Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE PENELITIAN SOSIOLOGI KUANTITATIF


Dosen Pengampu :

Dr. Maihasni, S.Sos, M.Si

Merumuskan Masalah dan Tujuan Penelitian

Kelompok 3

Fara Manisya : 1810812035

Noci Novia : 1810812037

Vebby Sans Pratama : 1810811019

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah menciptakan manusia
dan memberikan ilmu-Nya. Shalawat dan Salam selalu dikirimkan hendaknya kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah menyinari dunia yang gelap dengan ilmu-ilmu yang berasal
dari Al-Qur’an dan Hadits yang beliau sampaikan menurut perintah Allah SWT sehingga
masih dapat dirasakan saat ini.

Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam,
karena berkat limpahan karunia ilmu yang Beliau berikan, saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Tetapi, saya tidak ingin ini hanya sebagai makalah, ini diharapkan dapat menjadi salah
satu bahan yang di pakai dalam kehidupan, baik saya yang membuat makalah ini atau
saudara/i yang ingin mempelajarinya.

Terlepas dari kata itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
Bapak/Ibu dosen pembimbing yang telah ikhlas mengajarkan saya. Semoga Allah SWT
membalasi dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.

Saya menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di bumi ini, oleh karena itu
diharapkan ada kritikan dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat saya perbaiki
untuk masa yang akan datang, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan mendapat ridho
dari Allah SWT, aamiin.

Padang, September 2020

2
DAFTAR ISI

MAKALAH.................................................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

A. Masalah Penelitian.......................................................................................................5

B. Perumusan Masalah.....................................................................................................8

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................12

BAB III.....................................................................................................................................14

PENUTUP................................................................................................................................14

A. Kesimpulan................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Dalam melakukan penelitian baik itu kuantitatif
ataupun kualitatif kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu masalah penelitian,
bagaimana merumuskannya dan apa tujuan penelitian itu. Maka dari itu hal ini akan dibahas
di dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang akan menjadi rumusan masalah pada
makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan masalah penelitian?

2. Apa yang dimaksud dengan perumusan masalah?

3. Apa yang dimaksud dengan tujuan penelitian?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu masalah penelitian.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perumusan masalah.

3. Untuk mengetahui apa tujuan penelitian.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah Penelitian
a. Pengertian

Penelitian dianggap penting dan dapat dilakukan jika terdapat permasalahan penelitian.
Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang
dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Masalah penelitian juga dapat diartikan sebagai
suatu persoalan atau kesenjangan yang mungkin dapat menuntun peneliti untuk mencari
jawaban atau solusinya. Adanya kesenjangan tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut,
yaitu mengapa kesenjangan terjadi, dan dari pertanyaan inilah permasalahan penelitian dapat
dikembangkan. Dari uraian di atas dapat dirangkum adanya suatu kondisi problematik
tertentu, yang menandakan suatu penelitian dapat dikembangkan, yaitu:

1. Adanya kesenjangan dari yang seharusnya (teori maupun fakta empirik temuan
penelitian terdahulu) dengan kenyataan sekarang yang dihadapi.
2. Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan itu
terjadi.
3. Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya lebih dari satu
kemungkinan.
b. Latar Belakang Masalah

Latar belakang suatu penelitian memiliki peranan untuk:

1. Menjelaskan situasi dan kondisi yang melatar belakangi terjadinyamasalah tersebut.


2. Menguraikan kesenjangan-kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, teori
dengan praktek, rencana dengan pelaksanaan dan kesenjangan lainnya yang ada.
3. Menceritakan apa yang mendorong seorang peneliti untuk melakukan penelitian
terhadap suatu permasalahan.
4. Menjelaskan tentang alasan-alasan penting dan bagaimana menariknya masalah untuk
diteliti dalam jangkauan kemampuan akademik, biaya, tenaga, dan waktu peneliti.

c. Identifikasi masalah perlu memperhatikan apakah masalah/fokus yang dipilih cukup:

a) Esensial

5
Pentingnya nilai penelitian menduduki urutan paling utama di antara masalah-
masalah yang ada.
b) Urgen
Masalah tersebut dianggap mendesak (urgen) untuk dipecahkan.
c) Bermanfaat
Memiliki kegunaan atau kebermanfaatan jika masalah penelitian dipecahkan.
d. Sumber Masalah Penelitian

Berbagai sumber, dari mana permasalahan penelitian dapat digali, diidentifikasi dan
dikembangkan, antara lain dari:

1. Pengalaman Pribadi. Setiap orang dapat mengidentifikasi secara unik masalah dari
pengalaman pribadinya dalam keseharian, juga pengalaman akademik selama
belajar, dan mengerjakan tugas ataupun laporan.

2. Lanjutan atau Perluasan Penelitian. Peneliti dapat mengambil permasalahan


penelitian dari hasil penelitian sebelumnya, yang biasanya tercantum pada saran
untuk mengembangkan atau melanjutkan penelitian tersebut.

3. Sumber Kepustakaan: buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian Membaca buku teks,
jurnal maupun laporan penelitian, selain dapat memperkaya khasanah
pengetahuan, juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan identifikasi masalah
yang memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan.

4. Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi. Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi dengan
orang yang lebihberpengalaman atau para pakar di bidangnya dapat membuka
wawasan dan pandangan lain untuk memperoleh identifikasi masalah yang
direncanakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi atau tesis.

5. Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek. Hasil observasi dan


pengalaman langsung juga merupakan sumber yang masalah yang potensial
dijadikan dalam merencanakan suatu penelitian.

6. Perubahan Paradigma dalam pendidikan. Paradigma pendidikan yang selalu


berubah dan berkembang dari masa ke masa dalam berbagai hal seperti
kurikulum, media dan metode pembelajaran dapat dijadikan sumber berbagai
identifikasi masalah untuk penelitian.

7. Fenomena Pendidikan dalam kelas, luar kelas dan di Masyarakat. Fenomena


pendidikan yang terjadi baik dalam kelas, luar kelas maupun dalam masyarakat
dapat mendorong peneliti untuk menjadikannya sebagai sumber masalah yang
dapat diangkat dalam suatu penelitian.

6
8. Deduksi dari teori. Terdapatnya deduksi dari teori yang sudah ada ataupun
merupakan cabang studi yang sedang dikembangkan.

Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari


apabila terdapat penyimpangan antar pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang telah
direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetensi.

a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan

Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak
diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang
yang biasanya menjadi pemimpin pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang
bisnis. Hal ini pada awalnya tentu akan muncul masalah. Orang atau kelompok yang
biasanya mengelola pemerintahan dengan system sentralisasi lalu berubah menjadi
desentralisasi, maka akan muncul masalah. Orang biasanya menulis menggunakan mesin
ketik manual harus ganti dengan computer, maka akan muncul masalah.apakah
masalahnya sehingga perlu ada prubahan. Apakah masalah dengan system sentralisasi,
sehingga perlu berubah menjadi system desentralisasi dalam penyelanggaraan
pemerintah, apakah masalahnya sehingga kebijakan pendidikan selalu berubah, ganti
menteri ganti kebijakan? Apakah masalahnya setelah terjadi perubahan.

b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan

Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari
rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada era orba
direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal landas tetapi tidak,
sehingga muncul masalah. Dengan adanya resormasi diharapkan harga-harga akan turun,
ternyata tidak, sehingga timbul masalah. Apa masalahnya sehingga apa yang telah
direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi utnuk menemukan masalah dapat
diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan
dengan kenyataan.

c. Ada pengaduan

Dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak masalah, ternyata setelah ada pihak
tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul
masalah dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat dalam Koran atau majlah
yang mengadukan kualitas produk natau pelayanan suatu lembaga, dapat dipandang
sebagai masalah, karena diadukan lewat media sehingga banyak orang yang menjadi tahu
akan kualitas produk dan kualitas pelayanan. Dengan demikian orang tidak akan membeli
lagi dan menggunakan jasa lembaga itu lagi. Dengan demikian masalah penelitian dapat
digali dengan cara menganalisis isi pengaduan.

d. Ada kompetensi

Adanya saingan atau kompetensi sering dapat menimbulkan masaalah besar, bila
tidak dapat, memanfaatkan untuk kerjasama. Dlam proposal penelitian, setiap masalah
7
harus ditunjukan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM,
harus ditunjukkan dengan data. Masalah SDM misalnya, berapa jumlah SDM yang
terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan produktivitas yang masih
rendah. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan terhadap hasil
penelitian orang lain, atau dari dokumentasi. Data yang diberikan harus up to date,
lengkap dan akurat. Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada jumlah
variable penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Kalau penelitian berkenaan dengan 5
varibael, maka data masalah yang dikemukakan minimal 5. Tanpa menunjukkan data,
maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian tidak akan dipercaya.

B. Perumusan Masalah
a. Pengertian

Rumusan masalah berbeda dengan identifikasi masalah. Kalau masalah yang sudah
teridentifikasi merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi,
sementara rumusan masalah merupakan suatu kalimat pernyataan yang disusun
berdasarkan adanya masalah tersebut dan akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data dalam suatu proses penelitian. Namun demikian terdapat kaitan erat
antara suatu masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian
harus didasarkan pada masalah yang teridentifikasi.

b. Pentingnya Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian
yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa
perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan
membuahkan hasil apa-apa. Perumusan masalah disebut juga sebagai research questions
atau research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu
fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam
kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan
yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Mengingat demikian
pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai
memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan
masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.

Penentuan perumusan masalah sangat penting dan berfungsi dalam menetapkan:

a. Langkah awal yaitu untuk:


- Mengembangkan Kerangka Konsep.
- Konseptualisasi dan Operasionalisasi.
- Desain Penelitian.
b. Prediksi keberhasilan penelitian.
c. Memilih judul dan menuliskan tujuan penelitian.
8
d. Menilai Orisinalitas studi vs. Plagiarisme.

c. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian

Berbagai pola atau model yang bisa ditiru peneliti tentang bagaimana penulisan rumusan
masalah penelitian berdasarkan berbagai jenis penelitian. Namun, sebelum memperkenalkan
model penulisan rumusan masalah penelitian ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan perbedaan
masing-masing pengertian dan sifat jenis penelitian tersebut. Berdasarkan karakteristik
masalah penelitian, dapat digambarkan beberapa Klasifikasi penelitian, sebagai berikut.

1. Rumusan masalah Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah berkenaan dengan


pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variable atau
lebih. Jadi dalam penelitian ini seorang peneliti tidak membuat suatu perbandingan pada
sampel yang lain, dan juga tidak mencari hubungan variabel tersebut dengan variabel
yang lain. Dalam hal ini peneliti hanya menjabarkan atau mendeskripsikan data hasil
penelitian, bisa dengan bantuan tabel dan diagram atau grafik, sehingga hasil temuan
tersebut menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca. Penelitian semacam ini
dinamakan penelitian deskriptif.

Contoh rumusan masalah Deskriptif:

a. Bagaimana peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa Sekolah Dasar di
Indonesia?

b. Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap rencana pemerintah menetapkan wajib


belajar 12 tahun?

Dari beberapa contoh di atas, terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan
dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (bandingkan dengan masalah komparatif
dan asosiatif). Namun dari contoh-contoh yang diuraikan di atas, peneliti perlu
menambahkan secara spesifik batasan penelitian yang dilakukan. Misalnya secara jelas
ditetapkan sekolah ‘tertentu’ sebagai tempat dilakukan penelitian, kalau memang peneliti
memiliki lingkup penelitian yang dilakukan.

Rumusan masalah yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa peneliti bermaksud


mengetahui:

a. Sebaran persentase dan tingkat peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa
Sekolah Dasar di Indonesia.

b. Mengidentifikasi bagaimana tanggapan masyarakat terhadap rencana pemerintah


menetapkan wajib belajar 12 tahun (yang mungkin digambarkan dengan persentase
atau gambaran yang memberi kriteria: tanggapan setuju dan tidak setuju).

9
2. Rumusan masalah Komparatif

Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan


(komparasi) keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.
Perbedaan tersebut bisa dinilai dari metoda, perlakuan lain atau pada waktu yang berbeda.

Contoh rumusan masalah Komparatif adalah sebagai berikut.

a. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP dari sekolah negeri dan swasta?
Sebagai variabel penelitian adalah prestasi belajar berdasarkan perbandingan dua
sampel yaitu status sekolah yang berbeda: negeri dan swasta.

b. Adakah perbedaan motivasi kerja guru antara sekolah di pulau Jawa dan di Luar
Jawa? (satu variabel dua sampel). Sebagai variabel penelitian adalah motivasi kerja
guru berdasarkan perbandingan di dua wilayah yang berbeda yaitu: pulau Jawa dan di
Luar Jawa.

3. Rumusan masalah Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan
simetris, hubungan kausal, dan interaktif/timbal balik.

a. Hubungan Simetris

Hubungan simetris adalah merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang
munculnya bersamaan atau diartikan sejajar. Pada penelitian dengan bentuk hubungan ini,
tidak dapat dikatakan variabel mana yang mempengaruhi variabel lainnya, dengan kata
lain kedua variabel memiliki kedudukan yang sama kuat atau setara. Jadi bentuk
hubungannya bukan hubungan kausal atau interaktif.

Contoh rumusan masalah penelitian hubungan simetris:

a) Adakah hubungan antara ukuran tinggi badan dengan keinginan untuk sehat?

b) Adakah hubungan kemampuan di bidang matematika dengan kemampuan berbahasa


Inggis?

c) Adakah hubungan sikap toleransi dengan tingkat kemampuan bicara?

d) Adakah hubungan antara tingkat kekayaan dengan kecerdasan?

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan dapat dijelaskan bahwa rumusan


masalah penelitian hubungan simetris, selain ditandai dengan bentuk hubungan kedua
variabel yang sejajar juga dicirikan dengan kata penghubung “dengan” di antara dua atau
lebih variabel. Hubungan simetris dari contoh tersebut jelas menunjukkan bahwa kondisi
salah satu variabel bukanlah akibat atau pengaruh variabel lainnya.

b. Hubungan Kausal
10
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Bentuk hubungan ini
menunjukkan terdapat variabel independen atau variabel bebas (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen atau variabel terikat (variabel yang dipengaruhi).
Namun dalam bentuk hubungan ini hanya salah satu variabel yang mempengaruhi
variabel lainnya atau kondisi tersebut tidak dapat dianggap berlaku sebaliknya.

Contoh rumusan masalah penelitian hubungan Kausal:

a) Adakah hubungan pengetahuan gizi anak dengan pola pemilihan makanan jajanan
anak

b) Adakah hubungan motivasi untuk sukses terhadap prestasi belajar siswa?

c) Seberapa besar pengaruh kurikulum dan media pendidikan terhadap kualitas lulusan
yang dihasilkan sekolah?

c. Hubungan Interaktif/ Timbal balik.

Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Pada pola


penelitian ini tidak diketahui mana variabel independen maupun variabel dependen.

Contoh rumusan masalah penelitian hubungan Interaktif:

a) Adakah hubungan antara harga, promosi dengan penjualan produk ‘X’? (X1 adalah
variabel harga dan X2 adalah variabel promosi sedangkan Y adalah variabel
penjualan)

b) Adakah pengaruh antara kualitas kinerja dan loyalitas karyawan layanan yang
diberikan suatu perusahaan dengan tingkat kepuasan pelanggan? (Dalam kasus ini
variabel X adalah kualitas kinerja, variabel Y adalah loyalitas karyawan dan variabel
Z adalah kepuasan pelanggan).

Rumusan masalah yang diuraikan, menjelaskan bahwa rumusan masalah penelitian


hubungan interaktif ditandai dengan bentuk hubungan kedua variabel bersifat sebab akibat
juga dicirikan dengan kata penghubung “antara” di antara dua atau lebih variabel. Berbeda
dengan rumusan hubungan kausal yang variabelnya mempengaruhi hanya searah, penulisan
rumusan hubungan interaktif dapat saling mempengaruhi dua arah antara dua atau lebih
variabel penelitian.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui dan didapatkan. Tujuan penelitian
merupakan fokus yang mengarahkan jalannya penelitian. Makna lain dari tujuan penelitian
adalah pertanyaan penelitian yang harus dijawab oleh penelitian itu sendiri. Itu sebabnya,
tanpa tujuan penelitian yang baik, maka sebuah penelitian akan kehilangan kendali. Nantinya,
tujuan penelitian harus diperoleh jawabannya ketika menyusun kesimpulan penelitian
tersebut.

11
Tujuan penelitian yang baik harus sedapat mungkin menjawab indikator berikut, Pertama,
apakah tujuan penelitian tersebut berhubungan erat dengan masalah penelitian . Tujuan
penelitian tidak berdiri sendiri. Tujuan penelitian harus tetap memperhatikan masalah
penelitian, sehingga harus tetap memperhatikan masalah penelitian, sehingga tujuan benar-
benar nantinya menjawab persoalan-persoalan dan penyataan yang telah disampaikan oleh
latar belakang masalah penelitian. Dengan demikian, tujuan penelitian adalah indikator
apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab oleh peneliti tersebut.

Kedua, apakah masalah dalam latar belakang yang telah disusun oleh peneliti di atas
sudah dapat diketahui jawabannya melalui tujuan penelitian tersebut. Tujuan yang baik harus
mampu menunjukkan bahwa masalah penelitian akan terjawab dan tercapai dengannya.
Sebaliknya, tujuan yang tidak baik sama sekali tidak berhubungan dengan masalah penelitian.
Maka bagi peneliti, tujuan penelitian adalah batasan-batasan untuk mengefektifkan
penelitian.

Secara umum, tujuan penelitian disusun atau dua bentuk, yaitu :

★ Tujuan Umum, merupakan tujuan akumulasi dan masih bisa diuraikan lagi ke dalam
bentuknya yang lebih sederhana,

★ Tujuan Khusus, yaitu rincian yang lebih detail dari tujuan umum.

Contoh :

Tujuan Umum :

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja guru dalam mengajar

Tujuan Khusus :

- Mengetahui hubungan kemampuan merancang pembelajaran dengan kinerja guru


dalam mengajar

- Mengetahui hubungan motivasi berprestasi dengan kinerja guru dalam mengajar

- Mengetahui hubungan iklim sekolah dengan kinerja guru dalam mengajar.

Contoh tujuan penelitian di atas menunjukkan kepada kita bahwa "faktor-faktor yang
berhubungan" dengan kinerja guru dalam mengajar diuraikan dalam tujuan khusus sehingga
berupa tiga aspek saja yaitu aspek internal (kemampuan merancang dan motivasi berprestasi
guru serta faktor eksternal (iklim sekolah). Untuk melengkapi kebutuhan penelitian maka
peneliti menambahkan beberapa tujuan khusus lain yang masih tetap relevan dengan tujuan
umumnya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah
menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Masalah penelitian juga dapat
diartikan sebagai suatu persoalan atau kesenjangan yang mungkin dapat menuntun peneliti
untuk mencari jawaban atau solusinya. Adanya kesenjangan tersebut menimbulkan
pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa kesenjangan terjadi, dan dari pertanyaan inilah
permasalahan penelitian dapat dikembangkan. Lalu rumusan masalah merupakan suatu
kalimat pernyataan yang disusun berdasarkan adanya masalah tersebut dan akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data dalam suatu proses penelitian. Namun demikian
terdapat kaitan erat antara suatu masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan
masalah penelitian harus didasarkan pada masalah yang teridentifikasi. Tujuan penelitian
adalah sesuatu yang ingin diketahui dan didapatkan. Tujuan penelitian merupakan fokus yang
mengarahkan jalannya penelitian. Makna lain dari tujuan penelitian adalah pertanyaan
penelitian yang harus dijawab oleh penelitian itu sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.

Syahrum, S. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitaif. Bandung: Citapustaka Media.

Modul 1 Studi Mandiri dan Seminar Proposal Penelitian. Dr. Ir. Mahdiyah, M.Kes

14

Anda mungkin juga menyukai