Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


DOSEN PENGAMPU : Dra. Rumasi Simaremare, M.pd

Oleh:
1) Jihan Aqilah Zahra 2203111049
2) Weandy Nabila Nr 2201111005
3) Putri Dinda R. Silaban 2202411010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


DAN DAERAH
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena
pengetahuan yang kami miliki cukup terbatas.Oleh karena itu, kami berharap
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih

Medan, Maret 2021

    Tim penyusun 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar belakang.....................................................................................4
B.       Rumusan masalah……………………………………………………5
C.       Tujuan………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN
A.       Hakikat pembelajarn inkuiri…………………………………………6
B.       Pengertian strategi  pembelajarn inkuiri……………………………..6
C.       Konsep dasar SPI…………………………………………………….8
D.       Prinsip pembelajaran inkuiri……………………………………......10
E.        Langkah-langkah pembelajaran inkuiri…………………………….11
F.        Kelebihan dan kelemahan pembelajaran inkuiti................................13
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................15
B.     Saran...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengajaran adalah suatu aktifitas (proses) mengajar belajar yang di
dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Istilah peserta didik penulis
gunakan untuk anak didik, objek didik, atau sebagai istilah lain dari siswa. Tugas
dan tanggung jawab utama seorang guru atau pengajar adalah mengelola
pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai
dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran,
guru sebagai penginisiatif awal, pengarah, pembimbing, sedang peserta didik
sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri
dalam pengajaran.

Metode Pembelajaran inquiry merupakan satu komponen penting dalam


pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi
atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri,
siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka
sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan
mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Piaget memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang


mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri.
Mengajukan pertayaan-pertayaan dan mencari sendiri jawaban atas pertayaan
yang mereka ajukan. Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa hakikat belajar inkuiri?
b.      Apa pengertian strategi pembelajaran inkuiri?
c.       Apa konsep dasar  pembelajaran inkuiri?
d.      Apa prinsip dasar SPI?
e.       Bagaimana langkah-langkah pembelajaran inkuiri?
f.       Apa saja kelebihan dan kelemahan pembelajaran inkuiri?
C.    Tujuan
a.       Agar mengetahui definisi strategi pembelajran inkuiri.
b.      Agar dapat mengetahui ciri-ciri dan prinsip pembelajaran inkuiri.
c.       Agar dapat mengerti langkah-langkah pembelajran inkuiri.
d.      Agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran inkuiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Pembelajaran Inkuiri
model pembelajaran inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang di
kembangkan agar siswa menemukan dan menggunakan berbagai sumber
informasi dan ide-ide untuk meningkatkan kemampuan mereka tentang masalah,
ropik atau isu tertentu. Model ini menuntut siswa untuk mampu tidak hanya
sekedar menjawab yang benar. Model ini menuntut siswa untuk melakukan
serangakaian investigasi, eksplorasi, pencarian, eksperimen, penelusuran, dan
penelitian. MPI merupakan model pembelajaran yang melibatkan minat dan
menantang siswa untuk menghubungakan dunia nyata dengan kurikulum.
Melalui MPI siswa memperoleh kemampuan untuk menggunakan alat-alat dan
bagaimana sumber belajar yang baik yang berhubungan dengan materi standar
kurikulum. Penerapan model ini membantu siswa memperoleh kopetensi meneliti
dan kopempetensi dan kompetensi pengetahuan yang di sertai pula kompetensi
yang lain seperti kompetensi membaca pemahaman, kopetensi menulis,
kompetensi berkerjasama, kompetensi berfikir kritis kreatif dan inovatif, sekaligus
mampu untuk mengembangnkan minat dan motivasi siswa belajar.[1]
B.     Pengertian Strategi Belajar Inkuiri
Pengertian inkuiri menurut bahasa adalah pertanyaan, pemeriksaan,
penyelidikan. Menurut kuslan & stone inkuiri adalah pengajaran di mana guru dan
siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para
ilmuan. Menurut sund & trow gridge Inkuiri adalah proses menemukan dan
menyelidiki masalah, menyunsun hipotesa merencanakan eksperimen,
mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan hasil pemecahan masalah.[2]
Strategi pembelajaran ini menekankan kepada proses mencari dan
menemukan materi pelajaran tidak di berikan secara langsung. Peran siswa dalam
strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan
guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
Menurut Ridwan Abdullah Sani dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran
Saintefik pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
merumuskan pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam
upaya membangun pengetahuan dan makna baru, seperti di definisikan dalam
alberta learning sebagai berikut.
"inquiry-based learning is a process where students are involved in their
learning, formulate questions, investigate widely and then build nem
understanding, meanings and knowledge"[3]
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, model pembelajaran inkuiri
memiliki beberapa karakteristik khususnya yang membedakanya dengan model
belajar yang lain. Tentang hal ini Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari, (2007)
memaparkan karakteristik model pembelajaran inkuiri sebagai berikut.
a.       Merepresentasikan konsep belajar seumur hidup.
b.      Terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran, menggunakan berbagai sumber
belajar, dan menekankan pencapai proses dan hasil belajar.
c.       Mentranfer konsep-konsep informasi.
d.      Melibatkan siswa secara aktif dalam seluruh tahapan pembelajaran dari tahap
awal hingga tahap akhir.
e.       Pembelajaran senantiasa di hubungkan dengan konteks kehidupan siswa.
f.       Pembelajaran di langsungkan dalam komunitas belajar yang kolaboratif dan
kooperatif.
g.      Guru dan siswa sama-sama terlibat aktif selama proses pembelajaran.[4]
Sedangkan menurut Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari (2007) dalam buku
yang di tulis Yunus Abidin memandan MPI sebagai model pembelajaran yang
mentransferkan pengetahuan bersifat literal ke dalam suatu proses penelitian.
Dalam pengertian ini MPI di pandang sebagai sebuah model pembelajaran yang
tidak hanya di orientasikan bagi pencapai penguasaan materi pembelajaran
melaiankan lebih jauh di tunjukkan  guna membina kopentensi mencari
informasi,mengevaluasi invormasi, dan menggunakan informasi melalui proses
penelitian.[5]
C.    Konsep Dasar SPI
SPI berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia
memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu
dengan keadaan alam di sekelilingnya memiliki kenginginan untuk mengenal
segala sesuatu dengan indra pengecapnya, pendengaran, penglihatan dan indra-
indra lainya. Hingga dewasa rasa keingintahuan manusia secara terus menerus
berkembang dengan menggunakan otak dan fikiran. Pengetahuan yang di miliki
manusia akan bermakna (meaningfull) manakala di dasari olah keingintahuan itu.
Dalam rangka itulah strategi inkuiri di kembangkan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri:
1.      SPI menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya SPI menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2.      Seluruh aktivitas yang di lakukan siswa di arahkan untuk mencari dan
menemukan jawabanya sendiri dari sesuatu yang di pertanyakan, sehingga di
harapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
3.      Tujuan dari kegunaan SPI adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara
sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mintal.[6]
Seperti yang dapat di simak dari proses pembelajaran, tujuan utama
pembelajaran melalui SPI adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan
disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar ingin tahu mereka.
      Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran
yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian,
sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam
proses pembelajaran.
      Strategi pembelajran inkuiri akan efektif manakala:
·         Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari susatu
permasalahan yang ingin di pecahkan. Dengan demikian dalam strategi
pembelajaran inkuiri penguasaan materi pembelajaran bukan sebagai tujuan utama
pembelajaran, akan tetapi yang lebih di pentingkan adalah proses belajar.
·         Jika bahan pelajaran yang akan di di ajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep
yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
·         Jika proses pembelajran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
·         Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemauan dan kemampuan berfikir. Strategi inkuiri akan kurang berhasil di
terapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berfikir.
·         Jika jumblah siswa yang belajar tidak terlalu banyak sehingga bisa di
kendalikan oleh guru.
·         Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.[7]
D.    Prinsip pembelajaran inkuiri
a.       Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berfikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada
hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
b.      Interaksi.
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa
dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau
pengatur interaksi itu sendiri.
c.       Bertanya
Peran guru yang harus di lakukan dalam menggunakan strategi adalah
guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berfikir.
d.      Belajar untuk berfikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berfikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak. Pembelajaran berfikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal.
e.       Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba sebagai kemungkinan. Segala sessuatu
mungkin saja terjadi , oleh karena itu anak perli di berikan kebebasan untuk
mencoba sesuatu dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus di buktikan kebenarannya.[8]
Menurut kuhlthau, Maniotes, dan Caspari (2007) menggas enam prinsip dasar
pembelajaran inkuiri sebagai berikut.
a.       Siswa belajar secara aktif melalui pengalaman dan merefleksikan pengalaman.
b.      Siswa belajar berdasarkan hal-hal yang telah di ketahuinya.
c.       Siswa membangun kemampuan berfikir tingkat tinggi melalui pembimbingan
pada poin-poin penting proses belajar.
d.      Siswa belajar melalui interaksi sosisal dengan sesamanya.
e.       Siswa beroleh beragam cara dan modus belajar.
f.       Siswa belajar melalui pembelajaran dan pengalaman yang sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitifnya.[9]

E.     Langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri


a)      Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pemebelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa
siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan tahapan preparation
dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk
mengkondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, pada langkah orientasi
dalam SPI, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berfikir memecahkan
masalah.
b)      Merumuskan masalah
Merumuskan maslah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang di sajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berfikir memecahkan teka teki itu. Di katakan teka
teki dalam rumusan masalah yang ingin di kaji di sebabkan masalah itu tentu ada
jawabanya, dan siswa di dorong untuk mencari jawaban yang tepat.
c)      Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
di kaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu di uji kebenaranya.
Kemampuan atau potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah di miliki
individu itu lahir. Potensi berfikir itu di mulai dari kemampuan setiap individu
untuk menebak atau mengira-ngira (hipotesis) dari suatu permasalahan.
d)     Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang di
butuhkan untuk menguji hipotesis yang di ajukan. Dalam strategi pembelajaran
inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual
e)      Menguji hipotesis
menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang di anggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang di peroleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari
tingkat keyakinan siswa atas jawabab yang di berikan. Di samping itu, menguji
hipotesis juga berarti mengembangakan kemampuan berfikir rasional.
f)       Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang di
peroleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena
banyaknya data yang di peroleh, menyebabkan kesimpulan yang di rumuskan
tidak fokus terhadap masalah yang hendak di pecahkan.[10]

F.     Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran inkuiri

1.      Kelebihan strategi pembelajaran inkuiri


a.       SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini di anggap lebih bermakna.
b.      SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
c.       SPI di anggap strategi yang sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
d.      Keutamaan lain adalah dalam strategi ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rat. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2.      Kekurangan strategi pembelajaran imkuiri

a.       Jika SPI di gunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.      Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c.       Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga guru sering kesulitan untuk menyesuaikan dengan waktu yang
telah di tentukan.
d.      Selama kriteria keberhasilan belajar di tentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit di implementasikan oleh
setiap guru.[11]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Strategi pembelajaran inquiry menyatakan bahwa guru sebagai sumber
belajar bukanlah yang satu-satunya, masih banyak lagi sumber belajar yang dapat
menunjang keberhasilan pembelajaran. Guru hanyalah sebagai fasilitator,
pembimbing yang selalu mengarahkan siswa dalam pembelajaran.
Siswa didesain sebagai penemu atau mencari pengetahuan itu, tugas
seorang guru dalam mengelola siswa agar mendapatkan pengetahuan dan menjadi
bermakna. Karena dengan bermakna pengetahuan akan masuk kedalam
pengetahuan mereka, sehingga akan selalu terkenang oleh siswa. Siswa yang
melakukan semuanya guru hanya menyiapkan, karena murid yang melakukan
maka pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna untuk  siswa.

B.     Saran
Saran untuk para guru jika menggunakan strategi pembelajaran inquiry
harus mengikuti prosedur yang ada dan harus disesuaikan dengan waktu yang
dimiliki, karena strategi pembelajaran inquiry ini sangat membutuhkan waktu
yang panjang.
Karena makalah ini belum sempurna kami penulis mengharapkan saran
yang membangun agar dapat bermanfaat bagi semua dan demi perbaikan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung:PT Rafika Aditama.
Sani, ridwan abdullah. 2014. Pembelajaran saintefik untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta:Kencana Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta:Prenadamedia Group.
Dwiyan Geby, Model Pembelajarn
Inkuiri, http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.PEND.KIMIA/1956120619830
32-GEBIDWIYANTI/ModelPembelajaranInkuiri.pdf, di akses 03 Desember
2016, jam 16.43 WIB.
[1] Yunus Abidin, 2014, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013, Rafika Aditama, Bandung, hlm 149.
[2] Dwiyanti Geby, Model Pembelajaran
Inkuiri, http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/19561206198
3032-GEBI_DWIYANTI/Model_Pembelajaran_Inkuiri.pdf, di akses 23
Desember 2016, jam 16.43 WIB.
[3] Ridwan Abdullah Sani, 2014, Pembelajaran Saintifik, Bumi Aksara, Jakarta,
hlm 88.
[4] Yunus Abidin, 2014, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013, Rafika Aditama, Bandung, hlm 152.
[5]  Yunus Abidin, 2014, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013, Rafika Aditama, Bandung, hlm 150
[6] Wina sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana prenadamedia group, Jakarta, hlm 196.
[7] Wina sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana prenadamedia group, Jakarta, hlm 198.
[8] Wina sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana prenadamedia group, Jakarta, hlm 201.
[9] Yunus Abidin, 2014, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013, Rafika Aditama, Bandung, hlm 153.
[10]   Wina Sanjaya, 2008, Perencanaan & desain Sistem Pembelajaran,  Prenada
Media Group, Jakarta, hlm 193.
[11] Wina sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana prenadamedia group, Jakarta, hlm 209.

Anda mungkin juga menyukai