Anda di halaman 1dari 20

ALAT UKUR

Alat Ukur

Theresia Emilia Woghe, S. Pd


Kompetensi Dasar dan Indikator
Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
2. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran 1. Mengidentifikasi tujuh besaran pokok
besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka 2. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan
penting, serta notasi ilmiah 3. Menentukan satuan dan dimensi suatu besaran
4. Membandingkan ketelitian dari jangka sorong,
mikrometer, stopwatch dan neraca
5. Menuliskan hasil pengukuran jangka sorong,
mikrometer, stopwatch dan neraca sesuai aturan angka
penting disertai ralatnya
6. Menghitung jumlah angka penting dari hasil
pengukuran
7. Menuliskan hasil dari operasi dua angka penting atau
lebih.
4.2 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis 1. Menentukan alat/bahan percobaan menentukan
berikut ketelitiannya dengan menggunakan panjang dan waktu
peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti 2. Mendesain langkah percobaan menentukan panjang dan
waktu
kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan
3. Menyajikan data hasil percobaan pengukuran panjang
ilmiah dan waktu
A. Pengertian Besaran dan
Satuan
• Besaran adalan segala sesuatu yang bisa diukur dan
bisa dinyatakan dengan angka/nilai/bilangan dan
satuan. Satuan adalah segala sesuatu yang menyertai
sebuah nilai yang mejadi identitas dari sebuah
besaran.
• Contoh:
– Panjang meja 150 cm. Artinya:
– Panjang : sebagai besaran
– 150 : sebagai nilai
– Cm : sebagai satuan
B. Macam – macam Besaran
a. Besaran Pokok
• Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya sudah
ditetapkan terlebih dahulu secara internasional. Ada
tujuh besaran pokok dalam fisika, yaitu:
NO BESARAN L.BESAR SATUAN L.SATUA
AN N
1 Panjang l meter m
2 Massa m kilogram kg
3 Waktu t sekon s
4 Suhu T Kelvin K
5 Kuat arus listrik i Ampere A
6 Intensitas I candela cd
cahaya
7 Jumlah Zat N mol mol

PaWaI SuKa MaJu atau KU Ingin JUMpa


Susi WAKTU Masih PAgi
b.Besaran Turunan
• Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari
satu atau lebih besaran pokok.
NO BESARAN L.SATUAN SATUAN
1 Luas L m2
2 Volume V m3
3 Massa jenis ρ Kg/m3
4 Kecepatan v m/s
5 Percepatan a m/s2
6 Gaya F Newton
7 Usaha W Newton.meter
8 Energi potensial Ep Joule
9 Energi kinetik Ek Joule
10 Daya P Joule/sekon
11 Tekanan P N/m2
12 Momen gaya τ Newton.meter
13 Momentum p Kg.m/s
14 Hambatan listrik R Ohm
15 Kuat Medan Listrik E Newton/Coulo
mb
16 Muatan listrik Q Coulomb
C. Sistem Satuan dan Dimensi

– Sistem satuan yang digunakan pada


besaran pokok dan besaran turunana
adalah sistem satuan
internasional atau sistem metrik.
Sistem metrik yang dikenal adalah
meter, kilogram, sekon(mks).
Dimensi adalah cara suatu besaran
tersusun dari besaran-besaran
pokok. Dimensi besaran pokok
dinyatakan dengan huruf tertentu
dan diberi kurung persegi [ ].
Tabel besaran pokok dengan dimensinya

NO BESARAN SATUAN L.SAT DIMEN


UAN SI
1 Panjang Meter m [L]
2 Massa Kilogram kg [M]
3 Waktu Sekon s [T]
4 Suhu Kelvin K [θ]
5 Kuat Arus Ampere A [I]
Listrik
6 Intensitas candela cd [J]
cahaya
7 Jumlah zat mol mol [N]
Tabel besaran turunan dengan dimensinya
N BESARAN RUMUS SATUAN DIMENS
O I
1 Luas L = P.l m2 [L2]
2 Volume V = P.l.t m3 [L3]
3 Kecepatan V = s/t m/s [L.T-1]
4 Percepatan a = Δv/t m/s2 [L.T-2]
5 Massa jenis Ρ = m/V Kg/m3 [M.L-3]
6 Tekanan P = F/A Newton/m2 [M.L-1.T-2
]
7 Usaha W = F.s Newton.me [M.L-2.T-2
ter ]
8 Daya P = W/t Joule/seko [M.L-2.T-3
n ]
9 Energi EP = m.g.h Newton.me [M.L-2.T-2
Potensial ter ]
10 Energi kinetik EK = Newton.me [M.L-2.T-2
½.m.v2 ter ]
11 Momentum P = m.v Kg.m/s [M.L-2.T-2
C. PENGUKURAN
• Alat ukur panjang
1.Mistar
– Garis 1cm adalah jarak terdekat antara 2 garis panjang yang
berdekatan.Garis 1mm adalah jarak terdekat antara 2 garis
pendek yang berdekatan.
– Mistar mempunyai skala terkecil 1mm/0,1cm.ketelitiannya
0,5mm/0,05cm.
2. Jangka sorong
– Jangka sorong terdiri dari dua rahang, yaitu rahang tetap dan
rahang geser.Pada rahang tetap terdapat skala utama dan
pada rahang geser terdapat skala nonius.Skala terkecil
0,1mm/0,01cm, sedangkan ketelitiannya
0,05mm/0,005cm.jangka sorong digunakan untuk mengukur
diameter dalam dan diameter luar dari sebuah benda.
– Cara membaca jangka sorong:
• Perhatikan angka pada pada skala utama yang berdekatan
dengan berdekatan dengan angka nol pada skala nonius.
• Perhatikan garis pada skala nonius yang segaris dengan garis
pada skala utama.
3.Mikrometer sekrup
– Mikrometer sekrup memiliki rahang tetap dan
rahang putar.Pada rahang tetap terdapat skala
utama dan pada rahangputar terdapat skala
nonius.Skala terkecil 0,01mm/0,001cm, sedangkan
ketelitiannya 0,005mm/0,0005cm.Mikrometer
sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan,
diameter bola, diameter kawat yang sangat kecil.
– Cara membaca mikrometer sekrup:
• Perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan
dengan dengan tepi selubung luar pada skala nonius.
• Perhatikan garis-garis pada skala nonius yang tepat
berimpitan/segaris dengan garis-garis pada skala
utama.
• Jumlahkan angka yang terbaca pada kedua skala.
 
Massa
• Dalam SI, massa menggunakan satuan dasar kilogram (kg). Satu kilogram
standar sama dengan massa sebuah silinder yang terbuat dari campuran
platinum-iridium yang disimpan di Sevres, Paris, Perancis.
• Selain kilogram (kg), massa benda juga dinyatakan dalam satuan-satuan lain,
misalnya : gram (g), miligram (mg), dan ons untuk massa-massa yang kecil; ton
(t) dan kuintal (kw) untuk massa yang besar.
1 ton = 10 kw = 1.000 kg
1 kg = 1.000 g = 10 ons
• Langkah – langkah pengukuran massa dengan neraca lengan adalah :
– Atur sistem pengatur khusus sehingga saat belum ada beban dan semua
beban geser skala pada posisi nol, neraca berada dalam keadaan
seimbang(penunjuk segaris dengan angka nol sebagai acuan)
– Letakan beban/suatu benda yang akan diukur pada tempat beban.
– Atur beban geser pada skala sehingga neraca berada dalam keadaan
seimbang(penunjuk segaris dengan angka nol sebagai acuan)
– Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan skala pada masing – masing
lengan skala. Neraca ini mempunyai empat lengan
– skala, yaitu masing – masing dengan rentang bacaan 0 – 1 gram,0 – 10 gram,
0 – 100 gram, 0 – 200 gram.
• Contoh :
– Posisi beban geser lengan skala(0 –
200 g) = 200
– Posisi beban geser lengan skala(0 –
100 g) = 50
– Posisi beban geser lengan skala(0 –
10 g) = 7
– Posisi beban geser lengan skala(0 – 1
g) = 0,5
– Hasil pengukuran (200 + 50 + 7 + 0,5)
gram = 257,5 gram.
– Ketelitian alat = 0,01 gram
– Penulisan hasil pengukuran (257,5 ±
0,01)gram
Waktu
• Satuan dasar SI untuk waktu adalah sekon (s).
Satu sekon standar bersesuaian dengan
9.192.631.770 kali periode radiasi yang dihasilkan
oleh transisi di antara tingkat hiperhalus atom
Cesium-133 (Cs133). Berdasar jam atom ini,
dalam selang 300 tahun hasil pengukuran waktu
tidak akan bergeser lebih dari satu sekon
• Untuk peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya
cukup lama, waktu dinyatakan dalam
satuan-satuan yang lebih besar, misalnya: menit,
jam, hari, bulan, tahun, abad dan lain-lain.
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 sekon
• Langkah – langkah pengukuran waktu oleh
stopwatch adalah :
– Tekan tombol reset(biasanya terletak dibagian tengah
dan berwarna putih)kemudian lepaskan, sehingga jarum
penunjuk ada pada posisi nol.
– Tekan dan lepaskan tombol start pada saat pengukuran
waktu tepat dimulai.
– Tekan dan lepaskan tombol stop pada saat pengukuran
waktu tepat selesai.
– Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan pada
jarum penunjuk besar(dalam satuan menit)ditambah
bacaan jarum penunjuk kecil(dalam satuan sekon).
• Contoh :
– Posisi jarum penunjuk besar : 5 menit
– Posisi jarum penunjuk kecil : 43 sekon
– Hasil pengukuran : 5 + 60 = 343 sekon
– Ketelitian : 1 sekon
– Penulisan hasil pengukuran :( 343 ± 1)sekon
Notasi ilmiah
• Notasi ilmiah atau notasi baku merupakan
penulisan bilangan dalam bentuk bilangan
sepuluh berpangkan. Penggunaan notasi
ilmiah ini bertujuan untuk mempermudah
penulisan bilangan yang besar. Dalam notasi
ilmiah, angka angka hasil pengukuran
dinyatakan dengan bilangan diantara 1 dan
10 dikalikan dengan bilanagan 10 berpangkat.
• Notasi ilmiah dituliskan dalam bentuk
rumusan:

• Ket
– a = bil asli(1-9)
– n = eksponen yang berupa bilangan bulat
– 10n = orde
• Aturan penulisan hasil pengukuran dengan notasi
ilmiah;
1. Untuk bilangan lebih dari 10, kita pindahkan koma
desimal kekiri dengan exponen bertanda positif.
– contoh:

2. Untuk bilangan kurang dari 1, kita pindahkan koma


desimal kekanan koma desimal kekanan dengan
exponen negatif.
– Contoh;
Penggunaan awalan dalam satuan SI

• EKSA PErgi
TErima GItar
• MEGA KIra
HEni DEKAt
• DESI CENTIl
meMILI Miko
• NANO PIKul
FEMTO
ATTO
Angka penting
• Angka penting adalah semua angka hasil
pengukuran yang termasuk angka eksak dan angka
taksiran.
• Beberapa aturan dalam menentukan angka penting
adalah sbb:
– Semua angka yang bukan angka nol adalah angka
penting.
Contoh : 45 memiliki 2 angka penting
4,56 memiliki 3 angka penting 
– Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol
adalah angka penting.
Contoh : 2009 memiliki 4 angka penting
709 memiliki 3 angka penting 
– Angka nol yang terletak disebelah kanan angka bukan
nol adalah angka penting
Contoh : 20 memiliki dua angka penting
450 memiliki 3 angka penting
 
– Angka nol yang terletak disebelah kiri angka
bukan nol,baik nol disebelah kiri koma
maupun disebelah kanan koma adalah bukan
angka penting
Contoh : 0,00201 memiliki 3 angka penting
0,010 memiliki 2 angka penting

– Angka yang ditulis dalam bentuk notasi


ilmiah, semua angka sebelum orde adalah
angka penting
Contoh : 34 x 105 memiliki 2 angka penting
25,6 x 102 memiliki 3 angka penting
HERE I AM

Anda mungkin juga menyukai