benda yang
dipindahkan (sama artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan
perubahan besar pada kedalaman tangki yang tercelup di dalam zat cair. Artinya perbedaan
bacaan pada skala untukberbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
Jembatan ponton adalah kumpulan drum-drum kosong yang berjajar sehingga menyerupai
jembatan. Jembatan ponton merupakan jembatan yang dibuat berdasarkan prinsip benda
terapung. Drumdrum tersebut harus tertutup rapat sehingga tidak ada air yang masuk ke
dalamnya. Jembatan ponton digunakan untuk keperluan darurat. Apabila air pasang, jembatan
naik. Jika air surut, makajembatan turun. Jadi, tinggi rendahnya jembatan ponton mengikuti
pasang surutnya air
Pada saat kalian meletakkan sepotong besi pada bejana berisi air, besi akan
tenggelam. Namun, mengapa kapal laut yang massanya sangat besartidak tenggelam?
Bagaimana konsep fisika dapat menjelaskannya? Agarkapal laut tidak tenggelam badan
kapal harus dibuat berongga. hal ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan
oleh badan kapal menjadi lebih besar. Berdasarkan persamaan besarnya gaya apung
sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, sehingg gaya apungnya menjadi
sangat besar. Gaya apung inilah yang mampu melawan berat kapal, sehingga kapal
tetap dapat mengapung di permukaan laut.
Pada dasarnya prinsip kerja kapal selam dan galangan kapal sama. Jika kapal akan
menyelam, maka air laut dimasukkan ke dalam ruang cadangan sehingga berat kapal
bertambah. Pengaturan banyak sedikitnya air laut yang dimasukkan, menyebabkan
kapal selam dapat menyelam pada kedalaman yang dikehendaki. Jika akan
mengapung, maka air laut dikeluarkan dari ruang cadangan. Berdasarkan konsep
tekanan hidrostastis, kapal selam mempunyai batasan tertentu dalam menyelam. Jika
kapal menyelam terlalu dalam, maka kapal bisa hancur karena tekanan hidrostatisnya
terlalu besar. Untuk memperbaiki kerusakan kapal bagian bawah, digunakan galangan
kapal. Jika kapal akan diperbaiki, galangan kapal ditenggelamkan dan kapal
dimasukkan. Setelah itu galangan diapungkan. Galangan ditenggelamkan dan
diapungkan dengan cara memasukkan dan mengeluarkan air laut pada ruang
cadangan.
D. Tegangan Permukaan
Pernahkah kamu melihat sebuah jarum terapung diatas air? Atau kamu pasti pernah
melihat ada nyamuk atau serangga lain dapat berdiri diatas air. Fenomena ini erat
kaitannya dengan penjelasan tentang tegangan permukaan yang akan dibahas pada
bagian ini. Di lain pihak, kita juga mungkin pernah menemui kejadian berupa air dari tanah
yang merembes naik ke atas tembok sehingga tembok menjadi basah. Kejadian ini dalam
fisika dikenal dengan peristiwa kapilaritas yang akan dijelaskan juga pada bagian ini.
Mari kita amati sebatang jarum yang kita buat terapung di permukaan air sebagai
benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh
interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah
molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada
molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya
pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh
molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan. Sebaliknya jika molekul di
permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum, molekul bagian bawah permukaan
akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini
dapat menopang jarum tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
Tegangan permukaan dilihat dari interaksi molekul benda dan zat cair
Gaya ke atas untuk menopang jarum agar tidak tenggelam merupakan perkalian
koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini
adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Gaya yang diperlukan untuk mengangkat jarum adalah gaya ke atas dijumlah gaya
berat jarum (mg). Tegangan permukaan (y) adalah besar gaya (F) yang dialami pada
permukaan zat cair persatuan panjang (l)
y = F / 2l
1. mencuci dengan air panas jauh lebih bersih dibandingkan dengan air yang bersuhu
normal
2. antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka,selain dapat mengobati luka juga dapat
membasahi seluruh luka.
E. Kapilaritas
Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair. Di dalam zat
cair molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi. Gaya kohesi adalah
tarik-menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair sedangkan gaya adhesi
adalah tarik menarik antara molekul dengan molekul lain yang tidak sejenis, yaitu bahan
wadah di mana zat cair berada. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air
dengan permukaan gelas, air akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas sehingga
air membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan melengkung (cekung).
