Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KOMPONEN-KOMPONEN PENELITIAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pembelajaran Metodologi Penelitian

Dosen Pembimbing:

Dr. Mashud, M. Si,

Disusun Oleh:

Nafhatun (MPI)

Siti Hadijah (MPI)

Laili Kumalasari (PGMI)

Novita Ristiana (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL-HAKIM

SURABAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah

yang berjudul “Komponen-Komponen Penelitian” dapat selesai pada waktunya.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ustadz Mashud selaku dosen pengampu mata

kuliah Pembelajaran Metodologi penelitian yang telah memberi kami wawasan dalam

penyusunan makalah ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada orang tua dan teman-

teman yang telah mendukung kami sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya tulis ini, untuk memenuhi proses

pembelajaran Komponen-komponen penelitian dimata kuliah Metodologi Penelitian dan

juga pendalaman materi yang sedang kami pelajari.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju

kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Surabaya, 23 Oktober 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

2.1 Permasalahan....................................................................................2

2.2 Teori Ilmiah .......................................................................................5

2.3 Variabel..............................................................................................7

2.4 Hipotesis..........................................................................................10

2.5 Populasi dan Sampel......................................................................14

2.6 Data..................................................................................................15

BAB III PENUTUP....................................................................................18

3.1 Kesimpulan......................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses penelitian adalah suatu upaya pengumpulan, pengolahan,penyajian dan

analisa data yang dilakukan secara sistematis, teliti dan mendalam dalam rangka

mendapatkan jalan keluar atau pun jawaban terhadap suatu masalah yang ditemukan.

Cara penyelesaian ataupun jawaban yang diajukan oleh suatu penelitian adalah atas

dasar pengkajian yang seksama terhadap suatu pokok persoalan yang dihadapi, yakni

yang meliputi pekerjaan pengumpulan data,pengolahan, penyajian dan analisa data dari

berbagai permasalahan yang ada.Karena inti pokok dari penelitian adalah mencarikan

cara penyelesaian ataupun jawaban dari berbagai permasalahan yang dihadapi yang

sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan , maka cara merumuskan penyelesaian dan

jawaban dalam penelitian memegang peranan sangat penting.

Proses-proses penelitian dilakukan dengan menyelesaikan tahapan-tahapan penelitian

yang berupa komponen penelitian seperti : rumusan masalah,hipotesis, variabel, teori

ilmiah juga data. Makalah ini dibuat untuk mengetahui semua hal itu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja komponen-komponen dalam penelitian?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui komponen-komponen penelitian.

2.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan

Stonner (1998) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau

dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa

yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. Menurut

Suryabrata (2008) masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan

kenyataan (das sein),antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya

(what should be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 2008). 1

HARAPAN

MASALAH

KENYATAAN

Masalah dalam penelitian pendidikan dapat diperoleh dari berbagai sumber yang

terkait dengan bidang pendidikan, Sukardi (2009) dalam,antara lain:

1. Pengalaman seseorang atau kelompok. Pengalaman orang yang telah lama

menekuni bidang profesi pendidikan dapat digunakan untuk membantu mencari

permasalahan yang signifikan diteliti.Contoh: pengalaman mengajar di kelas.

1
Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A. Dasar Metodologi Pennelitian. Yogyakarta. Literasi
Media Publishing. Juni 2015 hal. 40
2. Lapangan tempat bekerja. Para peneliti dapat melihat secara langsung,

mengalami dan bertanya pada satu, dua, atau banyak orang dalam pekerjaannya.

Seorang guru misalnya, akan merasakan bahwa sekolah dan komponen yang berkaitan

dengan tercapainya tujuan sekolah dpat dijadikan sebagai sumber penelitian.

3. Laporan hasil penelitian. Dari hasil penelitian, yang biasanya dalam bentuk

jurnal, biasanya disamping ada hasil temuan yang baru juga ada kemungkinan penelitian

yang direkomendasikan.

4. Sumber-sumber yang berasal dari pengetahuan orang lain. Perkembangan ilmu

pengetahuan lain di luar bidang yang dikuasai seringkali memberikan pengaruh

munculnya permasalahan penelitian. Misalnya, gerakan reformasi yang muncul setelah

Orde Baru, ternyata telah memunculkan dan mempengaruhi sikap dan tuntutan para guru

untuk memperoleh gaji dan status profesi yang lebih baik.

Kriteria dalam Pemilihan Masalah.

Tidak setiap masalah layak untuk diangkat sebagai topik penelitian. Untuk memilih

masalah mana yang layak untuk diteliti, ada beberapa kriteria yg. dapat dipakai, yaitu

sebagai berikut (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 91-92).

 Apakah masalah itu sesuatu yang baru, relatif belum banyak diteliti?

Untuk itu calon peneliti perlu menelaah beberapa hal, seperti :

1). Isu-isu yang muncul kekinian.

2). Isu-isu yang unik.

3). Penelitian sejenis pada skala institusi.

4). Penelitian sejenis pada skala wilayah.

5). Penelitian sejenis pada skala nasional.

3
6). Penelitian sejenis pada skala internasional.

7). Penelitian sejenis menurut periode waktu.

 Apakah masalah itu mengundang rasa ingin tahu peneliti atau pihak luar yang akan

membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu ? Untuk itu peneliti perlu

memperhatikan :

1). Nilai teoritis hasil penelitian bagi dirinya dan juga pihak lain seprofesi.

2). Nilai teortis hasil penelitian bagi pengembangan ilmu sebagaimana yang diteliti.

3). Nilai praktis hasil penelitian bagi dirinya dan juga bagi profesinya.

 Apakah masalah yang diplih berada dalam lingkup keilmuan yang ditekuni oleh

peneliti selama ini ?

 Adakah alat,bahan,dan metoda kerja yang akan dipakai memungkinkan

terlaksananya pengkajian terhadap fokus masalah yang dipilih ?Beberapa hal

khusus yang perlu dipertimbangkan adalah :

1). Ada atau tidaknya alat / bahan pendukung penelitian.

2). Ketersediaan biaya penelitian.

3). Fasilitas pendukung lainnya, seperti keterbukaan sumber data, masalah

perijinan dari instansi terkait.

4). Metode penelitian yang dipakai menurut situasi dan karakteristik spesifik subjek

penelitian.

 Apakah segi-segi teknik berikut ini memungkinkan terselenggaranya peneli tian

sesuai dengan fokus masalah ?

4
1). Ketahanan fisik peneliti.

2). Ketahanan psikologis peneliti.

3). Kesediaan peneliti menyediakan waktu untuk mengkaji fokus penelitian secara

memadai.

4). Kapasitas peneliti dalam bekerja sama dengan pihak lain.

Perumusan Masalah

Apabila permasalahan yang akan diteliti telah ditetapkan, langkah berikutnya

adalah merumuskan masalah. Tuckman (dalam Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 99)

mengemukakan beberapa kirteria dalam merumuskan masalah, yaitu :

a. Bersifat kausalitas atau menghubungkan dua variabel atau lebih.

b. Dapat diukur secara empiris dan objektif.

c. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam

bentuk pertanyaan.

d. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut

jawaban dengan pertimbangan moral subjektif. 2

2.2 Teori Ilmiah

Sebelum mendefinisikan teori, ada dua istilah yang perlu dijelaskan yaitu konsep dan

proposisi. Konsep menunjuk pada istilah dan definisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan,kelompok atau individu yang menjadi

pusat perhatian ilmu sosial. Proposisi merupakan hubungan yang logis antara dua konsep

(Martono, 2011).3
2
Dr. Kuntjojo, M. Pd. Metodologi Penelitian. Kediri. November 2009. hal.19-21
3
Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A. Dasar Metodologi Pennelitian. Yogyakarta. Literasi
Media Publishing. Juni 2015 hal. 45

5
Kaum positivistik, seperti dikemukakan Rudner, teori adalah seperangkat pernyataan

yang secara sistematis saling berkaitan yang sesuai dengan metode dan prinsip keilmuan.

Kegunaan atau fungsi teori dalam penelitian secara umum mempunyai tiga fungsi yaitu:

1. Untuk menjelaskan (explanation) yang digunakan memperjelas dan mempertajam

ruang lingkup, atau konstruk variable yang akan diteliti.

2. Untuk meramalkan (prediction) yang digunakan memprediksi,memandu serta

menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument

penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat

prediktif.

3. Untuk pengendalian (control) yang digunakan mencandra dan membahas hasil

penelitian, sehingga selanjutnya untuk memberikan saran dalam pemecahan

masalah.

Hubungan teori ilmiah dengan fakta.

Dalam penelitian ilmiah,teori ilmiah tidak terpisahkan dari fakta.Hubungan antara

keduanya adalah :

a. Fakta memprakarsai teori ilmiah.

b. Fakta memformulasikan kembali teori-teori ilmiah.

c. Fakta dapat dijadikan dasar untuk menolak teori ilmiah.

d. Fakta memperjelas teori ilmiah.4

Berdasarkan proses penelitian, dalam penelitian kuantitatif, teori memiliki kegunaan

untuk memperjelas persoalan, menyusun hipotesis,menyusun instrumen dan pembahasan

hasil analisis data. Penelitian dengan paradigma kuantitatif sebetulnya ialah mencari data

4
Dr. Kuntjojo, M. Pd. Metodologi Penelitian. Kediri. November 2009. Hal. 22

6
untuk dibandingkan dengan teori.Berdasarkan proses penelitian, kegunaan teori dalam

penelitian kualitatif ialah untuk memperkuat peneliti sebagai human instrument,sehingga

peneliti memiliki skill untuk menggali data penelitian secaralengkap, mendalam serta

mampu melakukan konstruksi temuannya kedalam tema dan hipotesis. Karena itu, dalam

penelitian kualitatif, peneliti mencari teori untuk menjelaskan data penelitian yang

diperoleh.

2.3 Variabel

Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga dapat

mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan penggunaan variabel, kita dapat

dengan mudah memperoleh dan memahami permasalahan.Pengertian variable sangat

bermacam-macam bergantung dari mata pelajaran pengertian variabel dimaksudkan

seperti dalam mata pelajaran, sains, matematika, ilmu komputer, dan logika matematika. 5

Variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala pengukurannya, konteks

hubungannya, dan dapat tidaknya variabel dimanipulasi. Macam-macam Variabel

Penelitian yaitu :

a. Berdasarkan skala pengukuranya

 Variabel nominal : Variabel nominal merupakan variabel dengan skalapaling

sederhana karena fungsinya hanya untuk membedakan atau memberi label

suatu subjek atau kategori.Contoh variabel nominal : jenis kelamin (laki-laki

dan perempuan).

5
Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A. Dasar Metodologi Pennelitian. Yogyakarta. Literasi
Media Publishing. Juni 2015 hal. 48-50

7
 Variabel ordinal : Variabel ordinal adalah variabel yang dibedakan menjadi

beberapa secara bertingkat, contoh status sosial ekonomi : rendah, sedang,

tinggi.

 Variabel interval : Variabel interval adalah variabel yang selain dimaksudkan

untuk membedakan, mempunyai tingkatan, juga mempunyai jarak yang pasti

atau satu kategori dengan kategori lainnya, contoh prestasi belajar : 5, 6, 7,

8, dan seterusnya.

 Variabel rasio : Variabel rasio merupakan variabel selain bersifat

membedakan, mempunyai tingkatan yang jaraknya pasti, dan setiap nilai

kategori diukur dari titik yang sama, contoh: berat badan, tinggi badan, dan

seterusnya.

b. Berdasarkan konteks hubungannya

Variabel dalam suatu penelitian jumlahnya bisa lebih dari satu. Variabel-variabel

tersebut saling berhubungan dan jika ditinjau dari konteks ini variable dibedakan

menjadi :

 Variabel bebas atau independent variables : adalah variabel yang nilainya

mempengaruhi variabel lainnya, yang mejadi sebab timbulnya variable

dependen ( terikat ). Contoh : Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap

hasil belajar siswa. Variabel bebas nya adalah : Pengaruh motivasi belajar.

 Variabel terikat atau dependent variable : merupakan variabel yang nilainya

tergantung dari nilai variabel lainnya atau variable terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas.

8
Contoh : Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

Variabel terikat nya adalah : Hasil belajar siswa.

 Variabel moderator atau variable intervening : merupakan variabel yang juga

mempengaruhi variabel terikat ( memperkuat dan memperlemah ) hubungan

antara variable independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak

langsung dan tidak dapat diamati dan diukur, namun dalam penelitian

pengaruhnya tidak diutamakan. Variabel ini juga disebut sebagai variable

independen kedua. Variabel ini merupakan variable penyela/ antara yang

terletak diantara variable independen dan dependen, sehingga variable

independen secara tidak langsung memengaruhi berubahnya atau timbulnya

variable dependen. Contoh : Kompensasi memperkuat pengaruh antara

kepuasan kerja terhadap kinerja.

 Variabel perancu (confuding variable) : Variabel perancu merupakan variabel

yang berhubungan variabel bebas dan variabel terikat, tetapi bukan variabel

antara. Contoh : Umur sebagai factor perancu terhadap hubungan merokok

dan resiko kematian.

 Variabel kendali : Variabel kendali merupakan variabel yang juga

mempengaruhi variabel terikat, tetapi dalam penelitian keberadaannya

dijadikan netral.

 Variabel rambang : Variabel rambang merupakan variabel yang juga ikut

mempengaruhi variabel terikat namun pengaruhnya tidak begitu berarti,

sehingga keberadaan variabel ini dalam penelitian diabaikan.

 Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak

9
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti, sering digunakan oleh peneliti

bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan

d. Berdasarkan dapat tidaknya variabel dimanipulasi

Ada variabel di mana peneliti dapat melakukan intervensi dan ada pula variabel di

mana peneliti tidak dapat melakukan intervensi. Atas dasar tinjauan ini, variabel

dibedakan menjadi:

 Variabel dinamis, adalah variabel yang dapat dimanipulasi atau diintervensi

oleh peneliti, contoh : metoda mengajar, teknik pelatihan, serta strategi

pembiasaan.

 Variabel statis, merupakan variabel yang tidak dapat diintervensi atau

dimanipulasi oleh peneliti, contoh : jenis kelamin, umur, sertas tatus

perkawinan.6

Kegunaan Variabel: 1). Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data

2). Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data. 3). Untuk pengujuian

hipotesis. Variabel penelitian yang baik adalah: 1). Relevan dengan tujuan penelitian 2).

Dapat diamati dan dapat diukur 3). Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi,

diklasifikasi,dan didefenisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak

menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian

hipotesis.

2.4 Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih

bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.(Gay & Diehl, 1992).

6
Drs. Kuntjojo, M.Pd. 2009.Metodologi Penelitian. Kediri .hal : 23

10
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan

diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan

dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan

sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan

atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori (Uma, 1992).

Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja

menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit

mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun.Apabila ternyata beberapa saat

kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini

disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya

dinyatakan keliru.

Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:

a. Untuk menguji teori

b. Mendorong munculnya teori

c. Menerangkan fenomena sosial

d. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian

e. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:

a. Penentuan masalah

Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul

karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat

11
diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah

diketahui.

b. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).

Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua

kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah.Tanpa hipotesa preliminer,

pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat

digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan

denganmasalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam

penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian,

namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji

coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

c. Pengumpulan fakta.

Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu

hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang

perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

d. Formulasi hipotesa.

Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat

berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan

tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas

menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel

jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa

semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal

dengan hukum gravitasi.

e. Pengujian hipotesa

12
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah

ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran).Apabila hipotesa terbukti cocok

dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha

menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan

hipotesa.Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh

fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat

konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.

f. Aplikasi/penerapan.

Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah

ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta.

Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

Hubungan Hipotesis dengan Teori

Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban

tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai suatu jenis

proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang

didalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam

kerangka teoritis. Hipotesis ini, diturunkan,atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur

yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara

variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, hanya merupakan dugaan sementara

atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam

kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab,teori yang

tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban

sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian

13
kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji

hipotesis yang diturunkan dari teori (Burns, 2000). 7

Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, hipotesis

dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.

a. Ditinjau dari rumusannya hipotesis dibagi dua yaitu : 1) Hipoteis kerja, yaitu

hipotesis “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesis

kerja biasanya disingkat H1 atau Ha. 2) Hipotesis nol atau hipotesis statistik, merupakan

lawan dari hipotesis kerja dan sering disingkat Ho. Ada kalanya peneliti merumuskan

hipotesis dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini didasari

atas pertimbangan bahwa Ho ‘sengaja” dipersiapkan untuk ditolak, sedangkan H1

“dipersiapkan” untuk diterima.

b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis dibedakan menjadi: 1) Hipotesis

induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk menghasikan

teori baru (pada penelitian kualitatif). 2) Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang

dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif).

c. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi : 1) Hipotesis Deskriptif

merupakan jawaban sementara terhadaap masalah deskriptif yaitu berkenaan dengan

variabel mandiri. 2) Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau

sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. 3) Hipotesis

asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu,

menanyakan hubungan antar dua variabel atau lebih. 8


7
Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A. Dasar Metodologi Pennelitian. Yogyakarta. Literasi
Media Publishing. Juni 2015
8
Prof. Sukardi, Ph.D. Metodologi Penelitian Pendidikan. 2003. Bumi Aksara. Hal. 41

14
2.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek

yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam penelitian.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,

ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu

sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya

keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat

memakai sampel yang diambil dari populasi.

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik pengambilan

sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari populasi tersebut

kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi

(generalisasi). Jenis-jenis teknik sampling:

1. Teknik sampling secara probabilitas.Teknik sampling probabilitas atau random

sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang

atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan

demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.

2. Teknik sampling secara nonprobabilitas.Teknik sampling nonprobabilitas adalah

teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti

atau menurut pertimbangan pakar.

15
Manfaat sampling: 1). Menghemat beaya penelitian. 2). Menghemat waktu untuk

penelitian. 3). Dapat menghasilkan data yang lebih akurat. 4). Memperluas ruang lingkup

penlitian.9

2.6 Data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan.Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara,
huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan
sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Kasifikasi data :

1. Data Berdasarkan Sumbernya

a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru
yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup
discussionFGD) dan penyebaran kuesioner.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat
diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan,
jurnal,dan lain-lain.

2. Data Berdasarkan Sifatnya.

a. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah
dituangkandalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar
yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

9
Drs. Kuntjojo, M.Pd. 2009. Metodologi Penelitian. Kediri .hal : 31

16
b. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan

bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan

matematikaatau statistika.

3. Berdasarkan skala pengukurannya

Data yang merupakan hasil pengukuran variabel memiliki jenis skala pengukuran

sebagaimana yang terdapat pada variabel. Dengan demikian berdasarkan tinjauan ini,

data dapat dibedakan menjadi : data nominal,data ordinal,data interval,data rasio.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

1). Komponen-komponen penelitian : Permasalahan,Teori

Ilmiah,Variabel,Hipotesis,Populasi dan Sampel,Data.

2). Dalam penelitian permasalahan muncul karena adanya kesenjangan antara

harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein). Tidak setiap masalah layak untuk

diangkat sebagai topik penelitian. Untuk memilih masalah mana yang layak untuk diteliti,

harus sesuai dengan kriteria yg. dapat dipakai. Teori yang tepat akan menghasilkan

hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang

diteliti atau dipelajari dalam penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Literasi Media Publishing.

Kuntjojo. (2009). Metodologi Penelitian.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai