PEMBELAJARAN KIMIA
KELOMPOK 3 :
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Atas kemudahan dari-Nya. Makalah Dasar Dasar Proses Pembelajaran
Kimia dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas dan mempunyai tujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya khususnya mahasiswa
Universitas Jambi, maupun pihak yang terkait didalamnya serta dapat memberikan
motivasi atau dorongan agar memiliki kepribadian yang lebih baik di masa yang akan
mendatang dan bisa sebagai bahan acuan. Karya tulis ini pada umumnya membahas
secara rinci mengenai pengertian kebudayaan dan kepribadian sampai dengan peranan
kebudayaan terhadap kepribadian itu sendiri.
Mengingat dalam proses penyelesaian karya tulis ini, banyak pihak yang telah
membantu baik secara moral dan material, secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih untuk pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian karya tulis ini, terutama Ibu Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati,.M.Kes
selaku dosen Mata Kuliah Dasar Dasar Proses Pembelajaran KImia . Serta, pihak lain
yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian makalah ini yang tak bisa
disebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
pembaca pada umumnya.
penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………….………..…………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...…….....ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………..……………………………....1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................27
3.2 Saran................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Kata “taksonomi” diambil dari bahasa yunani tassein yang mengandug arti
“untuk mengelompokkan” dan nomos yang berarti “aturan” taksonomi dapat diartikan
sebagai pengelompoka suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Posisi
taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan yang lebih rendah bersifat lebih
spesifik.
Taksonomi terdiri dari kelompok (taksa) dan materi pelajaran yang diurutkan
menurut persamaan dan perbedaan, prinsip atau dasar klasifikasi (hukum), misalnya,
persamaan dan perbedaan dalam struktur, perilaku, dan fungsi(Sunaryo,wowo.2014).
a. Latar Belakang
Gagasan untuk membentuk sistem klasifikasi hasil belajar, diawali pada suatu
pertemuan informal para penguji perguruan tinggi tahun 1948 yang bergabung pada
American Psychological Assoiatin Convention ( konvensi asosiasi psikolog amerika)
di Boston. Pertemuan ini yang pertama kali dalam satu rangkaian informal tahunan
para penguji diperguruan tinggi. Asosiasi ini memiliki anggota yang mewakili setiap
universitas yang berbeda. Kelompok kerja, bersifat informal tanpa ikatan dan
keanggotaan reguler, dan bekerja dibawah kondisi semacam komite serta editor yang
mempertanggung jawabkan produk, gagasan-gagasan, usulan-usulan dan kritik yag
disebar pada setiap pertemuan
Tugas utama dari kelompok kerja yang duduk pada keanggotaan asosiasi,
adalah mempertimbangkan pemecahan masalah yang terkait dengan pengorganisasian
dan penggolongan sasaran hasil pendidikan. Pertimbangan yang penting sebagai hasil
diskusi dalam pertemuan, yaitu berkenaan dengan ujian, penelitian pendidkan,
gagasan mengenai sistem ujian, mempromosikan bahan-bahan tes, dan peneltian yang
terkait dengan sasaran belajar.
1. Domain Kognitif
Pertama,bagian dari taksonomi adalah ranah kognitif yaitu teori ranah yang
menjadi perhatian,sasarannya merupakan hasil yang berhubungan dengan daya ingat
tentang pengetahuan,keterampilan serta kemampuan intelektual.Ranah yang berpusat
dalam pengkajian test dan pengembangan kurikulum,melalui pendefenisian sasaran
hasil sebagai uraian perilaku siswa.
2. Domain Afektif
Organisasi
Kemampuan membentuk Memilih, memutuskan,
sistem nilai sebagai pola memformulasikan, membandingkan,
hidup. membuat sistematisasi.
Pembentukan Pola Hidup
Kemampuan menghayati nilai Menunjukan sikap, menolak,
sehingga menjadi pegangan mendemonstrasikan, menghindari.
hidup.
1. Tujuan pendidikan, tujuan sekolah atau kursus-kursus seperti apa yang harus dicapai;
2. Pengalaman belajar seperti apa, yang memungkinkan dapat mencapai sasaran?
3. Bagaimana pengalaman belajar dapat diorganisasikan secara efektif? Sehingga urutan,
kesinambungan dan pengintregasiaan bisa terjadi dalam pengalamn belajar secara
terisolasi;
4. Bagaimana efektivitas pengalaman belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan tes
dan bentuk lainnya, secara sistematis melalui pengumpulan bukti sesuai prosedur.
Tujuan pendidikan harus berhubungan dengan psikologi belajar, dalam
persoalan ini disekolah harus mempertimbangkan faktor-faktoryang memungkinkan
keterlibatan siswa dalam belajar. Penggunaan psikologi pembelajaran, memungkinkan
sekolah untuk menetukan penempatan urutan belajar yang sesuai tujuan
Salah satu sumber umum yang digunakan dalam menentukan tujuan dan
sasaran adalah apa yang tersedia pada diri siswa, menyangkut; sejauh mana tingkat
perkembangan yang dimiliki? Apa kebutuhan mereka? Apa kepentingan mereka?
Selain itu, perlu diinvestigasi dari kondisi dan kehidupan kontemporer yang membuat
tuntutan pada orang-orang muda dan dewasa serta memberikan kesempatan bagi
mereka. Kegiatan apa yang harus dilakukan individu sesuai harapan? Peluang apa
yang mungkin dalam merealisasikan pelayanan sesuai dengan potensi dirinya?
2.1.2 Taksonomi tujuan pendidikan revisi Taksonomi Bloom oleh anderson dan
krathwohls (1999; 2001)
a.Latar Belakang
Hasil perbaikan tersebut dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi
Taksonomi Bloom. Revisi yang dibuat hanya pada ranah kognitif dengan
menggunakan kata kerja. Perubahan ini dilakukan dengan memberi versi baru pada
ranah kognitif yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan kognitif
(Effendi,Ramlan.2012)
Evaluasi Mengkreasi
1. buku aslinya dikembangkan oleh penguji perguruan tinggi, sedangkan hasil revisi
dapat digunakan oleh guru di sekolah dasar dan menengah
2. Contoh penilaian yang terdapat dalam revisi buku, dirancang untuk menggambarkan
dan memperjelas makna dari berbagai sub-kategori. Semua tidak dimasukkan sebagai
model item tes seperti pada buku aslinya;
3. Buku asli penggunaan item tes, berguna untuk mengklarifikasi arti defenisi; dalam
perubahan makna dijelaskan melalui deskripsi luas subkategori dan sketsa dari
ilustrasi kasus
4. Dalam revisi buku, telah diganti dan reorganisasi sub-pengetahuan kategori menjadi
empat jenis pengetahuan : faktual, konseptua, prosedural, dan metakognitif.
5. Dua buah kategori utama dalam rangka asli, pemahamn telah menjadi memahami dan
sintesis telah menjadi menciptakan.
6. Dalam revisi buku, telah diganti dan reorganisasi sub-pengetahuan kategori menjadi
empat jenis pengetahuan: factual, konseptual, procedural, dan metakognitif
Contoh
Setelah mengikuti kegiatan pembelajran dengan metode tanya jawab ,diskusi dan
penugasan,maka :
Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan
dibuat instrumen penilaiannya. Indikator pencapaian hasil belajar berfungsi sebagai
tand atanda yang menunjukkan terjadinya perubahan prilaku peserta didik.
Kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran kognitif peserta
didik untuk knowledge(C1),comprehesion(C2),application(C3),analysis(C4),synthesis
(C5)dan evaluation(C6) sebagai berikut:
Tabel 1
Knowledge(Pengetahuan)
Aktivitas pembelajaran yang menghendaki peserta didik berpikir untuk
mengingat kembali tentang pengetahuan yang telah diperolehnya berupa
fakta,data,konsep,definisi,dan lain lain.
Comprehesion(pemahaman)
Pembelajaran yang menghendaki peserta memahami hubungan
antarfaktor,antarkonsep,dan antar data hubungan sebab akibat
Application (penerapan)
Kegiatan pembelajaran yang memberi keterampilan bagaimana menerapkan
pengetahuan berupa ide,konsep,teori atau petunjuk teknis dalam kehidupan
sehari hari
Analysis ( analisis)
Kegiatan pembelajaran menunjukkan suatu gagasan dan hubungan antar
bagian serta suatu masalah dan cara penyelesaiannya
Synthesis (sintesis/membangun/menciptakan)
Aktivitas pembelajaran yang menggabungkan berbagai informasi menjadi satu
konsep dan kesimpulan serta mengungkapkan dan merangkai berbagai
gagasan menjadi suatu hal yang baru
Evaluation ( evaluasi/penilaian)
Aktivitas pembelajaran yang mempertimbangkan dan menilai entang satu
ide,gagasanpandangan,aktivitas,perbuatan,sikap ,kebiasaan,nilai,benar atau
salah berdasarkan standar tertentu.
b) Kata kerja ranah Afektif
Banyak Kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
afektif peserta didik untuk resiving, responding, valuing, Organization, maupun
characterization sebagai berikut :
Tabel 2
Menerima (A1) Menanggapi (A2) Menilai (A3) Mengelola (A4) Menghayati (A5)
Mengubah
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut
perilaku
Resiving(menerima)
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan resiving antaranya: menanyakan, memilih, mengenal,
menamakan, mendeskripsikan, mengikuti, memberikan, mengidentifikasi,
menyebutkan, menunjukkan, memilih, menjawab, mendengar.
Responding(menanggapi)
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan responding antaranya: menjawab, membantu, mendiskusikan,
menghormati, berbuat, melakukan, melaporkan, memilih, menceritakan,
menulis, bercakap-cakap, menyiapkan.
Valuing(menilai)
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan valuing antaranya: melengkapi, menggambarkan,
membedakan, menerangkan, mengikuti, membentuk, mengundang,
menggabung, mengusulkan, membaca, melaporkan, memilih, bekerja,
mengambil peran, mempelajari, menghargai, membedakan, memberi saran,
mengukur, membentuk.
Organization(mengelola)
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan Organization antaranya: mengubah, mengatur,
menggabungkan, menyusun, menukar, menyatukan, membandingkan,
melengkapi, mempertahankan, menerangkan, mengumumkan,
mengidentifikasi, mengintegrasikan, mengorganisir, menyiapkan,
menghubungkan, mensitesiskan.
Characterization(menghayati)
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan characterization antaranya: memengaruhi, menunjukkan,
mengadopsi, melakukan, mengamalkan, memberi saran, menanyakan,
menyelesaikan, merevisi, melayani, memecahkan.
c) Kata kerja ranah Psikomotorik
Banyak kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
afektif gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi, (perceptual abilities),
gerakan kemampuan fisik (physical abilities), gerakan terampil (skilled
movements), dan gerakan indah dan kreatif (nondiscursive communications)
sebagai berikut:
Gerakan refleks
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan gerakan refleks antaranya: melompat, menunduk, berjalan,
menggerakkan anggota tubuh, menggenggam, berucap, mengatur,
membina, membelah, memperbaiki, mengambil.
Gerakan dasar
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan gerakan dasar antaranya: melakukan gerakan olahraga,
gerakan shalat, aktivitas ibadah haji.
Gerakan persepsi (Perceptual Abilities)
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan gerakan persepsi antaranya: menafsirkan, mendiskriminasi.
Gerakan kemampuan fisik (Physical Abilities)
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan gerakan kemauan fisik antaranya: menyegerakan otot,
mengangkat beban, menahan napas, gerakan shalat.
Gerakan terampil (Skilled Movements)
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan gerakan terampil antaranya: menulis kaligrafi, membaca Al-
Qur’an, bersenam, bermain bola, menari, berdansa, akrobatik, memainkan
alat musik, mengatur, mengembangkan, memanaskan, memperbaiki.
Gerakan indah dan kreatif (Nondiscursive Communications)
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai
kemampuan gerakan indah dan kreatif antaranya: menciptakan, berinisiatif,
melukis, membuat desain, bermain musik, menari, bernyanyi, melakukan
gerakan senam, bermain peran, menyesuaikan, mengubah, merekonstruksi,
mengoordinasikan kembali, menukar (Supardi, 2015 : 126-127, 184-185).
Tabel 3
Kompetensi dasar:
4.6 siswa membaca dan mendeskripsikan data pokok yang ditampilkan pada
grafik konkret dan piktograf.
Indikator:
3.1.1 siswa mampu menghitung jumlah benda yang ada pada piktograf dengan
baik dan benar.
4.6.1 siswa mampu membaca data pokok yang ditampilkan pada piktograf
dengan baik dan benar (Prastowo, 2015 : 175-176).
Rumusan tujuan pembelajaran terkait dengan aktivitas belajar dan penilaian hasil
belajar. Dalam bidang pendidikan tujuan-tujuan yang dirumuskan mengindikasikan apa
yang guru inginkan pada siswa mempelajarinya. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dimaksudkan mencapai tujuan pembelajaran
. Saat ini rumusan tujuan pendidikan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan
(BNSP) tertuang dalam Standar Isi dan diperinci dalam Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan mata pelajaran dan tingkat satuan pendidikan.
Guru diberikan tugas menyusun indikator-indikator ataupun tujuan pembelajarannya
yang lebih mudah dipahami dan diukur berdasarkan dari SK dan KD (Fatmawati, 2012).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “taksonomi” diambil dari bahasa Yunani tasein yang mengandung arti
“untuk mengelompokkan” dan nomos yang berarti “aturan”. Taksonomi dapat
diartikan sebagai pengelompokkan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu.
Posisi taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan yang lebih rendah bersifat
lebih spesifik.
B. Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidikan serta calon
pendidik. Untuk memperbaiki kualitas, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,Ramlan . 2012. Konsep Revisi Taksonomi bloom dan implementasinya pada pelajaran
Matematika SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,2(1).ISSN; 2502-7638
Taskirah,dkk. 2012. Kemampuan pemecahan Masalah dinamika partikel pada Mahasiswa Calon
guru fisika berdasarkan TIPP. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako,4(3).ISSN;
2338 3240
Subagia,wayan. 2012. Taksonomi Pembelajaran dan Penilaian Hasl Belajar Berbasis Trikaya. Jurnal
Pendidikan Fisika PMIPA,1(1).ISSN;2303-288X
Fatmawati,Sri. 2012. Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Soal Kognitif berorientasi pada revisi
taksonomi bloom dalam pembelajaran fisika. Edusains,1(2). ISSN;2338-4387
Soesilowati. 2011. Perkalian itu asyik dan menyenangkan. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada