Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERMASALAHAN UNTUK PTK DAN LANGKAH-LANGKAH PTK

Diajukan untuk memenuhi saƖah satu tugas mata kuƖiah PTK dan Lesson Study
yang diampu oƖeh:

Sunandari, S.Pd., M.Pd.

Oleh : Kelompok 2

Nur Hikmah (105401112220)


Fajar Syamsi (105401108320)
Fauziah Jalil (105401111920)
Firdaus (105401114220)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah PTK dan Lesson Study ini. Shalawat serta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat
di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah PTK dan Lesson
Study di program pada studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Muhammadiyah Makassar. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya pada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Maros, 29 Oktober 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .......................... 3


B. Permasalahan untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................. 9
C. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .................................. 15

BAB III PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................................... 21
B. Saran........................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Permen No 16 Th 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik
Dan Kompetensi Guru menyatakan bahwa kemampuan menulis karya tulis
ilmiah bagi para guru merupakan salah satu dari kompetensi yang dituntut
oleh BSNP. Guru harus mampu melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan keprofesionalan. Selain hal tersebut,
guru juga perlu mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada
komunitas profesi.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas
secara profesional (Suyanto, 2002). Sedangkan Kemmis dan Taggart (Sujati,
2000:2) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk
penelitian reflektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan yang
diselaraskan dengan kondisi dimana praktik itu dilakukan.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak
saja bertujuan untuk memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban
ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang
dilakukan sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan.
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah
yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan
masalah ataumendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah yang dilakukan yang dilakukan harus serasi dan saling
mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilkukan memiliki bobot
yang cukup memadai dan memberikankesimpulan yang tidak meragukan.
(Suryabrata, 1983: 59-60). Beberapa butir yang perlu dicatat diantaranya

1
adalah peneliti tndakan akan berurusandengan kelompok orang yang
mencakup peserta peneliti, penelitia akan berurusandengan orang dalam ajang
organisosional dan kelembagaan, dan peneliti perlu selaluingat bahwa tidak
semua orang akan setuju dengannya karena pada dasarnya penelitiantindakan
menjamin hak untuk berpendapat. (Madya, 2007: 101)
Terdapat beberapa langkah yang hendaknya diikuti dalam
melaksanakan penelitiantindakan diantaranya adalah: menidentifikasi dan
merumuskan masalah, menganalisismasalah, merumuskan hipotesis tindakan,
membuat rencana tindakan, mengolah danmenafsirkann data dan melaporkan.
(Madya, 2007: 102)
Secara alami, langkah-langkah itu biasanya tidak sesuai dengan dengan
alur yanglurus. Apabila terjadi perubahan masalah pada waktu analisis
masalah, maka diperlukanidentifikasi masalah yang baru. Data diperlukan
untuk memfokuskan masalahnya denganmengidentifikasi faktor penyebab
dalam menetukan hipotesis tindakan, dalam evaluasidan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun rumusan
masalah yang diangkat adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dan tujuan penelitian tindakan kelas?
2. Bagaiamana permasalahan untuk penelitian tindakan kelas?
3. Bagaiamana langkah-langkah penelitian tindakan kelas?

C. Tujuan Makalah

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan


yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan penelitian tindakan kelas.
2. Untuk mengetahui permasalahan untuk penelitian tindakan kelas.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian tindakan kelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu
Classrom Action Research, yang berarti penelitian dengan melakukan
tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi menjadi meningkat. Pertama kali
penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun
1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc
Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. Untuk lebih jelasnya, mari
kita perhatikan beberapa pengertian PTK berikut:
Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model
penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti
melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun
pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama
dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan
dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi
subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah.
Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya
tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada
umumnya.
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian
yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan
mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan
mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian
diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau
penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang
lebih baik.

