Anda di halaman 1dari 18

BAB 1 BESARAN, SATUAN, dan

PENGUKURAN

Capaian Pembelajaran

1. Mampu memahami konsep Besaran, Setiap kali kita


Satuan dan Pengukuran. mengidentifikasi suatu benda, kita
2. Mampu menggunakan/ akan menyatakan panjang, pendek,
mendemonstrasikan alat ukur tinggi, berat, dan ringan. Saat kita
dengan tepat. membandingkan antar benda kita
3. Mampu mengaplikasikan konsep membutuhkan alat ukur dan
Besaran, satuan dan pengukuran memiliki data hasil pengukuran
dalam kehidupan sehari-hari untuk membandingkan hasilnya.
Materi Lalu apa saja besaran, satuan, alat

1. Besaran Pokok dan Besaran ukur, dan pengukuran yang kita

Turunan. gunakan. Pada bab ini kita akan

2. Satuan Internasional mempelajarinya.

3. Dimensi Besaran
4. Pengukuran Besaran Pokok.
PETA KONSEP
Saat kita ingin membuat meja yang pertama kita lakukan membuat ukuran meja yang
dibutuhkan dan menyesuaikan dengan ruangannya. Kita menggunakan mistar atau meteran untuk
mengukur panjang meja yang akan dibuat. Hasil pengukuran yang diperoleh kita jadikan
panduan untuk membuat meja tersebut. Namun, sebelum ada mistar atau meteran kita mengukur
menggunakan jengkal dan hasta untuk mengetahui panjang suatu benda. Tanpa disadari kita
sudah mengaplikasikan konsep besaran, satuan, alat ukur, dan pengukuran dalam membuat meja
tersebut. Lalu apa saja besaran yang kita gunakan, satuan apa saja yang kita gunakan, alat ukur
yang sesuai dengan kebutuhan pengukuran kita, dan apa saja fungsinya dalam kehidupan sehari-
hari ? Pada bab ini kita akan mempelajarinya.

1.1.Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka dan disertai
dengan satuan. Satuan merupakan segala sesuatu yang menunjukkan hasil pengukuran atau
perbandingkan dalam suatu pengukuran.

Gambar 1.1. Timbangan untuk mengukur massa dan Mistar untuk mengukur massa
 Sumber: https://images.app.goo.gl/HsrKvkPUA1TXSiH87 ; https://images.app.goo.gl/zovoqnyCoJSgY7MM7 diunduh pada 8 Desember
2020

Timbangan atau neraca digunakan untuk mengukur massa dengan satuan kilogram (kg)
dan mistar digunakan untuk mengukur panjang dengan satuan meter (m). Massa dan Panjang
merupakan besaran sedangkan kilogram dan meter merupakan satuan dari suatu hasil
pengukuran. Dalam fisika besaran terdiri dari Besaran Pokok dan Besaran Turunan.

A. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah ditetapkan terlebih dahulu tidak
diturunkan dari besaran lain. Contohnya untuk mengukur suhu tubuh kita menggunakan
thermometer dan hasil pengukurannya misalnya 360C, satuan derajat Celcius merupakan satuan
yang sudah ditetapakan untuk hasil pengukuran suhu. Suhu merupakan salah satu besaran pokok.
Ada 7 besaran pokok dalam fisika, disajikan dalam taber berikut:
Tabel 1.1. Besaran Pokok dan Satuannya
No Besaran Pokok Satuan dan Simbol
1 Panjang Meter (m)
2 Massa Kilogram (Kg)
3 Waktu Sekon (s)
4 Suhu Kelvin (K)
5 Kuat Arus Ampere (A)
6 Intensitas Cahaya Candela (Cd)
7 Jumlah Molekul Zat Mol (mol)

B. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Saat kita
ingin mengetahui berapa kecepatan kita berlari menempuh jarak 5 m kita membutuhkan panjang
lintasan dan waktu yang digunakan. Kecepatan merupakan salah satu contoh besaran turunan
yang diturunkan dari besaran pokok panjang dan waktu. Besaran turunan merupakan kombinasi
dari besaran pokok, maka akan banyak sekali besaran turunan. Pada Tabel di bawah ini beberapa
besaran turunan.
Tabel 1.2. Besaran Turunan dan Satuannya
No BesaranTurunan Satuan dan Simbol
1 Kecepatan m/s
2 Percepatan m/s2
3 Luas m2
4 Gaya Kg m/s2
5 Volume m3
6 Massa Jenis Kg/m3
1.2.Satuan International
Satuan adalah segala sesuatu yang menyatakan hasil pengukuran atau perbandingan dari
hasil pengukuran. Satuan International adalah. Sebelum adanya standar internasional, hampir
setiap negara menetapkan sistem satuannya sendiri. Sebagai contoh, satuan panjang di negara
Indonesia adalah hasta (ujung siku sampai ujung jari) dan jengkal, di Inggris dikenal inci dan feet
(kaki), dan di Perancis digunakan meter. Penggunaan bermacam-macam satuan untuk suatu
besaran ini menimbulkan kesukaran. Kesukaran pertama adalah diperlukannya bermacam-
macam alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Kesukaran kedua adalah kerumitan
konversi dari satuan ke satuan lainnya, misalnya dari jengkal ke kaki. Ini disebabkan tidak
adanya keteraturan yang mengatur konversi satuan-satuan tersebut. Akibat adanya kesukaran
yang timbul karena penggunaan satuan yang berbeda-beda maka muncul gagasan untuk
membuat menggunakan satu jenis satuan saja untuk besaran-besaran dalam fisika. Telah
disepakati Satuan International (International system of unit) disingkat SI sebagai acuan untuk
satuan besaran. Karena ada tujuh besaran pokok maka ada tujuh satuan pokok dalam SI:
Tabel 1.3. Besaran-Besaran dasar SI, Satuan, dan Simbol
No Besaran Pokok Satuan Simbol
1 Panjang Meter m
2 Massa Kilogram Kg
3 Waktu Sekon s
4 Suhu Kelvin K
5 Kuat Arus Ampere A
6 Intensitas Cahaya Candela Cd
7 Jumlah Molekul Zat Mol mol

Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan
keinginan kita atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan kita
memerlukan dalam satuan cm, satuan gram dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon
menjadi sekon. Untuk mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya
diperlukan tangga konversi. Gambar di bawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa,
dan waktu, beserta dengan langkah-langkah penggunaannya.
Gambar 1.2. Tangga konversi panjang

1.3.Dimensi Besaran

Dimensi suatu besaran menujukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.
Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan lambang huruf tertentu (ditulis huruf besar), dan atau
diberi kurung persegi. Sebagai contoh, dimensi dari besaran massa ditulis M atau [M]. Dimensi
suatu besaran turunan ditentukan oleh rumus besaran turunan tersebut jika dinyatakan dalam
besaran-besaran pokok.
Tabel 1.4. Besaran Pokok, SI, dan Dimensi
No Besaran Pokok Satuan Dimensi
International
1 Panjang m [L]
2 Massa Kg [M]
3 Waktu s [T]
4 Suhu K [ ]
5 Kuat Arus A [I]
6 Intensitas Cahaya Cd [J]
7 Jumlah Molekul Zat mol [N]
Dimensi besaran turunan diperoleh dari rumus besaran turunan itu sendiri yang
dikonversikan menggunakan dimensi besaran pokok. Langkah-langkah untuk menuliskan
dimensi dari besaran turunan dapat dilakukan dengan menuliskan rumus besaran turunan,
menuliskan satuan besaran, dan menentukan satuan besaran. Contohnya untuk dimensi kecepatan
dari didefinisikan sebagai hasil bagi dari jarak yang merupakan turunan dari besaran panjang dan
besaran waktu:

Tabel 1.5. Besaran Turunan, SI, dan Dimensi


No Besaran Turunan Rumus Satuan Dimensi
1 Luas L= p x l m2 [L]2
2 Volume V= p x l x t m3 [L]3
3 Massa jenis = Kgm-3 [M] [L]-3

4 Kecepatan v = s/t m/s [L]/[T]=[L][T]-1


5 Percepatan a = v/t m/s2 [L]/[T]2=[L][T]-2
6 Gaya F = m.a Kg. m/s2 [M][L]/[T]2= [M][L][T]-2

1.4.Pengukuran Besaran Pokok


Pengukuran adalah proses membandingkan suatu besaran yang diukur menggunakan
besaran lain yang sudah ditentukan skala dan satuannya. Berikut ini beberapa contoh pengukuran
besaran dalam fisika:
1. Pengukuran Panjang
a. Mistar
Mistar atau biasa disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga ketelitian
mistar 0,5 mm atau 0,05 cm. perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukurannya = 3,1 – 0,3 = 2,8 cm


Penulisan hasil ukur = (2,8 ± 0,05) cm
b. Jangka sorong

Jangka sorong memiliki 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka sorong memiliki
ketelitian lebih baik daripada mistar. Jangka sorong digunakan untuk mengukur kedalaman,
mengukur jarak, maupun diameter dalam. Cara membaca jangka sorong sebagai berikut:

Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:

1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan
angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya.
Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skala vernier atau skala nonius: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat
satu garis skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala nonius. Pada
gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala nonius. Jadi, skala
nonius yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.

Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius = 2,1 cm + 0,03 cm = 2,13 cm = 21,3 mm

c. Mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat sebelumnya, yaitu
0,01 mm. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur diameter kawat, ketebalan kertas, dan benda-
benda kecil lainya. Cara membaca micrometer sekrup untuk melihat hasil pengukurannya.
1. Baca skala utama dari micrometer sekrup tersebut, dibagian atas garis menunjukkan
angka bulat mm seperti 1 mm dan seterusnya, sedangkan pada garis skala bawah
menunjukkan bilangan 0.5 mm.
Dari gambar diatas, garis skala atas menunjukan angka 3 mm dan garis skala bagian
bawah menunjukan 0,5 mm, Jumlahkan kedua hasil diatas maka skala utama pada
mikrometer diatas menunjukan angka 3,5 mm.
2. Selanjutnya baca skala nonius atau skala putarnya yaitu garis yang berada tepat segaris
dengan garis pembagi pada skala utama. Pada gambar di atas, skala nonius menunjukan
angka 12 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga skala noniusnya menunjukan 0,12 mm.
3. Kemudian jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dan skala nonius
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius = 3,5 + 0,12 = 3,62 mm

b. Pengukuran massa
Massa merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan timbangan
atau neraca. Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium adalah neraca O’Hauss tiga
lengan. Neraca tersebut memiliki tiga lengan dengan rincian sebagai berikut.
 Lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram.
 Lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram.
 Lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.
Perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukuran massa di atas adalah 400 gram + 70 gram + 9,4 gram = 479,4 gram.
c. Pengukuran Arus Listri dan Tegangan
Alat untuk mengukur arus listrik disebut amperemeter, sedangkan untuk mengukur
tegangan listrik disebut voltmeter. Adapun contoh gambar alatnya adalah sebagai berikut.

Hasil pengukuran amperemeter di atas adalah sebagai berikut.:

Hasil Pengukuran =

d. Pengukuran Waktu
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. Biasanya stopwatch
sering digunakan untuk menghitung dari skala o, dan memiliki tingkat ketelitian yang lebih
tinggi dibandingkan dengan jam. Perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch di atas adalah 2 menit + 12 sekon.


e. Pengukuran Suhu
Suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derejat panas atau dingin suatu benda.
Ukuran panas dan dinginnya suatu benda dinyatakan dengan suhu. Alat untuk mengukur suhu
adalah termometer. Termometer yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan
pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi
pipa kapiler termometer adalah sebagai berikut:
1. raksa tidak membasahi dinding kaca,
2. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
3. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat
mengubah suhunya.
4. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap
bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik
tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan
penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih. Berikut ini adalah penetapan titik tetap
pada skala termometer.

 Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah
dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
 Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah
dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
 Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang dicampur
dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180
skala.
 Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu
suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin
menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373.
Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala. Hubungan
skala Celcius dan Kelvin adalah tºK = tºC + 273 K
f. Pengukuran Jumlah Zat
Dalam satu atom tersusun atas banyak sekali partikel. Contohnya dalam 0,01 gram atom
Karbon (C) tersusun jutaan bahkan milyaran partikel. Untuk memudahkan dalam pengukuran
jumlah zat tersebut dicarilah suatu basis pengukuran yang disebut mol (n). Mol adalah jumlah
partikel zat dalam 12 gram unsur karbon. 1 mol = 6,02 x 1023 partikel. 6,02 x 1023 disebut juga
sebagai bilangan Avogadro. Lalu untuk mencari jumlah partikel X maka,
mol (n) = partikel

massa untuk membentuk masing-masing zat itu berbeda.


Massa untuk 1 mol zat = massa molar zat (gr/mol)massa molar zat
= Mr dari suatu senyawa atau Ar dari suatu unsur
Hubungan antara massa suatu zat yang berupa senyawa atau unsur maka
mol (n) = mol (n) =

Untuk zat yang berupa gas sulit untuk diukur massanya yang lebih mudah diukur itu volume
gasnya. Dalam hipotesis Avogadro pada P dan T yang sama
volume gas jumlah partikel jumlah mol
V

; R= 0,082 (L atm/mol K)

P= tekanan (atm)
T= suhu (K)
n=

Jika diukur pada P = 1 atm, t= 00C,


T= 2730K, maka
n=

keadaan ini disebut STP


g. Pengukuran Intensitas Cahaya
Satuan baku intensitas cahaya dalam sistem SI adalah kandela. Kandela berasal dari kata
Candle (bahasa Inggris) yang artinya lilin. Satu kandela didefinisikan sebagai intensitas cahaya
dalam arah tegak lurus dari suatu benda hitam yang luasnya sama dengan 1 per 6000 ribu m
kuadrat yang memijar pada suhu yang sama dengan suhu platina yang memijar.Alat untuk
mengukur intensitas cahaya adalah candlemeter atau luxmeter.

