semua gejala alam dapat diukur disebut besaran. Besaran dinyatakan dengan nilai dan disertai
dengan satuan.
Contoh: 250 m= 250 menunjukan nilai besaran dan m (meter) menunjukan satuan dari besaran
panjang.
a. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain. Terdapat tujuh besaran pokok yang telah ditetapkan. Besaran-
besaran tersebut disajikan pada tabel berikut.
No Nama besaran Satuan Simbol satuan
1. Panjang Meter m
2. Massa Kilogram Kg
3. Waktu Sekon s
4. Suhu Kelvin K
5. Kuat arus listrik Ampere A
6. Jumlah zat Mol Mol
7. Intensitas cahaya kandela Cd
b. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya ditentukan berdasarkan besaran pokok.
Beberapa contoh besaran turunan dapat dilihat pada tabel berikut.
No Besaran Penjabaran dari besaran Satuan
turunan pokok sistem MKS
1. Luas Panjang × Lebar m2
2. Volume Panjang × Lebar × Tinggi m3
3. Massa jenis Massa : Volume kg/m3
4. Kecepatan Perpindahan : Waktu m/s
5. Percepatan Kecepatan : Waktu m/s
6. Gaya Massa × Percepatan Newton (N)
= kg m/s2
7. Usaha Gaya × Perpindahan Joule (J) = kg
m2/s2
8. Daya Usaha : Waktu Watt (W) =
kg m2/s3
9. Tekanan Gaya : Luas Pascal (Pa) =
N/m2
10. Momentum Massa × Kecepatan kg m/s
Gas
Cair Padat
Mencair, menguap, dan deposisi adalah perubahan wujud yang memerlukan kalor,
sedangkan mengembun, menyublim, dan membeku adalah perubahan wujud yang
melepas kalor.
3. Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala meresapnya zat cair melalui pipa kapiler atau celah sempit.
Semakin sempit lubang kapiler, semakin besar daya kapilaritasnya.
Permukaan air yang naik disebabkan adhesi yang lebih besar dibandingkan dengan kohesi,
sedangkan permukaan raksa yang turun disebabkan kohesi yang lebih besar dibandingkan
adhesi. Contoh kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari di antaranya sebagai berikut.
a. Naiknya air tanah ke pembuluh kayu.
b. Naiknya minyak tanah pada sumbu lampu tempel dan kompor minyak.
c. Meresapnya air dari kamar mandi pada tembok.
4. Massa jenis
Massa jenis merupakan perbandingan antara massa suatu zat dengan volume zat tersebut.
Besar massa jenis zat dapat ditentukan pada rumus berikut.
𝑚
p= 𝑉 dengan p = massa jenis (kg/m3),
m = massa (kg), dan
V = volume (m3).
2. Molekul adalah gabungan dua atau lebih atom melalui suatu ikatan atau reaksi kimia.
Berdasarkan jenis atom-atom penyusunnya, molekul dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
a. Molekul unsur adalah molekul yang dibentuk oleh atom-atom unsur yang sama.
Contoh: H2, CI2, O2, dan lain-lain.
b. Molekul senyawa adalah molekul yang dibentuk oleh atom-aton unsur yang berbeda.
Contoh: H2O (air). CO2 (karbon dioksida), CO (karbon monoksida), HCI (asam klorida),
dan lain-lain.
3. Atom yang tidak bermuatan listrik disebut atom netral. Atom dapat melepaskan elektron
atau menangkap elektron. Atom seperti ini disebut ion.
a. ion positif (kation) adalah atom yang melepaskan elektron sehingga jumlah elektron
berkurang (jumlah proton lebih banyak dari elektron). Contoh: H+.
b. ion negatif (anion) adalah atom yang menangkap elektron sehingga jumlah elektron
bertambah (jumlah elektron lebih banyak dari proton). Contoh: CI-.
Uji asam dan basa menggunakan kertas lakmus adalah sebagai berikut.
Sifat Perubahan warna yang terjadi
Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Biru
Netral Merah Biru
d. Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa. Reaksi asam dan basa yang
disebut juga reaksi penetralan akan menghasilkan garam dan air. Berikut ini beberapa
contoh reaksi asam dan basa.
1) Asam klorida (HCI) bereaksi dengan natrium hidroksida (NaOH) menghasilkan
natrium klorida (NaCI) dan air (H2O).
2) Asam sulfat (H2SO4) bereaksi dengan kalium hidroksida (KOH) menghasilkan
natrium sulfat (K2SO4).
3) Asam klorida (HCI) bereaksi dengan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) menghasilkan
kalsium klorida(CaCI2) dan air (H2O).
e. Berdasarkan sifatnya, garam dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Garam normal → bersifat netral, pH = 7.
2) Garam asam → bersifat asam, pH < 7.
3) Garam basa → bersifat basa,pH > 7.
e. Senyawa adalah zat tunggal yang terdiri atas dua unsur atau lebih yang terikat secara
kimia dengan perbandingan yang tetap. Misalnya air (H2O) yang terdiri atas unsur
hidrogen (H) dan oksigen (O). senyawa ditulis menggunakan lambang yang disebut
rumus kimia. Senyawa dapat terbentuk melalui proses pembakaran, dekomposisi
(penguraian), dan penggabungan zat secara kimia.
Tabel 11 contoh senyawa dan rumus kimianya
Zat polutan atau pencemar yang berasal dari industri, di antaranya sebagai berikut.
1. Merkuri
a. Merkuri merupakan bahan yang biasa digunakan untuk termometer, sfigmomanometer,
ataupun lampu. Merkuri juga merupakan limbah industri yang biasa mencemari perairan
dan tertumpuk pada tubuh organisme air seperti ikan.
b. Bentuk merkuri yang paling beracun adalah bentuk organiknya, seperti dimentilmerkuri
dan metilmerkuri.
c. Merkuri dapat terserap di kulit dan mengakibatkan keracunan kronik atau keracunan
akut.
2. Timbel
a. Timbel banyak digunakan untuk gedung konstruksi, senjata, baterai, ataupun cat.
b. Timbel masuk ke dalam tubuh manusia melalui debu timbel yang dihirup atau masuk ke
pencemaran dari makanan yang telah terpapr timbel.
c. Timbel dapat mengganggu kerja berbagain macam organ, tetapi akan memengarhui
sistem saraf dan dapat menimbulkan nefropati.
3. Pestisida
a. Pestisida yang terkenal adalah DDT (diklorodifeniltrikloroetana).
b. Senyawa pestisida termasuk organoklorin, yaitu senyawa organik yang mengandung
klorin. Akumulasi DDT dalam tubuh menimbulkan kerusakan sel saraf dan
menghambat metabolisme kalsium.
c. Kini telah ditemukan bipestisida (pestisida ramah lingkungan), yaitu prototipe
biofungisida Trichoderma harzianum dengan bahan aktif yang berupa konidia jamur.
Jamur ini parasit terhadap jamur lain sehingga dimanfaatkan untuk boifungisida.
f. Penyedap rasa berfungsi menambah sedap makanan dan menimbulkan selera makan.
Contoh penyedap rasa alami → bawang putih, bawang Bombay, dan cabai.
Contoh penyedap rasa sintesis → MSG (monosodium glutamate), GMP (gvanosin
monosfat)
g. Pemberi aroma berfungsi meningkatkan cita rasa makanan.
Contoh pemberi aroma alami → daun jeruk dan serai.
Contoh pemberi aroma sintesis → etil butirat (aroma nanas) dan metal butirat (aroma
apel).
h. Antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik karena proses oksidasi lemak
atau minyak dalam makanan.
Contoh antioksidan alami → air jeruk nipis.
Contoh antioksidan sintesis → BHT (butil hidroksi toluene).