3
Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif yang
mengedepankan aspek konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap
sekedar sebagai penerima pembaharuan yang diturunkan dari atas, tetapi
guru bertanggung jawab dan berperan aktif untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan
kelas dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Latar belakang itulah
yang melahirkan konsep PTK (Basuki 2009:2)
Dalam konteks pekerjaan guru, maka penelitian tindakan yang
dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan 4 penelitian dengan
mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara
sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan
masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut.
Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru
atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa.
Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama juga.
Kasihani (1999), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan
tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai
pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pada pelaksanaannya, setiap masalah
yang diungkap dan dicarikan jalan keluar haruslah masalah yang benar-
benar ada dan nyata dialami oleh guru.
Sedangkan menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan
atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih

4
profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek
pembelajaran sehari-hari yang dialami guru.
PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran
dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari
guru lain. Lewin (Tahir 2012:77) Menurut Bahri (2012:8) penelitian
tindakan kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek
dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil
belajarpun menjadi lebih baik.
Dari beberapa definisi seperti yang telah dikemukakan dimuka
maka ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau
perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata. Elliot
(1982) mengatakan, “The fundamental aim of action research is to
improve practice rather than toproduce knowledge (Wina 2011:25)
PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu
penelitian, tindakan, dan kelas. Peneletian yaitu kegiatan mengamati
suatu objek tertentu dengan menggunakan prosedur tertentu untuk
menemukan data dengan tujuan meningkatkan mutu. Kemudian tindakan
yaitu perlakuan 5 yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan
tujuan tertentu. Dan kelas adalah tempat di mana sekelompok peserta
didik menerima pelajaran dari guru yang sama. (Suyadi,2012:18)
Secara bahasa ada tiga istilah yang berkaitan dengan penelitian
tindakan keleas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama,
penelitian adalah suatu perlakuan yang menggunakan metologi untuk
memecahkan suatu masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai
perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu. Ketiga
kelas menunjukkan pada tempat berlangsungnya tindakan.
(Sanjaya,2010:25)
Menurut john Elliot PTK adalah peristiwa sosial dengan tujuan
untuk meningkatkan kualiatas tindakan di dalamnya. Di mana dalam
proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara

5
evaluasi diri dengan peningkatan profesional. Sedangkan menurut
kemmis dan Mc. Taggart mengatakan bahwa PTK adalah gerakan diri
sepenuhnya yang dilakukan oleh peserta didik untuk meningkatkan
pemahaman. (Sanjaya,2010:25)
Menurut Arikunto (Suyadi,2012:18), PTK adalah gabungan
pengertian dari kata “penelitian, tindakan dan kelas”. Penelitian adalah
kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan kaidah
metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi
peneliti dan dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya
tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek
dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi
beberapa periode atau siklus. Dan kelas adalah tempat di mana
sekolompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam
periode yang sama.
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu
pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu atau dengan
menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan
dalam beberapa periode atau siklus agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan bersama
dikelas secara professional sehingga diperoleh peningkatan pemahaman
atau kualitas atau target yang telah ditentukan.

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan
adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap
menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah
berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar pserta
didik, dan 6 atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari
kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar

6
kemungkian masih tergambarkan secara kabur, guru kemudian
menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan
mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau
melakukan kajian pustaka yang relevan.
Kunandar (2008), dalam bukunya “Langkah Mudah Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru” , menyatakan
bahwa tujuan dari PTK adalah sebagai berikut:
a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas
yang dipahami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa
yang sedang belajar, meningkatkan profesinalisme guru, dan
menumbuhkan budaya akademik dikalangan guru.
b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus-
menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui
peningkatan proses pembelajaran.
d. Sebagai alat training in service, yang memperlengkapi guru dengan
skill dan metode baru,mempertajamkekuatan analitisnya dan
mempertinggi kesadaran dirinya.
e. Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran.
f. Peningkatan mutu hasilpendidikan melalui perbaikan praktik
pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis
keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
g. Meningkatkan sifat profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
h. Menubuh kembangkan budaya akademik dilingkungan akademik.
i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan dan
perbaikan prosespembelajaran disamping untuk meningkatkan
relevansi dan mutu hasil pendidikan juga untuk meningkatkan
efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di
dalamnya (Kunandar 2008:63).

7
Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat
terwujud dengan baik berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas,
menurut Suyanto (1999) ada tujuan penyerta yang juga dapat dicapai
sekaligus dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan penyerta yang dapat
dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan oleh guru selama
proses penelitian tindakan kelas dilakukan. Ini dapat terjadi karena tujuan
utama dari penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan
layanan pembelajaran.
Artinya, dengan penelitian tindakan kelas itu guru sekaligus
banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif yang telah
dipilihnya sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran. Di
sini guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang
keterampilan praktik pembelaj aran secara reflektifdaripada ilmu baru
dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu. Dalam konteks
pengalaman latihan guru ini, Borg (1996) menegaskan bahwa tujuan
utama penelifian tindakan adalah untuk pengembangan keterampilan guru
berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaranyang dihadapi guru di
kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan
umum dalam bidang pendidikan (Suharsimi 2011:106).
McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi
dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini
terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran. Jika tujuan
utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional
pendidik dalam menangani proses belajara mengajar, bagaimana tujuan
itu dapat dicapai ? Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai
tindakan alternative dalam memecahkan berbagai persoalan
pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian penelitian tindakan kelas
terletak pada tindakantindakan alternatif yang direncanakan oleh
pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi.

8
Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat
dicapai adalah:
a. Terjadinya proses latihan dalan jabatan selama proses penelitian itu
berlangsung.
b. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka dan jujur
dalam pembelajaran.
c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam
melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat
waktu dan sasarannya (Mulyasa 2009:90).

B. Permasalahan Untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Ruang Lingkup Masalah
Penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengubah perilaku
penelitinya, perilaku orang lain, atau mengubah kerangka kerja, organisasi, atau
struktur lain yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku para
penelitinya atau oranglain yang terkait. Singkatnya, penelitian tindakan
dilakukan untuk meningkatkan praktik kerja tertentu dalam situasi kerja. Sesuai
dengan keragaman situasi lapangan, beragam pula konteks tempat yang layak
untuk pelaksanaan penelitian tindakan.Berbagai konteks penelitian tindakan
telah diidentifikasi, misalnya oleh Coben danManion (1980:75). Dalam konteks-
konteks berbeda, penelitian tindakan memiliki peranan yang berbeda pula,
misalnya berperan sebagai pemacu dilakukannyatindakan, yang tujuannya agar
sesuatu dilakukan secara lebih tepat guna (Madya.2007:102).
Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan telah digunakan dalam
pengembangan kurikulum tingkat sekolah (mekanisme pengambilan
keputusankurikulum), program perbaikan sekolah contohnya penataran guru dan
penggunaanmedia, dan pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan
kebijakan tentang peraturan kelas, penilaian tidak bersaing, dan peran
konsultasi. Contoh-contoh bidanggarapan peneliti dalam pengajaran adalah:
a. Masuk mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode
penemuan.
b. Strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran
daripadasatu gaya belajar mengajar.

9
c. Prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam
penilaianotentik/kontiyu.
d. Penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya
sikapyang lebih positif terhadap aspek kehidupan.
e. Pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan
mengajar,mengembangkan metode yang baru, menambah kemampuan
analisis, ataumeningkatkan kesadaran diri.
f. Pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi
perilaku.
g. Administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah.
Mengacu bahwa penelitian tindakan harus mempertimbangkan situasi
secarakeseluruhan, istilah tematik yang dikenalkan oleh Kemmis dan McTaggart
tampaknya baik digunakan untuk memperbaiki situasi.lebih jelasnya, berikut ini
dijelaskan tigacontoh:
a. Masalah tematik: mengembangkan kepekaan kurikulum dan pengayaan
terhadaplingkungan rumah siswa.Metode: meningkatkan kesangkilan
(keefektifan ) peran serta orangtua siswa.
b. Masalah tematik:mengembangkan dalam diri siswa rasa yang lebih
mendalam danaktif terhadap pemikiran ilmiah.Metode: menambah
pembelajaran aktif dalam sains.
c. Masalah tematik: mengembangkan dalam diri siswa keterampilan
menggunakan bahasa sasaran (inggris) untuk betkomunikasi melalui
pembelajaran di kelas.Metode: melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan
yang secara terpadu untukmengembangkan kompetensi lingistik dan
pragmatik (Madya. 2007:104-105)

