Anda di halaman 1dari 11

Makalah Evaluasi Hasil Belajar

“Taksonomi Tujuan Pendidikan”

Disusun oleh
Kelompok 3
Nama : Nim :
Agung Vinel Putra S. Depari 5181121009
Daniyel Lingga 5183121032
Petrus Bangun Pak Pahan 5182121004
Susanto 5283121010

Fakultas Teknik
Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Negeri Medan
2019
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan kita
rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul Makalah Evaluasi Hasil Belajar “ Tujuan Taksonomi Pendidikan”.

Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas individu mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar dan
sebagai bahan perkuliahan.

Penulis mengucapkan terimakasih pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan


makalah ini.

Makalah ini penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya seperti
pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak“, baik isi maupun penyusunnya.
Atas semua itu dengan rendah hati penulis harapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Daftar isi
Kata Pengantar.............................................................................................................................

Daftar Isi.......................................................................................................................................

Bab I Pendahuluan.......................................................................................................................

1.1 Latar belakang............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................

Bab II Pembahasan.......................................................................................................................

2.1 Taksonomi Tujuan Pendidikan...................................................................................

2.2 Evaluasi hasil Belajar.................................................................................................

2.3 Hubungan Antara Taksonomi Tujuan Pendidikan Dan Evaluasi Hasil Belajar.........

Bab III Penutup............................................................................................................................

3.1 Kesimpulan................................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertanyaan pokok sebelum penilaian ialah apa yang harus dinilai itu. Terhadap
pertanyaan ini kita kembali pada unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar-mengajar.
Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar yakni tujuan-bahan metode dan alat sertta
penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya ada adalah
rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau
menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang
dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar
agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik
yang dugunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan
untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan
kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil
belajar siswa.

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam tujuan pengajaran,
sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud taksonomi tujuan pendidikan ?

2. Apa yang dimaksud evaluasi hasil belajar ?

3. Apa hubungan antara taksonomi tujuan pendidikan dan evaluasi hasil belajar ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu Taksonomi Tujuan Pendidikan

2. Untuk mengetahui apa itu Evaluasi Hasil Belajar

3. Untuk mengetahui Hubungan antara Taksonomi tujuan pendidikan dan Evaluasi Hasil

Belajar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Taksonomi Tujuan Pendidikan

1. Taksonomi Tujuan Pendidikan

a. Pengertian Taksonomi

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi,
dan “nomos” yang berarti aturan. Suatu pengklasifikasian atau pengelompokan yang disusun
berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Klasifikasi bidang ilmu, kaidah, dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian
objek.

b. Arti Dan Letak Taksonomi Tujuan Pendidikan.

Sejak lahirnya kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang


kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran para
guru bahwa tujuan pelajaran harus di rumuskan sebelum proses belajar-mengajar
berlangsung. Jadi, tujuan pendidikan bukanlah sesuatu yang perlu di rahasiakan.
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan yaitu:

1) Tujuan umum pendidikan

2) Tujuan yang didasarkan atas tingkah laku (taksonomi)

3) Tujuan yang lebih jelas yang dapat dirumuskan secara operasional

c. Taksonomi Bloom

Model taksonomi Bloom merupakan salah satu pengembangan teori kognitif, yang
biasa sering dikaitkan dengan persoalan dalam merumuskan tujuan pembelajaran dan
masalah standar evaluasi atau pengukuran hasil belajar sebagai pengembangan sebuah
kurikulum. Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain
tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Adapun
prinsip dasar taksonomi tujuan pendidikan menurut Bloom dan krathwohl, yaitu:

1) Prinsip metodelogis

2) Prinsip psikologis

3) Prinsip logois

4) Prinsip tujuan
Taksonomi tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi tujuan pendidikan, yang
umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif dan psikomotor.

Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli
pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai
tujuan pembelajaran, yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy).

Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:

1) Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di


dalamnya mencakup:

a) pengetahuan (knowledge), Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan
disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah, dan prinsip, serta metode
yang diketahui.

b) pemahaman (comprehension), Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan


arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi
pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dlam bentuk tertentu kedalam bentuk
lain, seperti rumus matematika kedalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang
kecenderungan yang Nampak dalma data tertentu seperti dalam grafik.

c) penerapan (application), Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau


metode bekerja pada suatu khasus atau problem yang kongkrit dan baru. Adanya kemampuan
dinyataka dalam aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru.

d) penguraian (analysis), Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam


bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.
Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau
komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan atau relasi antara semua bagian itu.

e) memadukan (synthesis), Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau


pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga terciptakan suatu bentuk
baru.

f) penilaian (evaluation), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat


mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban pendapat itu,
berdasarkan criteria tertentu.

2) Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat,
sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup:

· Penerimaan : mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk
memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh
guru.
· Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi
dalam suatu kegiatan.

· Penilaian: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan


membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak
atau mengabaikan; sikap itu dinyatakan dalam timgkah laku yang sesuai dan konsisten
dengan sikap batin.

· Organisasi :mencakup kemampuan untuk membentuk suatu system nilai sebagai pedoman
dan pegangan dalam kehidupan.

· Pembentukan pola hidup : mencakup kemampuan untuk mengahayati nilai-nilai


kehidupan sedemikian rupa , sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi
pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupanya sendiri.

3) Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang


melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah
ini terdiri dari :

· Presepsi : mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua
perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara cir-ciri fisik yang khas pada masing-
masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukan
keasadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan antara seluruh rangsangan
yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna merah dari yang berwarna hijau.

· Kesiapan : mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan


memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

· Gerakan terbimbing : mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-


gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam
mengerakan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan, seperti
dalam meniru urutan gerakan tarian atau dalam meniru suara bayi

· Gerakan yang terbiasa : mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-
gerik dengan lancer, karena sudah dilatih secukupnya, tsnps memperhatikan contoh yang
diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam mengerakan anggota/ bagian tubuh, sesuai
dengan prosedur yang tepat, seperti dalam mengerakan kaki, lengan dan tangan secara
terkoordinasi.

· Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan,


adanya kemampuan ini dinyatakan dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang
berurutan dan mengabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-
gerik yang teratur, seperti dalam mmbongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan
memasangkan kemvbali.
· Penyesuaian pola gerakan : mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan
penyesuaian pola geraik-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf
keterampilan yang telah mencapai kemahiran.

· Kreatvitas : mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yangbaru,


seeluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya sosok orang yang berketrampilan
tinggi dan berani berpikir kreatif , akan mampu mencapai tingakt kesempurnaan ini, seperti
kadang-kadang dapat disaksikan dalam pertunjukan tarian dilapisan es dengan diiringi musik
instrumental.

Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu
dan efektivitas pembelajarannya.

Dalam setiap aspek taksonomi terkandung kata kerja operasional yang menggambarkan
bentuk perilaku yang hendak dicapai melalui suatu pembelajaran.

2.2 Evaluasi Hasil Belajar

a. Pengertian Evaluasi

Evaluasi (bahasa Inggris:Evaluation) adalah proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi


dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam
upaya mencapai tujuanperusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan
digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.Adapun menururt ahli mereka
mendefinisikannya sebagai berikut :

a. Guba dan Lincoln (hamid hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi itu merupakan suatu
proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan
(evaluation).

b. Wiersma dan jurs evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pungukuran dan
mungkin juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai.

c. Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai.

Sedangkan evaluasi hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan
pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan
penggunaan hasil evaluasi.

Dari konsep yang di kemukakan oleh Guba dan Lincoln diatas ada dua karakteristik
evaluasi.Pertama, evaluasi merupakan suatu proses, kedua evaluasi berhubungan dengan
nilai.
2.3 Hubungan Antara Taksonomi Tujuan Pendidikan Dan Evaluasi Hasil Belajar

Pada dasarnya kedua pengertian ini sama-sama mempunyai tujuan yang sama dalam
dunia pendidikan. Dengan objek yang sama yaitu peserta didik, disini dibahas tentang
bagaimana tujuan pendidikan tercapai dan mengukur hasil akhir belajar dengan evaluasi.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan membaginya menjadi


tiga ranah, a) ranah kognitif, b) ranah afektif, c) ranah psikomotoris. Semua ranah ini
dilakukan untuk membantu berjalannya kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan
yang ditentukan tercapai, begitu pula dengan evaluasi hasil belajar itu untuk membantu
mengukur seberapa mampu peserta didik menguasai materi yang diajarkan.

Tujuan pengajaran pada intinya adalah diperolehnya bentuk tingkah laku menjadi
lebih baik, yang belum tahu jadi lebih banyak tahu tentang ilmu pengetauan melalui belajar
yang di sampaikan oleh seorang pendidik.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan evaluasi dan taksonomi di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:

1. Evaluasi dalam sistem pendidikan dan pengajaran adalah komponen yang urgen yang
harus dilakukan terutama untuk tujuan mengetahui pencapaian keberhasilan proses
pendidikan dan pengajaran yang telah dijalankan.

2. Tujuan pengajaran pada dasarnya adalah diperolehnya bentuk perubahan tingkah laku
baru pada peserta didik yang menurut Benyamin S Bloom terbagi dalam tiga ranah tujuan
pengajaran yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang dikenal dengan taksonomi
Bloom.

3. Taksonomi Bloom dikembangkan dari teori psikologi kognitif dan dirumuskan pertama
kali tahun 1956. Setiap ranah/domain tersusun atas kategori-kategori atau subkategori yang
menunjukkan tingkat kemampuan yang dapat ditunjukkan oleh peserta didik.

4. Dalam evaluasi pendidikan taksonomi Bloom dapat digunakan sebagai acuan


melakukan penilaian secara lebih komprehensif dan terperinci mencakup ketiga ranah
(kognitif, afektif dan psikomotor) dan mencakup sub-sub kategorinya.
DAFTAR PUSTAKA

Ari Kunto Suharsisni, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”, Bumi Aksara ; jakarta : 2012

Daryanto , “Evaluasi Pendidikan”, Rineka Cipta ; jakarta : 2008

Sanjaya Wina, “ Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran”, Kencana Prenada Media Grup ;
jakarta : 2010

Sudjana Nana, “ Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar” , PT.Remaja Rusda Karya ; Bandung : 2006

Anda mungkin juga menyukai