Anda di halaman 1dari 58

MAKALAH

disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Taksonomi Pendidikan


Fisika
Dosen Pengampu Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd.

Oleh:

Dian Purnama 2208160


Nur Aini 2208115

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur kita panjatkan atas ke hadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat, dan
seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah
Taksonomi Pendidikan Fisika dengan judul “Pembuatan Instrumen menggunakan
Taxonomy for Science Education”. Dalam makalah ini penulis membahas tentang
menggunakan domain pada taksonomi untuk Pendidikan sains dalam pembuatan
instrument soal. Makalah ini disusun dengan maksimal dan memperoleh bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan makalah ini. Dengan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen, orang tua, dan semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah mendatang dan dapat
mengevaluasi serta meningkatakan kualitas dalam pembuatan makalah ini.

Bandung, 24 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

1.2. Batasan Masalah.............................................................................................2

1.3. Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.4. Tujuan Masalah...............................................................................................3

1.5. Manfaat Penulisan Makalah............................................................................3

1.6. Metode............................................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4

PEMBAHASAN............................................................................................................4

2.1. Taksonomi.......................................................................................................4

2.2. Taxonomy for Science Education...................................................................4

2.3. Instrumen Penelitian.....................................................................................12

BAB III........................................................................................................................15

PEMBAHASAN..........................................................................................................15

BAB IV........................................................................................................................55

PENUTUP...................................................................................................................55

4.1 Simpulan.......................................................................................................55

4.2 Saran.............................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................56
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Proses Pendidikan yang bermutu dan berkualitas tersebut akan tercapai
manakala terjadi hubungan yang sinergis antara seluruh komponen yang terlibat
dalam proses pendidikan. Komponen tersebut diantaranya: tujuan Pendidikan, peserta
didik, pendidik, metode, fasilitas Pendidikan, dll. Salah satu respon pemerintah
(Kemendikbud) adalah menetapkan badan standar, kurikulum dan asesmen
pendidikan. Untuk mencapai tujuan hasil belajar yang terarah maka diperlukanlah
yang namanya taksonomi tujuan pendidikan. Taksonomi tujuan pendidikan adalah
sebuah kerangka acuan untuk mengelompokkan kompetensi yang diharapkan tercapai
oleh peserta didik sebagai dampak dari hasil sebuah pembelajaran. Ada beberapa
banyak taksonomi yang ditemukan oleh pakar pendidikan, seperti taksonomi Bloom
ditemukan oleh Benjamin S.Bloom, taksonomi SOLO ditemukan oleh Bigg & Kevin
Collis, dan lainnya. Taksonomi ini nantinya memiliki beberapa komponen yang
dijadikan acuan oleh Lembaga pendidik, pendidik untuk membuat suatu instrument
yang berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran dan sebagai
bahan evaluasi bagi pendidik.
Suatu tes sebagai instrumen hasil belajar hendaknya mengukur keterampilan
siswa pada tingkatan yang bervariasi, mulai dari tingkat berpikir yang rendah hingga
tingkat berpikir yang tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan masing-masing
proporsi tingkat kemampuan berpikir pada masing- masing item soal yang nantinya
akan mempengaruhi pola belajar siswa. Maka dari itu penilaian merupakan bagian
yang penting dalam proses pembelajaran. Penilaian adalah penerapan berbagai cara
dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik
(Depdiknas, 2004).
Menurut Allan J. MacCormack dan Robert E. Yager sejak Tahun 1989
mengembangkan a new “Taxonomy for Science Education” Lima ranah dalam

1
2

taksonomi untuk pendidikan sains ini dipandang merupakan perluasan,


pengembangan dan pendalaman tiga ranah Bloom, yang mampu meningkatkan
aktifitas pembelajaran sains di kelas dan mengembangkan sikap positif terhadap mata
pelajaran itu (Loucks-Horsley, dkk. 1990). Oleh karena itu, lima ranah untuk
pendidikan sains perlu dikembangkan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran sains
di sekolah-sekolah. Melalui mata pelajaran fisika berbasis lima ranah pendidikan
sains peserta didik diharapkan tidak saja dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan, tetapi juga berkembang sikap positip terhadap sains itu sendiri maupun
dengan lingkungannya, serta menerapkan dan menghubungkannya dalam kehidupan
sehari-hari secara lebih aktif. Lima ranah untuk Taxonomy Science of Education
yaitu Domain I – knowledge domain, Domain II – process of science domain,
Domain III – creativity domain, Domain IV – attitudinal domain dan Domain V –
application and connection domain. Pengembang taksonomi ini melihat bahwa lima
ranah itu semua penting dalam membantu anak-anak membebaskan diri dari science
literacy yang diperlukan untuk tinggal di lingkungan masyarakat saat ini, misalnya
diperlukan ketika menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan menghasilkan
kehidupan yang lebih baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pemakalah akan mengembangkan
istrumen penilaian berdasarkan taxonomy for science education yang dikembang oleh
Mc Comark & Yager, 1989).

1.2. Batasan Masalah


Mengingat kajian makalah ini memiliki cakupan yang luas, maka
pembahasannya dibatasi pada pembahasan mengenai pembuatan instrument
menggunakan taksonomi untuk pendidikan sains.

1.3. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang ditinjau dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1. Bagaimana pengembangan istrumen penilaian berdasarkan taxonomy for
science education pada materi Gelombang?
3

1.3.2. Seperti apakah karakteristik pengembangan istrumen penilaian


berdasarkan taxonomy for science education pada materi Gelombang?

1.4. Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah untuk
memperoleh instrumen penilaian berdasarkan taxonomy for science education
pada materi Gelombang.

1.5. Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat penulisan makalah ini yaitu untuk:
1.5.1. Memberikan informasi mengenai taxonomy for science education.
1.5.2. Memberikan pengetahuan mengenai instrument penilaian berdasarkan
taxonomy for science education pada materi Gelombang.

1.6. Metode
Makalah ini disusun menggunakan metode studi pustaka. Dalam
pegumpulan datanya, penulis mencari dan membaca berbagai sumber buku dan
referensi lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Taksonomi
Taksonomi adalah suatu klasifikasi khusus, yang berdasar data penelitian
ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam sistematika tertentu (Winkel,
1996: 244; Anderson, et al., 2001). Salah satu klasifikasi khusus yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah klasifikasi tujuan pembelajaran. Tujuan (objective)
pembelajaran menunjukkan apa yang harus dicapai siswa sebagai hasil belajar,
yang dituangkan dalam “rumusan eksplisit untuk mengubah performa siswa
melalui proses pendidikan”. Tujuan ini sangat penting dalam pembelajaran,
sebab pembelajaran merupakan suatu tindakan yang disengaja dan beralasan.
Tujuan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan dalam suatu taksonomi, seperti
Taksonomi Bloom berdimensi dua (Anderson,et al., 2001), Taksonomi SOLO
(Structure of Observed Learning Outcomes) (Biggs & Collis, 1982), Taksonomi
Science of Education (Mc Cormack dan Yager ,1989), dll.

2.2. Taxonomy for Science Education


Allan J. MacCormack dan Robert E. Yager sejak Tahun 1989
mengembangkan a new “Taxonomy for Science Education”. Lima ranah dalam
taksonomi untuk pendidikan sains ini lebih luas dan mendalam, daripada
contents and process serta dipandang merupakan perluasan, pengembangan dan
pendalaman tiga ranah Bloom yang mampu meningkatkan aktivitas
pembelajaran sains di kelas dan mengembangkan sikap positif terhadap mata
pelajaran itu (Loucks-Horsley, dkk. 1990). Tujuan dasar di balik perancangan
taksonomi adalah membuat siswa melek sains dan teknologi. Oleh karena itu,
lima ranah untuk pendidikan sains perlu dikembangkan sebagai acuan
pelaksanaan pembelajaran sains di sekolah-sekolah walaupun sampai saat ini
untuk ketiga ranah Bloom saja belum optimal dimunculkan dalam setiap
kebanyakan pembelajaran. Melalui mata pelajaran sains berbasis lima ranah

4
5

untuk pendidikan sains tersebut anak-anak diharapkan tidak saja dapat


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga berkembang sikap
positif terhadap sains dan lingkungannya, serta menerapkan dan
menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari secara lebih aktif.
Pembelajaran berbasis lima ranah untuk pendidikan sains melalui mata
pelajaran sains akan meningkatkan kemampuan minimal anak-anak yang
tercermin dalam lima ranah tersebut, yaitu pengetahuan, keterampilan,
kreativitas, sikap, dan penerapan sains yang dikaitkan dalam kehidupan nyata.
Bagaimanapun, ternyata lima ranah ini mampu menyedot perhatian para
pengembang kurikulum, yaitu dipakai sebagai cetak biru dalam arah
pengembangan program pendidikan sains. Evaluator menggunakannya sebagai
pengukur untuk menentukan program mana yang masih ada dan layak dinilai.
Pengembang taksonomi ini melihat bahwa lima ranah itu semua penting dalam
membantu anak-anak membebaskan diri dari science literacy yang diperlukan
untuk tinggal di lingkungan masyarakat saat ini, misalnya diperlukan ketika
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan menghasilkan kehidupan yang
lebih baik. Mereka pertama kali mengusulkan bahwa pendidikan sains dapat
dilihat dalam konteks lima domain tetapi kemudian diperluas menjadi enam
domain ketika mereka memasukkan sifat sains. Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1, kerangka penilaian untuk pembelajaran sains dan pengalaman untuk
mempromosikan literasi sains dapat diatur di sekitar enam domain.

Gambar 1. Enam Domain pada Taxonomy for Science Education


6

(A Framework for Assessing Student Understanding in Science


ASSESSMENT BASED ON SIX DOMAINS OF SCIENCE, n.d.)
Namin, dibeberapa buku, TSE dibagi menjadi 5 domain. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2, diantaranya:

Gambar 2. Domain untuk pembelajaran Sains dan Penilaian


(Yager & Mccormack, n.d.)

a. Domain I – Pengetahuan dan Pemahaman (knowledge domain)


Konsep sains merupakan pusat pengajaran sains, dan pemahaman siswa
tentang konsep-konsep ini sangat penting untuk keberhasilan pengajaran dan
pembelajaran. Millar (1989) mencatat bahwa tanpa pemahaman konsep sains,
hampir tidak mungkin bagi siswa untuk mengikuti banyak diskusi publik
tentang hasil-hasil ilmiah atau isu-isu kebijakan publik yang berkaitan dengan
sains dan teknologi. Menurut Thagard (1992), sistem konseptual terutama
terstruktur melalui jenis hierarki (misalnya, Tweety adalah kenari, yang
merupakan sejenis burung, yang merupakan sejenis hewan, yang merupakan
sejenis organisme atau hierarki bagian-keseluruhan (misalnya, jari kaki adalah
bagian dari kaki, yang merupakan bagian dari kaki, yang merupakan bagian
7

dari tubuh). Jika tujuan dasar pendidikan sains adalah untuk membantu siswa
membangun pemahaman tentang alam, maka pengetahuan awal siswa harus
menjadi titik awal untuk pengajaran.
Domain knowing dan understanding termasuk: fakta, konsep, hukum
(prinsip-prinsip), beberapa hipotesis dan teori yang digunakan para saintis, dan
masalah-masalah sains dan sosial. Semua informasi ini dimunculkan dalam
topik-topik baru yang menekankan pengaruh teknologi dan sains dalam
lingkungan. Topik-topik tersebut selalu dapat meningkatkan etika moral atau
isu-isu sosial dan umumnya diklarifikasikan serta dikelola dalam beberapa
topik (Nakagari,1992: 79), misalnya: Our Unique Planet, ..., Economics of the
Environment, Options For the Future, Atomic Energy, and Electrical Energy.
Ini adalah konstruksi ilmiah yang diterima saat ini terkait dengan semua
ilmu, dan siswa dapat mempelajari konsep-konsep ini dengan baik melalui
kurikulum yang diurutkan secara konseptual untuk mengembangkan
pemahaman siswa. Siswa juga harus mengalami kurikulum dari model
konseptual penilaian dan instruksi. Pembelajaran sains harus mempromosikan
hubungan konseptual alih-alih pendekatan konsep-dalam-isolasi. Penguasaan
konsep adalah tujuan penting ... tetapi hanya ketika konteks yang bermakna
telah ditetapkan

b. Domain II – Menjelajahi dan Menemukan (process of science


domain)
Proses sains, sering disebut sebagai keterampilan inkuiri, diwujudkan
dalam istilah eksplorasi dan investigasi. Dalam sains, proses investigasi
membutuhkan aktivitas langsung dan pemikiran, penyelidikan laboratorium,
dan eksperimen yang menyediakan pendekatan untuk membantu siswa
memahami konsep ilmiah. Sebuah studi yang dilakukan oleh Shavelson,
Baxter, dan Pine (1992) menemukan bahwa siswa dengan pengalaman dalam
kegiatan langsung dapat dengan andal mencatat kemajuan mereka sendiri dalam
kegiatan laboratorium. Lebih penting lagi, keterampilan inkuiri semacam ini
8

juga diperlukan untuk menghadapi kehidupan sehari-hari dan berperan dalam


pengembangan pemahaman tentang alam (Aikenhead, 1979). Konteks di mana
inkuiri yang ditetapkan penting dalam membantu siswa menghubungkan
keterampilan inkuiri dengan pengalaman pribadi mereka sehingga siswa tidak
melihat proses yang digunakan dalam melakukan sains sebagai entitas yang
hanya digunakan dalam sains. Penerapan keterampilan proses dalam berbagai
konteks juga mendukung pengembangan pemahaman tentang hakikat sains.
Pengetahuan tentang proses membangun dan mengkomunikasikan representasi
ilmiah baru memiliki potensi untuk menghasilkan wawasan penting bagi
pendidikan sains (Nersessian, 2008).
Domain proses mencakup 13 proses yang diidentifikasi oleh American
Association for the Advancement of Science (1968), yang menyediakan
kerangka kerja untuk program di Science: A Process Approach. Ini adalah
proses yang diterima secara umum yang digunakan para ilmuwan saat mereka
menyelesaikan pekerjaan mereka, dan sedikit variasi dalam bagaimana ini
dikategorikan memang ada. Kemampuan untuk menggunakan keterampilan
proses ini dapat menjadi target untuk pengajaran dan penilaian, tetapi
identifikasi proses yang terpisah dan berbeda tidak berarti bahwa mereka selalu
terjadi dengan cara yang dapat ditentukan atau diidentifikasi. Ilmuwan dan
siswa dapat menggunakan beberapa keterampilan proses sains secara
bersamaan, dan keterampilan ini dapat digunakan selama penyelidikan ilmiah
dengan cara yang tidak diharapkan atau diprediksi oleh siapa pun yang
mengamati proses investigasi. Proses dan keterampilan ini tertanam dalam
mengetahui, melakukan, dan berpikir dalam sains.
Penggunaan beberapa proses sains untuk belajar bagaimana para saintis
berpikir dan bekerja. Beberapa proses sains itu (Rezba, dkk., 1995) adalah
sebagai berikut.
1) Proses sains dasar: observasi, komunikasi, klasifikasi, pengukuran,
inferensi, dan prediksi.
9

2) Proses sains terpadu: identifikasi variabel, penyusunan tabel data,


pembuatan grafik, deskripsi hubungan antar variabel, penyediaan dan
pemrosesan data, analisis investigasi, penyusunan hipotesis, definisi
operasional variabel, desain investigasi, dan eksperimen.

c. Domain III – Membayangkan dan menciptakan (Creativity Domain)


Pendidikan sains saat ini dianggap sebagai proses yang memungkinkan
siswa hanya mencapai informasi ilmiah tertentu. Ini adalah sudut pandang yang
sama sekali mengabaikan kreativitas dan imajinasi siswa. Sangat penting bahwa
siswa mampu menyimpang dari jalur konvensional dan berpikir secara berbeda.
Terdapat beberapa kemampuan penting manusia dalam domain ini, yaitu
sebagai berikut.
1) Memvisualisasikan, merumuskan eksperimen
2) Mengkombinasikan beberapa objek dan ide melalui cara-cara baru
3) Menghasilkan alternatif atau menggunakan objek yang tidak biasa
digunakan
4) Memecahkan beberapa masalah
5) Membayangkan / Berfantasi
6) Memimpikan
7) Mendesain beberapa peralatan dan mesin
8) Menghasilkan ide-ide yang luar biasa

d. Domain IV – Merasakan dan Menilai (Attitudinal Domain)


Salah satu tujuan utama Pendidikan Sains adalah perubahan yang
diinginkan dalam sikap dan pengajaran nilai. Tidak dapat dikatakan bahwa ada
manfaat dalam kehidupan sehari-hari oleh pendidikan sains jika tidak ada
perubahan substansial dalam cara pandang dan sikap terhadap masalah sosial
atau individu, bahkan jika konsep dan keterampilan proses tercapai. Sudah
biasa terlihat di negara kita bahwa bahkan orang-orang yang memiliki gelar
sains yang lebih tinggi mengadopsi pendirian yang tidak ilmiah dalam masalah
10

sehari-hari. Oleh karena itu pendidikan sains harus memeriksa masalah


pengembangan keterampilan di bidang-bidang seperti sikap, nilai, pengambilan
keputusan, dll, lebih dekat. Domain itu mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Pengembangan sikap positif terhadap sains secara umum, sains di
sekolah, dan para guru sains
2) Pengembangan sikap positif terhadap, diri sendiri, misalnya ungkapan
yang mencerminkan rasa percaya diri ”I can do it!”
3) Penggalian emosi kemanusiaan
4) Pengembangan kepekaan, dan penghargaan, terhadap perasaan orang
lain
5) Penampaan perasaan pribadi melalui cara yang konstruktif
6) Pengambilan keputusan tentang masalah-masalah sosial dan lingkungan
Domain ini, attitudinal domain, merupakan bagian dari wujud nurturent
effect yang diyakini lahir dan berkembang dari scientific attitude, sikap ilmiah.
Sikap ilmiah, menurut Collette (Sukarni, 2007: 4) di antaranya adalah: rasa
ingin tahu (curiousity), tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti, jujur,
terbuka, toleran, skeptis (selalu tidak mudah percaya), optimistis, pemberani,
dan kreatif. Nilai-nilai ilmiah, dalam usaha membaca alam untuk menjawab
hubungan sebab akibat, sains memiliki potensi pengembangan nilai-nilai
individu. Pengkajian terhadap keteraturan sistem alam mendorong peningkatan
kekaguman, keingintahuan terhadap alam, dan kemahfuman akan kebesaran
Allah s.w.t. yang menciptakannya. Nilai-nilai etika dan moral yang terpatri
pada pembacaan alam ini akan berkembang dari dampak pengiring sikap ilmiah
yang dibiasakan dan terbiasa penerapannya dalam keseharian.

e. Domain V – Menggunakan dan Mengaplikasikan (Application and


Connection Domain)
Domain aplikasi penting karena melibatkan siswa menggunakan konsep
dan proses tidak hanya dalam konteks akrab tetapi dalam mengatasi masalah
baru. Siswa yang dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari ke situasi
11

baru memberikan bukti bahwa mereka memiliki pemahaman tentang suatu


konsep.
Dua arena utama di mana siswa menggunakan aplikasi adalah di sekolah
dan dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah, aplikasi sering kali melibatkan
pemecahan masalah atau mempelajari materi baru dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam studi sebelumnya. Dalam
kehidupan sehari-hari, faktor penting tampaknya adalah kemampuan untuk
memilih konsep dan keterampilan yang relevan dan relevan untuk menghadapi
situasi baru. Dalam membantu siswa membuat aplikasi dan hubungan antara
ilmu pengetahuan, teknologi, dan kehidupan pribadi mereka, penggunaan isu-
isu sosial dan teknologi saat ini dapat membantu siswa dalam melihat perlunya
integrasi pengetahuan dan keterampilan.
Memulai pembelajaran sains berdasarkan keprihatinan siswa dalam apa
yang disebut dunia nyata mungkin merupakan cara untuk mengurangi
kesenjangan pembelajaran antara dunia pengalaman sains sekolah dan
pengalaman sosial dan teknologi pribadi mereka (Yager & McCormack, 1989).
Pendekatan berbasis masalah untuk pembelajaran sains dapat berfungsi
sebagai wahana untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran yang bersifat
lokal, pribadi, dan relevan.
Beberapa ukuran domain koneksi dan penerapan adalah sebagai berikut.
1) Mengamati contoh konsep-konsep sains dalam kehidupan sehari-hari
2) Menerapkan konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sains yang
telah dipelajari untuk masalah-masalah teknologi sehari-hari
3) Memahami prinsip-prinsip sains dan teknologi yang melibatkan peralatan
teknologi rumah tangga
4) Menggunakan proses sains dalam memecahkan masalah-masalah yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari
5) Memahami dan menilai perkembangan sains melalui media masa
12

6) Mengambil keputusan untuk diri sendiri yang berkaitan dengan kesehatan,


gizi, dan gaya hidup berdasarkan pengetahuan sains daripada berdasarkan
apa yang “didengar” dan yang “dikatakan” atau emosi
7) Memadukan sains dengan subjek-subjek lain, misalnya sains dengan IPS,
sains dengan PKn, dan lain-lain.

f. Domain VI– Nature of Science Domain


Pengajaran sains di kelas harus berusaha menggambarkan sifat disiplin
tidak hanya mempelajari informasi dan interpretasi yang disertakan dalam buku
teks. Pandangan yang saat ini dianut yang disebut sebagai kebenaran sains telah
berubah dan akan terus berubah sepanjang waktu. Oleh karena itu, mengajar
hanya untuk menyimpan fakta tanpa membumikannya dalam pengalaman dunia
nyata, cepat atau lambat, hanya akan mengakibatkan hilangnya fakta-fakta ini
dari ingatan. Dalam upaya untuk mencerminkan sifat ilmu pengetahuan, kerja
kelompok, pelaporan temuan, diskusi, dan mencapai konsensus adalah semua
parameter yang terlibat dengan sifat domain ilmu pengetahuan.
Sifat domain sains membutuhkan pengalaman yang membahas
1) penyusunan pertanyaan untuk penelitian ilmiah;
2) sisi kompetitif penelitian ilmiah;
3) metodologi yang digunakan dalam penelitian ilmiah;
4) interaksi antara ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, sejarah,
sosiologi, dan filsafat;
5) cara tim bekerja sama dalam penelitian ilmiah;
6) sejarah ide-ide ilmiah; dan
7) cara sains membangun pemahaman tentang alam.

2.3. Instrumen Penelitian


Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi
(Arikunto, 2002). Pendidikan menggunakan instrumen untuk mengukur prestasi
belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau
13

berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa,


keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu
program tertentu.
Terdapat dua kegiatan yang penting dalam evaluasi pendidikan, yaitu
pengukuran dan penilaian. Mengukur adalah kegiatan membandingkan antara
sesuatu dengan sesuatu yang lain. Sedangkan penilaian adalah suatu langkah
lanjutan dari pengukuran. Menurut Firman (2000) instrumen penilaian
dikelompokkan dalam dua macam yaitu tes dan non tes. Tes ialah kumpulan
pertanyaan atau soal yang harus dijawab siswa dengan menggunakan
pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya.
Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang social umumnya dan
khususnya bidang pendidikan yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu
peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk
penelitian. Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang
ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi
operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari
indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau
pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrument, maka perlu digunakan
matrik pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen (Sugiyono, 2013).
Ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyusun
instrumen penelitian (Iskandar,2008). Langkah-langkah tersebut adalah:
a. Analisis Variabel Penelitian
Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian
mengembangkannya menjadi indikator-indikator merupakan langkah
awal sebelum instrumen itu dikembangkan.
b. Menetapkan Jenis Instrumen
Jenis instrumen dapat ditetapkan manakala peneliti sudah memahami
dengan pasti tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel
mungkin hanya memerlukan satu jenis instrumen atau meungkin
memerlukan lebih dari satu jenis instrumen.
14

c. Menyusun Kisi-kisi atau Layout Instrumen


Kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan item
instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi
variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta
waktu yang dibutuhkan. Selain itu, dalam kisi-kisi juga harus
tergambarkan indikator atau abilitas dari setiap variabel. Misalnya, untuk
menentukan prestasi belajar atau kemampuan subjek penelitian, diukur
dari tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan sebagainya.
d. Menyusun Item Instrumen
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah
menyusun item pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen yang akan
digunakan.
e. Mengujicobakan Instrumen
Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat reabilitas
dan validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja berdasarkan
hasil uji coba ada sejumlah item yang harus dibuang dan diganti dengan
item yang baru, setelah mendapat masukkan dari subjek uji coba.
f. Petunjuk pengisian instrumen
15

BAB III
PEMBAHASAN
Dari penjelasan diatas, pemakalah akan mengembangkan instrument
menggunakan taxonomy for science education dengan menggunakan 5 domain.
Langkah-langkah Pembuatan Instrumen TSE dalam 5 domain ini, diantaranya:
1. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
2. Menetapkan materi pembelajaran untuk menyusun instrumen (materi
Gelombang Bunyi)
3. Menentukan Variabel untuk penyusunan instrument (Domain pada
TSE)
4. Menjabarkan variabel kedalam indicator yang lebih rinci (Indikator
pada setiap Domain TSE)
5. Menetapkan Jenis Instrumen (Tes PG, Essay, Portofolio)
6. Menyusun Kisi-kisi atau layout instrument
7. Merumuskan item-item pertanyaan pada instrument
Enam Domain Sains
Domain Sains Karakteristik
I Konsep (Pengetahuan dan Informasi ilmiah yang berhubungan dengan fakta, konsep,
Pemahaman) hukum, hipotesis, dan Teori yang di sepakati oleh komunitas
ilmuan
II Proses (Eksplorasi dan Proses sains, artinya bagaimana seorang saintis bekerja dan
Penemuan) berfikir
III Aplikasi (Penggunaan dan Penerapan dari ilmu sains yang telah dipelajari berhubungan
pengalikasian) dengan kehidupan sehari-hari: menginformasikan bagaimana
pembuatan keputusan
IV Sikap (perasaan dan nilai) Sikap, sensitifitas, sosial isu dan akibatnya
V Kreatifitas (membayangkan Memunculkan ide, mendesain, penyelesaian masalah
dan membuat)
VI Nature of Science (usaha Sejarah dan filosofi dari ilmu pengetahuan: bagaimana
16

ilmiah) perkembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan dari


pengetahuan dan pemahaman ilmu pengetahuan

Beberapa domain di atas kemudian di jabarkan kembali manjadi indikator yang bisa
diukur.

Indikator domain pengetahuan yakni sebagai berikut.

No Pengetahuan Indikator
1 Fakta - Menggunakan indra dalam mengetahui fakta pada
objek
2 Konsep - Memahami suatu peristiwa atau kegiatan
- Menghubungkan antara satu variabel dengan
variabel yang lain
3 Hukum - Memahami dan mengetahui hukum pada sains
- Mengetahui hukum sains yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari

Indikator domain proses mengacu pada indikator keterampilan proses sains (KPS).
KPS yang digunakan mengacu kepada jenis keterampilan proses yang dikemukakan
oleh Rustaman et al (2005). Jenis dan indikator yang dikembangkan Rustaman et al.,
(2005) dalam Duden Saepuzaman (2011) disajikan pada tabel berikut.

No Keterampilan Indikator
Proses
1 Observing - Menggunakan indra secara maksimal ketika proses
mengamati
(melakukan
- Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari
pengamatan) hasil pengamatan
2 Classifying, - Mencari perbedaan
- Mengontraskan ciri-ciri
grouping, and
- Mencari kesamaan
organizing - Membandingkan dan mencari dasar
penggelompokkan
3 Using numbers and - Mampu merepresentasikan konsep, hasil
kesimpulan, hipotesis, hubungan antar variabel
quantifying
dalam bentuk kuatisasi atau matematis.
17

4 Measuring - Mengetahui satuan dan besaran standar maupun


lainnya
- Memehami interval pengambilan data sesuai dengan
karakteristik fenomena yang diambil.
5 Communicating - Mengubah bentuk penyajian
- Memberikan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
- Menyusun dan menyampaikan laporan secara
sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
- Membaca grafik, tabel, atau diagram
- Mendiskusikan suatu masalah atau suatu peristiwa.
6 Inferring - Membuat kesimpulan, asumsi, penjelasan, dari
sebuah peristiwa berdasarkan hasil observasi dan
data
7 Predicting - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
- Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum terjadi
8 Interpreting data - Mencatat setiap hasil pengamatan
- Menghubungkan hasil pengamatan
(menafsirkan data)
- Menemukan pola atau keteraturan dari satu seri
pengamatan
9 Formulating - Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan
penjelasan dari suatu kejadian
hypotheses
- Menjelaskan bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenaran nya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan penyelesaian masalah
10 Experimenting - Menentukan alat/bahan/sumber yang akan
digunakan
- Menentukan variabel/faktor tertentu
- Apa yang akan diukur diamati dan dicatat
- Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja

Indikator domain aplikasi mengacu pada atribut pada penjelasan buku yang ditulis
oleh Sandra & Yeager (2009) yaitu sebagi berikut.

1. Menggunakan berfikir kritis


2. Menggunakan pertanyaan terbuka
3. Menggunakan proses ilmiah dalam penyelesaian masalah yang terjadi di
kehidupan sehari-hari
18

4. Mampu untuk mengintegrasikan berbagai hubungan intradisiplin dalam


pembelajaran sains
5. Mampu untuk mengintegrasikan berbagai hubungan interdisiplin
pembelajaran sains dengan subjek lain
6. Mengaplikasikan konsep dan keterampilan sains untuk permasalahan berbasis
teknologi
Indikator untuk domain kreatif di kembangkan dari konsep divergent thinking
Guildford (1950s) yang dibagi menjadi 4 aspek yakni fluency (kelancaran berfikir),
flexibility (keluwesan berfikir), originality (orisinalitas berfikir), dan elaboration
(berfikir yang terperinci).

No Creative thinking Indikator


1 Fluency (berfikir - Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang
relevan
lancar)
- Memiliki arus pemikiran yang lancar
2 Felxibility (berfikir - Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam
- Mampu mengubah cara atau pendekatan
luwes)
- Memiliki arah pemikiran yang berbeda
3 Originality - Memberikan jawaban yang tidak umum
- Memberikan jawaban yang lain daripada yang lain
(berfikir orisinil)
- Memberikan jawaban yang jarang diberikan
kebanyakan orang
4 Elaboration - Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu
gagasan
(berfikir
- Mampu memterinci detail
terperinci) - Memperluas suatu gagasan

Sama dengan domain aplikasi, indikator untuk domain sikap diambil juga dari buku
yang ditulis Sandra & Yeager (2009) yaitu sebagi berikut.

1. Mengeksplorasi perasaan manusia


2. Mengekspresikan perasaan individu dengan cara yang membangun
3. Mengambil keputusan terkait nilai-nilai pribadi
4. Mengambil keputusan terkait isu sosial dan lingkungan
5. Mengembangkan sikap positif terhadap sains secara umum
6. Mengembangkan sikap positif (“saya bisa”) terhadap diri sendiri
7. Mengembangkan sensitifitas dan respek terhadap perasaan orang lain
19

 Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum merdeka


 Topik fisika yang dipilih adalah topik Gelombang bunyi.

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip vektor ke dalam kinematika
dan dinamika gerak, usaha dan energi, fluida, getaran harmonis, gelombang bunyi dan gelombang
cahaya dalam menyelesaikan masalah, serta menerapkan prinsip kalor dan termodinamika, dengan
berbagai perubahannya dalam mesin kalor. Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip
kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi, menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang elektromagnetik dalam
menyelesaikan masalah. Peserta didik mampu menganalisis keterkaitan antara berbagai besaran fisis
pada teori relativitas khusus, gejala kuantum dan menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan
radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Peserta didik mampu memberi penguatan
pada aspek fisika sesuai dengan minat untuk ke perguruan tinggi yang berhubungan dengan bidang
fisika.Melalui kerja ilmiah juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila khususnya mandiri,
inovatif, bernalar kritis, kreatif dan bergotong royong
ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN
Elemen Pemahaman Sains (Science Understanding)
Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip vektor, kinematika dan dinamika gerak,fluida,
gejala gelombang bunyi dan gelombang cahaya dalam menyelesaikan masalah, serta menerapkan
prinsip kalor dan konsep termodinamika, dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor. Peserta
didik mampu menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan
kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi, menerapkan konsep
dan prinsip gejala gelombang elektromagnetik dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik mampu
memahami prinsip-prinsip gerbang logika dan pemanafaatannya dalam sistem komputer dan
perhitungan digital lainnya. Peserta didik mampu menganalisis keterkaitan antara berbagai besaran
fisis pada teori relativitas khusus, gejala kuantum dan menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan
radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi
Elemen Keterampilan Proses (Process Skills)
Mengamati
Peserta didik mampu mengoptimalkan potensi menggunakan ragam alat bantu untuk melakukan
pengamatan.
Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik mampu mempertanyakan dan memprediksi berdasarkan hasil observasi, mampu
merumuskan permasalahan yang ada dan mampu mengajukan pertanyaan kunci untuk menyelesaikan
masalah.
Merencanakan dan melakukan penyelidikan
20

Peserta didik mengidentifikasi latar belakang masalah, merumuskan tujuan, dan menggunakan
referensi dalam perencanaan penelitian. Peserta didik membedakan variabel, termasuk yang
dikendalikan dan variabel bebas, menggunakan instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Peserta didik menentukan langkah langkah kerja dan cara pengumpulan data
Memproses dan Menganalisis data dan informasi
Peserta didik menyiapkan peralatan/instrumen yang sesuai untuk penelitian ilmiah, menggunakan alat
ukur secara teliti dan benar, mengenal keterbatasan dan kelebihan alat ukur yang dipakai. Peserta didik
menerapkan teknis/ proses pengumpulan data, mengolah data sesuai jenisnya/sesuai keperluan,
menganalisis data dan menyimpulkan hasil penelitian serta memberikan rekomendasi tindak
lanjut/saran dari hasil penelitian
Mengevaluasi dan refleksi
Peserta didik berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, mengembangkan
keingintahuan, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Peserta didik mengajukan argumentasi
ilmiah dan kritis berani mengusulkan perbaikan atas suatu kondisi dan bertanggungjawab terhadap
usulannya. Peserta didik bersikap jujur terhadap temuan data/fakta.
Mengkomunikasikan hasil
Peserta didik mengomunikasikan masalah penelitian, prosedur perolehan data, cara mengolah dan
menganalisis data serta engomunikasikan kesimpulan yang sesuai untuk menjawab masalah penelitian.
Peserta didik menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel, grafik, iagram alur/ flowchart
dan/atau peta konsep, menyajikan data dengan simbol dan standar internasional dengan benar, dan
menggunakan media yang sesuai dalam penyajian hasil pengolahan data. Peserta didik
mendeskripsikan kecenderungan hubungan, pola, dan keterkaitan variabel dan menggunakan bahasa,
simbol dan peristilahan yang sesuai untuk bidang fisika.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
Menganalisis dan Menerapkan konsep dan prinsip getaran, gelombang mekanik dan elektromagnetik
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Melalui aktivitas tersebut, dibangun sikap
ilmiah dan profil pelajar pancasila khusunya bernalar kritis, mandiri, kreatif, inovatif dan bergotong
royong.
PETA KONSEP
21
22

KISI-KISI SOAL TAKSONOMI SCIENCE OF EDUCATION

Aspek
No. Domain Indikator Soal No soal

Fakta Menyebutkan ciri-ciri gelombang Bunyi dari beberapa pernyataan


1
terkait ciri-citi gelombang
Pengetahua Konsep Menentukan pasangan yang tepat anatara fenomena gelombang bunyi
1. 2
n dengan konsep di balik fenomenanya.
Hukum Menjelaskan hubungan antar variabel dengan tepat pada percobaan
3
melde
2. Proses Observing
Mampu mengetahui karakteristik gelombang transfersal melalui
(melakukan 4
pengamatan gambar
pengamatan)
Classifying, Mengelompokkan frekuensi harmoni /nada pada pipa organa
grouping, and terbuka dari data tabel panjang gelombang dan panjang kolom 5
organizing udara yang diberikan.
Using numbers Mampu menyusun perumusan dan penjelasan matematis dari hasil 6
and quantifying kesimpulan analisis data waktu pantul bunyi dan jarak
pengamat/sumber ke tebing.
23

Aspek
No. Domain Indikator Soal No soal

Measuring Menggunakan alat sonometer dengan urutan-urutan yang benar


7
dalam praktikum pengujian frekuensi bunyi.
Communicating mengomunikasikan cepat rambat dan frekuensi gelombang
8
menggunakan gambar yang tepat
Predicting Menentukan usaha pada gerak harmonik pegas 9
Interpreting data Mampu menemukan pola dari data yang disajikan terkait
(menafsirkan Frekuensi, panjang gelombang bunyi, panjang kolom udara pipa 10
data) organa terbuka.
Inferring Mampu menyimpulkan dari data 11
Formulating Menentukan akibat atau akibat yang mungkin terjadi dari suatu
12
hypotheses tindakan
Experimenting Merencanakan percobaan resonansi gelombang bunyi pada pipa
organa tertutup untuk menentukan nada dasar dan nada atas pada 13
pipa.
3. Aplikasi Mampu menerapkan konsep pemantulan gelombang pada kasus 14
pemetaan dasar laut menggunakan sonar.
24

Aspek
No. Domain Indikator Soal No soal

Mampu menerapkan konsep pemantulan gelombang pada kasus


15
pemetaan dasar laut menggunakan sonar.
Mampu membuktikan keyakinan dirinya bisa menyelesaikan
16
permasalahan
4. Sikap Mampu memberikan sikap positif terhadap sains dengan meyakini
pentingnya penemuan dan pengembangannya untuk membantu 17
kehidupan manusia
Fluency menyebutkan konsep-konsep gelombang bunyi terkait dengan projek
18
(berfikir lancar) pembuatan seruling secara lengkap
Felxibility menjelaskan dengan bahasa sendiri bagaimana keterkaitan konsep-
19
(berfikir luwes) konsep gelombang bunyi pada projek pembuatan seruling
5. Kreatifitas Originality Menganalisis nada harmoni yang mungkin pada desain seruling yang
20
(berfikir orisinil) akan dibuat.
Elaboration
mampu merincikan posisi lubang pada seruling agar diperoleh nada
(berfikir 21
harmoni sesuai yang direncanakan.
terperinci)
25

INSTRUMEN DOMAIN PENGETAHUAN


SOAL PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN

N Indikator
Domain

Konsep
sains
Soal Jawaban
o Soal

Menyebutkan Pernyataan-pernyataan dibawah ini terkait C. I, II, IV dan V


ciri-ciri dengan ciri-ciri gelombang:
gelombang I. Dapat dipantulkan Ciri-ciri gelombang bunyi, yaitu
Pengetahuan (Konseptual)

II.Dapat dibiaskan
Bunyi dari  dapat dibiaskan, dapat
III. Dapat dipolarisasikan
dipantulkan,
beberapa IV. Merambat memerlukan medium
karakteristik
gelombang

V. Bentuk gel. longitudinal  Merambat memerlukan


pernyataan medium.
1. Pernyataan yang sesuai untuk gelombang
terkait ciri-  Merupakan gelombang
bunyi adalah… Longitudinal,
citi
A. I, II, III, IV
gelombang B. I, II, III dan V
C. I, II, IV dan V
D. I, III, IV dan V
E. II, III, IV dan V
26

N Indikator
Domain

Konsep
sains
Soal Jawaban
o Soal

Berikut ini adalah beberapa fenomena B. II - 2


gelombang bunyi dengan konsep dibalik
fenomena tersebut. Fenomena I menggambarkan
konsep terkait pemantulan
gelombang (3)
No Fenomena No Fenomena
Konsep II menggambarkan
I Saat berteriak di dalam 1 konsep
Perambatan terkait pelayangan

Menentukan goa, kita bisa mendengar gelombang (2)


Gel. Bunyi

pasangan kembali suara kita. Fenomena III menggambarkan


Fenomena Gelombang Bunyi

yang tepat II Sirine ambulan lebih 2 konsep perambatan gelombang


Pelayangan
Pengetahuan (Faktual)

anatara tinggi nadanya saat (3)


Gel. Bunyi
fenomena mendekati dibandingkan
2. saat menjuhi
gelombang
bunyi dengan III Anak - anak yang 3 Pemantulan
konsep di memainkan telpon Gel. Bunyi
balik kaleng yang
fenomenanya. dihubungkan tali.
27

N Indikator
Domain

Konsep
sains
Soal Jawaban
o Soal

Perhatikan gambar rangkaian percobaan A. Sudut bias setiap spektrum


warna pada cahaya
melde berikut!
polikromatis berbeda-beda

Untuk menguraikan cahaya


polikromatik putih menjadi
cahaya monokromatik dapat
menggunakan sebuah prisma.

Dari percobaan itu, Melde melihat bentuk Semakin besar panjang

gelombang dan juga menghitung kecepatan gelombang, semakin besar sudut


Menjelaskan
gelombang transversal. Perhitungan ini biasnya.
Pengetahuan (Hukum)

hubungan
diperngaruhi oleh tiga faktor, yaitu Pada saat cahaya masuk ke
Hukum Melde

antar variabel prisma masing-masing cahaya


ketegangan, panjang, serta massa dawai.
dengan tepat
3. Berdasarkan perhitungan itu, Percobaan akan mengalami sudut pembiasan
pada
Melde atau Hukum Melde menghasilkan yang berbeda sehingga cahaya
percobaan
sejumlah kesimpulan sebagai berikut, putih akan terurai menjadi cahaya
melde spektrum Pelangi.
kecuali ….
A. Kecepatan gelombang berbanding
terbalik dengan akar panjang dawai
28

INSTRUMEN DOMAIN PROSES


SOAL KETERAMPILAN PROSES SAINS
Domain

Konsep
sains

No Indikator Soal Soal Jawaban


29

A. 1,3,5 benar

- Gambar berikut merupakan


gelombang transversal
- Cth dalam kehidupan sehari-
hari: gel. Tali, gel.air. gel
cahaya
- A= 4 cm
Mampu - Banyaknya gel yang terjadi
diantara dua gabus adalah: 2,5
mengetahui Informasi yang didapat dari gambar diatas, λ =50 cm, λ =20cm
Gelombang transversal
Proses (mengamati)

karakteristik diantaranya:
gelombang 1) Merupakan gelombang transversal
4. 2) Salah satu contoh kehidupan sehari-
transfersal
hari yaitu gelombang bunyi
melalui 3) Besar Amplitudo 4 cm
pengamatan 4) banyak gelombang antara kedua
kotak adalah 3.
gambar 5) Panjang satu gelombang adalah 20
cm
Pernyataan yang benar adalah:
A. 1,3,5 benar
B. 1 dan 3 benar
C. 4 saja benar
D. 2 dan 3 benar
E. Semua benar
30

mengelompokk C. nada dasar 134 dan nada


an frekuensi atas pertama 25
harmoni /nada Tabel berikut menunjukkan data panjang
pada pipa gelombang suara dan panjang kolom udara Untuk pipa organa terbuka
organa terbuka dari hasil percobaan pipa organa terbuka. hubungan panjang gelombang
dari data tabel dan panjang kolom udara pipa
panjang Panjang Kolom Panjang adalah:
no
gelombang dan Udara (m) Gelombang (m)
1 0,228 0,494
panjang kolom 2 0,215 0,234 n+1
l n= λ , n=0,1,2 , …
2 n
Proses (mengklasifikasi)

udara yang 3 0,186 0,370


Pipa organa Terbuka

4 0,179 0,361 Sehingga untuk nada dasar (


diberikan.
5 0,166 0,168
n=0 ¿ maka
5.
1 l 1
Dari data tersebut, kelompokkanlah nomor l 0= λ 0 ⇒ 0 =
2 λ0 2
percobaan berdasarkan frekuensi nada dasar
Dan untuk nada atas pertama (
dan nada atas pertama!
n=1¿
Nada Dasar Nada Atas Pertama
2 l0
A 123 45 l 1= λ1 ⇒ =1
2 λ0
B 124 35
Dari data diperoleh
C 134 25
l
no l (m) λ (m) n
D 245 13 λ
1 0,228 0,494 0,50 0
31

Mampu Dodit berteriak menghadap sebuah tebing v.t


A. s=
2
menyusun dengan jarak tertentu. Rani berada di
perumusan dan samping Dodit mencatat waktu ketika bunyi
dari tabel diketahui hubungan
penjelasan pantul dari suara Dodit terdengar. Mereka
antara waktu dan jarak adalah
matematis dari memperoleh data penyelidikan seperti pada
sebanding artinya s ≈ t . Seperti
hasil tabel di bawah ini
yang kita ketahui bahwa jarak
kesimpulan Percobaan Waktu bunyi Jarak Dodit ke
tempuh akan dipengaruhi oleh
analisis data pantul - t (s) tebing - s (meter)
kecepatan, dan hubungannya
waktu pantul I 2 330
II 3 495
adalah berbanding lurus karna
bunyi dan jarak
III 4 660 jika nilai kecepatan besar maka
Proses (penggunaan angka dan kuantifikasi)

pengamat/sumb
Jika diasumsikan kecepatan udara ( v ) di jarak tempuh dalam interval
er ke tebing.
sekitar tebing adalah 330 m/s. Hubungan waktu tertentu akan besar. s ≈ v .
Pemantulan gelombang bunyi

yang tepat untuk mencari hubungan jarak Dari kedua persamaan dapat
dan waktu tempuh bunyi adalah… diperoleh

6. v.t
A. s=
2 s≈ K .v.t
B. s=v .t .2
v Nilai konstanta ini adalah
C. s=
2. t ditentukan oleh faktor jarak
2. t
D. s= tempuh bunyi beda dengan jarak
v
v pengamat ke tebing. Jarak
E. s=
2
32

Menggunakan Sonometer adalah alat untuk menunjukkan C. (1), (2), (4), (3), (7), (6)
alat hubungan antara frekuensi suara yang
Urutan yang benar dalam
sonometer dihasilkan oleh dawai yang dipetik, dan
penggunaan sanometer untuk
dengan tegangan, panjang dan massa per satuan
mengetahui hubungan frekuensi
urutan-urutan panjang dari dawai. Hubungan ini biasanya
dan panjang dawai adalah:
yang disebut hukum Mersenne (Marin Mersenne;
1) Susunlah alat sonometer sesuai
benar dalam 1588-1648). Berikut ini adalah Langkah-
petunjuk
praktikum langkah yang biasa dilakukan ketika
2) Memilih basis frekuensi
pengujian menggunakan sonometer.
yang diketahui (menggunakan
frekuensi 1) Susunlah alat sonometer sesuai
petunjuk garputala)
bunyi.
2) Memilih basis frekuensi yang diketahui
Pengukuran nilai Frkekeusnsi (sonometer)

4) Buatlah kondisi awal


(menggunakan garputala)
3) Getarkan garputala, perhatikan nilai misal beban (50g), panjang (50
frekeunsinya, amati kawat, apakah ikut cm).
bergetar.
Proses (mengukur)

4) Buatlah kondisi awal misal beban (50g), 3) Getarkan garputala,


panjang (50 cm). perhatikan nilai frekeunsinya,
7. 5) Ulangi percobaan dengan mengganti
beban manjadi 100g, 150 g, 200 g dst. amati kawat, apakah ikut
6) Ulangi percobaan dengan menggeser bergetar.
sisir sonometer sehingga panjang
berubah 45 cm, 40 cm, 35 cm dst. 7) Catat kondisi ketika kawat
7) Catat kondisi ketika kawat ikut bergetar ikut bergetar saat garputala
saat garputala digetarkan
Untuk mengetahui hubungan frekuensi dan digetarkan
33

Gelombang merambat dengan kecepatan 20


cm/s. frekuensi gelombang tersebut sebesar
4 Hz. Gambar gelombang yang mempunyai
nilai panjang gelombang yang sesuai B
dengan data tersebut adalah…
A. Diketahui:
Cepat rambat (v) = 20 cm/s
Frekuensi (f) = 4 Hz
mengomunikasi Ditanya:
kan cepat B. Panjang gelombang 𝜆 =…?
Gelombang transversal

rambat dan Jawab:


Communicating

frekuensi 𝑣=𝜆𝑥𝑓
8.
gelombang 𝜆 =𝑣/𝑓=20/4 = 5 𝑐𝑚
C.
menggunakan
gambar yang Panjang gelombang sering
tepat disebut 1 gelombang. Satu
gelombang transversal terdiri dari
D.
1 bukit dan 1 lembah
34

Menentukan Tabel di bawah menggambarkan hasil Konstanta pegas


usaha pada percobaan pegas yang salah satu ujungnya F 20 30
K= = =
∆ L 24−L 26−L
gerak harmonik diberi beban. F menyatakan berat beban
26.20−20 L=30.24−30 L
pegas dan ∆ L menyatakan pertambahan panjang.
10 L=30.24−26.20
F (N) L+∆ L(cm)
L=3.24−26.2=72−52
20 24
L=20 cm
30 26
Predicting

20 N 20 N
GHS

9. 40 28 K= = =500 N / m
4 cm 0,04 m
Hitunglah usaha yang harus dilakukan
untuk memperpanjang pegas sejauh 10 cm Usaha
jika diketahui L= 20 cm? 1 2
W =∆ Ep= K ∆ L
A. 12,5 joule 2
B. 10,0 joule 1 2
C. 7,5 joule W = 500 ( 0,1 ) =2,5 Joule
2
D. 5,0 joule
E. 2,5 joule
35

Hasil percobaan pengukuran beberapa C. 1) dan 4)


variabel fisis gelombang pada pipa organa
tertutup, diperoleh hasil pengukuran seperti
Dari data tabel jelas terlihat nilai
pada Tabel berikut.
Panjang
frekuensi meningkat sedangkan
Panjang Kolom
Frekuensi (Hz)
Gelombang (m) nilai
Udara (m) panjang gelombang turun,
300 1,1 0,276jadi pernyataan 2 tepat dibanding
Mampu 350 0,94 0,2361. Sedangkan hubungan panjang
menemukan 400 0,84 0,211
gelombang dan panjang kolom
Interpreting data (menafsirkan data)

450 0,75 0,186


pola dari data udara adalah ketika panjang
500 0,67 0,166
Prinsip pipa organa tertutup

yang disajikan gelombang turun, panjang kolom


Berikut beberapa pernyataan yang dapat
terkait udara ikut turun, jadi pernyataan
dimunculkan dari tabel:
Frekuensi, 3 tepat dibanding dengan 4.
10. 1) Kenaikan nilai frekuensi sebanding
panjang dengan panjang gelombang.
gelombang 2) Kenaikan nilai frekuensi berbanding
terbalik dengan panjang gelombang
bunyi, panjang 3) Kenaikan panjang gelombang
kolom udara sebanding dengan panjang kolom
udara.
pipa organa 4) Kenaikan panjang gelombang
terbuka. berbanding terbalik dengan panjang
kolom udara
Pernyataan yang tepat yang
menggambarkan data dari tabel adalah …
36

Dari data soal sebelumnya yakni nomor 10, C. Cepat rambat udara relatif
apa kesimpulan yang paling tepat menurut konstan dengan nilai ±330
m/s dan semua frekuensi
kalian terkait cepat rambat udara dan harmoni pipa organa pada
frekuensi harmoni atau nada setiap pada percobaan merupakan
nada dasar.
percobaan?
A. Cepat rambat udara berubah dengan
Dari data tabel bisa dicari data
rentang 300-400 m/s dan semua
frekuensi harmoni pipa organa pada kecepatan rambat udara dimana
pada percobaan merupakan nada
cepat rambat udara adalah v=f . λ
dasar.
B. Cepat rambat udara berubah dengan dan untuk pipa organa tertutup
rentang 300-400 m/s dan tidak hubungan panjang gelombang
semua frekuensi harmoni pipa
organa pada pada percobaan dan panjang kolom udara pipa
merupakan nada dasar. adalah
C. Cepat rambat udara relatif konstan
n+1
dengan nilai ±330 m/s dan semua l n= λ , n=0,1,2 , …
4 n
frekuensi harmoni pipa organa pada
Prinsip pipa organa tertutup

pada percobaan merupakan nada


Proses (menyimpulkan)

dasar. Dari data kita bisa dapat:


Mampu D. Cepat rambat udara konstan dengan
nilai ±330 m/s dan tidak semua f v l
11. menyimpulkan λ
frekuensi harmoni pipa organa pada (Hz (m/s) l (m) λ
dari data (m)
pada percobaan merupakan nada )
dasar. 300 1,1 330 0,276 0,251
E. Cepat rambat udara dan frekeunsi
350 0,94 329 0,236 0,251
harmoni tidak dapat disimpulkan.
37

Menentukan Kalau kita amati peristiwa kilat dan petir D Kecepatan gelombang cahaya
jauh lebih cepat dari pada
akibat atau yang terjadi pada waktu hujan, bunyi petir
kecepatan gelombang bunyi
akibat yang selalu terdengar setelah cahaya kilat terlihat,
mungkin terjadi kecuali jika lokasi kilat dan petir sangat
dari suatu dekat. Hipotesis dan penjelasan yang
tindakan. Berikut ini penjelasan yang mungkin terkait tepat terkait fenomena ini adalah
Formulating hypotheses

fenomena tersebut adalah …. terkait kecepatannya yakni bahwa


A. Waktu kejadian Cahaya kilat dan kecepatan gelombang cahaya
Gelombang

bunyi petir tidak bersamaan.


12. jauh lebih cepat dari pada
B. Cahaya merupakan gelombang
transversal sedangkan bunyi kecepatan gelombang bunyi.
merupakan gelombang longitudinal.
C. Gelombang cahaya memerlukan
medium sedangkan gelombang
bunyi tidak memerlukan medium
merambat.
D. Kecepatan gelombang cahaya jauh
lebih cepat dari pada kecepatan
gelombang bunyi
E. Gelombang Cahaya jaraknya lebih
dekat dari pada gelombang bunyi
dari sumber ke pengamat.
38

Untuk mencari nilai frekuensi nada dasar A. Ketinggian air pada tabung
dan frekuensi suara yang
dan nada atas pada pipa organa seperti
digunakan
gambar rangkaian alat berikut.
Ketika percobaan resonansi
gelombang bunyi pada pipa
organa tertutup untuk
Merencanakan menentukan nada dasar dan nada
Percobaan Resonansi Gelombang bunyi

percobaan atas pada pipa, untuk menentukan


resonansi frekuensi nada dasar dan nada
gelombang atas pada pipa organa, nilai
Experimenting

bunyi pada pipa frekuensi dan ketinggian air lah


13. organa tertutup yang harus di ulang-ulang. Yang
untuk digunakan bukan ketinggian air
variabel apakah yang harus diukur secara
menentukan dari dasar tabung tapi untuk
berulang adalah …
nada dasar dan menentukan panjang tabung yang
A. Ketinggian air pada tabung dan
nada atas pada frekuensi suara yang digunakan tidak terisi air.
pipa. B. Volume air pada tabung dan
frekuensi suara yang digunakan
C. Ketinggian air pada tabung dan
kecepatan gelombang suara yang
digunakan
D. Volume air pada tabung dan
kecepatan gelombang suara yang
39

INSTRUMEN DOMAIN APLIKASI


SOAL PENGGUNAAN DAN PENGAPLIKASIAN

Indikator
Domain

Konsep
sains

No Soal Jawaban
Soal
40

Aplikas Mampu Seorang ilmuan sedang memetakan dasar laut A


i menerapkan mengunakan sonar (Sound Navigation and Seperti yang diketahui,
konsep Ranging). Ilmuan tersebut mengambil data di kedalaman laut akan sebanding
pemantulan beberapa lokasi seperti pada gambar berikut. dengan waktu tempuh bulak
gelombang balik, dan kecepatan gelombang
pada kasus bunyi merambat dalam air.
pemetaan
dasar laut Oleh karena itu melihat catatan
menggunakan waktu tempuhnya tentu
sonar. kedalaman di titik I dan II tidak
Pengambilan data dilakukan ketika kapal dalam begitu berbeda, begitu juga
keadaan diam di titik lokasi pengambilan data Lokasi III dan IV memiliki
sehingga diperoleh data waktu tempuh waktu tempuh yang relative
gelombang bunyi pada tabel sebagai berikut. sama. Jika dibandingkan waktu
Waktu lokasi I/II dengan III/IV maka
Lokasi
Aplikasi Gelombang Bunyi

(t) lokasi yang lebih dalam adalah


I 2,39 lokasi I dan II di banding III dan
II 2,43 IV. Dari kontur gambar yang
14. III 1,04 mungkin maka kontur gambar A
IV 0,98 karena pada lokasi I dan II
memiliki kedalaman yang sama
41

Mampu Pada kasus soal di atas, pada saat pengambilan D


menerapkan data kapal tidak dalam posisi diam akan tetapi Jika
konsep dilakukan pada saat kapal bergerak dengan diukur
pemantulan kecepatan v ¿). Bagaimanakah kemungkinan data dalam
gelombang waktu dari alat sonar yang akan diperoleh oleh kondisi
pada kasus ilmuan? kapal
pemetaan diam.
dasar laut I II III IV Waktu
menggunakan A 2,29 2,33 1,14 1,08 tempuh yang didapat adalah
sonar. B 2,29 2,33 0,94 0,88 untuk jarak h (kedalaman
C 2,39 2,43 1,04 0,98 sebenarnya) seperti gambar
D 2,49 2,53 1,14 1,08 berikut.
Tapi jika pengambilan data
Aplikasi Gelombang Bunyi

E 2,49 2,53 0,94 0,88


ketika kapal bergerak maka
Jelaskan jawaban kalian melalui ilustrasi cara waktu tempuh bukan mengukur
Aplikasi

15. pengambilan data yang kalian bayangkan! jarak h akan tetapi sisi miring
seperti pada gambar disamping,
42

INSTRUMEN DOMAIN SIKAP


SOAL PERASAAN DAN NILAI
Domain

Konsep
sains
No Indikator Soal Soal Jawaban
43

Mampu Gunakan konteks soal nomor 17 dan 18!


membuktikan Jika kalian menjadi ilmuan yang hendak
keyakinan memetakan laut, jika data yang kalian
dirinya bisa peroleh dari data yang diambil ketika
menyelesaikan kondisi kapal bergerak sebesar v( m/ s)saat
permasalahan pengambilan data. Apakah kalian bisa
memetakan kontur dasar permukaan laut
dari ilustrasi bagaimana
disetiap posisi?
gelombang bunyi merambat dari
sumber ke penerima (posisi
sama-sama dikapal) pada kapal
yang bergerak maka kita bisa
Buktikan dengan menjelaskan bagaimana
Gelombang Bunyi

menentukan kedalaman (h)


cara kalian mencari data kedalaman setiap
Sikap

dengan menggunakan prinsip


16. posisi!
pitagoras.

Panjang sisi miring diperoleh dari


setengah waktu pengukuran yang
didapat kali kecepatan rambat
gelombang bunyi.
44

Apa yang akan terjadi menurut kalian jika Harapan jawaban:


ilmuan tidak menemukan atau para engineer
tidak mengembangkan aplikasi gelombang Tentunya diciptakan teknologi
bunyi pada sistem sonar (Sound Navigation adalah untuk membantu atau
and Ranging)? mempermudah pekerjaan
manusia. Begitu juga dengan
sistem sonar, di ciptakan
Mampu
bertujuan untuk membantu
memberikan
pekerjaan manusia diberbagai
sikap positif
bidang. Jika tidak ditemukan atau
terhadap sains
dikembangkan tentu akan banyak
dengan
bidang pekerjaan kesulitan dalam
meyakini
Gelombang

memetakan objek menggunakan


Sikap

17. pentingnya
sistem sonar.
penemuan dan
pengembangan
Jika dilengkapi dengan contoh
nya untuk
penggunaannya akan jauh lebih
membantu
baik misalnya dalam di dalam
kehidupan
bidang Kesehatan digunakan
manusia
untuk USG, atau pemetaan cell
kangker dan kista. Bidang
45

INSTRUMEN DOMAIN KREATIF


SOAL MEMBAYANGKAN DAN MEMBUAT
46

Teks ini digunakan untuk menjawab pertanyaan nomor 18 -21!

Proyek Pembuatan Seruling Paralon Implementasi Aplikasi Alat Musik dengan Prinsip Pipa Organa Terbuka
SMA Negeri 4 Surabaya.

Bunyi termasuk salah satu jenis gelombang yang dapat dirasakan oleh indera pendengaran (telinga). Dalam fisika,
Pengertian bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari benda yang bergetar. Benda yang menghasilkan bunyi disebut sumber
bunyi. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan molekul-molekul udara yang ada di sekitarnya. Dengan demikian,
syarat terjadinya bunyi adalah adanya benda yang bergetar. Perambatan bunyi memerlukan medium. Seseorang dapat
mendengar bunyi jika ada medium yang dapat merambatkan bunyi.
Dalam proyek kali ini, penulis melakukan pengerjaan pembuatan salah satu alat musik penghasil bunyi berupa seruling
yang tebuat dari pipa paralon dengan menerapkan beberapa konsep yang telah dipelajari dalam bab “Gelombang Bunyi”.
Adapun nada yang dihasilkan dari seruling paralon rencananya sebanyak tujuh buah nada yakni; C5 523,3Hz; D5 587,3Hz; E5
659,3Hz; F5 698,5Hz; G5 784Hz; A5 880Hz; B5 987,8Hz. Panjang paralon yang akan digunakan adalah 35 cm diameter 1,5
cm. Gambar sketsa seruling yang akan dibuat seperti di bawah ini.
47

Konsep sains
N Domain Indikator
Soal Jawaban
o Soal

Fluency menyebutkan Konsep apa konsep-konsep yang digunakan antara lain frekuensi pada
(berfikir konsep- saja yang bunyi audiosonik, nada, kecepatan bunyi, dan, resonansi pada
Aplikasi Pipa organa terbuka pada

lancar) konsep terkait dan pipa organa terbuka.


gelombang digunakan
bunyi terkait dalam projek
seruling

18 dengan pembuatan
projek seruling dari
pembuatan paralon?
seruling
secara
lengkap
48

Felxibility menjelaskan Jelaskan - Karna kita membuat salah satu alat musik maka nada sangat
diperhatikan dimana nada adalah bunyi yang memiliki
(berfikir dengan konsep-konsep

Aplikasi Pipa organa terbuka pada seruling


frekuensi tunggal tertentu seperti dicontohkan pada teks,
luwes) bahasa tersebut oleh misal nada C5=523,3Hz
- Bunyi audiosonik maksudnya rentang frekeunsi yang
sendiri bahasa kalian
dihasilkan di rentang yang bisa didengarkan oleh rentang
bagaimana dan bagaimana pendenganran manusia
- Kecepatan bunyi diasumsikan relative constant pada kolom
keterkaitan kaitannya
udara
19 konsep- dalam projek - Resonansi pada pipa organa terbuka berkaitan dengan nada
frekuensi harmonic dimana hubungan antara frekuensi,
konsep pembuatan
panjang kolom dan kecepatan rambat bunyi adalah
gelombang seruling! v
f n=( n+1 )
2L
bunyi pada
projek
pembuatan
seruling
49

Originalit Jika kecepatan v


Dari persamaan f n=( n+1 ) dapat dilihat jika L berbanding
2L
y (berfikir udara pada
terbalik dengan frekeunsi artinya jika ingin menghasilkan nada
orisinil) kolom konstan
yang sangat rendah/frekeunsi kecil maka panjang kolom L
sebesar 330
perlu yang cukup panjang. Untuk itu tinjau dari frekuensi yang
m/s, maka nada
ingin dihasilkan paling rendah yakni pada nada C5 523,3Hz.
Aplikasi Pipa organa terbuka pada seruling
frekuensi
Persamaan diatas bisa ditulis:
harmoni yang
Menganalisis mungkin v
L=( n+ 1 )
2f n
nada harmoni menurut
Jika C5 jadi nada dasar f 0 maka
yang analisis kalian
330
20 mungkin pada desain L= 2∗523,3 ≈ 0,315 m atau 31,5 cm
pada desain seruling yang
2∗330
seruling yang akan Jika C5 jadi nada tinggi atas 1 f 1 maka L= ≈ 0,631 m
dibuat 2∗523,3
akan dibuat. adalah? atau 63,1 cm
Jelaskan! 3∗330
Jika C5 jadi nada tinggi atas 2 f 2 maka L= ≈ 0,946 m
2∗523,3
atau 94,6 cm
Dari analisis perhitungan di atas karna panjang seruling
dibatasi sepanjang 35cm kemungkinan nada harmoni yang
akan digunakan untuk mendesain seruling menggunakan nada
dasar saja.
50

Elaborati Desainlah lebih Nilai v=330 m/s


on detil oleh Frekuensi harmoni digunakan pada nada dasar sehingga
(berfikir kalian posisi hubungan frekuensi panjang kolom dan cepat rambat bunyi
terperinci) lubang suling v v
yakni f = atau L=
2L 2f
agar
Kita buat tabel nada frekeunsi dan panjang kolom seperti
menghasilkan
berikut.
frekuensi
harmoni sesuai
Nada f (Hz) L (m) L (cm)
nada yang ingin
C5 523,3 0,315 31,5
dihasilkan D5 587,3 0,281 28,1
yakni nada C5 E5 659,3 0,250 25,0
F5 698,5 0,236 23,6
– B5. Asumsi G5 784,0 0,210 21,0
kecepatan A5 880,0 0,188 18,8
B5 987,8 0,167 16,7
udara pada
kolom konstan
Untuk menghasilkan nada C5 maka lubang tiup di buat
sebesar 330
berjarak 31,5 cm ke ujung seruling.
m/s.
Gambarkan
lebih detil
Untuk menghasilkan nada D5 maka jarak lubang tiup ke
posisi lubang
lubang jari 6 adalah 28, 1 cm. atau dengan kata lain lubang jari
tiup dan lubang
51
52

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Taksonomi Pendidikan dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu didalam Pendidikan. Taksonomi
Pendidikan dibuat sebagai sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan
pernyataan-pernyataan yang digunakan sebagai alat ukur untuk memprediksi
kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran
untuk mecapai tujuan pembelajaran. Allan J. MacCormack dan Robert E. Yager
sejak Tahun 1989 mengembangkan a new “Taxonomy for Science Education”.
Lima ranah dalam taksonomi untuk pendidikan sains ini lebih luas dan mendalam
yang mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran sains di kelas dan
mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran itu. Kelima domain yang
dikembangkan diantaranya, Domain I (Pengetahuan), Domain II (Proses),
Domain III (Kreativitas), Domain IV (Aplikasi) dan Domain V (Perasaan dan
Nilai). Kelima domain ini akan menjadi variabel untuk menyusun instrumen
penilaian yang dapat mengukur dan menilai sejauh mana siswa memahami,
menerapkan, berfikir positif terhadap sains. Sehingga hasil penyusunan
instrument penilaian ini dapat menjadi acuan para pendidik untuk membuat
instrumen penilaian yang tepat sesuai dengan variabel yang ingin diukur untuk
melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam pembelajaran, terutama pada
materi Gelombang.
4.2 Saran
Melalui makalah ini, penyusunan instrument penilaian berdasarkan
Taksonomi yang dikembangkan oleh MacComark & Yager dapat menjadi
pengetahuan, Sehingga nantinya pendidik dapat mengembangkan sendiri
instrument penilaian yang tepat dan kualitas tes yang baik agar dapat diterapkan
kepada siswa.
53

DAFTAR PUSTAKA

A Framework for Assessing Student Understanding in Science ASSESSMENT


BASED ON SIX DOMAINS OF SCIENCE. (n.d.).

Aikenhead, G. dan Huntey, B. (n.d.). Teacher’ Views on Aboriginal Students


Learning Western and Aboriginal Science. [Online]. Tersedia:
http://www.rsc.org/ Publishing/Journals/RP/index.asp. [22 Juli 2010].

American Association for the Advancement of Science (1993). Benchmarks of


science literacy. Oxford University Press, New York.

Anderson, Lorin W., Krathwohl, David R. (2001). A Taxonomy for Learning,


Teaching, and Assessing. New York: Addison Wesley Logman.

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.

Depdiknas. (2004). Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Jakarta

Enger, Sandra K. & Yager. (2009). Assessing Student Understanding in Science.


United States.

Firman, H. 2000. Evaluasi Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan


Kimia FPMIPA UPI.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan


Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Loucks-Horsley, Susan, et al. 1990. Elementary School Science for the ’90’s.
Andover, MA: Network.

Nersessian, N. J. (2008). Creating Scientific Concepts. Massachusetts: A


Bradford Book The MIT Press.
54

Rezba, R.J., Sprague, C. & Fiel, R. (1995). Science Process Skills: Learning and
Assessing. Iowa: Kendall/Hunt Publishing Co.

Rustaman, N., dkk (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.CV

Sukarni Hidayati. 2007. Konsep Dasar IPA dan Pembelajarannya. Makalah


pelatihan guru IPA SD disajikan 11 September 2007.

Suyanto. 2007.”Imajinasi dalam Pendidikan”. Kedaulatan Rakyat, 15 September


2007, hlm. 1.

Yager, R. E., & Mccormack, A. J. (n.d.). Assessing Teaching/Learning Successes


in Multiple Domains of Science and Science Education zy

Anda mungkin juga menyukai