A. Tujuan Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi besaran pokok.
2. Mengidentifikasi besaran turunan berdasarkan dimensinya.
3. Menganalisis nilai konversi suatu bilangan.
4. Menyebutkan macam-macam alat ukur beserta fungsinya.
5. Menganalisis angka penting dan notasi ilmiah pada hasil pengukuran.
6. Memahami pengunaan alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup.
B. Orientasi Masalah
Pernahkah kalian mendengar istilah satu jengkal, satu hasta, atau satu kaki?
Istilah satu jengkal, satu hasta, dan satu kaki merupakan istilah yang sering digunakan
oleh masyarakat zaman dahulu untuk mengukur panjang suatu benda. Jika diperhatikan,
penggunaan alat ukur tersebut kurang efektif ya, mengingat ukuran jengkal, hasta,
maupun kaki setiap individu berbeda-beda.
Oleh karena itu, para ilmuwan Fisika mulai membuat suatu alat ukur yang baku,
misalnya penggaris, meteran, jangka sorong, dan sebagainya. Alat-alat ukur tersebut
digunakan untuk mengukur suatu besaran, contohnya panjang. Nah, membahas
masalah alat ukur dan besaran, tidak terlepas dari pembahasan kali ini, yaitu tentang
pengukuran. Ingin tahu lebih lanjut tentang pengukuran?
https://www.youtube.com/watch?v=S3fY1T5RT3A
C. Materi Pembelajaran
A.Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, memiliki nilai
dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Satuan adalah cara mengungkapkan
suatu ukuran dengan menggunakan bilangan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu
berdasarkan kesepakatan para ahli. Besaran pokok digunakan untuk menetapkan
besaran lainnya.
Besaran tambahan yaitu sudut bidang datar (lambang satuan: rad) dan sudut
ruang (lambang satuan: Sr), yang keduanya tidak memiliki dimensi.
2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran
turunan diperoleh dari hasil perkalian atau hasil perbandingan beberapa besaran
pokok dan besaran turunan.
B. Konversi Satuan
Konversi satuan adalah proses mengubah satuan ke satuan lain dengan cara membagi
atau mengalinya dengan faktor konversi. Beberapa faktor konversi yang umumnya
digunakan sebagai berikut:
1 km = 1000 m 1 kg = 10 ons
1 inci = 2,54 cm 1 ons = 100 gram
1 mil = 1,609 km 1 kg = 2 pon
1 m3 = 1000 L 1 jam = 60 menit
3
1 dm = 1 L 1 menit = 60 detik
1 L = 1000 mL 1 kalori = 4,2 J
3
1 mL = 1 cm 1 joule = 0,24 kalori
1 ton = 1000 kg 1 hp = 1 pk = 745,7 watt
1 kuintal = 100 kg 1 L = 1000 cm3 = 1000 cc (cc
1 kg = 1000 gram singkatan dari cubic centimeter)
C. Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan mengukur suatu benda dengan menggunakan alat ukur.
Jenis alat ukur yang digunakan tergantung pada objek yang akan diukur.
b.) Meteran
Gambar: Amperemeter
Gambar: Voltmeter
D.Ketelitian Dalam Pengukuran
Ketelitian dalam pengukuran diperlukan agar hasil yang diperoleh menjadi tepat.
Kesalahan dalam proses pengukuran dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain
kesalahan pada pengaturan kalibrasi alat, kesalahan dalam membaca nilai pada alat ukur
karena tidak tepat posisi mata saat pembacaan skala, dan kesalahan dalam menghitung
nilai hasil akhir pengukuran. Agar proses pengukuran mendapatkan hasil yang benar, maka
hal yang harus diperhatikan adalah ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi).
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran langsung dan
pengukuran tidak langsung. Contoh pengukuran secara langsung yaitu mengukur suhu
badan menggunakan termometer dan menimbang bahan kue dengan neraca. Sedangkan
contoh pengukuran secara tidak langsung adalah menghitung volume dari kolam renang.