2. Identifikasi Masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu
tersediadan cukup banyak, tinggallah peneliti mengidentifikasinya dan
merumuskannya.Walaupun demikian agar peneliti mempunyai mata yang cukup
jeli untuk menemukanmasalah tersebut, ia harus berlatih. Hal-hal yang dapat
menjadi sumber masalahantara lain:

10
a. Bacaan
Terutama bacaan yang berisi laporan penelitian, mudaj dijadikan
sumbermasalah penelitian, karena laporan penelitian yang baik akan
mencantumkanrekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dengan arah
tertentu. Hal yangdemikian itu mudah dimengerti, karena tidak pernah ada
penelitian yang tuntas.Kadang-kadang suatu peneliti menampilkan masalah
lebih banyak daripada yangdijawab. Justru karena hal yang demikian itulah
maka ilmu pengetahuan itu selalumengalami kemajuan.
b. Diskusi
Sumber yang kedua yaitu diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah
lainnya juga merupakan sumber masalah penelitian yang cukup kaya.
Karena padaumumnya dalam penemuan ilmiah demikian para peserta
melihat hal-hal yang dipersoalkannya secara profesional. Dengan
kemampuan profesional penelitimenemukan, melihat, menganalisis,
menyimpulkan , dan mempersoalkan hal-halyang dijadikan pokok
pembicaraan. Dengan demikian mudah sekali munculmasalah-masalah yang
memerlukan penggarapan melalui penelitian.
c. Pernyataan pemegang otoritas
Pernyataan pemegang otoritas baik pemegang otoritas dalam
pemerintahan maupun pemegang otoritas dalam bidang ilmu tertentu
dapatmenjadi sumber masalah penelitian. Demikianlah misalnya pernyataan
seorangmenteri pendidikan dan kebudayaan mengenai rendahnya daya serap
murid-,murid SMA, atau pernyataan seorang direktor Jendral Pendidikan
Tinggi tentangkecilnya daya tampung perguruan tinggi dapat secara
langsung mengundang berbagai penelitian.
d. Pengamatan sepitas
Seringkali seseorang menemukan masalaha penelitian dalam suatu
perjalanan atau peninjauan. Ketika berangkat dari rumah seringkali tidak
adarencana untuk menemukan masalah penelitian. Tetapi ketika
menyaksikan hal-haltertentu di lapangan, timbullah pertanyaan-pertanyaan
dalam hati yang akhirnyaterkristalisasikan dalam penelitian.
e. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seringkali menjadi sumber bagi
ditemukannyamasalah penelitian. Mungkin pengalaman pribadi itu berkaitan

11
dengan sejarah perkembangan dan kehidupan pribadi, mungkin pula
berkaitan dengan kehidupan profesional.6
f. Perasaan Intuitif
Tidak jarang terjadi masalah penelitian muncul dalam pikiran peneliti
pada pagi hari setelah bangun tidur, atau pada saat-saat hebis istirahat.
Rupanyaselama tidur terjadi semacam konsolidasi atau pengendapan
berbagai informasiyang berkaitan dengan maslalah yang akan diteliti yang
lalu muncul dalam bentuk petranyaan atau masalah.
Apapun sumbernya, masalah penelitian hanya akan muncul atau dapat
didenitifikasikan juka calon peneliti cukup “berisi”. Orang yang masih
“kosong”, yaitu yang miskin akan pengetahuan mengenai sesuatu cabang ilmu
hampir tidakmungkin atau sekurang-kurangnya sulit untuk menemukan masalah
penelitian untukdilakukannya penelitian (Suryabrata. 1983:60-63)

3. Pemilihan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jamian bahwa
masalahtersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha
mengidentifikasi ataumenemukan masalah penelitian dikemukakan lebih dari
satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu yaitu mana
yang paling layak dan sesuaiuntuk diteliti. Jika yang dikemukakan sekiranya
hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan layak atau
tidaknya serta sesuai tidaknya untuk diteliti.Pertimbangan untuk memilih atau
menentukan apakah suatu masalah layak untukditeliti, pada dasarnya dilakukan
dari dua arah yaitu arah masalahnya, dan arah sicalon peneliti (Suryabrata.
1983:63).
Pertimbangan arah masalah, dimana untuk menentukan layak tidaknya
suatu permasalahan untuk diteliti, dibuat atas dasar sejauh mana penelitian
mengenaimasalahnya yang bersangkutan itu akan memberi sumbangan kepada
pengembanganteori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis
penelitiannya, dan pemecahan maslah-masalah praktis. Sementara pertimbangan
dari arah calon peneliti perlu dipertimbangkan apakah masalahh itu sesuai
dengan calon peneliti. Sesuai atautidaknya masalah tersebut ditentukan atau
bergantung pada apakah masalah tersebutmenmanagable atau tidak oleh calon
peneliti. Managable tersebut terutama dilihat darilima segi yaitu biaya yang

12
tersedia, waktu yang dapat digunakan, alat-alat dan perlengkapan yang tersedia,
bekal kemampuan teoritis, dan penguasaan metode yangdiperlukan. Setiap calon
peneliti perlu menanyakan kepada diri sendiri apakahmasalah yang akan diteliti
itu sesuai baginya, dilihat dari kelima hal tersebut (Suryabrata. 1983:63-65).

4. Rumusan Masalah
Penelitian Tindakan yang merupakan kesenjangan antara keadaan nyata
dankeadaan yang diinginkan hendaknya dideskriptikan untuk dapat
merumuskannya.Pada intinya rumusan masalah harus mengandung deskripsi
tentang kenyataan yangada dan yang diinginkan. Pustaka yang ditinjau
hendaknya mencakup teori-teori danhasil penelitian yang relevan. Satu hal yang
perlu diingat adalah bahwa teori dalam penelitian tindakan bukan untuk diuji,
melainkan untuk menuntun peneliti dalammembuat keputusan-keputusan selam
proses penelitian berlangsung. Wawasan teoritissangat mendukung proses
analisis masalah (Madya. 2007:108-109).
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan.
Perumusan ini penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-
langakh selanjutnya.Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan
masalah, namun dapatdisarankan hal-hal berikut (Suryabrata. 1983:65):
a. Masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
b. Rumusan itu hendaklah pada dan jelas.
c. Hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data
guna menjawab pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
Sebagai ilustrasi, dibawah ini disajikan beberapa contoh, yaitu:
a. Apakah mengajar dengan metode diskusi lebih berhasil dibanding
mengajardengan metode ceramah?
b. Bagaimanakah hubungan antara IQ dengan prestasi belajar di perguruan
tinggi?
c. Apakah mahasiswa yang tinggi nilai ujian masuknya juga tinggi indeks
prestasi belajarnya?
d. Apakah mahasiswi lebih konformistik daripada mahasiswa?
e. Apakah mahasiswa fakultas biologi yang berasal dari jurusan IPA berbeda
prestasinya dari mereka yang berasal dari jurusan IPS?

13
5. Menganalisis Masalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah bentuk penelitian yang
dilakukansecara kolaboratif dan partisipatif. Artinya, guru atau dosen titdak
melakukan penelitian itu sendiri, ada kemungkinan mereka berkolaborasi atau
bekerjasama dandibantu oleh rekan sejawat sesama guru/ dosen., mungkin juga
oleh kawan dosenLPTK yang dikenal itu, atau mungkin bersama-sama kepala
sekolah atau bahkandengan dekan yang ingin mengetahui bagaimana penelitian
tindakan kelasdilaksanakan. Secara partisipatif bersama-sama mitra peneliti
akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Contoh, diskusikanlah
fokus permasalahandengan mitra peneliti. Apakah fokus itu sudah tepat untuk
diteliti, apakah urgensinyauntuk diteliti sangat kuat karena solusinya tidak boleh
ditunda-tunda lagi, atau apakahfokus itu masalah dalam jangkauan guru atau
dosen untuk dicari penyelesaiannya dan bukan yang sebetulnya merupakan
masalah makro yang semestinya dicari jawaban permasalahannya oleh para
pengambil keputusan dibidang pendidikan.
Sebagai contoh, apakah mungkin guru atau dosen mengubah teks buku
paketIPS yang disusun dan diterbitkan oleh depdiknas atau buku teks di
perguruan tinggimelalui Penelitian Tindakan Kelas. Guru atau dosen boleh saja
menulis surat kepadalembaga tersebut atau penerbit untuk keberatan tersebut.
akan tetapi, guru/dosensendiri tidak dapat mengubah teks buku tersebut tanpa
sepengetahuan penulis dan penerbit karena hal itu akan melanggar undang-
undang hak cipta. Jadi, pilihlah permaslahan yang kecil saja, yang dapat digarap
dengan baik, masalah yangmenyangkut kepentingan guru/ dosen dan para
siswa/mahasiswa di kelas atau diruang kuliah. Topik itu sebaiknya mendorong
motivasi untuk dengan semangatmemulai dan menyelesaikan langkah-langkah
penelitian sampai tuntas, dan bukanyang ditengah jalan apabila timbul kesulitan
menyebabkan guru/dosen dan mitra peneliti merasa kehilangan semangat untuk
melanjutkannya. Kolaborasi dan partisipasi dengan mitra peneliti sangat
berguna, antara lain untuk saling memberikan dorongan dan semangat dalam
mengembangkan profesi masing-masing sebagai guru pendidik. Ada gunanya,
apabila masalah penelitian guru/dosen itu sesuai atau relevandengan rencaa
perkembangan sekolah atau fakultas, atau prioritas yang diutamakandalam
kegiatan sekolah/fakultas secara keseluruhan (Wiriatmadja.2005:83-84).

14
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi
masalahyang mungkin ada untuk mengidentifikasikan aspek-aspek pentingnya
dan untumemebrikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan
beberapa jeniskegiatan, bergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam
pertanyaan masalahnya,analisis sebab dan akibat tentang kesulitan yang
dihadapi, pemeriksaan asumsi yangdibuat kajian terhadap data penelitian yang
tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan
atau untuk mengubah perspektif orang-orang yang terlibat dalam penelitian
tentang masalahnya. Kegiatan-kegiatan ini dapatdilakukan melalui diskusi di
antara para peserta penelitian dan fasilitatornya, jugakajian pustaka yang gayut
(Madya. 2007:109).

C. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem
berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc
Taggart, (1992) menyatakan prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan
utama atau tahapan yaitu Plan (perencanaan). Action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Alur pelaksanaan PTK seperti berikut:

1. Planning (Rencana)
Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus
dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik
guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan
mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian
dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja
sama) dan berdiskusi dengan teman sejawat untuk membangun kriteria
dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan.
Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi
Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi
tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.
a. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan bagian dari proses penelitian
yang dapat dipahami sebagai upaya mendefinisikan problem serta

15
membuat definisi tersebut menjadi lebih terukur atau measurable
sebagai suatu langkah awal penelitian.
b. Analisis Masalah
Analisis masalah adalah suatu proses untuk memecahkan
substansi atau permasalahan kompleks ke dalam bagian-bagian lebih
kecil agar memperoleh pemahaman lebih baik.
c. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah pertanyaan yang jelas terhadap hal-
hal tertentu, dimana hal ini yang dijadikan sebagai perhatian dan
menjadi titik fokus untuk diteliti lebih lanjut.
d. Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan Alternatif
Alternatif perbaikan yang akan ditempuh dirumuskan dalam
bentuk hipotesis tindakan yaitu dugaan mengenai perubahan
perbaikan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Jadi
hipotesis adalah alternative yang diduga dapat memecahkan masalah
yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK. Bentuk rumusan
hipotesis tindakan berbeda dengan rumusan hipotesis ”penelitian
formal”. Jika hipotesis penelitian formal menyatakan adanya
hubungan antara dua kelompok atau lebih, maka hipotesis tindakan
adalah dugaan guru tentang cara terbaik untuk mengatasi masalah.
e. Persiapan Pelaksanaan Tindakan
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan
berbagai persiapan sehingga komponen yang direncanakan dapat
dikelola dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu
ditempuh adalah sebagai berikut :
Menentukan Jadwal dan Materi pembelajaran.; Membuat
perangkat dan cenario pembelajaran (Silabus, RPP, LKS, dll) yang
berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping bentuk-
bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi
tindakan perbaikan yang telah direncanakan.; Mempersiapkan fasilitas
dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas seperti gambar-

16
gambar dan alat-alat peraga, dll.; Mempersiapkan cara merekam dan
menganalisis mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, kalau
perlu juga dalam bentuk pelatihan-pelatihan; Melakukan simulasi
pelaksanaan, sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal
kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya. Dan Sebagai
pelaku PTK, guru harus terbebas dari rasa gagal dan takut berbuat
kesalahan.

2. Action (Pelaksanaan Tindakan)


Jika semua perencanaan tindakan telah disiapkan, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan ocus o tindakan perbaikan yang telah
direncanakan dalam situasi yang ocus . Kegiatan pelaksanakan tindakan
dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat yang
bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga diikuti dengan kegiatan
observasi.

3. Observation (Pengamatan)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan
pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil
pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga
pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang
sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh
peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan
hambatan-hambatan yang muncul.
Secara umum observasi adalah upaya merekam segala peristiwa
dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung (dalam
hal ini pada saat pembelajaran berlangsung). Observasi dapat dilakukan
secara terbuka dan tertutup. Pada observasi terbuka, pengamat tidak
menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menyiapkan kertas
kosong untuk merekam kegiatan pembelajaran yang diamati. Pada
observasi tertutup, pengamat telah menyiapkan dan menggunakan lembar

17
observasi untuk merekam aktivitas pembelajaran yang diamati. Bagi guru
pelaksana PTK disarankan melaksanakan observasi tertutup dengan
menggunakan lembar observasi, mengapa? Coba diskusikan! Pelaksanaan
Observasi perlu memperhatikan prinsip: perencanaan bersama, ocus
observasi, kriteria, keterampilan observasi, dan balikan.
Mekanisme perekaman hasil observasi perlu dirancang agar tidak
mencampur adukkan antara fakta dan interprestasi, namun juga tidak
terseret oleh kaidah umum yang tanpa kecuali menafsirkan interprestasi
dalam pelaksanaan observasi. Apabila yang terakhir ini dilakukan
sehingga yang direkam hanyalah fakta tanpa interprestasi, maka akan
dapat menimbulkan resiko, bahwa makna dari perangkat fakta karena
proses erosi yang terjadi dalam ingatan, lebih-lebih apabila pengamat
hasil observasi yang telah secara utuh karena proses erosi yang terjadi
dalam ingatan, lebih-lebih apabila pengamat adalah juga pelaksana
tindakan. Observasi kelas akan memberikan manfaat apabila
pelaksanaannya diikuti dengan diskusi balikan. Hasil diskusi
diinterprestasikan secara bersama-sama oleh pelaksana tindakan dan
pengamat. Diskusi mengacu kepada penerapan sasaran serta
pengembangan strategi perbaikan untuk menentukan perencanaan
berikutrnya.

4. Reflection (Refleksi)
Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran
(penginterprestasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi
adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan,
yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan
selanjutnya. Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang
telah terjadi dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang
belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah
dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih
lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK . dengan kata lain, refleksi

18
merupakan kajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian
tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka
pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.
Dengan demikian, penelitian tindakan tidak dapat dilaksanakan
dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk
melakukannya. Selanjutnya dapat dilakukan analisis data dalam rangka
refleksi setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan, mencakup
proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus
PTK sebagai keseluruhan. Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses
menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan, dam
mengabstraksikan data secara sistematis danrasional untuk menampilkan
bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap
tujuan PTK.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data,
paparan data dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses
penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan
pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan
data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk
paparan naratif, representasi grafis dan sebagainya. Sedangkan
menyimpulkan adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang
telah terorganisasikan tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan /atau
formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian luas.
Jika dari hasil analisis dan refleksi, hasil yang didapat menunjukkan
keberhasilan dan menurut peneliti (sebaiknya setelah berdiskusi dengan
sejawat) permasalahan sudah dapat diatasi, maka PTK diselesaikan pada
siklus 1. Jika dari hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan belum
tercapai, maka dirancang kembali rencana perbaikan yang akan
dilaksanakan pada siklus 2 dengan tahapan kegiatan yang sama dengan
siklus 1. Penelitian dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya (siklus 3), jika
hasil siklus 2 juga belum memuaskan, dilanjutkan lagi dengan siklus
berikutnya. Mungkin anda bertanya-tanya berapa siklus PTK

19
dilaksanakan? Pada dasarnya tidak ada ketentuan berapa siklus harus
dilakukan. Banyaknya siklus tergantung pada ketercapaian indikator
kinerja (keberhasilan) yang sudah direncanakan. Tetapi sebaiknya PTK
dilaksanakan tidak kurang dari 2 siklus.

20
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
atau meningkatkan praktik- praktik pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas
secara profesional.
McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK
adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks
dengan proses pembelajaran. Jika tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan
peningkatan layanan professional pendidik dalam menangani proses belajar
mengajar, bagaimana tujuan itu dapat di capai ? Tujuan itu dapat dicapai dengan
melakukan berbagai tindakan alternative dalam memecahkan berbagai persoalan
pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian penelitian tindakan kelas terletak
pada tindakantindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian
dicobakan dan selanjutnya dievaluasi.
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki
layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di
kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat
dilakukan meningkatkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan praktik dan pembelajaran di kelas secara
berkesinambungan. Prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau
tahapan yaitu Planning (perencanaan), Action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi).

B. Saran
Dari pembahasan diatas, menunjukan bahwa pemahaman tentang
permasalahan dan langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat
diperlukan oleh seseorang. Setelah membaca makalah ini, disarankan kita
dapat mengetahui pengertian dan tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
bagaimana permasalahan untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan
bagaimana langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.

Aqib, Zainal. 2009, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, dkk., 2011, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi


Aksara. As’adie, Basuki, 2009, Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian
Tindakan Kelas. Ponorogo:

STAIN Ponorogo Press. Bahri, Aliem. 2012, “Penelitian Tindakan Kelas”.


Makassar : Universitas Muhammadiyah Makassar.

Daryanto, 2011, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah


Beserta Contoh- Contohnya, Yogyakarta : Gava Media.

Emzir, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif,


Jakarta: Raja Grafindo.

Kunandar, 2008, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi

Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, 2009 , Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. Sanjaya, Wina, 2011, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.

Sukardi, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sukidin, dkk., 2010, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Insan


Cendekia. Suyadi, 2012, Buku Panduan Guru Profesional Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah, Yogyakarta :
Andi.

22
Suyadi, 2012, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Diva Press.
Syaodih,Nana, 2009, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya. Tahir, Muh., 2012, Pengantar Metodologi Penelitian
Pendidikan, Makassar : Universitas Muhammadiyah Makassar.

Wardhani,Igak.2007.”Penelitian Tindakan Kelas”.Jakarta:Universitas Terbuka.

23

Anda mungkin juga menyukai