h. Pengukuran dengan Satuan Tidak Baku

Pengukuran dengan satuan tidak baku adalah satuan yang menghasilkan nilai ukuran
yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Jenis pengukuran ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan jengkal telapak tangan, jengkal telapak kaki, lengan, hasta, ataupun depan.
Adapun contoh dari pengukuran ini dengan melakukan kegiatan pengukuran tinggi badan dengan
menggunakan jengkal telapak tangan, yang artinya membandingkan tinggi badan dengan
panjang jengkal tangan. Namun, hal tersebut tidak bisa dikatakan akurat karena, jika mengukur
kembali dengan jengkal tangan orang lain maka hasilnya akan berbeda, hal ini dikarenakan
ukuran jengkal tangan berbeda-beda.
RANGKUMAN

1. Besarann adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam bentuk
angka. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah ditetapkan
sedangkan, besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari
besaran pokok.
2. Besaran pokok terdiri dari panjang, suhu, waktu, massa, intensitas cahaya,
jumlah zat, dan arus listrik.
3. Besaran turunan diantaranya luas, volume, kecepatan, percepatan, gaya, massa
jenis, dan besaran-besaran lainnya yang diturunkan dari besaran pokok.
4. Satuan international adalah ketetapan satuan yang digunakan untuk menyatakan
hasil pengukuran atau perbandingan dari hasil pengukuran.

No Besaran Pokok Satuan Dimensi


International
1 Panjang m [L]
2 Massa Kg [M]
3 Waktu s [T]
4 Suhu K [𝜃]
5 Kuat Arus A [I]
6 Intensitas Cahaya Cd [J]
7 Jumlah Molekul Zat mol [N]
5. Pengukuran adalah proses membandingkan suatu besaran yang diukur
menggunakan besaran lain yang sudah ditentukan skala dan satuannya.
Pengukuran besaran dalam fisika diantaranya, pengukuran panjang, massa,
waktu, suhu, kuat arus, intensitas cahaya, dan jumlah zat.
LATIHAN
1. Syifa melakukan pengukuran dengan hasil sebagai berikut:
1) Panjang meja itu 2 m
2) Suhu badan andi 370C
3) Luas ruang kelas 20 m2
4) Volume bak mandi itu 30 m3
5) Mira belajar selama 2 jam
Dari pernyataan di atas yang termasuk besaran pokok adalah ….
A. 1, 2, 3 C. 1, 2, 5 E. 1, 4, 5
B. 1, 2, 4 D. 3, 4, 5

2. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama
dengan orang lain adalah ….
A. satuan baku
B. satuan international
C. satuan tidak baku
D. satuan standard
E. besaran pokok

3. Berikut ini yang termasuk besaran turunan adalah ….


A. luas, volume, panjang
B. percepatan, suhu, volume
C. volume, kecepatan, waktu
D. kecepatan, luas, volume
E. luas, waktu, volume

4. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika dinyatakan
dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor adalah …
A. 36 ms-1
B. 30 ms-1
C. 24 ms-1
D. 20 ms-1
E. 15 ms-1
5. Dimensi dari gaya dengan satuan international adalah ….
A. [m] 3 C. [L][M][T] E. [M][L][T] -2
B. [L][T] -2 D. [L] 2
6. Dimensi dari luas dengan satuan international adalah ….
C. [m3] C. [L] [M] E. [L-1]
D. [L3] D. [L2]

7. Gambar berikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer terhadap sebuah diameter


bola logam kecil, Hasil pengukuran yang ditunjukkan adalah :

A. 8,12 mm D. 8,62 mm
B. 8,50 mm E. 9,12 mm
C. 8,52 mm

8. Berikut ini yang termasuk besaran pokok adalah ….


A. panjang, waktu, luas
B. panjang, suhu, volume
C. arus listrik, waktu, panjang
D. jumlah zat, luas, volume
E. luas, percepatan, waktu

9.

Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran diameter tabung menggunakan jangka


sorong. Berdasarkan gambar tersebut hasil pengukuran yang benar adalah ….
A. 2,86 cm
B. 2,76 cm
C. 3,20 cm
D. 3,26 cm
E. 3,66 cm
10. Suhu suatu thermometer menunjukkan skala 450C, hasil konversi ke … 0K adalah …
A. 318 0K C. 273 0K E. 45 0K
B. 113 0K D. 36 0K
ESSAY
1. Jelaskan pengertian dari besaran, besaran pokok, dan besaran turunan!
2. Tuliskan besaran pokok beserta satuan dan dimensinya!
3. Tuliskan dimensi dari massa jenis ( , volume, dan kecepatan!
4.

Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran diameter tabung menggunakan jangka


sorong. Tentukanlah hasil pengukurannya!

5.

Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup.


Tentukalah hasil pengukurannya!
DAFTAR PUSTAKA
Dogra,S.K., (2009), Kimia Fisik Dan Soal-Soal, UI Press, Jakarta
Giancoli, Douglas C., (2001), Fisika Edisi 7, Penerbit Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai