NPM : 202153017
Kelas : E
Write 3.2_Pengukuran dan Besaran
PENGUKURAN DAN BESARAN
1. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah salah satu prosedur yang sistematis untuk memperoleh
informasi data kuantitatif baik data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau uraian
yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat
ukur yang baik dan prosedur pengukuran yang jelas dan benar.
Ketika akan melakukan pengukuran suatu besaran fisika, dibutuhkan alat ukur
untuk membantu mendapatkan data hasil pengukuran. Untuk mengukur panjang suatu
benda, kita dapat menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup.
Sedangkan, untuk mengukur massa suatu benda, kita dapat menggunakan timbangan
atau neraca. Adapun untuk mengukur waktu, kita dapat menggunakan jam atau
stopwatch.
Selain faktor alat ukur, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang akurat
perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses
pengukuran, antara lain: benda yang diukur, proses pengukuran, kondisi lingkungan,
dan orang yang melakukan pengukuran.
a. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya
1) Mistar
Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala ukuran, yaitu skala
utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah sentimeter (cm), dan satuan
untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala terkecil pada mistar memiliki nilai 1
milimeter. Jarak antara skala utama adalah 1 cm. Di antara skala utama terdapat 10
bagian skala terkecil sehingga satu skala terkecil memiliki nilai 1/10 cm = 0,1 cm atau 1
mm. Mistar memiliki ketelitian atau ketidakpastian pengukuran sebesar 0,5 mm atau 0,05
cm, yakni setengah dari nilai skala terkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut.
2) Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan dengan untuk mengukur panjang benda dengan panjang
maksimal 10 cm. Jangka sorong berguna untuk mengukur panjang diameter lingkaran
luar, panjang diameter lingkaran dalam, dan kedalaman benda. Jangka sorong memiliki
dua skala yaitu skala nonius dan skala utama. Skal utama merupakan skala yang terdapat
pada rahang tetap, sedangkan skala nonius merupakan skala yang terdapat pada rahang
geser.
3) Mikrometer Sekrup
Dewasa ini, ilmu pengetahuan alam (sains) telah berkembang sangat pesat.
Penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan para ilmuwan telah merambah mulai dari
perilaku elektron-elektron dalam suatu atom sampai perilaku bintang-bintang dalam
sebuah galaksi. Yang terjadi adalah ketika berbagai fenomena di alam ini semakin
terkuak, para ilmuwan semakin terperangah menyaksikan alam semesta ini demikian
teratur, seimbang, harmonis, dan sinergis. Terdapat hukum alam yang menjaga
keteraturan alam semesta ini dengan sangat akurat dan rinci. Kita dihadapkan pada
fakta bahwa alih-alih merupakan suatu bentuk hasil kebetulan belaka, alam semesta
ini beserta kehidupan yang ada di dalamnya merupakan ciptaan dengan tingkat
kerumitan yang tak terkatakan, yang dirancang dan didesain dengan amat sempurna
tanpa cacat, oleh Zat yang kekuasaan dan keluasan ilmu-Nya berada di luar jangkauan
pemahaman manusia. Fisika merupakan ilmu yang sangat fundamental. Dapat
dikatakan bahwa fisika merupakan dasar dari sains. Fisika adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari gejala-gejala alam. Fisika adalah ilmu yang mengungkap ayat-ayat
Allah yang terdapat di alam ini (ayat kauniyah) sehingga diharapkan manusia dapat
memahaminya serta memanfaatkannya sebagai modal pengabdiannya kepada Tuhan
Pencipta Semesta Alam ini. Gejala alam yang dipelajari ini terdiri dari gejala yang
terjadi pada benda/materi yang dapat diamati langsung (makro), seperti gerak planet,
lintasan roket, gerak mobil, dan lain-lain, dan benda/materi yang tidak dapat diamati
langsung (dunia mikro), seperti gerak elektron dalam atom, perambatan kalor dalam
logam, dan peristiwa-peristiwa lainnya. Segala gejala alam tersebut dapat ditunjukkan
melalui sifat-sifat berbagai besaran fisika tersebut serta hubungan antara satu besaran
dengan besaran lainnya. Misalnya, untuk memahami apakah logam memuai atau tidak
ketika dipanasi, kita menyelediki panjang logam tersebut melalui pengukuran dan
kaitannya dengan suhunya. Untuk memudahkan dalam mengungkap gejala alam ini,
maka digunakan berbagai lambang notasi yang mewakili besaran-besaran fisika.
Besaran merupakan salah satu materi dalam pelajaran fisika yang sangat
penting, bahkan merupakan matei dasar yang harus dikuasai untuk memudahkan
dalam mempelajari materi pelajaran fisika lainnya. Besaran terbagi menjadi dua
golongan, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
a. Besaran pokok
Luas merupakan besaran yang diturunkan dari hasil panjang kali lebar, di
mana panjang dan lebar diambil dari besaran pokok yaitu panjang dengan satuan
meter (m). Apabila kedua besaran tersebut digabungkan akan menjadi besaran
turunan Luas dengan satuan m x m, sehingga menjadi (m²) dan lambang untuk
besaran turunan Luas yaitu Area (A). Sampai disini bisa dipahami?
Coba perhatikan besaran turunan lainnya yang bisa menghubungkan
beberapa besaran pokok menjadi besaran turunan melalui sebuah persamaan.
Misalnya, Gaya dengan simbol (F) = m x a, di mana m = massa benda dan a =
percepatan. Dalam persamaan tersebut, terdapat massa yang merupakan besaran
pokok dan percepatan (a) yang merupakan besaran turunan. Percepatan,
sebagaimana kita pelajari pada materi gerak lurus berubah beraturan, adalah
perubahan kecepatan tiap satuan waktu. Nah, silahkan pelajari besaran-besaran
tersebut sebaik mungkin agar dapat benar-benar dipahami.
Pengukuran bukan sebuah istilah asing karena setiap manusia pasti sudah
pernah mengukur suatu benda. Pada dasarnya, mengukur adalah membandingkan
sesuatu dengan sesuatu yang memiliki besaran tertentu yang sejenis yang
digunakan sebagai satuan. Sehingga, dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti
memerlukan alat ukur karena dengan alat ukur, ketelitian dan ketepatan ukuran
dapat tercapai. Alat ukur biasanya digunakan di bidang pendidikan, pekerjaan,
industri, penelitian, dan lain sebagainya. Misalnya, mistar untuk mengukur suatu
panjang benda seperti kayu, panjang bangunan dan lain-lain.