Anda di halaman 1dari 14

TAHAPAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(IDENTIFIKASI MASALAH, ANALISIS MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

NAMA : AYU SYNTIA NINGSIH (2203111058)

JIHAN AQILA (2203111049)

LISNAWATI SITORUS (2203311028)

MELLY EGIDIA (2203111008)

PUTRI EVANI MALAU (2203311026)

KELAS : REGULER E 2020

M.KULIAH : PENELITIAN TINDAKAN KELAS

D.PENGAMPU : DR. SYAMSUL ARIF, M.PD.

LASENNA SIALLAGAN, M.PD.

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatNya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah ini.

Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Ibu Trisnawati Hutagalung, M.Pd., Sekretaris jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
3. Ibu Fitriani Lubis, M.Pd., Ka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
4. Bapa Dr. Syamsul Arif, M.Pd dan Ibu Lasenna Siallagan M.Pd selaku dosen mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas
5. Teman-teman yang memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung
6. Orangtua tercinta
Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kita semua. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Saya berharap semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi saya khususnya, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas..................................................................................6

B. Sejarah Penelitian Tindakan Kelas di Indonesia..................................................................6

C. Karakter, Prinsip dan Fungsi Penelitian Tindakan Kelas.....................................................8

D. Tahapan-Tahapan Penelitian Tindakan Kelas......................................................................8

BAB III PENUTUP......................................................................................................................13

A. Simpulan.............................................................................................................................13

B. Saran...................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh
peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-
praktik itu terhadap situasi tempat dilakukannya praktik-praktik tersebut. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan
pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan
kualitas program sekolah secara keseluruhan.

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas(PTK) harus sesuai dan konsisten dengan
permasalahan yang akan diteliti. Perumusan tujuannya haruslah dilakukan dengan jelas, baik dan
terencana. Harus jelas untuk apa dan siapa penelitian ini ditujukan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki banyak
manfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ada banyak hal yang menjadi alasannya. Di
antaranya bahwa, hasil-hasil dari PTK dapat langsung dimanfaatkan untuk meningkatkan atau
memperbaiki kualitas pembelajaran di dalam kelas guru yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas?

2. Bagaimana sejarah munculnya penelitian tindakan kelas di indonesia?

3. Apa saja karakter,prinsip dan fungsi dari penelitian tindakan kelas?

4. Apa saja tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas yang termasuk
identifikasi masalah, analisis masalah dan perumusan masalah?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian tindakan kelas

2. Untuk mengetahui sejarah munculnya penelitian tindakan kelas di indonesia

3. Untuk mengetahui karakter,prinsip dan fungsi dari penelitian tindakan kelas

4. Untuk mengetahui tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas yang


termasuk identifikasi masalah, analisis masalah dan perumusan masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan untuk
mencari penyelesaian terhadap problema sosial (termasuk pendidikan). Menurut Kemmis (1988),
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang
dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai
praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam
penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian
tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan
profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang
dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut
dilaksanakan.

Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu
“Penelitian” + “Tindakan” + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu
masalah. Tindakan berarti sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Kelas yang
berarti sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja,
melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium,
atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan di dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki
permasalahan-permasalahan yang ada pada saat pembelajaran di kelas.
B. Sejarah Penelitian Tindakan Kelas di Indonesia

Munculnya istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) diawali dari
adanya penelitian tindakan itu sendiri atau action research. Lahirnya rancangan penelitian
tindakan kelas dapat ditelusuri dengan kosep 5W + 1H (What, Who, Where, When, Why dan
How), dimana When akan menjelaskan kapan PTK pertama kali muncul dan waktu
perkembangannya, dimana PTK dirancang dan digunakan (Where), siapa saja tokoh-tokoh
penggagas PTK (Who), apa pendapat mereka tentang PTK (What), kenapa PTK penting
dilakukan (Why), dan bagaimana PTK dilaksanakan (How).

Penelitian Tindakan Kelas pertama kali dikembangkan oleh Kurt Lewin (1940), Ia
seorang ahli psikologi social dan eksperimental dari Jerman. Lewin awalnya mengemukakan
istilah action research (penelitian tindakan) pada makalah-makalah yang ditulisnya pada tahun
1946, yang antara lain berjudul Action Research and Minority Problems, dan Characterizing
action research as “a Comparative Research un the Condition and Effect of Various Forms of
social action and Research Leading to social Action”.

Di Indonesia Penelitian Tindakan Kelas mulai dikenal pad akhir dekade 80-an. Oleh
karena itu, keberadaannya belum terlalu dikenal luas dan mapan. Keberadaannya sebagai salah
satu jenis penelitian masih sering menjadi pro dan kontra, terutama jika dikaitkna dengan bobot
keilmiahannya. Selama ini model penelitian di kelas berupa penelitian kuantitatif, dimana
paradigma lama beranggapan bahwa kelas hanya merupakan lapangan tempat melakukan uji
coba teori, tempat menyebarkan angket penelitian tanpa ada usaha melibatkan guru sebagai tim
peneliti, padahal guru merupakan kunci keberhasilan metode pembelajaran yang hendak
diujicobakan, guru yang mengetahui kondisi di kelas. Penelitian tindakan kelas muncul ke
permukaan disaat adanya upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan mulai di canangkan, seperti
proyek guru SD melalui pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). Mereka belajar melalui
program-program studi ke- SD-an dan reguler pada program pascasarjana LPTK seperti di
Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri
Malang, dan beberapa LPTK lainnya.