Ketika menghitung volume kolam renang, maka yang diukur adalah sisi panjang, lebar
dan tingginya (dengan alat ukur panjang), selanjutnya menghitung volume dengan rumus
sisi dikali sisi dikali sisi. Contoh pengukuran secara tidak langsung lainnya yaitu mengukur
kedalaman dasar laut dengan gelombang suara serta mengukur jarak benda-benda langit
dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik.
E. Angka Penting
Angka penting adalah angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Angka
penting terdiri dari angka pasti dan angka taksiran. Penulisan angka penting menunjukkan
ketelitian suatu hasil pengukuran. Aturan dalam menuliskan angka penting adalah sebagai
berikut
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
245,37 kg memiliki 5 angka penting
12,48 mm memiliki 4 angka penting
2. Semua angka nol di antara angka bukan nol adalah angka penting
14,005 memiliki 5 angka penting
802 memiliki 3 angka penting
3. Angka nol di sebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda desimal bukan
termasuk angka penting
0,452 memiliki 3 angka penting
0,005 memiliki 1 angka penting
4. Angka nol pada bilangan desimal setelah angka bukan nol adalah angka
penting
0,08005 memiliki 4 angka penting
62,50 memiliki 4 angka penting
0,0270 memiliki 3 angka penting
5. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tetapi tanpa koma adalah bukan
angka penting kecuali diberi tanda khusus/garis bawah
670 memiliki 2 angka penting
40700 memiliki 3 angka penting
90.000 memiliki 1 angka penting
4.000 memiliki 3 angka penting
Penulisan angka penting dapat dilakukan dengan pembulatan. Pembulatan dinaikkan
ke atas jika angkanya lebih besar dari 5, contohnya 3,86 dibulatkan menjadi 3,9.
Pembulatan ke bawah jika angkanya kurang dari 5, contohnya 40,42 dibulatkan menjadi
40,4. Pembulatan angka terakhir tepat angka 5 maka dibulatkan ke atas jika angka
sebelumnya adalah ganjil, contohnya 24,35 dibulatkan menjadi 24,4. Pembulatan angka
terkahir tepat angka 5 maka dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya adalah genap,
contohnya 17,65 dibulatkan menjadi 17,6.
F. Notasi Ilmiah
Hasil pengukuran yang sangat kecil atau sangat besar dapat menyulitkan perhitungan.
Maka diperlukan notasi ilmiah untuk memudahkan perhitungan.
Penulisan notasi ilmiah yaitu: a x 10n
a = bilangan bulat dari 1 sampai 9
(1< a < 9)
n = bilangan bulat
Contoh :
476.000.000 = 4,76 x 108
0,00000075 = 7,5 x 10-7
D. Penyelesaian Masalah
Tugas 1 :
Menghafalkan 7 macam besaran pokok beserta satuan, lambang dan dimensinya,
kemudian presentasikan di depan kelas!
Tugas 2 :
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan cara berdiskusi kelompok !
3. Jelaskan perbedaan antara besaran vektor dengan besaran skalar, serta berikan
contohnya!
Jawab : ………………………………………………………………………
………………………………………………………………..….….
………………………………………………………………….…...
9. Alat ukur apa saja yang sering digunakan oleh profesi koki dan profesi penjahit?
Jawab : ………………………………………………………………………
………………………………………………………………….……
10. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan kesalahan dalam proses pengukuran?
Jawab : ……………………………………………..………………..………
……………………………………………………………..……….
Alat ukur yang digunakan penjahit yaitu penggaris dan meteran pita
Panjang lengan ibu diukur menggunakan meteran pita.
Berbagai alat ukur yang dimiliki penjahit antara lain gunting, penggaris,
meteran pita dan pensil.
Agar pembuatan baju dilakukan dengan benar maka diperlukan proses
pengukuran terlebih dahulu menggunakan alat ukur .
Massa badan ibu diukur denggunakan alat ukur yang sesuai.
15. Seorang koki akan membuat adonan kue menggunakan susu cair sebanyak 250 mL.
Susu cair yang tersedia masih dalam kemasan 2 L. Manakah pernyataan berikut
yang benar?
Jawaban lebih dari satu (√) :