2. Zat aditif dalam keseharian
a. Dalam rumah tangga
1) Bahan pembersih
No. Bahan pembersih Kandungan kimia
1. Sabun Natrium palmitat, Natrium palm kernelate, Natrium
palm stearate, Air, Gliserin, Natrium klorida, dan
Parfum.
2. Detergen Alkin benzene sulfonate, Penguat, Antiredeposisi,
Bahan pencemerlang, dan Pewangi.
3. Sampo Air, Natrium laurin eter sulfat, Kokomidopropil
betaine, Glikol distrearat, Natrium klorida, Fragrence,
dan Karborner.
4. Pasta gigi Natrium monoflourofosfat dan Kalsium gliserofos[at.
1. Termometer digunakan sebagai alat pengukur suhu atau derajat panas suatu zat.
Thermometer bekerja berdasarkan perubahan volume yang disebabkan oleh zat mamuai saat
suhu zat naik dan zat menyusut saat suhu zat turun.
2. Jenis-jenis thermometer, yaitu sebagai berikut.
a. Termometer Celcius. c. Termometer Fahrenheit.
b. Termometer Reamur. d. Termometer Kelvin.
Tabel 12 kelebihan dan kelemahan raksa.
Kelebihan raksa Kelemahan raksa
a. Warnanya mengilap sehingga mudah a. Harganya mahal dan sulit didapat
terlihat. b. Beracun
b. Tidak membasahi dinding kaca c. Tidak dapat mengukur suhu yang sangat
c. Penghantar panas yang baik rendah karena titik bekunya -39˚C
d. Kalor jenis raksa rendah sehingga d. Pada suhu tinggi, pemuaiannya tidak
dengan perubahan panas yang kecil teratur
cukup dapat mengubah suhunya.
e. Dapat mengukur suhu yang tinggi
karena titik didihnya 357˚C
Untuk termometer yang belum diketahui skalanya, berlaku persamaan sebagai berikut.
𝑋 – 𝑋𝐵 𝑌 − 𝑌𝐵
=
𝑋𝐴 − 𝑋𝐵 𝑌𝐴 − 𝑌𝐵
Dengan
XA = titik tetap atas termometer X,
XB = titik tetap bawah thermometer X,
X = suhu pada termometer X.
YA = titik tetap atas termometer Y,
YB = titik tetap bawah thermometer Y,
Y = suhu pada termometer Y.
5. Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu zat, sedangkan kalor adalah ukuran
banyaknya panas. Hubungan suatu energi kalor (kalori) dengan satuan energi mekanik (
joule) adalah sebagai berikut.
1 kalori = 4,2 joule
6. Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud zat adalah sebagai berikut
a. Kalor dapat menyebabkan perubahan suhu zat
Kanaikan suhu suatu zat sebanding dengan pemberian kalornya. Artinya, semakin
banyak kalor yang diberikan kepada suatu zat, semakin besar kenaikan suhu zat
tersebut. Jumlah kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat bergantung
pada tiga besaran berikut.
a. Massa zat (m)
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat sebanding dengan massa
zat tersebut.
b. Kalor jenis zat (c)
Kalor jenis suatu zat adalah jumlah kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk
menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1˚C. kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu bergantung pada jenis zat.
c. Perubahan suhu (∆𝑇)
Hubungan ketiga besaran tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
Q = mc∆𝑇 dengan Q = jumlah kalor yang diperlukan (kala tau J).
m = massa zat (g atau kg),
c = kalor jenis benda (kal/g˚C atau J/kg˚C), dan
∆𝑇 = perubahan suhu (˚C)
b. Kalor dapat menyebabkan perubahan wujud zat
Berikut ini perubahan-perubahan wujud pada zat.
1) Melebur (perubahan wujud dari pada menjadi cair)
Banyak kalor yang diperlukan tiap 1 kg zat untuk melebur seluruhnya disebut kalor
lebur (l). jumlah kalor yang diperlukan suatu zat untuk melebur dirumuskan sebagai
berikut.
Q = mL dengan Q = kalor yang diperlukan suatu zat untuk melebur (J),
m = = massa zat (kg), dan
L = kalor lebur zat (J/kg)
2) Menguap (perubahan wujud dari cair menjadi uap)
Banyak kalor yang diperlukan tiap 1 kg zat untuk menguap seluruhnya disebut
kalor uap (J). jumlah kalor yang diperlukan suatu zat untuk menguap dirumuskan
sebagai berikut.
Q = mU dengan Q = kalor yang diperlukan suatu zat untuk menguap (J).
m = massa zat (kg), dan
U = kalor uap zat (J/kg).
a. Bagian miring dan naik (garis AB, CD, dan EF)
- Pada bagian ini, kalor hanya digunakan untuk menaikkan suhu, sedangkan
wujudnya tidak berubah.
- Untuk menentukan jumlah kalor yang dibutuhkan digunakan persamaan
kalor
Q = mc∆𝑇
Pada AB, kalor jenis yang digunakan adalah kelor jenis es (Ces).
Pada CD, kalor jenis yang digunakan adalah kalor jenis air (Cair).
Pada EF, kalor jenis yang digunakan adalah kalor jenis uap (Cuap).
b. Bagian mendatar (garis BC dan DE)
- Pada bagian ini, kalor digunakan hanya untuk mengubah wujud benda,
sedangkan suhunya tidak berubah.
- Garis BC berada di antara es dan air sehingga pada fase ini benda
mengalami perubahan wujud dari es menjadi air. Peristiwa ini disebut
melebur.
- Grafik DE berada di antara air dan uap sehingga pada fase ini benda
mengalami perubahan wujud dari air menjadi uap, peristiwa ini disebut
menguap.
7. Asas Black menyatakan bahwa “jumlah kalor yang dilepaskan zat bersuhu lebih tinggi sama
dengan jumlah kalor yang diterima benda yang bersuhu lebih rnedah”.
Qlepas = Qterima
m1c1(T1 – Ta) = m2c2(Ta – T2)
dengan zat 1 adalah benda yang melepaskan kalor dan zat 2 adalah benda yang menerima
kalor, sedangkan Ta adalah suhu akhir dari pencampuran kedua zat tersebut.
8. Perpindahan kalor pada suatu zat dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut.
Konduksi Konveksi Radiasi
Perpindahan kalor Perpindahan kalor Perpindahan kalor
melalui zat perantara melalui zat perantara tanpa melalui zat
tanpa disertai yang disertai dengan perantara
perpindahan bagian- perpindahan bagian-
bagian zat tersebut. bagian zat tersebut.
Biasanya terjadi Biasanya terjadi
dengan perantara zat dengan perantara zat
padat. cair maupun zat gas
Contoh: Contoh: Contoh:
Pemuaian
1. Pada umumnya, setiap benda mengalami pemuaian ketika suhunya naik dan mengalami
penyusutan ketika suhunya turun. Pertambahan panjang benda tiap kenaikan suhu 1˚C,
disebut koefisien muai panjang dengan satuan /˚C. Misalnya, koefisien muai alumunium
0,000027/˚C. Artinuya jika 1 m alumunium dipanaskan dan suhunya naik 1˚C, panjangnya
akan bertambah 0,000027 m. Koefisien muai setiap benda berbeda-beda bergantung jenis
bendanya.
2. Secara umum,koefisien muai gas lebih besar dari zat cair dan koefisien zat cair lebih besar
dari zat padat. Logam merupakan benda padat yang pemuaiannya lebih besar dari benda
padat lainnya. Namun, besar kecilnya pemuaian pada logam.
3. Contoh pemanfaatn pemuaian dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
a. pemasangan poros roda kereta api.
b. Melepaskan tutup botol yang sukar dilepas.
c. Penggunaan bimetal untuk sakelar otomatis, misalnya pada setrika listrik, lemari es, dan
alarm kebakaran. Pada suhu kamar, bimetal dalam kondisi lurus, tetapi setelah
dipanaskan, bimetal membengkok ke arah logam yang koefisien muainya lebih kecil.
Sebaliknya, jika didinginkan, bimetal membengkok ke arah yang koefisien muainya
lebih besar.
4. Contoh kerugian akibat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
a. Gelas atau mangkok dari kaca retak atau pecah ketika diisi dengan air panas secara tiba-
tiba.
b. Rel kereta api melengkung di waktu siang hari karena rel mengalami pemuaian,
c. Kaca pada jendela atau kaca pada pintu, retak atau pecah pada siang yang panas.
5. Pemuaian panjang
Besaran pemuaian panjang suatu benda dapat dihitung dengan persamaan berikut.
a. Pemuaian pada Zat Padat 𝛾 = 3𝛼
1) Muai Panjang Keterangan:
Peristiwa pemuaian panjang V = volume benda setelah
akan berlaku pesamaan berikut. dipanaskan (m3)
∆L = L0 𝛼∆𝑇 V0 = volume benda mula-mula
3
L = L0 + ∆L (m )
= L0 (1 + 𝛼∆𝑇) ∆𝑉 = selisih volume benda (m3)
Keterangan: 𝛾 = koefisien muai benda (m3)
L = panjang benda setelah ∆𝑇 = perubahan suhu benda (˚C)
dipanaskan (m) b. Pemuaian pada Zat Cair
L0 = panjang benda mula-mula Pada zat cair akan berlaku pemuaian
(m) volume. Persamaan matematis yang
∆L = selisih panjang benda (m) berlaku sebagai berikut.
𝛼 = koefisien muai panjang ∆𝑉 = V0 𝛾∆𝑇
benda (m) 𝑉 = V0 + ∆𝑉
∆𝑇 = perubahan suhu benda (˚C) = V0 (1 + 𝛾∆𝑇)
2) Muai Luas 𝛾 = 3𝛼
Peristiwa pemuaian luas pada Keterangan:
zat padat berlaku persamaan V = volume benda setelah
berikut. dipanaskan (m3)
∆𝐴 = A0 𝛽 ∆𝑇 V0 = volume benda mula-mula
3
𝐴 = A0 + ∆𝐴 = A0 (1 + 𝛽 ∆𝑇) (m )
𝛽 = 2𝛼 𝛾 = koefisien muai benda (/˚C)
Keterangan: ∆𝑉 = selisih volume benda (m3)
A = luas benda setelah ∆𝑇 = perubahan suhu benda (˚C)
dipanaskan (m2) c. Pemuaian pada Zat Gas
A0 = luas benda mula-mula (m2) ∆𝑉 = V0 ∆𝑇
∆𝐴 = selisih luas benda (m2) 𝑉 = V0 + ∆𝑉
𝛽 = koefisien muai luas benda 1
= V0 (1 + 273 ∆𝑇)
(/˚C)
∆𝑇 = perubahan suhu benda (˚C) Keterangan:
V = volume benda setelah
3) Muai Volume
dipanaskan (m3)
Peristiwa pemuaian volume
V0 = volume benda mula-mula
akan berlaku persamaan berikut. 3
(m )
∆𝑉 = V0 𝛾∆𝑇
∆𝑉 = selisih volume benda (m3)
𝑉 = V0 + ∆𝑉 = V0 (1 + 𝛾∆𝑇)
∆𝑇 = perubahan suhu benda (˚C)
1. Berikut ini merupakan pendukuran suhu A. 60 K
suatu zat cair menggunakan termometer B. 273 K
Reamur dan Fahrenheit. C. 333 K
Skala yang ditunjukan oleh termometer D. 413 K
Reamur adalah… 6. Termometer B dgunakan untuk
A. 64˚R mengukur es yang sedang mencair dan
B. 92˚R air yang sedang mendidih pada tekanan
C. 220˚R 1 atm. Hasil pengukurannya berturut-
D. 324˚R turut adalah 10˚B dan 150˚B. jika
2. Perhatikan gambar berikut. termometer Celsius dimasukkan ke
dalam air dan menunjukkan suhu 60˚C,
Nilai X adalah… suhu air tersebut pada termometer B
A. 24˚C menunjukan angka…
B. 31˚C A. 84˚B
C. 70˚C B. 90˚B
D. 329˚C C. 94˚B
3. Rina dan Adit melakukan percobaan D. 100˚B
pengukuran suhu benda dengan 7. Seorang siswa melakukan percobaan
termometer. Celsius dan diperoleh suhu untuk menentukan skala sebuah
benda adalah 55˚C. Jika mereka termometer X. ketika termometer
menggunakan termometer Reamur dan dicelupkan ke dalam es yang sedang
Fahrenheit, suhu benda tersebut melebur, skala termometer menunjukan
berturut-turut adalah… angka -10˚X. adapun ketika termometer
A. 44˚R dan 99˚F dicelupkan ke dalam air mendidih, skala
B. 44˚R dan 131˚F termometer menunjukan angka 110˚X.
C. 54˚R dan 99˚F Jika suatu benda suhunya 20˚X, suhu
D. 54˚R dan 131˚F benda tersebut dalam termometer
4. Jika pada termometer Reamur terjadi Celsius adalah…
kenaikan suhu 50˚, pada termometer A. 25˚C
Fahrenheit terjadi kenaikan suhu… B. 40˚C
A. 82˚ C. 50˚C
B. 112,5˚ D. 60˚C
C. 144,5˚ 8. Perhatikan pernyataan-pernyataan
D. 154,5˚ berikut.
5. Perhatikan gambar berikut. (1) Pada saat es mencair dan berubah
air, suhu es akan berubah.
Besar suhu Z pada skala termometer (2) Pada saat air menguap dan berubah
Kelvin adalah… menjadi uap, suhunya tidak berubah.
(3) Pada saat es mencair dan berubah D. 256.500 J
menjadi air, es akan menyerap kalor. 12. Grafik berikut menunjukkan hubungan
(4) Pada saat air menguap dan berubah antara suhu dengan kalor pada proses
menjadi uap, air akan melepaskan kalor. peleburan 2 kg zat padat.
Pernyataan yang tepat ditunjukkan oleh
nomor… Berdasarkan data pada grafik, kalor
A. (1) dan (2) jenis benda tersebut dalam wujud cair
B. (1) dan (3) adalah…
C. (2) dan (3) A. 363 J/kg˚C
D. (2) dan (4) B. 480 J/kg˚C
9. Perhatikan grafik berikut. C. 575 J/kg˚C
D. 775 J/kg˚C
Jika kalor jenis es = 2.100 J/kg˚C, kalor 13. Perhatikan grafik berikut.
jenis air = 4.200 J/kg˚C, dan kalor lebur
es 336.000 J/kg massa es yang Grafik tersebut menunjukkan grafik
dipanaskan adalah… pemanasan 100 g es. Diketahui kalor
A. 20 g lebur es = 80 kal/g, kalor jenis es = 0,5
B. 50 g kal/g˚C, dan kalor jenis air = 1 kal/g˚C.
C. 200 g Banyaknya kalor yang dibutuhkan pada
D. 500 g saat terjadi kenaikan suhu adalah…
10. Perhatikan gambar grafik perubahan A. 500 kal
wujud benda akibat pemanasan berikut. B. 8.000 kal
C. 8.500 kal
Berdasarkan grafik tersebut, dapat D. 16.000 kal
disimpulkan bahwa benda yang 14. Perhatikan grafik berikut.
