Anda di halaman 1dari 13

PTK MODEL KURT LEWIN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODEL KURT LEWIN

Dosen : Ibu Kholifah, M.Pd.

Disusun oleh :

1. FITRI MUAWANAH
2. MOH. SLAMET MULYONO
3. AHMAD AS’AD AL FARUQ
4. SYAFA’ATUL KHUSNA

PGMI SEMESTER VII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


STITNU AL HIKMAH
MOJOKERTO
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan izin
dan kuasa-Nyalah kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Adapun
maksud dan tujuan pembuatan makalah ini, sebagai tugas mata kuliah Penelitian
Tindak Kelas (PTK). Ucapan terima kasih, kepada Bapak dosen pengampu yang
telah memberikan bimbingan serta pengarahan dalam hal struktur maupun
penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang maupun
rintangan yang kami temukan, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Akan tetapi dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu saran dan
kritik yang bersifat membangun masih sangat diharapkan guna kesempurnaan
laporan ini. Adapun bahasan yang kami bahas dalam makalah ini yaitu
“MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAK KELAS MODEL KURT LEWIN”.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis
dan umumnya untuk kita semua. Dan mudah-mudahan Allah SWT memberikan
rahmat dan karunianya pada kita umat manusia.

Mojokerto, 10 September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Tindak Kelas................................................... 3
B. Siklus dan Model Penelitian Tindakan Kelas.................................... 4
1. Model  PTK menurut Kurt Lewin................................................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 16
B. Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 3 bahwa pendidikan nasional
befungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang merupakan salah satu
tujuan kemerdekaan bangsa kita, seperti dinyatakan pada alinea keempat
Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, upaya Guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas merupakan amalan mulia karena memberikan kontribusi
dalam mengisi kemerdekaan yang telah direbut lewat pengorbanan yang tidak
sedikit.
Guru memainkan peranan dalam menentukan pencapaian keberhasilan
proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Guru menduduki posisi sentral
dalam menyukseskan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Peserta didik
hanya bisa belajar jika tersedia lingkungan belajar yang kondusif dan gurulah
yang mempersiapkan semuanya. Berkenaan dengan peran guru Brown (2000)
menyatakan bahwa guru bertugas membimbing dan memfasi-litasi peserta didik
dalam belajar. Untuk dapat menjalankan peranannya dengan baik, setiap guru
dituntut memiliki kemampuan sebagai seorang profesional dibidangnya.
Guru-guru yang profesional adalah guru-guru yang mampu mengantarkan
peserta didik untuk akses ke zona keberhasilan dalam belajar. Dalam kaitannya
dengan peranan guru sebagai profil sentral dalam proses pembelajaran, upaya
peningkatan profesionalisme guru merupakan hal penting yang tidak bisa di
tawar-tawar lagi. Banyak cara atau strategi yang bisa digunakan untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Salah satu diantaranya yang akhir-akhir ini
berkembang pesat adalah melalui penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom
action research.
Untuk melakukan Penelitian Tindak Kelas (PTK), terlebih dahulu di
kemukakan model-model atau desain-desain penelitian tindakan yang selama ini
digunakan. Hal ini dimaksudkan agar wawasan kita menjadi lebih luas  dan
dengan mengetahui berbagai design model penelitian tindakan kelas, design yang
dikebangkan akan menjadi lebih jelas dan terarah. Pada prinsipnya diterapkan
PTK  dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat didalam
kelas. Ada  beberapa model atau design yang dapat diterapkan. Design-design
tersebut diantaranya : 1). Model Kurt Lewin, 2). Model John Elliot, 3). Model
Mckernan, 4). Model Hopkins dan Dave Ebbutt, 5).Model Kemmis  Mc Taggart.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan Penlitian Tindakan Kelas?
2. Bagaimana Siklus Penlitian Tindakan Kelas?
3. Bagaimana identifikasi model  PTK menurut Kurt Lewin?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan penulisan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui maksud dari Penlitian Tindakan Kelas?
2. Untuk mengetahui Siklus Penlitian Tindakan Kelas?
3. Untuk mengetahui identifikasi model  PTK menurut Kurt Lewin?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Suharsimi (2002) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas melalui definisi
dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.
1. Penelitian adalah kegiatan menermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Sedangkan Kemmis (1988) berpendapat bahwa penelitian tindakan adalah
suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka (Sanjaya, hal.
24). Dalam hal ini, penelitian tindakan memiliki kawasan yang lebih luas
daripada PTK. Penelitian tindakan diterapkan di berbagai bidang ilmu di luar
pendidikan, misalnya dalam kegiatan praktik bidang kedokteran, manajemen, dan
industri (Basrowi & Suwandi, hal. 25). Bila penelitian tindakan yang berkaitan
pada bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas, maka
penelitian tindakan tindakan ini disebut PTK.
Rapoport dalam Hopkins dikutip dalam Wiriaatmadja, menjelaskan
penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara
praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian
tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati
bersama (Wiriaatmadja, 2005:12).
Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom action research (CAR) adalah
action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research
pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- …”, yang
dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu
terpecahkan.
Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan kelas (PTK) pada
hakekatnya merupakan penelitian kualitatif berupa rangkaian riset- tindakan.
Riset tindakan yang dilakukan secara siklik untuk memecahkan masalah
pembelajaran sehari-hari yang dialami oleh guru dan meningkatkan mutu
pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik
pembelajaran di kelas.
B. Siklus dan Model Penelitian Tindakan Kelas
Untuk melakukan penelitian tindakan kelas terdapat beberapa model
yang dapat digunakan bergantung pada kemampuan peneliti memahami model
yang tersedia. Berikut beberapa model yang telah dikembangkan menurut para
ahli yaitu: model menurut Kurt Lewin, model menurut John Elliott, model
menurut Mckernan, model menurut Hopkins dan model menurut Dave Ebbutt,
dan model menurut Kemmis dan Mc Taggart.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari
empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan/aksi, observasi, dan
refleksi. Menurut Sulipan (2007) menggambarkan daur PTK sebagai berikut:
Perencanaan

Refleksi SIKLUS Aksi


PTK

Observasi

Gambar 1: Desain menurut Sulipan


Menurut Sulipan (2007) Tahapan PTK terdiri dari empat tahapan, yaitu:
Tahap 1: Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (aksi)
Pada tahap ini pelaksana (guru) harus ingat dan berusaha mentaati apa yang
sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi juga harus berlaku wajar dan
tidak dibuat-buat.
Tahap 3: Pengamatan Terhadap Tindakan (observasi)
Kegiatan pengamatan tidak akan terpisahkan dengan pelaksanaan tindakan
karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi
keduanya berlangung dalam waktu yang sama.
Tahap 4: Refleksi
Dalam tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan “refleksi”. Kegiatan ini sebetulnya lebih tepat dikenakan
ketika pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan
peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Intinya yaitu
ketika pelaksana tindakan mengatakan kepada peneliti pengamatan tentang hal-
hal yang dirasakan sudah berjalan dengan baik dan bagian mana yang belum.
 Adapun beberapa model penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1. Model Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kurt Lewin
Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai
model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena
dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian
tindakan. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu
lingkaran yang terus-menerus. Ia menggambarkan penelitian tindakan sebagai
serangkaian langkah yang membentuk spiral.
Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)pengamatan
(observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut
dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2: Desain Model Kurt Lewin


a. Menyusun perencanaan (planning)
Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat RPP,
mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan
dikelas,mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan.
b. Melaksanakan tindakan (acting).
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan tindakan yang telah
dirumuskan dalam RPP, dalam situasi yang actual, yang meliputi kegiatan
awal, inti dan penutup.
c. Melaksanakan pengamatan (observing)
Pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah mengamati perilaku
siswa siswi yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau
kegiatan diskusi atau kerja sama antar  kelompok mengamati pemahaman tiap
tiap siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang
sesuai dengan PTK.
d. Melakukan refleksi (reflecting)
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi,
mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat
kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus
berikutnya sampai  tujuan PTK tercapai.
Contoh:
1.      Perencanaan Bagaimana saya dapat membuat para mahasiswa speak
up dalam matakuliah speaking? Mungkin saya perlu
memberikan penghargaan (reward) kepada mahasiswa
yang mau berbicara.
2.      Tindakan Saya memberikan penghargaan (yang berupa tambahan
nilai) kepada setiap mahasiswa yang mau berbicara.
3.      Pengamatan Bersamaan dengan itu,  saya mengamati apakah dengan
penghargaan tersebut para mahasiswa mau berbicara.
4.      Refleksi Para mahasiswa mulai mau berbicara. Namun, mereka
tampak masih malu-malu kucing. Saya perlu
merencanakan suatu tindakan agar mahasiswa mau
berbicara tanpa malu-malu lagi. 
Tahap-tahap di atas, yang membentuk satu siklus, dapat dilanjutkan ke
siklus berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang
berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Dengan demikian,
gambar 2 di atas dapat dikembangkan menjadi gambar 3 (McNiff, 1992: 23).
Jumlah siklus dalam suatu penelitian tindakan tergantung pada apakah
masalah (utama) yang dihadapi telah terpecahkan.
Apabila masih ditemukan adanya masalah yang belum terpecahkan
maka peneliti dapat melangkah ke siklus kedua, dengan membuat rencana
tindakan ulang berdasarkan hasil refleksi  pada siklus  sebelumnya.  Dengan 
demikian,  pada  siklus kedua ini terjadi revisi atau modifikasi rencana
tindakan pertama, sesuai dengan keadaan di lapangan.  Langkah-langkah
selanjutnya relatif sama dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan  pada
siklus pertama. Demikian seterusnya hingga masalah yang dihadapi dapat
terpecahkan. Untuk itu barangkali diperlukan lebih dari tiga siklus; dan hal itu
tidak menjadi masalah, karena jumlah siklus tidak ditentukan oleh hal lain
kecuali terpecahkannya masalah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas (PTK) pada hakekatnya merupakan penelitian
kualitatif berupa rangkaian riset- tindakan. Riset tindakan yang dilakukan secara
siklik untuk memecahkan masalah pembelajaran sehari-hari yang dialami oleh
guru dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas
merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan
memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran di kelas.
Pada prinsipnya diterapkan PTK  dimaksudkan untuk mengatasi suatu
permasalahan yang terdapat didalam kelas. Ada  beberapa model atau design
yang dapat diterapkan. Design-design tersebut diantaranya : 1). Model Kurt
Lewin, 2). Model John Elliot, 3). Model Mckernan, 4). Model Hopkins dan Dave
Ebbutt, 5).Model Kemmis  Mc Taggart.

B. Saran
Sebaiknya guru yang ingin membuat penelitian tindakan kelas harus sesuai
dengan sistematika penulisan penelitian tindakan kelas dan lebih baik penelitian
dilakukan dua tahun pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Karimnyalina. (2013). Penelitian Tindakan Kelas-PTK

Kimnunainun. (2011). Model-Model PTK.

Rifaty. (2012). Model-Model Penelitian Tindakan Kelas.

Srihendrawati. (2012). Model-Model PTK.

[Online] Tersedia: http://karimnyalina.blogspot.co.id/2013/09/penelitian-tindakan-


tindakan-kelas-ptk.html(10 Oktober 2015)

Hamdani dan Hermawan. (2008). Claasroom Action Research (Teknik Penulisan dan
Contoh Proposal PTK). Jakarta. Rahayasa Reaserch and Training

Anda mungkin juga menyukai