Anda di halaman 1dari 26

1.1.

Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan
dengan angka dan mempunyai satuan.

Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran
harus mempunyai 3 syarat yaitu

1.dapat diukur atau dihitung

2.dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai

3.mempunyai satuan

Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat
dikatakan sebagai besaran.

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan


menjadi 2 macam yaitu :

1.Besaran fisika
Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa
merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.

A.Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2

1.Besaran Pokok

Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan


kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu
Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya
(cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh
dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan
terlebih dahulu.

2.Besaran Turunan

Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran
ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok
massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok
panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh
dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan
diturunkan dari besaran pokok.

1
B.Besaran non fisika
Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak
diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non
fisika adalah Jumlah.

1.2.Pengertian Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang
berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian
mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai
contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton.
Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran
turunan gaya.

1.3.Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan


menjadi 2 macam
1.Besaran vector
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan mempunyai arah. Sesuai
kesepakatan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kiri dan ke bawah maka besaran
tersebut bernilai negatif (-) sedangkan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kanan
dan ke atas maka besaran tersebut bernilai positif (+)

Contoh besaran vektor : kecepatan, percepatan, gaya.

2.Besaran sekalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar) saja dan tidak
mempunyai arah.

Contoh besaran skalar : massa, waktu, suhu, luas,volume

2
1.4. Besaran Pokok dan Besaran Turunan
A. Besaran Pokok (Base Quantities)

Besaran yang digunakan dalam fisika dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok
(Base Quantities) dan besaran turunan (Derived Quantities). Besaran pokok adalah
besaran adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat
dijabarkan dari besaran lain. Besaran pokok (base Quantities) ada tujuh buah. Ketujuh
besaran pokok tersebut dapat kamu lihat pada tabel berikut ini,

1. Standar dan Alat Ukur Panjang

Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Menurut satuan SI, besaran
panjang dinyatakan dalam meter. Satu meter sama dengan jarak yang ditempuh oleh
cahaya dalam ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon. Besaran panjang diukur
dengan menggunakan mistar , stikmeter (meteran gulung), jangka sorong, dan
mikrometer skrup. Adapun ketelitian dari masing masing alat tersebut adalah sebagai
berikut :

Mistar (ruler) memiliki ketelitian 1 mm

stikmeter (measuring tape) memiliki ketelitian 1 mm

Jangka sorong (Vernier Calipers) ketelitiannya 0,1 mm

Mikrometer Skrup (micrometer screw gauge) ketelitiannya 0,01 mm

3
2. Standar dan Alat Ukur Massa

Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung benda tersebut. Menurut satuan
SI, satuan massa adalah kilogram (kg). Dalam kehidupan sehari hari, kita sering
menggunakan istilah berat. Misalnya, berat badan Budi 55 kg. Menurut fisika ungkapan
tersebut tidak tepat, karena 55 kg adalah massa badan Budi. Berat dalam fisika memiliki
pengertian yang berbeda dengan berat dalam kehidupan sehari hari. Menurut fisika,
berat adalah gaya yang dialami oleh suatu benda yang mempunyai massa yang
diakibatkan karena adanya gaya tarik bumi. Sesuai dengan pengertian ini, maka berat
suatu benda di tempat tempat yang berlainan mungkin berbeda beda tergantung
besarnya gaya grafitasi di tempat tersebut.

Satu kilogram didefinisikan sebagai massa dari suatu silinder yang dibuat dari campuran
platina-iridium yang disebut kiligram standar, yang disimpan di Lembaga berat dan
ukuran Internasional di Paris, Perancis. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
besaran massa adalah neraca. Terdapat beberapa jenis neraca, antara lain neraca duduk,
neraca elektronik, dan neraca lengan.

3. Standar dan Alat Ukur Waktu

Satuan standar untuk waktu adalah seko atau detik. Satu sekon didefinisikan sebagai
selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak
9.192.631.770 kali. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu antara
lain arloji dan stopwatch.

4. Standar dan Alat Ukur Suhu

thermometer1 Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu benda. Satuan standar
untuk suhu adalah Kelvin. Satuan lain yang sering digunakan di Indonesia adalah
derajat Celcius, sedangkan di Amerika dan Inggris pada umumnya menggunakan
derajat fahrenheit. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Untuk mengetahui
lebih jauh tentang suhu, akan dibahas lebih rinci pada artikel berikutnya.

4
5. Standar dan alat ukur arus listrik
Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi,
daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik. Awalnya dipakai
alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan membaca dari skala.
Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggal membaca
pada layar display (Gambar 1). Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan
untuk mengukur beberapa besaran, misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan
AC, resistansi kita menyebutnya Multimeter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat
ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja, atau daya listrik saja.

6. Standar dan alat ukur itensitas cahaya

Lighmeter / Lux Meter


Lighmeter adalah salah satu alat ukur intensitas cahaya yang banyak digunakan. Dalam
dunia fotografi, light meter sering digunakan untuk menentukan eksposur yang tepat
untuk sebuah foto.

Biasanya light meter akan mencakup rangkaian elektronik digital atau analog, yang
memungkinkan fotografer menentukan shutter speed dan f-number yang harus dipilih
untuk pemaparan optimal, mengingat situasi pencahayaan dan kecepatan film tertentu.

7. Standar dan alat ukur jumlah zat


Jumlah zat tidak diukur secara langsung, pengukuran dilakukan dengan menggunakan
perbandingan massa zat dengan massa molar relatif zat.

N = m/Mr

N, jumlah zat dalam mol

m, massa zat dalam gram

Mr, massa molar relatif zat

Contoh:

Hitung jumlah zat NaOH sebanyak 100 gram dan jika diketahui massa molar relatif
adalah 40?

Penyelesaian:

N = 100 gram / 40 N = 2.5 mol Jadi, jumlah zat NaOH adalah 2.5 mol

5
1.5. Besaran Turunan (Derived Quantities)
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Dengan
demikian satuan besaran turunan diturunkan dari satuan besaran pokok. Contoh besaran
turunan adalah Berat, Luas, Volume, Kecepatan, Percepatan, Massa Jenis, Berat jenis,
Gaya, Usaha, Daya, Tekanan, Energi Kinetik, Energi Potensial, Momentum, Impuls,
Momen inersia, dll. Dalam fisika, selain tujuh besaran pokok yang disebutkan di atas,
lainnya merupakan besaran turunan. Besaran Turunan selengkapnya akan dipelajari
pada masing-masing pokok bahasan dalam pelajaran fisika.

Berikut contoh beberapa besaran turunan dalam fisika dapat ditunjukkan pada
tabel dibawah ini

6
Alat Ukur Besaran Turunan
Pada pembahasan alat ukur sebelumnya, seluruhnya termasuk alat ukur besaran pokok.
Bagaimanakan mengukur besaran turunan? Saat ini banyak besaran turunan yang dapat
diukur secara langsung, artinya sudah ada alat ukurnya. Misalnya, tekanan udara diukur
dengan barometer, gaya diukur dengan dinanometer. dan volume air diukur dengan
gelas ukur. Sementara itu untuk mengukur luas atau volume suatu benda yang
bentuknya beraturan kita dapat menggunakan rumus matematika.

Dimensi Besaran Turunan


Dimensi merupakan suatu cara penulisan suatu besaran dengan memakai simbol
besaran pokok atau bisa dikatakan dimensi merupakan suatu besaran menunjukkan cara
besaran itu tersusun dari besaran pokok. Apa pun jenis satuan besaran yang dipakai
tidak mempengaruhi dimensi besaran tersebut, misalnya satuan panjang bisa dinyatakan
dalam m, cm, km, atau ft, keempat satuan itu memiliki dimensi yang sama, yaitu L.

Di dalam mekanika, besaran pokok panjang, massa, dan waktu adalah besaran yang
berdiri bebas satu sama lain, hingga bisa berperan sebagai dimensi. Dimensi besaran
panjang dinyatakan L, besaran massa M, dan besaran waktu T. Persamaan yang
dibentuk oleh besaran pokok tersebut harus konsisten secara dimensional, yaitu kedua
dimensi pada kedua ruas wajib sama. Dimensi suatu besaran yang dinyatakan dengan
lambang huruf tertentu, umumnya diberi tanda [ ].

7
vektor
2.1. Besaran Vektor
besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Dalam ilmu Fisika, banyak
besaran yang termasuk vektor, di antaranya perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan,
dan momentum. Selain besaran vektor, ada juga besaran yang hanya memiliki nilai.
Besaran seperti ini disebut besaran skalar. Besaran yang termasuk besaran skalar, di
antaranya massa, waktu, kuat arus, usaha, energi, dan suhu. Sebuah vektor digambarkan
oleh sebuah anak panah. Panjang anak panah mewakili besar atau nilai vektor,
sedangkan arah anak panah mewakili arah vektor. Notasi atau simbol sebuah vektor
dapat menggunakan satu atau dua huruf dengan tanda panah di atasnya.

2.2. Besaran Skalar


Besaran skalar adalah besaran yang memiliki nilai tapi tidak memiliki arah. Artinya,
nilai besaran ini tidak ditentukan dari arahnya. Contoh besaran skalar misalnya adalah
massa, panjang, waktu, kelajuan, suhu, luas, jarak, volume, kerapatan muatan, arus
listrik, potensial listrik.

8
Perbedaan Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Dari penjabaran dan penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan adanya beberapa
perbedaan antara besaran vektor dan besaran skalar. Perbedaan-perbedaan tersebut di
antaranya:

1,Besaran vektor nilainya ditentukan oleh arah

besaran skalar nilainya tidak ditentukan oleh arah.

2.Besaran vektor ditulis dengan kelengkapan nilai, satuan, dan arahnya,

besaran skalar ditulis dengan kelengkapan nilai dan satuannya saja.

9
2.3.Cara Menuliskan Notasi Vektor :
Berikut ini adalah cara menuliskan notasi vektor. Bentuk penulisan simbol vektor dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:

1. Disimbolkan dengan 2 huruf besar. Kemudian diberi tanda anak panah


diatasnya.

2. Disimbolkan dengan 2 huruf besar yang penulisannya ditebalkan.

Jika kita menggunakan dua buah huruf, maka pada huruf pertama yang (A) adalah
merupakan titik asal vektor, atau disebut juga dengan sebutan pangkal vektor. Huruf di
belakang (B) adalah arah vektor atau titik terminal atau dapat disebut juga dengan
sebutan ujung vektor.

10
2.4.Macam – Macam Vektor
Di dalam ilmu fisika, macam-macam vektor itu terdapat dua macam, yaitu: vektor
sejajar atau serta juga vektor berlawanan. Untuk lebih jelas mengenai kedua macam
vektor tersebut, silakan kalian perhatikan gambar dibawah berikut ini:

1. Vektor Sejajar

Vektor sejajar adalah dua vektor atau lebih yang mempunyai arah serta juga besar yang
sama. Pada gambar di atas, contoh dari vektor sejajar adalah pada vektor b dan c.

2. Vektor Berlawanan

Vektor berlawanan adalah dua atau lebih vektor yang mempunyai atau memiliki suatu
besar yang sama namun arahnya yang berlawanan. Apabila dilihat pada gambar di atas,
maka contoh vektor berlawanan adalah vektor c dan d.

2.5.Vektor berdasarkan Sifat-Sifat


sebuah vektor memiliki sifat-sifat, berikut ini adalah sifat-sifat dari vektor itu sendiri:

1. Dapat dipindahkan

2. Dapat dijumlahkan

3. Dapat dikurangkan

4. Dapat diuraikan

5. Dapat dikalikan

11
2.6.Besar Vektor
Selain memiliki arah, vektor juga memiliki besaran atau nilai. Besar vektor disimbolkan
dengan huruf yang ditulis miring tapi tidak ditebalkan dan tidak ada tanda panah
diatasnya.

Ada dua jenis vektor jika dilihat dari operasinya, yaitu sebagai berikut:

a. Penjumlahan Vektor

Penjumlahan vektor adalah menentukan sebuah vektor yang kompononenya adalah


jumlah dari kedua komponen vektor pembentuknya, menentukan resultan dari 2 vektor.
Ada 2 jenis vektor dalam penjumlahan vektor, yaitu Vektor Segaris dan Vektor Tidak
Segaris.

b. Pengurangan Vektor

Pengurangan vektor adalah salah satu vektor yang mempunyai atau memiliki arah yang
berlawanan. Contohnya : Misalkan Vektor A bergerak ke arah kanan dan Vektor B
bergerak ke arah kiri, maka resultannya adalah R = A + (-B) = A – B.

12
2.7.Perkalian vektor
Macam-Macam Perkalian Vektor
Operasi vektor tidak hanya terbatas pada penjumlahan dan pengurangan vektor saja
operasi perkalian juga berlaku untuk vektor. Lalu apa saja jenis-jenis perkalian vektor
itu? Dalam fisika, perkalian vektor dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Perkalian Skalar dengan Vektor

2. Perkalian Titik (Dot Product)

3. Perkalian Silang (Cross Product)

Ketiga jenis perkalian tersebut memiliki aturan, rumus serta sifat yang berbeda-beda.
Untuk memahami mengenai tiga macam perkalian vektor tersebut, lanjutkan menyimak
penjelasan dibawah ini.

1. Perkalian Skalar dengan Vektor


Skalar bisa dikalikan dengan sebuah vektor. Misal sobat punya nih vektor B yang
merupakan hasil perkalian dari skalar k dengan vektor A maka

B = kA

Keterangan:

k adalah bilangan (skalar).

vektor B adalah vektor yang besarnya 4 kali vektor A dan arahnya searah dengan vektor
A.

Perkalian skalar dengan vektor punya sifat distributif

k (A+B) = k A + kB

Ini juga berlaku untuk untuk bentuk vektor komponen 2 dimensi atau tiga dimensi.

r = xi + yj

kr = kx i + ky j

13
2. Perkalian Titik (Dot Product)
Perkalian titik antara dua vektor A.B didefinisikan sebagai suatu skalar yang sama
dengan hasil kali dari besar kedua vektor dengan cosinus sudut apitnya. Jika sobat
masih bingung sederhananya secara geometris perkalian titik dari 2 buah vektor adalah
hasil kali vektor 1 dengan proyeksi vektor 2 dengan dengan vektor 1. Contoh

Perhatikan gambar vektor A dan B di atas. Pangkal keduanya membentuk sudut sebesar
θ maka

Simbol dari perkalian titik adalah (.) yang sering disebut perkalian titik (dot product).
Karenan perkalian titik ini menghasilkan skalar maka sering disebut juga dengan scalar
product.

14
Perkalian Titik mempunyai sifat distributif sehingga

A.(B+C) = A.B + A.C

Pada perkalian titik juga berlaku sifat komutatif

A.B = B.A

Berikut beberapa hal yang penting dalam perkalian titik

Pada perkalian titik dua vektor berlaku sifat distributif sebagaimana dijelaskan di atas.

Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (sudut apit teta = 90º) maka

A.B = 0

Jika kedua vektor searah A dan B (sudut apit teta = 0º) maka

A.B = AB

Jika kedua vektor A dan B berlawan arah (sudut apit teta = 180º) maka

A.B = -AB

Perkalian Titik Menggunakan Vektor Satuan

Untuk melakukan perkalian titik dari vektor satuan terlebih dahulu kita nyatakan vektor
A dan B dalam komponen-komponennya. vektor A dan B kita uraikan dulu

A –> Ax î + Ay ĵ + Az k̂

B –> Bx î + By ĵ + Bz k̂

Sekarang kita cari tahu hasil perkalian vektor komponen dari A dot B kemudian kita
uraikan perkaliannya.

karena vektor komponen i,̂ j, dan̂ k̂ adalah vektor komponen yang saling tegak lurus
dengan membentuk sudut 90º maka perkalian titiknya

15
i x i = j x j = k x k = (1) . (1) cos 0º = 1 (berhimpit)

i x j = i x k = j x k = (1).(1) cos 90º = 0 (tegak lurus)

3. Perkalian Silang (Cross Product)


Perkalian silanga A x B pada vektor didefinisikan sebagai suatu vektor yang arahnya
tegak lurus pada bidang dimana vektor A dan B berada dan mengikuti aturan tangan
kanan, sementara besarnya vketor tersebut sama dengan hasil kali dari besar kedua
vektor dengan sinus sudut apit antara kedua vektor tersebut. Secara matematis
dirumuskan

A x B = A sin θ

Berikut adalah hal-hal penting dalam perkalian silang dua buah vektor

Nilia 0º Pada perkalian titik dua vektor berlaku sifat distributif sebagaimana dijelaskan
di atas.

Perkalian silang bersifat anti komutatif

A x B = -B x A

Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus yaitu sudut apit teta = 90º maka

|A x B| = AB

Jika kedua vektoe A dan B segaris (teta = 0º) dapat searah atau verlawanan maka

AxB=0

Untuk lebih memahami perkalian vektor dan juga penentuan arah menggunakan kaidah
tangan kanan silahkan perhatikan ilustrasi berikut

Misalnya perkalian silang dua vektor A dan vektor B kita tuliskan sebagai A x B (A
silang B). Perkalian silang ini hasilnya adalah berupa vektor C. Karena berupa vektor
maka ia punya besar dan juga arah.

16
Besar Vektor Hasil Perkalian Silang

Sesuai rumus di atas, kita dapat menyimpulkan besarnya hasil perkalian silang vektor A
dan B (A x B) adalah hasil kali vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus dan
sebidang dengan vektor A.

A x B = A (B sin θ) = AB sin θ

Bagiaman kalau kita balik menjadi perkalian silang vektor B dengan vektor A?

Kita buat ilustrasinya terlebih dahulu seperti gambar di bawah ini

B x A = B (A sin θ) = BA sin θ

Dari gambar di atas perkalian silang antara vektor B dan vektor A adalah hasil kali
besar vektor B dengan komponen vektor A yang tegak lurus dan sebidang dengan
vektor B.

17
HAKIKAT FISIKA DAN PROSEDUR
ILMIAH

3.1.Hakikat Fisika
Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui pengamatan,
eksperimen, dan analisis. Fisika sebagai salah satu cabang dari sains merupakan ilmu
pengetahuan yang memepelajari materi dan energy serta interaksi antara keduanya.
Hakikat fisika adalah Fisika sebagai produk (a body knowledge), sikap (a way of
thingking), dan proses (a way of investigating).

1) Fisika sebagai Produk

Produk yang dimaksud dalam fisika adalah kumpulan pengetahuan yang dapat berupa
fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.

2) Fisika sebagai Proses

Semua jenis produk dihasilkan setelah kita mempelajari gejala alam yang melibatkan
materi,energy dan interaksinya melalui serangkaian proses. Proses tersebut meliputi
langkah-langkah pengamatan, perumusan masalah, penyusunan hipotesis melalui
eksperimen, analisis data, dan penarikan kesimpulan.

3) Fisika sebagai Sikap

Setiap langkah dalam proses membutuhkan sikap ilmiah yang baik, antara lain rasa
ingin tahu, rasa percaya, kreatif, teliti, objektif, jujur, terbuka, mau bekerja sama, dan
mau mendengarkan pendapat orang lain.

3.2.Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.

18
Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu pengetahuan dapat disebut ilmu dan
dikatakan ilmiah adalah sebagai berikut :

Objektik, artinya pengetahuan sesuai dengan objeknya atau didukung fakta empiris.
Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu
yang teratur dan terkontrol.
Sistematik, pengetahuan itu disusun dalam suatu sistem yang satu sama lain saling
berkaitan dan saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang
utuh.

Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya diamati oleh seseorang atau
beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimen yang sama akan
memeproleh hasil yang sama pula.

3.3. Operasionalisasi Metode Ilmiah


Alur berfikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam langkah-
langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah yang disebut langkah-
langkah operasional metode ilmiah, yaitu sebagai berikut :

1) Melakukan Pengamatan atau Observasi


Langkah awal yang harus dilalukan dalam sebuah penelitian adalah melakukan
pengamatan atau observasi untuk menemukan masalah melalui pengamatan kuantitatif
atau kualitatif.

Contoh: Air sebagai zat cair merupakan salah satu sumber pemanfaatan energi untuk
pembangkit listrik yang karakteristknya perlu diketahui agar tepat guna.

2) Merumuskan Masalah
Masalah merupakan pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, atau bagaimana
tentang objek yang diteliti yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-
faktor yang terkait di dalamnya.

Contoh: Bagaimana hubungan antara suhu zat cair dengan lama pemanasan zat cair
tersebut

19
3) Mengumpulkan Data atau Informasi
Informasi atau data dapat diperoleh dari literatur, buku atauinformasi yang ada di
internet yang sesuai dan mendukung teori dalam penelitian.

Contoh: Zat cair dapat menyerap kalor secara spesifik bergantung dari jenis dan
susunan partikelnya.

4) Membuat Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan sementara tentang masalah yang
diselidiki. Jika setelah diuji hipotesis tidakditerima, kita harus mengubah hipotesis
tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Contoh: Semakin lama dilakukan pemanasan, semakin tinggi kenaikan suhu dari zat
cair

5) Melakukan percobaan atau Eksperimen


Percobaan atau eksperimen dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Percobaan
biasanya dilakukan berulang kali sehingga dapat ditarik kesimpulan. Ada tiga jenis
variabel yang perlu diperhatikan pada suatu percobaan yang meliputi:

Variabel bebas, yaitu variabel yang dapat diubah bebas

Variabel terikat, yaitu variabel yang diteliti dan perubahannya bergantung pada
variabel bebas.

Variabel kontrol, yaitu variabel yang selama percobaan dipertahankan tetap.

6) Menganalisis Data
Analisis data merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Data dapat disajikan di dalam
tabel, matriks, atau grafik. Data yang diperoleh dapat dianalisis secara statistik dan
nonstatistik. Tampilan data dapat berupa grafik batang, pie, histogram, gambar, maupun
skema.

20
7) Menarik Kesimpulan
Kesimpulan merupakan penilaian apakah dalam sebuah hipotesis yang diajukan dapat
diterima atau ditolak. Apabaila dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup
mendukung hipotesis, maka hipotesis itu diterima. Sebaliknya, jika dalam proses
pengujian tidak terdapat cukup fakta yang mendukung hipotesis, maka hipotesis itu
ditolak. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan
ilmiah sebab telah memenuhi syarat keilmuan, yakni mempunyai kerangka penjelasan
yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya dan telah teruji kebenarannya.
Pengertian kebenaran disini harus ditafsirkan secara pragmatis. Artinya, bahwa sampai
saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya.

3.4. Peran Fisika dalam Kehidupan


Sebagai cabang dari sains, Fisika memiliki peran yang besar dalam perkembangan
teknologi yang dapat dimanfaatkan manusia. Seiring perkembangan teori Fisika, berikut
beberapa contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:

Pengembangan pembangkit listrik dengan berbagai sumber energi, seperti PLTU,


PLTA, PLTS, dan PLTN.

Kereta super cepat magiev dengan aplikasi superkonduktor.

Perkembangan gadget, seperti handphone, laptop, kamera digital, MP3/MP4, dan


tablet PC.

Ultrasonografi, MRI, dan rontgen dalam bidang kedokteran.

Pesawat ulang-alik untuk melakukan perjalanan ke angkasa luar.

Keselamatan Kerja di Laboratorium

Dalam melakukan penelitian atau praktikum Fisiska, kita terkadang diharuskan bekerja
di laboratorium. Banyak hal yang perlu kita ketahui dan perhatikan demi menjaga
keselamatan diri saat bekerja di laboratorium, diantaranya adalah:

21
Syarat Laboratorium Yang Baik
Kelengkapan alat keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas
medis).

Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk
uData yang stabil, sirkulasi uData segar yang masuk dan keluar ruangan harus
diperhatikan dengan baik. Semakin banyak sirkulasi uData, maka kondisi laboratorium
juga akan sehat.

Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi, penempatan bahan kimia dan peralatan
percobaan harus ditata dengan rapi supaya mudah untuk mencarinya. Bila perlu, berikan
denah atau panduan penempatan bahan kimia di rak supaya semakin memudahkan
untuk mencari bahan kimia tersebut.

Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik dan siap
pakai.

Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya


memiliki 2 pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh.

Bahan kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan dipisahkan dua bahan
kimia yang menimbulkan ledakan bila bereaksi.

Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium


Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya
saat terjadi kecelakaan atau darurat bisa diatasi dengan cepat. Berikut alat-alat
keselamatan kerja yang ada di laboratorium :

Pemadam kebakaran

Eye washer

Water shower

Kotak P3K

Jas Lab

Peralatan Pembersih

Obat-obatan

22
Aturan-Aturan Keselamatan Kerja
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium
tanpa seizin petugas laboratorium.

Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke lab. Hal ini untuk mencegah hal-
hak yang tidak diinginkan.

Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.

Jangan melakukan praktikum sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan


kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya.

Bertanyalah jika anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.

Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.

Harus mengetahu cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower,
respirator dan alat keselamatan kerja lainnya.

Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan sebaiknya segera melaporkannya ke petugas


laboratorium.

Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang
volatil dan mudah terbakar.

Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara pemberian pertolongan pertama


pada kecelakaan.

Buanglah sampah pada tempatnya.

Usahakan untuk tidak sendirian si ruang laboratorium supaya bila terjadi kecelakaan
dapat dibantu dengan segera.

Jangan bermain-main didalam ruangan laboratorium.

23
3.5.Lambang-lambang Bahaya
Animal Hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu
beracun karena telah di suntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat
menggiigit dan mencakar.

Sharp Instrument Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda tajam. Benda
ini jika tidak dapat digunakan dengan benar makan dapat melukai.

Heat Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan anda akan
kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.

Glassware Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah biasanya
berupa gelas kimia.

Chemical Hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan kimia
itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi

Electrical Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan
listrik. Hati-hati dalam menggunakan supaya tidak tersengat listrik.

Eye and Face Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat
membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelinding wajah sebelum
menggunakan bahan tersebut.

Fire Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya
korosin (minyak tanah) dan spirtus.

Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat
menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS.

LASER Radiation Hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.

Radioaktive Hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini dapat
mengeluarkan radiasi jika terpapar terlalu lama akan menyebabkan ledakan.

24
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
Besaran, satuan, dan vector adalah materi dari ilmu fisika yang sangat
penting untuk dipelajari dan dapat membantu dalam kehidupan manusia
sehari-hari.

Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan
nilai yang memiliki satuan. Dari pengertian tersebut, jadi besaran dan
satuan mempunyai keterkaitan. Sedangkan satuan diartikan sebagai
pembanding dalam suatu ukuran besaran.

Selain mempunyai keterkaitan dengan satuan, besaran juga mempunyai


keterkaitan dengan dimensi. Karna dimensi diartikan cara untuk menyusun
suatu besaran yang susunanya berdasarkan besaran pokok dengan
mengunakan lambang / huruf tertentu yang ditempatkan kurung siku.
Angka penting merupakan semua angka hasil pengukuran.

4.2.SARAN
Kita harus mempelajari besaran dan system satuan karena tanpa kita sadari
besaran dan system satuan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari, jadi
kita dapat mengaplikasikanya dalam kegiatan kita.

25
Daftar pustaka
terbuka https://alljabbar.wordpress.com sumber

putuartawa,S.pd.,M.S.i.2014.Fisikadasar.yogyakarta:Graha
pustaka.

Kardiawarman,ph.D.,dkk.2005.Fisika dasar 1.Jakarta:Universitas

https://belajarfisika451.wordpress.com

https://physicsranggaagung.wordpress.com

26

Anda mungkin juga menyukai