PENGUKURAN
Capaian Pembelajaran
3. Dimensi Besaran
4. Pengukuran Besaran Pokok.
PETA KONSEP
Saat kita ingin membuat meja yang pertama kita lakukan membuat ukuran meja yang
dibutuhkan dan menyesuaikan dengan ruangannya. Kita menggunakan mistar atau meteran untuk
mengukur panjang meja yang akan dibuat. Hasil pengukuran yang diperoleh kita jadikan
panduan untuk membuat meja tersebut. Namun, sebelum ada mistar atau meteran kita mengukur
menggunakan jengkal dan hasta untuk mengetahui panjang suatu benda. Tanpa disadari kita
sudah mengaplikasikan konsep besaran, satuan, alat ukur, dan pengukuran dalam membuat meja
tersebut. Lalu apa saja besaran yang kita gunakan, satuan apa saja yang kita gunakan, alat ukur
yang sesuai dengan kebutuhan pengukuran kita, dan apa saja fungsinya dalam kehidupan sehari-
hari ? Pada bab ini kita akan mempelajarinya.
1.1.Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka dan disertai
dengan satuan. Satuan merupakan segala sesuatu yang menunjukkan hasil pengukuran atau
perbandingkan dalam suatu pengukuran.
Gambar 1.1. Timbangan untuk mengukur massa dan Mistar untuk mengukur massa
Sumber: https://images.app.goo.gl/HsrKvkPUA1TXSiH87 ; https://images.app.goo.gl/zovoqnyCoJSgY7MM7 diunduh pada 8 Desember
2020
Timbangan atau neraca digunakan untuk mengukur massa dengan satuan kilogram (kg)
dan mistar digunakan untuk mengukur panjang dengan satuan meter (m). Massa dan Panjang
merupakan besaran sedangkan kilogram dan meter merupakan satuan dari suatu hasil
pengukuran. Dalam fisika besaran terdiri dari Besaran Pokok dan Besaran Turunan.
A. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah ditetapkan terlebih dahulu tidak
diturunkan dari besaran lain. Contohnya untuk mengukur suhu tubuh kita menggunakan
thermometer dan hasil pengukurannya misalnya 360C, satuan derajat Celcius merupakan satuan
yang sudah ditetapakan untuk hasil pengukuran suhu. Suhu merupakan salah satu besaran pokok.
Ada 7 besaran pokok dalam fisika, disajikan dalam taber berikut:
Tabel 1.1. Besaran Pokok dan Satuannya
No Besaran Pokok Satuan dan Simbol
1 Panjang Meter (m)
2 Massa Kilogram (Kg)
3 Waktu Sekon (s)
4 Suhu Kelvin (K)
5 Kuat Arus Ampere (A)
6 Intensitas Cahaya Candela (Cd)
7 Jumlah Molekul Zat Mol (mol)
B. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Saat kita
ingin mengetahui berapa kecepatan kita berlari menempuh jarak 5 m kita membutuhkan panjang
lintasan dan waktu yang digunakan. Kecepatan merupakan salah satu contoh besaran turunan
yang diturunkan dari besaran pokok panjang dan waktu. Besaran turunan merupakan kombinasi
dari besaran pokok, maka akan banyak sekali besaran turunan. Pada Tabel di bawah ini beberapa
besaran turunan.
Tabel 1.2. Besaran Turunan dan Satuannya
No BesaranTurunan Satuan dan Simbol
1 Kecepatan m/s
2 Percepatan m/s2
3 Luas m2
4 Gaya Kg m/s2
5 Volume m3
6 Massa Jenis Kg/m3
1.2.Satuan International
Satuan adalah segala sesuatu yang menyatakan hasil pengukuran atau perbandingan dari
hasil pengukuran. Satuan International adalah. Sebelum adanya standar internasional, hampir
setiap negara menetapkan sistem satuannya sendiri. Sebagai contoh, satuan panjang di negara
Indonesia adalah hasta (ujung siku sampai ujung jari) dan jengkal, di Inggris dikenal inci dan feet
(kaki), dan di Perancis digunakan meter. Penggunaan bermacam-macam satuan untuk suatu
besaran ini menimbulkan kesukaran. Kesukaran pertama adalah diperlukannya bermacam-
macam alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Kesukaran kedua adalah kerumitan
konversi dari satuan ke satuan lainnya, misalnya dari jengkal ke kaki. Ini disebabkan tidak
adanya keteraturan yang mengatur konversi satuan-satuan tersebut. Akibat adanya kesukaran
yang timbul karena penggunaan satuan yang berbeda-beda maka muncul gagasan untuk
membuat menggunakan satu jenis satuan saja untuk besaran-besaran dalam fisika. Telah
disepakati Satuan International (International system of unit) disingkat SI sebagai acuan untuk
satuan besaran. Karena ada tujuh besaran pokok maka ada tujuh satuan pokok dalam SI:
Tabel 1.3. Besaran-Besaran dasar SI, Satuan, dan Simbol
No Besaran Pokok Satuan Simbol
1 Panjang Meter m
2 Massa Kilogram Kg
3 Waktu Sekon s
4 Suhu Kelvin K
5 Kuat Arus Ampere A
6 Intensitas Cahaya Candela Cd
7 Jumlah Molekul Zat Mol mol
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan
keinginan kita atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan kita
memerlukan dalam satuan cm, satuan gram dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon
menjadi sekon. Untuk mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya
diperlukan tangga konversi. Gambar di bawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa,
dan waktu, beserta dengan langkah-langkah penggunaannya.
Gambar 1.2. Tangga konversi panjang
1.3.Dimensi Besaran
Dimensi suatu besaran menujukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.
Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan lambang huruf tertentu (ditulis huruf besar), dan atau
diberi kurung persegi. Sebagai contoh, dimensi dari besaran massa ditulis M atau [M]. Dimensi
suatu besaran turunan ditentukan oleh rumus besaran turunan tersebut jika dinyatakan dalam
besaran-besaran pokok.
Tabel 1.4. Besaran Pokok, SI, dan Dimensi
No Besaran Pokok Satuan Dimensi
International
1 Panjang m [L]
2 Massa Kg [M]
3 Waktu s [T]
4 Suhu K [ ]
5 Kuat Arus A [I]
6 Intensitas Cahaya Cd [J]
7 Jumlah Molekul Zat mol [N]
Dimensi besaran turunan diperoleh dari rumus besaran turunan itu sendiri yang
dikonversikan menggunakan dimensi besaran pokok. Langkah-langkah untuk menuliskan
dimensi dari besaran turunan dapat dilakukan dengan menuliskan rumus besaran turunan,
menuliskan satuan besaran, dan menentukan satuan besaran. Contohnya untuk dimensi kecepatan
dari didefinisikan sebagai hasil bagi dari jarak yang merupakan turunan dari besaran panjang dan
besaran waktu:
Jangka sorong memiliki 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka sorong memiliki
ketelitian lebih baik daripada mistar. Jangka sorong digunakan untuk mengukur kedalaman,
mengukur jarak, maupun diameter dalam. Cara membaca jangka sorong sebagai berikut:
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan
angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya.
Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skala vernier atau skala nonius: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat
satu garis skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala nonius. Pada
gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala nonius. Jadi, skala
nonius yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius = 2,1 cm + 0,03 cm = 2,13 cm = 21,3 mm
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat sebelumnya, yaitu
0,01 mm. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur diameter kawat, ketebalan kertas, dan benda-
benda kecil lainya. Cara membaca micrometer sekrup untuk melihat hasil pengukurannya.
1. Baca skala utama dari micrometer sekrup tersebut, dibagian atas garis menunjukkan
angka bulat mm seperti 1 mm dan seterusnya, sedangkan pada garis skala bawah
menunjukkan bilangan 0.5 mm.
Dari gambar diatas, garis skala atas menunjukan angka 3 mm dan garis skala bagian
bawah menunjukan 0,5 mm, Jumlahkan kedua hasil diatas maka skala utama pada
mikrometer diatas menunjukan angka 3,5 mm.
2. Selanjutnya baca skala nonius atau skala putarnya yaitu garis yang berada tepat segaris
dengan garis pembagi pada skala utama. Pada gambar di atas, skala nonius menunjukan
angka 12 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga skala noniusnya menunjukan 0,12 mm.
3. Kemudian jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dan skala nonius
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius = 3,5 + 0,12 = 3,62 mm
b. Pengukuran massa
Massa merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan timbangan
atau neraca. Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium adalah neraca O’Hauss tiga
lengan. Neraca tersebut memiliki tiga lengan dengan rincian sebagai berikut.
Lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram.
Lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram.
Lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.
Perhatikan contoh berikut.
Hasil pengukuran massa di atas adalah 400 gram + 70 gram + 9,4 gram = 479,4 gram.
c. Pengukuran Arus Listri dan Tegangan
Alat untuk mengukur arus listrik disebut amperemeter, sedangkan untuk mengukur
tegangan listrik disebut voltmeter. Adapun contoh gambar alatnya adalah sebagai berikut.
Hasil Pengukuran =
d. Pengukuran Waktu
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. Biasanya stopwatch
sering digunakan untuk menghitung dari skala o, dan memiliki tingkat ketelitian yang lebih
tinggi dibandingkan dengan jam. Perhatikan contoh berikut.
Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah
dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah
dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang dicampur
dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180
skala.
Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu
suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin
menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373.
Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala. Hubungan
skala Celcius dan Kelvin adalah tºK = tºC + 273 K
f. Pengukuran Jumlah Zat
Dalam satu atom tersusun atas banyak sekali partikel. Contohnya dalam 0,01 gram atom
Karbon (C) tersusun jutaan bahkan milyaran partikel. Untuk memudahkan dalam pengukuran
jumlah zat tersebut dicarilah suatu basis pengukuran yang disebut mol (n). Mol adalah jumlah
partikel zat dalam 12 gram unsur karbon. 1 mol = 6,02 x 1023 partikel. 6,02 x 1023 disebut juga
sebagai bilangan Avogadro. Lalu untuk mencari jumlah partikel X maka,
mol (n) = partikel
Untuk zat yang berupa gas sulit untuk diukur massanya yang lebih mudah diukur itu volume
gasnya. Dalam hipotesis Avogadro pada P dan T yang sama
volume gas jumlah partikel jumlah mol
V
; R= 0,082 (L atm/mol K)
P= tekanan (atm)
T= suhu (K)
n=
Pengukuran dengan satuan tidak baku adalah satuan yang menghasilkan nilai ukuran
yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Jenis pengukuran ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan jengkal telapak tangan, jengkal telapak kaki, lengan, hasta, ataupun depan.
Adapun contoh dari pengukuran ini dengan melakukan kegiatan pengukuran tinggi badan dengan
menggunakan jengkal telapak tangan, yang artinya membandingkan tinggi badan dengan
panjang jengkal tangan. Namun, hal tersebut tidak bisa dikatakan akurat karena, jika mengukur
kembali dengan jengkal tangan orang lain maka hasilnya akan berbeda, hal ini dikarenakan
ukuran jengkal tangan berbeda-beda.
RANGKUMAN
1. Besarann adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam bentuk
angka. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah ditetapkan
sedangkan, besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari
besaran pokok.
2. Besaran pokok terdiri dari panjang, suhu, waktu, massa, intensitas cahaya,
jumlah zat, dan arus listrik.
3. Besaran turunan diantaranya luas, volume, kecepatan, percepatan, gaya, massa
jenis, dan besaran-besaran lainnya yang diturunkan dari besaran pokok.
4. Satuan international adalah ketetapan satuan yang digunakan untuk menyatakan
hasil pengukuran atau perbandingan dari hasil pengukuran.
2. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama
dengan orang lain adalah ….
A. satuan baku
B. satuan international
C. satuan tidak baku
D. satuan standard
E. besaran pokok
4. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika dinyatakan
dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor adalah …
A. 36 ms-1
B. 30 ms-1
C. 24 ms-1
D. 20 ms-1
E. 15 ms-1
5. Dimensi dari gaya dengan satuan international adalah ….
A. [m] 3 C. [L][M][T] E. [M][L][T] -2
B. [L][T] -2 D. [L] 2
6. Dimensi dari luas dengan satuan international adalah ….
C. [m3] C. [L] [M] E. [L-1]
D. [L3] D. [L2]
A. 8,12 mm D. 8,62 mm
B. 8,50 mm E. 9,12 mm
C. 8,52 mm
9.
5.