Keadaan ini dapat menyebabkan cairan dapat naik ke atas oleh tegangan permukaan
yang arahnya keatas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan gaya berat cairan
tercapai. Jadi air dapat naik keatas dalam suatu pipa kecil yang biasa disebut pipa kapiler.
Inilah yang terjadi pada saat air naik dari tanah ke atas melalui tembok.
Air dapat merembes ke atas melalui retakan tembok sehingga membasahi tembok.
V. Viskositas
Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu
fluida saat mengalir. Pada pembahasan sebelumnya, Anda telah mengetahui bahwa
fluida ideal tidak memiliki viskositas. Dalam kenyataannya, fluida yang ada dalam
kehidupan sehari-hari adalah fluida sejati. Oleh karena itu, bahasan mengenai viskositas
hanya akan Anda temukan pada fluida sejati, yaitu fluida yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut.
c. Alirannya turbulen.
Zat cair dan gas memiliki viskositas, hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada
gas. Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai ukuran ketahanan oli
untuk mengalir dalam mesin kendaraan. Viskositas oli didefinisikan dengan nomor SAE’S
(Society of Automotive Engineer’s). Contoh pada sebuah pelumas tertulis
Klasifikasi service minyak pelumas ini dikembangkan oleh API (American Petroleum
Institute) yang menunjukkan karakteristik service minyak pelumas dari skala terendah
(SA) sampai skala tertinggi (SJ) untuk mesin-mesin berbahan bakar bensin.
Koefisien viskositas fluida η , didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan luncur
(F/A) dengan kecepatan perubahan regangan luncur (v/l). Secara matematis,
persamaannya ditulis sebagai berikut.
Nilai viskositas setiap fluida berbeda menurut jenis material tempat fluida tersebut
mengalir. Nilai viskositas beberapa fluida tertentu dapat Anda pelajari pada Tabel 7.2.
Benda yang bergerak dalam fluida kental mengalami gaya gesek yang besarnya
dinyatakan dengan persamaan
Untuk benda berbentuk bola, k = 6r (perhitungan laboratorium) sehingga, Diperoleh
Jika sebuah benda berbentuk bola (kelereng) jatuh bebas dalam suatu fluida kental,
kecepatannya akan bertambah karena pengaruh gravitasi Bumi hingga mencapai suatu
kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap tersebut dinamakan
kecepatan terminal. Pada saat kecepatan terminal tercapai, berlaku keadaan
Pada benda berbentuk bola, volumenya vb = 4/3 πr3 sehingga diperoleh persamaan
Pembahasan dalam bab ini di batasi pada fluida ideal, yaitu fluida yang imkompresibel dan
bergerak tanpa mengalami gesekan dan pada aliran stasioner.
Fluida mengalir dengan kecepatan tertentu, misalnya v meter per detik. Penampang tabung alir
seperti terlihat pada gambar di atas berpenampang A, maka yang dimaksud dengan DEBIT
FLUIDA adalah volume fluida yang mengalir persatuan waktu melalui suatu pipa dengan luas
penampang A dan dengan kecepatan v.
Vol
Q = t atau Q = A . v
Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A1 adalah penampang lintang tabung alir di a.
A2 = penampang lintang di c. v1 = kecepatan alir fluida di a, v2 =
kecepatan alir fluida di c
V2
A2
c d
a v b
1
h2
A1
h1
Gambar : Pipa alir
Partikel – partikel yang semula di a, dalam waktu t detik berpindah di b, demikian pula partikel
yang semula di c berpindah di d. Apabila t sangat kecil, maka jarak a-b sangat kecil, sehingga
luas penampang di a dan b boleh dianggap sama, yaitu A1. Demikian pula jarak c-d sangat
kecil, sehingga luas penampang di c dan di d dapat dianggap sama, yaitu A2. Banyaknya fluida
yang masuk ke tabung alir dalam waktu t detik adalah :
.A1.v1. t dan dalam waktu yang sama sejumlah fluida meninggalkan tabung alir sebanyak
.A2.v2. t. Jumlah ini tentulah sama dengan jumlah fluida yang masuk ke tabung alir sehingga:
.A1.v1. t = .A2.v2. t
A.v yang merupakan debit fluida sepanjang tabung alir selalu konstan (tetap sama nilainya),
walaupun A dan v masing-masing berbeda dai tempat yang satu ke tempat yang lain. Maka
disimpulkan :
Q = A1.v1 = A2.v2 = konstan
Hukum Bernoulli merupakan persamaan pokok hidrodinamika untuk fluida mengalir dengan
arus streamline. Di sini berlaku hubungan antara tekanan, kecepatan alir dan tinggi tempat
dalam satu garis lurus. Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perhatikan gambar tabung alir a-c pada gambar. Jika tekanan P1 tekaopan pada penampang
A1, dari fluida di sebelah kirinya, maka gaya yang dilakukan terhadap penampang di a adalah
P1.A1, sedangkan penampang di c mendapat gaya dari fluida dikanannya sebesar P2.A2, di
mana P2 adalah tekanan terhadap penampang di c ke kiri. Dalam waktu t detik dapat dianggap
bahwa penampang a tergeser sejauh v1. t dan penampang c tergeser sejauh v2. t ke kanan.
Jadi usaha yang dilakukan terhadap a adalah : P1.A1.v1. t sedangkan usaha yang dilakukan
pada c sebesar : - P2.A2.v2. t
Jadi usaha total yang dilakukan gaya-gaya tersebut besarnya :
Dalam waktu t detik fluida dalam tabung alir a-b bergeser ke c-d dan mendapat tambahan
energi sebesar :
Keterangan :
m = massa fluida dalam a-b = massa fluida dalam c-d.
h2-h1 = beda tinggi fluida c-d dan a-b
Karena m menunjukkan massa fluida di a-b dan c-d yang sama besarnya, maka m dapat
dinyatakan :
m = .A1.v1. t = .A2.v2. t
Wtot = Emek
Dari persamaan-persaman di atas dapat dirumuskan persaman :
m m
P1 + ½ m.v12 + mgh1 = P2 + ½ m.v22 + mgh2
Suku-suku persamaan ini memperlihatkan dimensi USAHA.
m
Dengan membagi kedua ruas dengan maka di dapat persamaan :
P1 + ½ .v12 + g h1 = P2 + ½ .v22 + g h2
Suku-suku persamaan di atas memperlihatkan dimensi TEKANAN.
Keterangan :
P1 dan P2 = tekanan yang dialami oleh fluida
v1 dan v2 = kecepatan alir fluida
h1 dan h2 = tinggi tempat dalam satu garis lurus
= Massa jenis fluida
g = percepatan grafitasI
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi
bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan
aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2 > v1).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :
P1 + ½ .v12 + g h1 = P2 + ½ .v22 + g h2
Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga g h1 = g h2.
Dan persamaan di atas dapat ditulis :
P1 + ½ .v12 = P2 + ½ .v22
P1 – P2 = ½ .v22 - ½ .v12
P1 – P2 = ½ (v22 – v12)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2 untuk luas
penampang sayap F1 = P1 . A dan F2 = P2 . A dan kita dapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya
pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat
terbang. Jadi, gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :
F1 – F2 = ½ A(v22 – v12)
LATIHAN SOAL
Soal No. 1
Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah kran seperti
gambar berikut!
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran
adalah 10 m/s tentukan:
a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Pembahasan
Data :
A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2
v2 = 10 m/s
a) Debit air
Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10)
Q = 2 x 10−3 m3/s
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Data :
V = 20 liter = 20 x 10−3 m3
Q = 2 x 10−3 m3/s
t = V / Q
t = ( 20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s )
t = 10 sekon
Soal No. 2
Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan
kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada
pipa kecil!
MATERI PROGRAM MATRIKULASI
FISIKA DASAR
DISUSUN OLEH
TIM PROGRAM MATRIKULASI FISIKA DASAR
PRODI TEKNIK SIPIL
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu melimpahkan
Rahmat serta berkatnya sehingga team penyusun materi matrikulasi Fisika dapat menyusun dan
menyelesaikan modul Program Pembekalan Matrikulasi Fisika Dasar ini tepat pada waktunya.
Modul Program Pembekalan Fisika Dasar ini berisikan materi-materi tentang dasar fisika dasar
yang akan sangat membantu mahasiswa dalam menempuh perkuliahan di Prodi Teknik Sipil
Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana Kupang.
Bahan-bahan penyusun Modul Program Pembekalan Fisika Dasar ini pemulis peroleh dari
beberapa referensi buku tentang Fisika Dasar. Penulis menyadari bahwa modul ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya modul ini di masa yang akan datang.