Secara ringkas, rochiati wiriatmadja (2006) menyejarahkan perkembangan PTK di


Indonesia bahwa pada tahun 1994-1995, proyek PGSD memprogramkan penelitian kebijakan
dan penelitian tindakan dengan topik seputar sekolah dasar. Kemudian pada tahun berikutnya
1996- 1997, proyek guru SD memprogramkan penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD
di seluruh indonesia bekerjasama dengan guru-guru sekolah dasar. Kebijakan pemerintah
membumikan PTK di indonesia sebagai salah satu model penelitian bagi guru dalam upaya
peningkatan kinerja dan perbaikan proses pembelajaran mendapat moment penting setelah
diundang-undangkan UU No. 14 tahun 2004 tentang guru dan dosen.

C. Karakter, Prinsip dan Fungsi Penelitian Tindakan Kelas

1. Karakter Penelitian Tindakan Kelas

a. Dirancang dan dilakukan oleh guru untuk mengurangi masalah yang ditemukan di

kelas.

b. Dilakukan secara evaluatif dan reflektif.

c. Dapat dilaksanakan secara individual atau kolaboratif.

d. Bersifat natural.

2. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins(1992) ada beberapa prinsip dari PTK,yaitu:

a. Tidak boleh mengganggu komimen dan tugas utama guru dalam mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu lama.

c. Adanya masalah yang cukup berat dalam kegiatan pembelajaran.

d. Guru harus bersikap konsisten dan menaati prosedur dan etika yang berkaitan
dengan pekerjaannya.

e. Penelitian harus ditinjau dari visi dan misi sekolah.

3. Fungsi Penelitian Tindakan Kelas

a. Sebagai cara untuk meneliti sendiri praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan


di kelas.

b. Melalui PTK guru dapat mengetahui praktik pembelajaran efektif atau tidak
D. Tahapan-Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap yaitu
merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi seperti pada gambar
dibawah ini:

Gambar 1. Alur Penelitian PTK Kemmis dan Taggart

1. Perencanaan Tindakan

Pada sebuah penelitian tindakan kelas, peneliti yang merupakan seorang guru setelah
menemukan permasalahan di dalam kelas atau pembelajarannya, maka pada ia dapat
memutuskan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut melalui sebuah kegiatan penelitian. Ini
tentu sangat bagus untuk guru yang bersangkutan karena dengan melakukan penelitian tindakan
kelas atau PTK ia akan memperoleh berbagai keuntungan, seperti angka kredit untuk kenaikan
pangkat dan peningkatan profesionalismenya dalam karir sebagai guru. Lalu ketika
permasalahan dapat diidentifikasi, maka selanjutnya guru peneliti harus membuat perencanaan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Sebagai seorang peneliti, tentu saja guru yang melaksanakan PTK haruslah berpedoman
pada segala perencanaan yang dibuatnya. Dengan demikian ia benar-benar berada “on the track”.
Segala kegiatannya terpantau dengan baik karena ini akan menjadi bagian dari data yang
dikumpulkan. Pada saat melaksanakan tindakan untuk melakukan perbaikan menuju tujuan yang
ingin dicapai, guru si peneliti ini harus mampu meningkatkan praktek mengajarnya,
meningkatkan kemampuan berkolaborasi dengan sejawat yang menjadi partner untuk berdiskusi
dan membantu pelaksanaan PTK yang dilakukan, serta meningkatkan kondisi pembelajaran di
kelasnya.

3. Pengamatan Tindakan

Ketika tindakan dilaksanakan di kelas oleh seorang guru peneliti, maka tindakan-tindakan
perbaikan yang dilakukannya sudah barang tentu harus diamati dengan seksama untuk melihat
bagaimana hasil implementasi tindakan-tindakan tersebut. Pada proses ini nantinya akan
dibutuhkan beragam instrumen pengumpul data. Guru peneliti dapat menjadi guru sekaligus
pengamat dalam penelitiannya. Akan tetapi untuk menjaga objektifitas data yang diperoleh dan
dikumpulkan, sebaiknya beberapa jenis pengamatan dilakukan oleh teman sejawat.

4. Refleksi Terhadap Tindakan

Guru peneliti harus melanjutkan tahap penelitian tindakan kelasnya (ptk) dengan
melakukan refleksi (berpikir reflektif) terhadap semua perencanaan, tindakan dan proses
observasi yang dilakukan sebelumnya. Melalui proses berpikir reflektif inilah akan muncul
gagasan-gasan baru untuk memulai siklus berikutnya dalam penelitian tindakan yang
dilaksanakannya. Untuk mempermudah proses berpikir reflekstif ini, guru peneliti sebaiknya
melakukannya secara bersama-sama dengan observer (pengamat teman sejawat).

Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi
rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktik atau
memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru. Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali,
barangkali perbaikan yang diinginkan sudah terjadi. Dalam hal ini daur PTK dengan tujuan
perbaikan yang direncanakan sudah berakhir, namun biasanya akan muncul kembali masalah
ataau kerisauan baru dari guru. Masalah ini akan kembali dipecahkan dengan mengikuti daur
PTK (Wardhani, dkk. 2007).

a. Mengidentifikasi Masalah

Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, seorang guru dituntut
jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian yang penting
dari dunianya. Berbekalkan kejujuran dan kesadaran tersebut, untuk mengidentifikasi
kesalahannya, guru dapat mengajukan pertanyaan berikut kepada diri sendiri (Wardhani, dkk.
2007):

1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?

2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu?

3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?

4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?

5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?


Untuk menjawab pertanyaan tersebut guru perlu merenung atau melakukan refleksi
tentang apa yang terjadi di dalam kelas. Refleksi akan efektif jika guru mempunyai pemahaman
yang tinggi akan fungsi pembelajaran dan jujur terhadap diri sendiri. Jika setelah menjawab
pertanyaan tersebut guru sampai pada kesimpulan bahwa ia memang menghadapi masalah dalam
bidang tertentu, berarti ia sudah berhasil mengidentifikasi masalah.

b. Menganalisis dan Merumuskan Masalah

Setelah masalah teridentifikasi kita perlu melakukan analisis sehingga dapat merumuskan
masalah dengan jelas. Tentu saja sebelum menganalisis masalah, kita mengumpulkan data yang
terkait dengan masalah tersebut. Tanpa melakukan analisis, mungkin masalah yang kita
identifikasi masih kabur. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri
sendiri atau refleksi, dan dapat pula mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa,
daftar hadir, atau daftar nilai, atau bahkan bahan pelajaran yang kita siapkan. Semua ini
bergantung dari jenis masalah yang kita identifikasi. Misalnya, jika masalah yang kita
identifikasi adalah rendahnya motivasi belajar siswa, barangkali yang harus kita analisis adalah
dokumen tentang hasil belajar siswa, catatan harian kita tentang respon siswa dalam
pembelajaran, dan yang tak kalah pentingnya melakukan refleksi, sehingga kita mendapat
gambaran yang jelas tentang perilaku mengajar kita. Masalah yang dihadapi guru mungkin
sangat luas, oleh karena itu guru perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang mungkin
dapat ditanggulangi dan memerlukan prioritas untuk ditangani. Dalam hal ini perlu diiingat
kembali rambu-rambu pemilihan masalah yang dapat dijadikan fokus PTK atau yang dapat
dipecahkan melalui PTK. Selanjutnya, masalah perlu dijabarkan atau dirinci secara operasional
agar rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Misalnya, masalah: tugas dan bahan belajar yang
bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa? Dapat dijabarkan sebagai berikut
(Wardhani, dkk. 2007):

1. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi siswa?

2. Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi?

3. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?

4. Bagaiman kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?


Dengan dirumuskannya masalah secara operasional guru sudah mulai membuat rencana
perbaikan atau rencana PTK.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan untuk
mencari penyelesaian terhadap problema sosial (termasuk pendidikan). Penelitian Tindakan
Kelas pertama kali dikembangkan oleh Kurt Lewin (1940), Ia seorang ahli psikologi social dan
eksperimental dari Jerman. Lewin awalnya mengemukakan istilah action research (penelitian
tindakan) pada makalah-makalah yang ditulisnya pada tahun 1946, yang antara lain berjudul
Action Research and Minority Problems, dan Characterizing action research as “a Comparative
Research un the Condition and Effect of Various Forms of social action and Research Leading to
social Action”.

PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap yaitu
merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi. Hasil refleksi terhadap
tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan
yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktik atau memecahkan masalah yang menjadi
kerisauan guru. Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, barangkali perbaikan yang
diinginkan sudah terjadi. Dalam hal ini daur PTK dengan tujuan perbaikan yang direncanakan
sudah berakhir, namun biasanya akan muncul kembali masalah ataau kerisauan baru dari guru.

B. Saran

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang ada di kelas. Maka dari itu, seorang guru atapun calon guru
harus melakukan Penelitian Tindakan Kelas guna menilai sendiri praktik-praktik pengajaran
apakah sudah efektif atau tidak guna mengurangi masalah yang timbul pada saat kegiatan belajar
mengajar sedang berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hopkins, David, (1992). Panduan guru: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Belajar

I.G.A.K. Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka KTSP SD/MI
2011

Kemmis, S. & Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University
Press

Wijaya, Candra and Syahrum, Syahrum and Ananda, Rusydi (editor). (2013). Penelitian
Tindakan Kelas: Melejitkan Kemampuan Enelitian Untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Guru. Cita Pustaka Media Perintis, Bandung
Wiriaatmadja, Rochiati. (2002). Pendidikan Sejarah di Indonesia: Perspektif Lokal, Nasional
dan
Global. Bandung: Historia Utama Press

Anda mungkin juga menyukai