Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia pendidik menduduki peran penting dalam peningkatan tersebut. Keberhasilan proses pendidikan seara lamgsung akan berdampak dalam peningkatan kulalitas sumberdaya manusia tersebut. Salah satu indikator kualitas pendidikan yang baiak adalah lulusan peserta didik yang kompeten atau berkompetensi lulusan. Kompetensi merupakan fungsi dari banyak variable antara lain kemampuan peserta didik, kemampuan pandidik, fasilitas, menejemen dan perkembangam pengetahuan ilmiah dan teknologi serta seni. Ruang lingkup pendidik sangat luas mulai dari masukan (input) proses sampai hasil (output). Untuk mengetahui bahwa proses yang kita lakukan itu sesuai dengan tujuananya maka harus dilakukan umpan balik. Salah satu umpan balik yang dilakukan adalah evaluasi. System evaluasi yang dipergunakan memegang peran penting dalam laporan lembaga lembaga karena dengan laporan itulah orang tua atau wali akan mengetahui perkembangan anak-anak mereka setelah mengikuti proses pendidikan dilembaga tempat mereka menitipkan anaknya untuk belajar. Dalam memberikan laporan kemajuan belajar, pihak sekolah harus melakukan pengukuran untuk meniai prestasi belajar siswa selama selang waktu tertentu. Malalui laporan belajar para siswa dapat melihat sejauh mana kemampuan mereka setelah menempuh proses belajar selama selang waktu tertentu. Penilaian hasil belajar siswa tidak bisa lepas dari pengukuran, maksudnya adalah untuk dapat menyatakan nilai ulangan siswa dalam nilai tes siswa dalam suatu pelajaran itu sekian, guru harus melakukan pengukuran terlebih dahulu dengan alat ukur buatan sendiri atau yang sudah tersedia. bila kita menggunakan alat penilaian, kita perlu ingat bahwa alat ukur itu baik, untuk menjadi baik maka syaratnya adalah validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda alat ukur itu telah memadai. Mengingat pentingnya hal itu disini penulis

Evaluasi Kurikulum

mencoba menjelaskan dan memaparkan pengertian dari evaluasi kurikulum pendidikan, tujuan dari dilakukanya evaluasi kurikulum pendidikan, konsep model dari evaluasi kurikulum pendidikan.

B. Rumusan masalah Adapun permasalahan dalam rumusan masalah ini adalah : Mengetahui dan memahami definisi Evaluasi kurikulum Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi Kurikulum Mengetahui peranan evaluasi kurikulum dalam pendidikan Memahami Konsep atau model dari evaluasi kurikulum

C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : Untuk mengetahui devinisi dari evaluasi kurikulum Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi kurikulum Untuk mengetahui seberapa besar peran evaluasi kurikulum dalam pendidikan Untuk mengetahui konsep atau model dari evaluasi pendidikan

Evaluasi Kurikulum

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Evaluasi Kurikulum Pendefinisian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut pakar kurikulum, maka dari itu di makalah ini akan di bahas definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami definisi evaluasi kurikulum. Pengertian evaluasi menurut : joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Sedangkan pengertian kurikulum menurut para pakar kurikulum adalah sebagai berikut : Grayson (1978) kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Evaluasi Kurikulum

Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan. Dari pengertian evaluasi dan kurikulum secara per kata di atas,beberapa pakar kurikulum mendefinisikan evaluasi kurikulum sebagai berikut : Tyler (1949) Evaluasi kurikulum adalah upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar (behavior). Orint, M. (1993) Evaluasi kurikulum adalah memberikan pertimbangan berdasarkan kriteria yang disepakati dan data yang diperoleh dari lapangan. Cronbach (1980) Evaluasi kurikulum adalah proses pemeriksaan sistematis terhadap peristiwa yang terjadi pada waktu suatu kurikulum dilaksanakan dan akibat dari pelaksanaan pengembangan kurikulum tersebut. Meyer (1989) Evaluasi kurikulum sebagai suatu usaha untuk memahami apa yang terjadi dalam pelaksanaan dan dampak dari kurikulum. Longstreet dan Shane (1993) Evaluasi kurikulum adalah pemberian pertimbangan untuk mencapai kesuksesan. Mawid Marsan (2004 : 41) Evaluasi kurikulum adalah sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk diguanakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu. Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.

Evaluasi Kurikulum

Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru.

2.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum 2.2.1 Diadakan evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum di maksudkan untuk keperluan : Perbaikan Program Dalam konstek tujuan ini, peranan evaluasi bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi di jadikan input bagi perbaikan yang di perlukan di dalam program kurikulum yang sedang di kembangkan. Disini evaluasi lebih merupakan kebutuhan yang datang dari dalam sistem itu sendiri karena evaluasi itu di pandang sebagai faktor yang memungkinkan di capainya hasil pengembangan yang optimal dari sistem yang bersangkutan Pertanggungjawabkan kepada berbagai pihak Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya semacam pertanggung jawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua, petugas-petugas pendidikan, dan pihak-pihak lainnya yang ikut mensposori kegiatan pengembangan kurikulum yang bersangkutan. Bagi pihak pengembang kurikulum, tujuan kedua ini tidak di pandang sebagai suatu kebutuhan dari dalam melainkan lebih merupakan suatu keharusan dari luar. Dalam mempertanggung jawabkan hasil yang telah di capainya, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang yang sedang di kembangkan serta usaha lebih lanjut yang di perlukan untuk mengatasi

Evaluasi Kurikulum

kelemahan-kelemahan. Untuk menghasilkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan tersebut di atas itulah di perlukan kegiatan evaluasi Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan

2.2.2 Fungsi evaluasi kurikulum Fungsi evaluasi kurikulum menurut beberapa pakar adalah sebagai berikut : Menurut Tyler : Untuk memperbaiki kurikulum (melalui hasil belajar evaluasi produk) Menurut Cronbach : Untuk memperbaiki kurikulum dan memberi penghargaan Menurut Scriven : Untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada. Scriven membedakan evaluasi kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi Formatif dan Fungsi Sumatif. Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum)

2.3 Peranan Evaluasi Kurikulum 2.3.1 Evaluasi sebagai kajian akademik Bidang kajian akedemik adalah bidang yang banyak di geluti oleh para akademisi di perguruan tinggi. Mereka membahas berbagai aspek filosofis, teoritis, pendekatan, prosedur, dan model evaluasi kurikulum. Mereka membahas itu dalam ruang-ruang kuliah yang menjadi wilayah kerja mereka tetapi tidak jarang dari mereka menjadi pelaksana evaluasi kurikulum dan terlibat dengan berbagai hal yang berkaitan dengan koefesien evaluasi kurikulum. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak dari mereka yang juga menjadi anggota profesi evaluasi. 2.3.2 Evaluasi sebagai Profesi Bidang profesi evaluasi kurikulum adalah bidang yang digeluti oleh para evalutor yang berpikir, bekerja, dan melaksanakan evaluasi di lapangan. Mereka adalah juga kelompok orang yang melakukan pemikiran mengenai filosofi, tujuan, pendekatan, prosedur, model dan etika evaluasi. Terkadang mereka lebih banyak

Evaluasi Kurikulum

mencurahkan perhatian, waktu dan tenaga untuk melaksanakan suatu kegiatan evaluasi dibandingkan berpikir mengenai aspek, filosofis, teoritis, dan pengembangan model. Mereka sangat terikat dengan etika profesi dalam melakukan tugasnya. 2.3.3 Evaluasi sebagai kebijakan publik Bidang kebijakan publik terutama berkenaan dengan upaya hukum para akademisi, pemegang profesi, dan pengambil keputusan untuk memperjuangkan kebijakan mengenai ebaluasi kurikulum. Mereka bekerja dalam memperjuangkan status hukum untuk evaluasi kurikulum. Keberadaan ketentuan-ketentuan legal yang berkenan dengan kewajiban menggunakan evaluasi untuk suatu pertanggung jawaban publik dari suatu upaya pengembangan kurikulum adalah produk yang dihasilkan oleh mereka yang bekerja untuk kurikulum sebagai kebijakan publik. Lahirnya berbagai ketentuan mengenai evaluasi satuan pendidikan, proses pendidikan dan hasil pendidikan yang ditetapkan dalam UU No. 20 tahun 2003, misalnya adalah salah satu contoh produk hukum yang menempatkan evaluasi sebagai suati kebijakan publik.

2.4 Konsep / Model Evaluasi Setelah mencermati tentang tujuan evaluasi kurikulum, sebagai pelaksana kurikulum harus memahami pula tentang konsep/model evaluasi. Secara garis besar, berbagai konsep/model evaluasi yang telah di kembangkan selama ini dapat di golongkan ke dalam empat rumpun model yaitu : measurement, congruence, ilumination, dan educational system evaluation. 2.4.1 Measurement Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siwa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. Obyek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif dan khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat di bakukan. Jenis data yang di kumpilkan dalam evaluasi adalah data obyektif khususnya skor hasil

Evaluasi Kurikulum

tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cra sebagai berikut : a. Menempatkan kedudukan setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil belajar b. Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda-beda, melalui analisis secara kuantitatif. c. Teknik evaluasi yang di gunakan terutama tes yang di susun dalam bentuk obyektif, yang terus di kembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang reliabel dan valid. 2.4.2 Congruence Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence anatara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang di capai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Obyek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai dan sikap. Jenis data yang di kumpulkan adalah data obyektif khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan evaluasi , cenderung di tempuh pendekatan/cara-cara sebagai berikut : Menggunakan prosedur pre-and post-assessment dengan menempuh langkahlangkah pokok sebagai berikut : penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi dan penggunaan hasil evaluasi Analisis hasil evaluasi di lakukan secara bagian demi bagian Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan. Kurang menyetujui di adakan evaluasi perbandingan antara du atau lebih program 2.4.3 Ilumination Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenal : pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih di dasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya di perlukan untuk penyempurnaan program. Obyek evaluasi mencakup latar belakang dan perkembangan program,

Evaluasi Kurikulum

proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan-kesulitan yang di alami. Jenis data yang di kumpulkan pada umumnya data subjektif (judgment data). Dalam kegiatan evaluasi, cenderung di tempuh pendekatan/cara-cara berikut : Menggunakan prosedur yang di sebut progressive focussing dengan langkahlangkah pokok : orientasi, pengamatan yang lebih terarah, analisis sebab-akibat Bersifat kualitatif-terbuka dan fleksibel-eklektif Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisis dokumen dan bila perlu mencakup pula tes. 2.4.4 Educational System Evaluation Evaluasi pada dasarnya aalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi di perlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil yang di capai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang di kumpulkan mliputi baik data obyektif maupun data subyektif (judgment data). Dalam kegiatan evaluasi, cenderung di tempuh pendekatan/cara-cara berikut : Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria internal Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria Eksternal yaitu performance program yang lain Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket dan analisis dokumen

Evaluasi Kurikulum

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN 3.2 SARAN

Evaluasi Kurikulum

10

Anda mungkin juga menyukai