dipanaskan adalah…
A. Lilin padat Kalor yang dibutuhkan 5 kg es untuk
B. Balok besi berubah wujud dari fase A ke C, jika
C. Alkohol diketahui kalor jenis es = 0.5 kal/g˚C,
D. Es kalor jenis air = 1 kal/g˚C, kalor lebur
11. Perhatikan grafik pemanasan 0,5 kg es es = 80 kal/g, dan kalor uap air = 540
berikut. kal/g adalah sebesar…
A. 400 kal
Kalor yang dibutuhkan dalam proses B- B. 425 kal
C-D jika kalor jenis es = 2.100 J/kg˚C, C. 500 kal
kalor lebur es = 336.000 J/kg, dan kalor D. 900 kal
jenis air = 4.200 J/kg˚C adalah… 15. Ayah memasukkanes bersuhu -5˚C ke
A. 168.000 J dalam air bersuhu 25˚C supaya air
B. 189.000 J menjadi dingin. Diketahui massa es 400
C. 194.250 J
gram dari massa air dalam wadah 4.000 Alumunium 0,000024
gram. Jika seluruh es mencair, suhu Tembaga 0,000017
campuran air dan es sebesar… Besi 0,000012
(ces = 2.100 J/kg˚C, cair = 4.200 J/kg˚C, Perak 0,000020
L = 336.000 J/kg) Pasangan logam yang dapat digunakan
A. 15,23˚C untuk membuat keeping bimetal
B. 23,68˚C adalah…
C. 30.23˚C A. Tembaga dan alumunium
D. 32,37˚C B. Tembaga dan besi
C. Perak dan besi
16. Seorang ibu rumah tangga D. Semua kombinasi logam berbeda
menggunakan kompor minyak untuk
merebus singkong seperti tampak pada 19. Perhatikan tabel berikut!
gambar berikut. Logam Koefisien muai
Panjang
Baja 11 × 10-6/˚C
Aliran kalor konduksi dan konveksi Besi 12 × 10-6/˚C
pada kompos tersebut terjadi apabila… Tembaga 17 × 10-6/˚C
A. Panci dan air Alumunium 24 × 10-6/˚C
B. Panci dan singkong Empat logam pada tabel memiliki
C. Panci dan api Panjang sama dan dipanaskan pada suhu
D. Panci saja sama. Urutan Panjang logam dari
17. Beberapa peristiwa berikut berkaitan terpanjang ke terpendek setelah
dengan proses perpindahan kalor. dipanaskan adalah…
(1) Membakar sate di atas bara api A. Besi, baja, tembaga, dan
(2) Suhu udara di dalam lemari es alumunium
menjadi turun. B. Baja, tembaga, alumunium, dan
(3) Merasa hangat ketika di bawah besi
lampu pijar. C. Tembaga, alumunium, besi dan
(4) Gagang sendok menjadi panas baja
ketika sendok digunakan untuk D. Alumunium, tembaga, besi dan baja
mengaduk sayur panas. 20. Bimetal terbuat dari besi dan tembaga.
Peristiwa yang berikaitan dengan Koefisien muai besi 0,000012/˚C dan
konveksi panas ditunjukkan oleh koefisien muai tembaga 0,000017/˚C.
nomor… Pernyataan berikut yang benar adalah…
A. (1) dan (2) A. Bimetal melengkung ke arah besi
B. (1) dan (3) ketika didinginkan.
C. (2) dan (3) B. Bimetal melengkung ke arah
D. (3) dan (4) tembaga ketika didinginkan.
18. Perhatikan tabel berikut. C. Bimetal tetap lurus ketika
Bahan Koefisien muai didinginkan.
Panjang (/˚C)
D. Bimetal melengkung ke arah Pasangan logam A dan logam B
tembaga ketika dipanaskan. berturut-turut adalah…
A. Besi dan tembaga
21. Gambar berikut menunjukkan logam
B. Perak dan alumunium
yang menjadi bimetal, kemudian
C. Besi dan perak
dipanaskan.
D. Alumunium dan tembaga
Bentuk bimetal yang tidak benar 23. Sepotong alumunium dengan Panjang
setelah dipanaskan ditunjukkan oleh 80 cm dan suhu 30˚C dipanaskan
nomor… sehingga suhunya menjadi 100˚C. jika
A. (1) dan (2) koefisien muai panjang alumunium
B. (1) dan (3) adalah 0,000025/˚C, pertambahan
C. (2) dan (4) panjang alumunium adalah…
D. (3) dan (4) A. 0,14 mm
B. 1,4 cm
22. Perhatikan tabel serta gambar alarm
C. 1,4 mm
kebakaran berikut.
D. 14 mm
Bahan Mass Koefisi Kalor
a en jenis 24. Sambungan pada rel dipasang
jenis muai (kkal/kg sedemikian rupa sehingga memiliki
(kg/ Panjan ˚C) celah agar ketika memuai tidak
m3) g (/˚C) bengkok. Rentang suhu lingkungan
Alumuni 2.700 0,0000 0,21 tempat rel berada adalh 30˚C hingga
um 24
50˚C. jika koefisien muai rel tersebut
Tembag 8.900 0,0000 0,09
a 17 adalah 0,000024/˚C dan panjang
Besi 7.700 0,0000 0,11 masing-masing rel adalah 5 m, jarak
12 celah tersebut sebesar…
Perak 21.45 0,0000 0,06 A. 0,12 cm C. 0,32 cm
0 20 B. 0,24 cm D. 0,48 cm
BAB 7 GERAK LURUS
1. Suatu benda dikatakan bergerak terhadap titik acuan (benda lain) jika jarak antara keduanya
berubah. Gerak suatu benda selalu bersifat relative, yaitu bergerak atau tidaknya suatu benda
ditentukan oleh keadaan si pengamat terhadap benda tersebut. Berdasarkan bentuk
lintasannya, gerak dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Gerak lurus, gerak benda yang lintasannya berbentuk garis lurus.
b. Gerak melingkar, gerak benda yang lintasannya berbentuk melingkar.
c. Gerak parabola, gerak benda yang lintasannya berbentuk parabola.
2. Kelajuan adalah jarak yang ditempuh benda tiap satuan waktu. Kelajuan merupakan besaran
skalar.
3. Kecepatan perpindahan yang dialami benda tiap satuan waktu. Kecepatan merupakan
besaran vector.
4. Secara sistematis, kelajuan dan kecepatan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
s
v=t dengan v = kelajuan atau kecepatan (m/s),
s = jarak/perpindahan (m), dan
t = wakttu tempuh (s).
5. Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi total perpindahan dengan selang waktu tempuh.
Kecepatan rata-rata dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.
∑s
v = ∑t dengan v = kecepatan rata-rata (m/s),
∑ s = total perpindahan (m),
∑ t = total waktu tempuh (s)
6. Percepatan adalah perubahan kecepatan tiap selang waktu tertentu. Secara sistematis, dapat
ditulis sebagai berikut.
∆v v𝑡− v0
a = ∆𝑡 = dengan a = percepatan (m/s2),
∆t
∆v = perubahan kecepatan (m/s),
vt = kecepatan akhir (m/s),
v0 = kecepatan awal (m/s),
∆𝑡 = selang waktu (s).
7. Berdasarkan nilainya, percepatan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Percepatan positif adalah percepatan yang searah dengan arah kecepatannya atau searah
dengan gaya gravitasinya sehingga menghasilkan kecepatan yang semakin meningkat.
Contohnya percepatan benda yang jatuh ke bawah.
b. Percepatan negatif adalah percepatan yang berlawanan arah dengan arah kecepatannya
atau berlawanan arah dengan gaya gravitasinya sehingga menghasilkan kecepatan yang
semakin berkurang. Contohnya percepatan mobil yang melakukan pengereman.
8. Gerak lurus dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Gerak lurus beraturan (GLB) merupakan gerak benda dalam lintasan lurus dengan
besar kecepatan tetap (percepatan nol). Grafik hubungan besar-besaran dalam gerak
lurus beraturan ditampilkan sebagai berikut.
b. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) merupakan gerak benda dalam lintasan lurus
dengan kecepatan berubah secara teratur (percepatan tetap). Akibatnya, gerak benda
dapat menjadi lebih cepat atau menjadi lebih lambat secara beraturan. Grafik hubungan
besar-besaran dalam gerak lurus berubah beraturan ditampilkan sebagai berikut.
Contoh GLBB dalam kehidupan sehari-hari, antara lain gerak kelapa jatuh dari
pohonnya dan gerak batu yang dilemparkan ke atas.
Gerak benda yang lintasannya lurus tebagi menjadi dua, yaitu Gerak Lurus Beraturan
(GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Jenis gerak GLB GLBB
Kecepatan Tetap atau tidak berubah Berubah secara teratur
2. Gaya
Gaya adalah tarikan, dorongan, atau tekanan yang dapat menyebabkan perubahan
terhadap benda yang diberi gaya tersebut. Satuan gaya adalah newton (N). gaya
merupakan besaran vector.
Perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda, di
antaranya sebagai berikut.
a. Benda diam menjadi bergerak, contoh: bola yang ditendang.
b. Benda bergerak menjadi diam, contoh: mobil yang direm.
c. Kecepatan benda berubah, contoh: buah mangga yang jatuh dari pohonnya.
d. Bentuk benda berubah, contoh: karet gelang yang direnggangkan.
e. Arah gerak benda berubah, contoh: pukulan pada permainan tenis.
f. Berat benda berubah, contoh: sebuah benda yang dibawa ke bulan.
Berdasarkan interaksinya dengan benda, gaya terbagi sebagai berikut.
a. Gaya sentuh
Gaya sentuh adalah gaya yang ditimbulkan dengan cara menyentuh langsung pada
benda-benda yang dikenai gaya. Gaya sentuh, di antaranya sebagai berikut.
1) Gaya otot, contoh: orang menarik gerobak.
2) Gaya gesek, contoh: gesekan antara ban mobil dan jalan raya.
3) Gaya pegas, contoh: panah yang melesat akibat renggangan busur panah.
4) Gaya angin, contoh: kapal layar yang berlayar menggunakan angin.
5) Gaya mesin, contoh: mesin menggerakan tractor untuk mengangkat benda.
b. Gaya tak sentuh
Gaya tak sentuh adalah gaya yang timbul tanpa bersentuhan langsung dengan
benda. Gaya tak sentuh, di antaranya sebagai berikut.
1) Gaya magnet, contoh: gaya tolak-menolak atau gaya tarik-menarik antara dua
kutub magnet.
2) Gaya gravitasi bumi, contoh: benda jatuh bebas.
3) Gaya listrik, contoh: sisir plastik yang telah digosok dapat menarik sobekan
kecil kertas.
Resultan gaya (R atau FR) merupakan gaya pengganti jika dua gaya atau lebih bekerja
dalam satu garis kerja. Resultan gaya terbagi sebagai berikut.
a. Resultan gaya segaris dan searah merupakan jumlah setiap gaya yang bekerja
dengan cara aljabar biasa.
Contoh:
A dan B sama-sama mendorong meja, yaitu A dengan gaya 100 N ke kanan dan B
dengan gaya 150 N juga ke kanan. Resultan kedua gaya tersebut adalah 100 N +
150 N = 250 N, benda bergerak ke kanan.
b. Resultan gaya segaris dan berlawanan arah merupakan jumlah setiap gaya yang
bekerja, tetapi karena berlawanan arah, maka gaya yang arahnya ke kanan diberi
nilai positif dan gaya yang arahnya ke kiri diberi nilai negatif.
Contoh:
A dan B melakukan tarik tambang, yaitu A dengan gaya 100 N ke kanan dan B
dengan gaya 150 N ke kiri. Resultan kedua gaya tersebut adalah 100 N – 150 N = -
50 N, benda bergerak ke kiri.
1) Gaya Saling Sejajar dan Searah
Dengan
∑F = resultan gaya (N).
Aplikasi hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari
1) Pena yang berada di atas kertas di meja akan tetap di posisi semula ketika
kertas ditarik secara cepat.
2) Ketika berdiri di dalam bus yang sedang melaju kencang, tiba-tiba bus
direm sehingga para penumpang akan terdorong ke depan. Sebaliknya, saat
tiba-tiba bus dipercepat (digas), para penumpang akan terdorong ke
belakang karena tubuh penumpang sedang mempertahankan posisi diamnya.
3) Sebuah benda akan terus meluncur di atas permukaan es yang sangat licin.
b. Hukum II Newton
Bunyi hukum II Newton: “jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
tidak sama dengan nol, benda akan bergerak dengan percepatan yang
besarnya sebanding dengan resultan gayanya dan berbanding terbalik dengan
massa benda.”
Secara sistematis dinyatakan sebagai berikut.
∑𝐹
α= 𝑚
dengan
α = percepatan (m/s2) dan
m = massa (kg).
Aplikasi hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
1) Sebuah lemari akan lebih mudah digeser atau didorong oleh dua orang
daripada didorong oleh satu orang saja.
2) Sebanyak dua orang akan mendorong sebuah meja lebih cepat jika
dibandingkan saat mendorong sebuah mobil yang massanya lebih besar.
3) Mobil akan bergerak semakin cepat saat digas (diberi gaya mesin) yang
lebih besar.
c. Hukum III Newton (hukum aksi-reaksi)
Bunyi hukum III Newton: “jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda
lain, benda yang dikenai gaya akan mengerjakan gaya yang besarnya sama
dengan gaya yang diterima dari benda pertama, tetapi arahnya berlawanan.”
Aplikasi hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
1) Ketika kaki pelari menolak papan start ke belakang (aksi), papan start
mendorong pelari ke depan (reaksi) sehingga pelari dapat melaju ke depan.
2) Ketika seorang perenang menggunakan kaki dan tangannya untuk
mendorong air ke belakang (aksi), air juga akan mendorong kaki dan tangan
perenang ke depan (reaksi).
3) Ketika sedang memanjat pohon atau naik tangga, kaki menekan ke bawah
sehingga badan bergerak ke atas.
1. Energi adalah kemampuan benda untuk melakukan usaha. Beberapa contoh bentuk energi di
antaranya energi kimia, energi kalor, energi listrik, energi bunyi, dan energi cahaya.
a. Bentuk-bentuk energi
1) Energi kimia, energi yang tersimpan di dalam makanan dan minuman maupun
bahan bakar. Contoh: susu, nasi, dan bensin.
2) Energi bunyi, energi yang dimiliki karena geraknya. Contoh: mobil melaju di jalan
raya.
3) Energi bunyi, energi yang dihasilkan dari getaran udara yang berasal dari sumber
bunyi. Contoh: suara orang berteriak.
4) Energi pegas, energi yang dihasilkan dari renggangan pegas ataupun karet, yang
akan mengerut kembali. Contoh: melesatnya batu dari renggangan karet ketapel.
5) Energi cahaya, energi yang diperoleh dari radiasi gelombang elektromagnetik.
Contoh: cahaya matahari.
6) Energi listrik, energi yang dihasilkan oleh muatan listrik. Contoh: energi dari
baterai
7) Energi nuklir, energi yang dihasilkan oleh bahan-bahan radioaktif. Contoh: radiasi
yang dihasilkan dari peluruhan uranium.
8) Energi potensial, energi yang dimiliki benda karena kedudukannya. Contoh: buah
mangga yang tergantung di pohonnya.
b. Perubahan bentuk energi
1) Energi listrik → energi panas
Contoh: setrika dan kompor listrik
2) Energi listrik → energi cahaya
Contoh: lampu
3) Energi listrik → energi bunyi
Contoh: radio dan bel listrik
4) Energi listrik → energi kinetic
Contoh: kipas angina
2. Energi mekanik (EM) adalah jumlah energi listrik (EK) dan energi potensial (Ep) yang
dimiliki satuan benda.
EM = EK + Ep
a. Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena posisinya terhadap suatu
acuan tertentu. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut.
Ep = mgh dengan Ep = energi potensial (J),
m = massa benda (kg),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = ketinggian benda (m).
b. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena gerakannya. Semakin besar
kecepatan benda bergerak, semakin besar energi kinetiknya. Secara matematis
dinyatakan sebagai berikut.
1
EK = mv2 dengan EK = energi kinetik (J),
2
m = massa benda (kg), dan
v = kecepatan benda (m/s).
3. Hukum kekalan energi menyatakan bahwa “energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.”
EM1 = EM2
EK + EP1 = EK2 + EP2
Hukum kekekalan energi mekanin
Bunyi hukum kekekalan energi mekanik: “Energi mekanik pada suatu benda adalah
tetap, dengan syarat tidak ada gaya luar yang dikerjakan pada benda tersebut.” Pada
saat benda diam dan berada pada kedudukan paling tinggi, maka energi potensial
maksimum, sedangkan energi kinetik nol dan energi mekanik tetap. Contoh:
- Buah mangga yang jatuh
- Ayunan
- Batu bata jatuh dari meja
4. Usaha merupakan besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut
mengalami perpindahan. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut.
W = Fs dengan W = usaha (J),
F = gaya (N), dan
s = perpindahan (m).
5. Usaha merupakan perubahan energi sehingga satuan usaha sama dengan satuan energi, yaitu
joule, perpindahan benda berlawanan dengan gaya.
Daya merupakan usaha yang dilakukan benda tiap satuan waktu. Secara matematis
dinyatakan sebagai berikut.
𝑊
P= 𝑡
Dengan
P = daya (watt atau W),
W = usaha (J), dan
t = waktu (s).
Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana adalah segala jenis perngkat yang hanya membutuhkan satu gaya untuk
bekerja sehingga dapat mempermudah pekerjaan manusia. Macam-macam pesawat sederhana
adalah sebagai berikut.
1. Tuas
a. Pada tuas terdapat titik beban, titik tumpu, dan titik kuasa seperti ditunjukkan pada
gambar berikut.
1. Sebuah benda bermassa 400 g berada tempat tersebut sebesar 10 m/s2 energi
pada ketinggian 5 m dari permukaan potensial benda tersebut adalah…
tanah. Jika percepatan gravitasi di A. 10 J
B. 20 J C. 140 J
C. 10.000 J D. 200 J
D. 20.000 J 6. Dua mobil bergerak dengan kecepatan
2. Perbandingan massa benda X dengan yang sama. Jika massa mobil kedua
massa benda Y adalah 2 : 3. Benda X empat kali massa mobil pertama,
dijatuhkan dari ketinggian 15 meter, perbandingan energi kinetik mobil
sedangkan benda Y dijatuhkan dari pertama dengan mobil kedua adalah…
ketinggian 10 meter. Jika nilai A. 1 : 1
percepatn gravitasinya sama, B. 1 : 2
perbandingan energi pottensial antara C. 1 : 4
benda X dengan benda Y adalah… D. 2 : 1
A. 1 : 1 7. Perhatikan gambar buah kelapa yang
B. 1 : 2 jatuh berikut.
C. 2 : 1 Pernyataan berikut yang benar berkaitan
D. 2 : 3 dengan buah kelapa pada posisi A, B,
3. Pada suatu pertandingan bola, Fajar dan C adalah…
menendang bola bermassa 250 g dengan A. Energi kinetik tebesar pada A
kecepatan 72 km/jam. Energi kinetik B. Energi potensial terbesar pada C
bola tersebut adalah… C. Besar energi kinetik A = besar
A. 2,5 J energi kinetik B
B. 5 J D. Besar energi mekanik A = sesaat
C. 50 J sampai pada C
D. 100 J
8. Nisa menghidupkan kompor gas untuk
4. Benda bermassa 5 kg, jatuh bebas dari memanaskan air. Perubahan energi yang
ketinggian 10 m terhadap tanah. Jika g terjadi pada kompor tersebut adalah…
= 10 m/s2 energi kinetiknya pada A. Energi kimia menjadi energi panas
ketinggian 4 m terhadap tanah adalah… B. Energi kimia menjadi energi cahaya
A. 500 J C. Energi listrik menjadi energi bunyi
B. 300 J dan panas
C. 200 J D. Energi panas menjadi energi listrik
D. 150 J
9. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!
5. Perhatikan gambar berikut. 1) Mendorong meja sejauh 3 meter.
2) Mendorong tembok yang kukuh.
Energi kinetik di titik y sebesar 60 J.
3) Menarik gerobak diam hingga
Jika massa benda 2 kg, energi kinetik
bergerak.
benda saat menyentuk tanah sebesar…
4) Mengangkat buku dan bergerak ke
(g = 10 m/s2)
depan.
A. 60 J
Aktivitas yang memiliki nilai usaha nol
B. 120 J
ditunjukkan oleh angka…
A. 1) dan 2) Apabila benda berpindah posisi dari A
B. 1) dan 3) ke B, besar usaha yang dilakukan
C. 2) dan 3) terhadap benda adalah…
D. 2) dan 4) A. 1,5 J
10. Adit memberikan gaya sebesar 250 N B. 7,5 J
pada tembok selama 1 menit seperti C. 10 J
gambar berikut. D. 70 J
14. Andi mendorong balok kayu di lantai
Besar usaha yang dilakukan oleh Adit yang licin. Jika energi yang dikeluarkan
adalah… Andi sebesar 200 J, diagram berikut
A. Nol yang sesuai adalah
B. 3 J
C. 150 J
D. 600 J 15. Sebuah mobil mogok di jalan tol. Mobil
11. Perhatikan gambar berikut. derek menarik mobil tersebut dengan
gaya sebesar 2.000 N. sehingga usaha
Jika gaya C = 150 N, gaya D = 90 N, yang dihasilkan sebesar 50.000 J. jika
dan jarak yang ditempuh adalah 10 m, massa mobil sebesar 2 ton, mobil
usaha yang dikerjakan dua orang tersebut telah dipindahkan sejauh…
tersebut adalah… A. 20 m
A. 600 J B. 22 m
B. 900 J C. 24 m
C. 1.500 J D. 25 m
D. 2.400 J 16. Pada suatu hari Ivan dan Ryan berjalan-
12. Sebuah kotak yang terbuat dari kayu jalan menggunakan mobil. Ditengah
diletakkan di lantai yang licin. Kotak perjalanan mobil yang mereka gunakan
tersebut didorong oleh dua orang hingga mogok. Ivan dan Ryan mendorong
berpindah sejauh 10 m seperti pada mobil ke bengkel tersedakat yang
gambar berikut. berjarak 40 m. jika gaya dorong Ivan
adalah 200 N dan energi yang
Besar usaha yang dilakukan oleh dua dikeluarkan keduanya adalah 14 kJ,
orang tersebut adalah… besar gaya yang dikeluarkan Ryan
A. 100 J adalah…
B. 200 J A. 110 N
C. 300 J B. 150 N
D. 400 J C. 180 N
D. 200 N
13. Perhatikan gambar berikut.
17. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar tersebut, benda 22. Pak Amin menggulingkan batu seberat
yang digolongkan pesawat sederhana 1.200 N dengan menggunakan bambu
jenis tuas ditunjukkan gamar… sepanjang 3 m seperti pada gambar
A. (1) dan (2) berikut.
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3) Gaya minimal yang harus diberikan
D. (3) dan (4) agar batu terguling adalah…
18. Pesawat sederhana berikut yang A. 150 N
merupakan jenis kedua adalah… B. 400 N
C. 600 N
19. Perhatikan tuas berikut. D. 900 N
23. Jika jarak A-B cm dan jarak A-C = 80
Nilai kuasa akan menjadi lebih kecil cm, gaya kuasa tersebut adalah…
apabila titik tumpu diletakkan… A. 70 N
A. Tepat di titik A B. 120 N
B. Tepat di titik B C. 150 N
C. Di antara titik A dan B D. 170 N
D. Di antara titik B dan C 24. Perhatikan skema tuas berikut.
20. Perhatikan gambar berikut.
Jika kuasa digeser 40 cm menjadi titik
Jika panjang lengan kuasa 3 m, panjang tumpu, agar tuas tetap setimbang
lengan bebas agar posisi tuas dalam diperlukan kuasa sebesar…
keadaan seimbang adalah… A. 160 N
A. 50 cm B. 120 N
B. 75 cm C. 80 N
C. 1.500 cm D. 60 N
D. 1.800 cm 25. Perhatikan gambar berikut.
21. Sebuah batang yang dijadikan sebagai
pengungkit memiliki panjang lengan Diketahui berat beban adalah 230 N,
beban 0,5 m dan lengan kuasa 1,5 m. jarak beban dengan titik tumpu 2 m, dan
jika batang tersebut digunakan untuk jarak kuasa dengan titik tumpu adalah 5
mengangkat beban seberat 450 N, m. Besar gaya F yang dibuthkan untuk
keuntungan mekanis dan gaya yang mengangkat beban sehingga seimbang
dibutuhkan untuk mengangkat beban adalah…
berturut-turut adalah… A. 92 N
A. 3 dan 150 N B. 102 N
B. 3 dan 900 N C. 192 N
1 D. 212 N
C. 3
dan 150 N
1 26. Perhatikan gambar berikut.
D. dan 900 N
3
Peralatan yang menggunakan prinsip
Pasangan tuas yang memiliki bidang reiring ditunjukkan oleh gambar
keuntungan mekanis yang sama adalah nomor…
tuas A. 1 dan 3
A. 1 dan 2 B. 2 dan 3
B. 1 dan 4 C. 2 dan 4
C. 2 dan 3 D. 4
D. 3 dan 4 31. Perhatikan gambar berikut.
27. Perhatikan gambar tuas berikut.
Jika jarak AB = 6 m dan jarak BC = 8
Jika panjang tuas tersebut 1,22 m, m, keuntungan mekanis bidang miring
lengan kuasa dan keuntungan mekanis tersebut adalah…
tuas tersebut adalah… 3
A. 4
A. 150 cm dan 6 5
B.
B. 125 cm an 5,5 3
4
C. 100 cm dan 4,5 C. 3
D. 7,5 cm dan 3 10
D. 3
28. Perhatikan gambar disamping.
Budi mengangkat beban (w) seberat 32. Perhatikan gambar berikut.
1.500 N dengan katrol. Gaya (F)
minimal yang digunakan untuk Usaha yang dilakukan oleh pekerja
mengangkat beban tersebut adalah… tersebut untuk memindahkan benda
A. 150 N bemassa 300 kg melalui bidang miring
B. 375 N adalah sebesar…
C. 750 N A. 1.500 J
D. 1.500 N B. 3.000 J
C. 4.500 J
29. Katrol digunakan untuk menaikkan D. 6.000 J
beban sperti gambar berikut.
33. Balok sebesar 300 N diletakkan pada
Kuasa yang diperlukan pada rangkaian bidang miring licin seperti gambar
katrol tersebut adalah… berikut.
A. 300 N
B. 200 N Besar gaya yang diperlukan untuk
C. 150 N menarik balok dari X ke Y adalah…
D. 75 N A. 120 N
B. 180 N
30. Perhatikan gambar berikut. C. 300 N
D. 480 N
34. Sebuah peti berisi peralatan berat akan
dinaikkan dengan menggunakan papan
sebagai bidang miring seperti pada C. 7,5 m
gambar berikut. D. 10,0 m
35. Pesawat sederhana berikut yang
Agar gaya dorong setengah dari berat memiliki keuntungan mekanis terbesar
peti sesungguhnya, panjang papan yang adalah…
harus disediakan adalah…
A. 3,0 m
B. 5,0 m
BAB 9 TEKANAN
1. Pengertian Tekanan
Tekanan merupakan gaya tekan yang bekerja pada suatu luas bidang tekan.
Semakin kecil luas bidang tekan, semakin besar tekanannya. Secara matematis, tekanan
dinyatakan sebagai berikut.
𝐹
P=𝐴
Dengan
P = tekanan (N/m2).
F = gaya tekan (N),
A = luas bidang tekan (m2)
Contoh penerapan:
- Fondasi tembok bangunan akan mudah melesak ke dalam tanah jika luas fondasinya
sempit karena tekanan tembok terhadap tanah semakin besar.
- Mata pisau dibuat tipis karena dengan gaya yang kecil saja dapat menimbulkan
tekanan yang sangat besar sehingga mudah memotong.
2. Tekanan dalam Zat Cair (Tekanan Hidrostatis)
Tekanan dalam zat cair bergantung pada hal berikut.
a. Kedalaman
b. Percepatan gravitasi
c. Massa jenis zat cair
Secara matematis, tekanan hidrostatis dinyatakan sebagai berikut.
Ph = pgh
Dengan
Ph = tekanan zat cair (Pa atau N/m2),
p = massa jenis zat cair (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (N/kg atau m/s2), dan
h = kedalaman yang dihitung dari permukaan zat cair (m).
Pipa U merupakan pipa melengkung berbentuk U yang dapat digunakan untuk
menentukan hubungan antara massa jenis dan ketinggian zat cair.
Tekanan udara di permukaan laut rata-rata sebesar 1 atm atau 76 cmHg. Semakin rendah suatu
tempat semakin besar tekanannya. Sebaliknya semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah
tekanannya.
Barometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara luar. Tekanan udara
di suatu tempat dapat ditentukan dengan mengetahui ketinggian tempat tersebut dari permukaan
air laut. Secara matematis dituliskan sebagai berikut.
ℎ
P = P0 - (100×1 cmHg) dengan P = tekanan udara suatu tempat (cmHg),
P0 = tekanan udara permukaan laut (cmHg), dan
h = ketinggian tempat (m).
1. Benda berikut yang dapat menghasilkan Apabila massa benda 0,5 kg dan nilai
tekanan terbesar apabila diberi gaya tetapan gravitasi adalah 10 m/s2,
yang sama besar adalah… tekanan yang diberikan balok terhadap
A. B. C. D. lantai adalah…
A. 70 N/m2
B. 150 N/m2
C. 500 N/m2
2. Beberapa balok yang memiliki massa D. 5.000 N/m2
sama diletakkan di atas lantai. Balok 4. Perhatikan gambar berikut.
yang memiliki tekanan paling besar
terhadap lantai ditunjukkan oleh Gambar tersebut ilustrasi bendungan
gambar…. dengan air relatif tenang. Tekanan
Suatu balok bermassa 8 kg diletakkan paling besar dialami bagian bendungan
pada permukaan lantai seperti gambar nomor…
berikut. A. 4 C. 2
B. 3 D.1
Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2,
5. Dasar danau memiliki kedalaman 450
tekanan yang dikerjakan balok pada
cm. jika diketahui massa jenis air 1
lantai adalah…
g/cm3 dan g = 10 m/s2, tekanan air pada
A. 0,8 N/m2
dasar danau adalah…
B. 100 N/m2
A. 450 Pa
C. 800 N/m2
B. 4.500 Pa
D. 1.000 N/m2
C. 9.000 Pa
3. Sebuah balok diletakkan di atas D. 45.000 Pa
permukaan lantai seperti pada gambar
6. Seorang penyelam hendak meneliti
berikut.
terumbu karang di dasar laut. Penyelam
tersebut berada pada kedalaman 10 m.
jika massa jenis air laut sebesar 1.030
kg/m3, besar tekanan yang dialami tabung M adalah … tekanan air di dasar
penyelam adalah… tabung N.
A. 1.030 N/m2 1
A. kali C. 2 kali
2
B. 10.300 N/m2
B. 1 kali D. 4 kali
C. 103.000 N/m2
D. 1.030.000 N/m2 11. Dua orang penyelam menyelam ke
dasar waduk. Penyelam pertaa
7. Berikut ini merupakan sketsa dua orang
mendapat tekanan hidrostatis dari air
yang sedang menyelam di dalam air.
sebesar 80.000 Pa dan peyelam kedua
mendapat tekanan hidrostatis dari air
Perbandingan tekanan hidrostatis yang
sebesar 120.000 Pa. jika massa jenis air
dialami oleh penyelam A dan penyelam
1 g/cm3 kedua penyelam memiliki
B adalah…
selisih kedalaman…
A. 1 : 2 C. 2 :3
A. 4 m C. 12 m
B. 2 : 1 D. 3:2
B. 8 m D. 16 m
8. Seekor ikan berada dalam wadah seperti
12. Perhatikan gambar berikut.
gambar disamping. Jika massa jenis air
1.000 kg/m3 dan percepatan gravitasi 10
Jika massa jenis air 1.000 kg/m3, massa
m/s2, tekanan hidrostatis yang dialami
jenis minyak adalah…
ikan sebesar…
A. 20 kg/m3
A. 3.000 N/m2
B. 800 kg/m3
B. 5.000 N/m2
C. 1.200 kg/m3
C. 8.000 N/m2
D. 1.800 kg/m3
D. 10.000 N/m2
13. Cairan A dan B dimasukkan ke dalam
9. Seekor ikan berada pada akuarium
bejana berhubungan seperti tampak
seperti terlihat pada gambar berikut.
pada gambar berikut.
2. Periode getaran adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran,
sedangkan frekuensi getara adalah banyaknya getaran yang dilakukan benda selama satu
sekon. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑡 𝑛
T = 𝑛 dan t = dengan T = periode (s),
𝑡
t = frekuensi (Hz),
t = waktu (s), dan
n = jumlah getaran.
Hubungan antara frekuensi dengan periode getaran adalah sebagai berikut.
1 1
f = 𝑇 dan T = 𝑓
3. Getaran yang merambat disebut gelombang. Beberapa jenis gelombang adalah sebagai
berikut.
a. Berdasarkan cara merambatnya
Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium rambatan,
sedangkan gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerukan
medium rambatan dan dapat merambat di ruang hampa.
b. Berdasarkan arah rambat gelombang
Gelombang tranversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap
arah getarannya, sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah
rambatnya sejajar dengan arah getarannya.
A dan E = puncak gelombang
C = dasar gelombang
OAB dan DEF = bukit gelombang
AA’, CC’, dan EE’ = amplitude
1𝜆 = 1 panjang gelombang = 1 bukit + 1
lembah
a = rapatan
b = renggangan
1𝜆 = 1 panjang gelombang = 1 rapatan + 1
renggangan
4. Cepat rambat gelombang adalah cara yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu.
Persamaannya adalah sebagai berikut.
𝜆
v = 𝑇 atau v = 𝜆𝑓 dengan v = cepat rambat gelombang (m/s). dan
𝜆 = panjang gelombang (m).
Sifat gelombang
a. Pada gelombang, yang merambat adalah usikannya, sedangkan zat perantara
(medium) tetap. Contoh: kayu di permukaan air hanya bergerak naik turun ketika
terjadi gelombang.
b. Dalam perambatannya, gelombang membawa energi. Contoh: terjadi abrasi pantai
akibat hempasan gelombang laut.
c. Jika mengenai dinding pemantul, gelombang akan dipantulkan. Contoh:
pemantulan gelombang pada slinki.
B. Bunyi dan Penerapannya
1. Bunyi adalah hasil getaran suatu benda. Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Syarat
terjadi dan terdengarnya bunyi adalah sebagai berikut.
a. Ada sumber bunyi (benda yang bergetar).
b. Ada medium yang merambatkan bunyi.
c. Ada penerima (pendengar) yang berada dalam jangkauan sumber bunyi.
d. Getaran mempunyai frekuensi berupa frekuensi audio (20-20.000 Hz).
2. Cepat rambat bunyi (v) adalah besarnya jarak yang ditempuh (s) oleh bunyi tiap satuan
waktu (t). Secara matematis, dituliskan sebagai berikut.
𝑠
v=𝑡
3. Hubungan antara rambat cepat bunyi (v) dengan frekuensi (f) dan periode (T) adalah sebagai
berikut.
𝜆
v = 𝑇 atau v = 𝜆𝑓
Kuat lemahnya bunyi dipengaruhi oleh amplitude dan jarak sumber bunyi dengan
pendengar.
Semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi bunyi.
Warna bunyi
- Warna bunyi (timbre) merupakan dua bunyi atau lebih yang frekuensinya sama,
tetapi terdengar berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan amplitude.
- Contoh: suara laki-laki dan wanita, serta suara jenis-jenis alat musik berbeda
walaupun mengeluarkan nada yang sama.
4. Jenis bunyi berdasarkan batas pendengaran manusia adalah sebagai berikut.
a. Infrasonik merupakan bunyi yang frekuensinya < 20 Hz. Bunyi ini hanya dapat
didengar oleh beberapa hewan, seperti jangkrik dan anjing.
b. Audiosonik merupakan bunyi yang frekuensinya antara 20-20.000 Hz. Bunyi ini dapat
didengar oleh manusia dan hampir semua jenis hewan.
c. Ultrasonik merupakan bunyi yanag frekuensinya > 20.000 Hz. Bunyi ini hanya dapat
didengar oleh beberapa hewan, seperti kelelawar dan lumba-lumba. Penggunaan
ultrasonik oleh manusia, di antaranya sebagai berikut.
1) Kacamata tunanetra
2) USG (ultrasonografi)
3) Melepaskan kotoran (plak) gigi
4) Mengukur kedalaman laut dengan menggunakan persamaan berikut.
Frekuensi yang dihasilkan oleh senar atau dawai dapat ditentukan dengan menerapkan
hukum Mersenne.
1 𝑇
f = 2𝐿 √𝑝𝐴
dengan
f = frekuensi (Hz),
L = panjang senar (m),
T = tegangan senar (kg m/s2),
p = massa jenis senar (kg/m3), dan
A = luas penampang senar (m2).
Resonansi
- Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain.
- Syarat terjadinya resonansi
a. Frekuensi benda sama dengan frekuensi sumber getar.
1
b. Tinggi kolom udara merupakan kelipatan ganjil dari 4 panjang gelombang.
3 5 7 9
(4 , 4 , 4 , 4 , dst)
3. Pemantulan pada permukaan yang halus akan menghasilkan pemantulan teratur (a),
sedangkan pemantulan pada permukaan kasar akan menghasilkan pemantulan tidak teratur
atau pemantulan baur (b).
3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan kembali berimpit
melalui titik pusat kelengkungan tersebut.