Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG SURGA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbicara tentang surga, berarti sama saja berbicara tentang keimanan, keyakinan, atau
kepercayaan, sebab berbicara tentang surga berarti berbicara tentang alam ghaib, dimana surga
tidak dapat di lihat dengan mata kepala, atau dengan pandangan kasat mata atau alat
semacamnya.
Namun, meskipun demikian, Surga itu benar adanya, banyak dalil-dalil Nakli dan Aqli
tentang surga, dan begitu pula dalam hadist, sebab pada dasarnya setiap yang bernyawa pasti
akan merasakan mati, tanpa terkecuali, namun mati bukanlah akhir dari segalanya, melainkan
permulaan untuk kehidupan yang sebenarnya. Dimana saat kita telah mati maka hanya dua
tempat yang tersedia untuk kita semua, Surga dan Neraka, tidak ada tempat lain selain kedua itu,
oleh sebab itu dalam kesempatan ini kami akan membahas tentang “Surga”, secara terperinci.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Surga ?
2. Apa ayat dan hadist tentang Surga ?
3. Dan bagaimana gambaran nikmat Surga dan kehidupan di dalamnya ?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dalam penulisan
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Surga
2. Memahami tentang Ayat dan Hadist yang membahas tentang Surga itu benar adanya.
3. Mengetahui tentang nikmat surga dan kebahagiaan bila masuk ke dalamnya.
4. Dengan mengetahui semua itu semoga kita senantiasa berubudiah kepada Allah S.W.T, agar
mendapat “RahmanNya” di dunia dan juga mendapatkan “RahimNya” di akhirat kelak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SURGA
1. Definisi Surga
Jannah atau surga menurut etimologi berarti taman yang terdiri dari pohon kurma atau
pohon lain-lain. Kata ini diambil dari lafal janna yang artinya menutupi. Sebab disebut demikian
ialah karena pohon-pohon yang ada di dalam surga amat rindang daunnya, rimbun sekali, sedang
cabang-cabang dari pohon yang satu bertaut dengan cabang-cabang dari pohon lainnya, sehingga
bagian atas merupakan sebuah naungan atau payung tempat berteduh.
Adapun yang dimaksud dengan surga ialah suatu tempat kediaman atau perumahan yang
disediakan oleh Allah swt. untuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa kepada-Nya sebagai balasan
kepada mereka atas keimanannya yang jujur dan benar serta amal perbuatannya yang saleh.
Dalam Alquran juga disebutkan bahwa luas surga itu adalah seluas keseluruhan langit
dan bumi yakni alam semesta ini. Pernah Nabi saw. ditanya tentang tempat neraka, “Jika luas
surga adalah seluas keseluruhan langit dan bumi, maka di manakah tempat neraka?” Beliau
memberikan jawaban tentang ini dengan sabdanya, “Maha Suci Allah, di manakah malam, jika
siang sudah menjelma.”

2. Penghuni surga
Surga tidak akan dimasuki selain orang yang benar-benar mengerjakan perbuatan-
perbuatan yang baik dan mulia serta bersifat dengan berbagai keutamaan dan keluhuran. Allah
Taala berfirman, “Sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta orang-orang yang beriman
dengan mengaruniakan surga untuk mereka. Mereka berperang untuk membela agama Allah,
sebab itu mereka pun membunuh dan terbunuh, menuruti janji Allah yang tersebut dalam kitab
Taurat, Injil dan Alquran. Siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah itu? Oleh sebab
itu, maka bergembiralah dengan perjanjian yang telah kamu semua perbuat. Yang sedemikian itu
adalah suatu keuntungan yang besar sekali. Orang-orang yang bertobat kepada Allah, orang-
orang yang menyembah-Nya, orang-orang yang memuji-Nya, orang-orang yang berpuasa, orang-
orang yang rukuk, orang-orang yang sujud, orang-orang yang menyuruh mengerjakan kebaikan,
orang-orang yang melarang mengerjakan keburukan dan orang-orang yang menjaga batas-batas
hukum Allah, maka sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman itu.” (Q.S.
At-Taubah:111-112)

3. Kenikmatan surga
Allah Taala menjelaskan tentang sifat-sifat dan keadaan surga yakni bahwa kenikmatan-
kenikmatan yang ada di dalamnya kekal, kesenangan di situ tidak akan pernah habis dan apa saja
yang terdapat di dalamnya benar-benar tidak ada tandingannya. Tentang sungai-sungainya
banyak sekali dan bercabang-cabang pula, airnya pun meluap dan tidak akan kering. Dalam
Alquran disebutkan, “Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang
bertakwa ialah sebagai suatu taman yang di dalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak
berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang rasanya tetap tidak berganti-ganti,
sungai-sungai dari anggur yang amat sedap rasanya bagi orang-orang yang meminumnya dan
sungai-sungai dari madu yang bening jernih. Di sana mereka memperoleh segala macam buah-
buahan serta pengampunan dari Tuhan.” (Q.S. Muhammad:15)
Sungai-sungai mengalir di bawah gedung-gedung dan istana-istana yang besar-besar lagi
indah, yang di dalamnya penuh tersedia berbagai buah-buahan dan daging burung. Ini jelas
difirmankan oleh Allah Taala, “Para penghuni surga menerima buah-buahan, yang mana saja
mereka bebas memilihnya dan juga daging burung, mana saja yang mereka inginkan” (Q.S. Al-
Waqi'ah:20-21)
Penghuni-penghuni surga setiap dikaruniai rezeki berupa buah-buahan, mereka
senantiasa berkata, “Ini tentunya yang pernah kita peroleh sebelum sekarang,” padahal yang
diberikan kepada mereka memang serupa benar dengan yang lalu. Tetapi yang terang letak
persamaan dalam hal kebagusan dan indah bentuknya. Allah Taala berfirman, “Sampaikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang beriman serta mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
baik, sesungguhnya mereka akan memperoleh taman-taman surga yang mengalir beberapa
sungai di bawahnya. Setiap mereka mendapatkan pemberian rezeki dari surga dari buah-buahan,
mereka berkata, ‘Ini adalah seperti rezeki yang kita terima sebelum sekarang.’ Kepada mereka
diberikan pemberian-pemberian yang serupa. Di dalam surga pun mereka akan memperoleh
jodoh yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah:25)
Rezeki baik yang berupa makanan atau minuman yang diberikan kepada penghuni surga
dilayani oleh pemuda-pemuda yang tetap tinggal muda dan mereka adalah bagaikan mutiara
yang bertaburan karena sangat molek, rupawan dan indah pakaiannya. Ini dinyatakan oleh Allah
Taala dalam firman-Nya, “Dan beredarlah (melayani) di sekitar mereka bujang-bujang yang
tetap tinggal muda. Kalau engkau lihat mereka, engkau kira mereka mutiara yang bertaburan.
Dan ke mana saja engkau melihat, engkau akan melihat kenikmatan (merasa amat senang sekali)
serta kerajaan yang besar.

Bujang-bujang muda itu mengenakan pakaian yang berupa sutera halus yang berwarna
hijau dan pula sutera tebal, juga diberi perhiasan gelang tangan dari perak. Tuhan memberikan
minuman kepada mereka dengan minuman yang bersih.” (Q.S. Al-Insan:19-21)
Adapun bujang-bujang pelayan itu membawa piring-piring, wadah-wadah dan gelas-
gelas dari emas, di dalamnya penuh dengan makanan dan minuman yang meneteskan air liur,
sangat diingini oleh hati dan sedap dipandang mata. Hal idinyatakan oleh Allah Taala dalam
firman-Nya, “Kepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas. Di dalamnya
terdapat semua apa yang diingini oleh hati dan yang sedap dipandang mata. Kamu semua akan
kekal di situ selama-lamanya.” (Q.S. Az-Zukhruf:71)
Juga tersebut dalam firman-Nya, “Kepada mereka diedarkan wadah dari perak dan gelas
dari kristal murni. Kristal jernih terbuat dari perak pula yang mereka perkirakan dengan ukuran
yang sesuai sekali. Di surga mereka diberi minuman dalam gelas dengan campuran jahe. Diambil
dari sebuah mata air yang bernama Salsabil.” (Q.S. Al-Insan:15-18)
Bukan main senang dan suka citanya. Baru pelayannya saja pakaiannya sudah berupa
sutera tipis dan tebal berhiaskan emas. Konon pula keadaan tempat kediaman yang digunakan
sebagai tempat tinggal, biliknya bersusun dan tampak aliran sungai di bawahnya. Allah Taala
berfirman, “Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan, mereka akan mendapatkan bilik-
bilik gedung yang tinggi dan di atasnya ada pula bilik-bilik dari gedung yang tinggi pula yang
dibangun dan di bawahnya mengalir sungai-sungai. Itulah janji Allah. Allah tidak akan
mengingkari janji-Nya.” (Q.S. Az-Zumar:20)
Selain itu dijelaskan bahwa penghuni surga ditemani oleh istri-istrinya duduk bersenang-
senang dan bersandar di atas sofa yang indah, dalam tempat yang teduh dan nyaman udaranya.
Istri-istrinya dijadikan oleh Allah dalam keadaan muda semua, sebaya usianya dan penuh
kecintaan pada suaminya, sebagaimana juga halnya Allah menciptakan para bidadari yang
matanya jelita, bagaikan telur yang tersimpan rapi. Para wanita dalam surga semua suci dari
segala cela yang biasa dialami oleh wanita-wanita di dunia, maka dari itu mereka tidak
mengalami haid, nifas, rupa yang buruk atau pun budi pekerti yang jahat. Mengenai semua ini
diterangkan oleh Allah Taala dalam beberapa firman-Nya, yaitu, “Sesungguhnya penghuni surga
pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukannya masing-masing (menurut kegemarannya
sendiri-sendiri). Mereka dengan istri-istrinya berada di tempat yang teduh sambil duduk-duduk
bersandar di atas sofa.” (Q.S. Yasin:55-56)

Juga firman-Nya, “Sesungguhnya gadis-gadis dalam surga Kami (Allah) jadikan dengan
kejadian yang istimewa. Mereka Kami jadikan perawan suci penuh kecintaan dan sebaya semua
usianya.” (Q.S. Al-Waqi'ah:35-37)
Ada pula firman-Nya, “Di samping mereka terdapat pula gadis-gadis (bidadari-bidadari)
yang sopan-sopan lagi setia dengan mata yang jelita bagaikan telur yang tersimpan rapi.” (Q.S.
Ash-Shaffat:48-49)
Terdapat pula keterangan bahwa penghuni surga tidak mempunyai perasaan kedengkian,
sebab sifat ini sudah dibuang sama sekali oleh Allah Taala dari hati mereka. Mereka hidup
sebagai saudara kandung, duduk berhadap-hadapan dan tidak merasa penat atau lelah sama
sekali. Ini disebutkan dalam firman Allah Taala yang berbunyi, “Sesungguhnya orang-orang
yang bertakwa berdiam di dalam taman-taman surga dan di tengah-tengahnya ada mata air yang
memancar. Kepada mereka dikatakan, ‘Masuklah kamu semua ke dalamnya dengan aman
sentosa.’ Kami (Allah) telah membuang segala sifat kedengkian yang ada di dalam hati mereka,
sehingga mereka merupakan saudara-saudara belaka, berhadap-hadapan di atas tempat duduk.
Mereka tidak pernah tersentuh rasa lelah dan mereka tidak akan dikeluarkan dari tempat itu.”
(Q.S. Al-Hijr:45-48)
Diuraikan pula bahwa di dalam surga tidak terdengar sama sekali omong kosong atau
percakapan yang menyebabkan dosa. Yang terdengar hanyalah kata-kata yang menyucikan Allah
swt. serta ucapan salam antara seorang dengan lainnya, juga salam Tuhan kepada kaum
mukminin, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Taala, “Di dalam surga mereka tidak
mendengarkan perkataan omong kosong dan tidak pula kata-kata yang menyebabkan dosa. Yang
terdengar di situ hanyalah ucapan salam (damai), salam (damai)’.” (Q.S. Al-Waqi'ah:25-26)
Juga firman-Nya, “Salam (damai), suatu ucapan penghormatan yang diterima dari Tuhan
Yang Maha Pemurah.” (Q.S. Yasin:58)
Dan lagi firman-Nya, “Para malaikat akan datang menemui penghuni surga dari segala
pintu. Mereka mengatakan, ‘Salam (damai) untukmu semua, disebabkan keteguhan hatimu.
Alangkah senangnya tempat kediaman yang terakhir.’” (Q.S. Ar-Ra'd:23-24)
Adapun hadis yang menjelaskan sehubungan dengan persoalan surga dan penghuninya
serta keadaan-keadaan yang ada di dalamnya, di antaranya ialah yang diceritakan oleh Bukhari,
Muslim dan Tirmizi bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kelompok pertama yang
memasuki surga rupa mereka adalah bagaikan bulan purnama.
Kemudian yang menyusul sesudah mereka mempunyai rupa sebagai bintang cemerlang
yang cahayanya sangat terang di langit. Para penghuni surga tidak membuang kotoran kecil atau
besar, tidak pula berludah atau pun beringus. Sisir mereka terbuat dari emas sedang keringat
mereka berbau minyak kasturi dan perapiannya adalah dari tangkai dupa harum. Istri-istri
mereka adalah bidadari yang bermata jelita. Para penghuni surga mempunyai satu macam watak
sebagai satu orang saja, sedang bentuk rupanya adalah semua seperti ayah mereka yakni Adam
yang tingginya ada enam puluh hasta ke atas.”
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid, bahwa Rasulullah saw. pada
suatu hari bersabda kepada sekalian sahabatnya, “Ingatlah! Siapakah yang suka cepat-cepat
berusaha giat mendapat surga? Sesungguhnya surga tidak pernah terlintas dalam hati yang sesuai
dengan keadaannya. Demi Zat yang menguasai Kakbah, surga adalah merupakan cahaya yang
terang-benderang, semerbak wangi yang mengharumkan, di dalamnya terdapat istana yang
megah, sungai yang mengalir, buah-buahan yang banyak dan matang, istri yang cantik dan
molek, berbagai perhiasan yang bermacam-macam dan kedudukan yang selamanya dalam
keadaan kelapangan dan kenikmatan hidup, dalam gedung-gedung yang indah dan mengkilap.”
Para sahabat lalu berkata, “Kita semua ingin cepat-cepat untuk mencapainya, ya Rasulullah.”
Beliau lalu bersabda, “Katakanlah insya Allah.” Kemudian beliau menyebutkan urusan
perjuangan dan menyuruh supaya diperhebat. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

4. Nikmat surga di luar gambaran akal pikiran


Nikmat surga sebagaimana yang telah diuraikan di muka adalah seperti apa yang sudah
kita kenal di alam dunia sekarang ini, sekali pun tentunya keadaannya lebih tinggi, nilainya lebih
mulia dan mutunya lebih hebat, baik dalam hal warna, bentuk, rasa dan baunya. Sekali pun
demikian, hakikatnya tidak dapat digambarkan oleh akal pikiran sebab pasti jauh lebih hebat dari
apa yang dilukiskan oleh akal manusia.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. sebuah hadis dari Rasulullah saw.,
sabdanya, “Telah Aku (Allah) sediakan untuk seluruh hamba-Ku yang saleh suatu balasan
(surga) yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum
pernah terlintas dalam hati seseorang pun. Bacalah sesukamu ayat yang berarti, ‘Seseorang pun
tidak dapat mengetahui cahaya mata (kegembiraan) yang disembunyikan yang akan dikaruniakan
kepada mereka itu.’” (Q.S. As-Sajdah:l7)
Jadi nikmat yang ada di akhirat sebenarnya sama sekali tidak dapat disamakan dengan
nikmat yang pernah kita lihat atau kita alami di dunia. Sekali pun agaknya ada persamaan, maka
persamaan itu hanya mengenai nama belaka sedang keadaan dan sifat yang hakiki pasti berbeda.
Sebabnya ialah andai kata sama, tentu sudah ada mata yang melihat, telinga yang mendengar
atau pun yang terlintas dalam kalbu, padahal jelas sebagaimana sabda Rasulullah saw. tidak
demikian. Ibnu Abbas r.a. dalam memberikan kupasan atau tafsiran perihal firman Allah Taala
yang berbunyi, “Kepada penghuni surga diberikan karunia yang serupa dan di dalam surga
mereka mendapatkan istri-istri yang suci dan mereka akan kekal selama-lamanya.” (Q.S. Al-
Baqarah:25) Ia berkata, “Tidak sesuatu pun yang sama atau serupa apa-apa yang ada di surga
dengan yang ada di dunia ini, melainkan hanya nama-namanya belaka.”

5. Tingkatan dan nama-nama surga


Ada delapan tingkatan dan jenis-jenis surga, yaitu :

a. Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.


b. Jannatul 'Adnin yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
c. Jannatun Na'iim yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
d. Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning.
e. Jannatul Ma'wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
f. Darus Salaam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
g. Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
h. Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah.

Adapaun penyebutan nama-nama surga dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut :

 Jannatul Firdaus
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga
Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah
daripadanya.
(Q.S. Al-Qahfi 107-108)
 Jannatul ‘Adnin
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik. Mereka itulah
(orang-orang yang) bagi mereka surga `Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga
itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan
sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah
pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah;
(Q.S. Al-Qahfi 30-31)
 Jannatul Na’iim
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka
surga-surga yang penuh keni`matan, Kekal mereka di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar.
Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. Al-Luqman 8-9)
 Jannatul Khuldi

 Jannatul Ma’wa
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka
surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
(Q.S As-Sajadah 19)
 Darus Salaam
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya
kepada jalan yang lurus (Islam).
(Q.S. Yunus 25)
 Darul Jalal

 Darul Qarar

Adapula yang meriwayatkan Surga dengan nama yang lain, yag berpatokan kepada Al-Qur’an,
seperti :
 Darul Muqamah
Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami.
Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang
menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada
merasa lelah dan tiada pula merasa lesu”.
(Q.S. Fathir 34-35)
 al-Maqamul Amin
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,
(Q.S Ad-Dukhan 51)

Formatted: Font: (Default) Arial, 10.5 pt, Font color:


Custom Color(RGB(37,96,170))
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang kami paparkan di atas, maka yang menjadi kesimpulan adalah sebagai
berikut :
 Jadi berbicara tentang surga yaitu berbicara tentang keimanan, sebagaimana yang di torehkan
dalam rukun iman yang ke lima yaitu percaya kepada hari kiamat, maka surga dan neraka
termaktub di dalamnya.
 surga ialah suatu tempat kediaman atau perumahan yang disediakan oleh Allah swt. untuk hamba-
hamba-Nya yang bertakwa kepada-Nya sebagai balasan kepada mereka atas keimanannya yang
jujur dan benar serta amal perbuatannya yang saleh.
 Macam-macam tingkatn dan nama-nama surga
o Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
o Jannatul 'Adnin yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
o Jannatun Na'iim yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
o Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning.
o Jannatul Ma'wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
o Darus Salaam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
o Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
o Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
Ada juga yang meriwayatkan :
o Darul Maqamah
o Al-Maqamul Amin

B. SARAN

Adapun yang menjadi Saran adalah sebagai berikut :


 Dengan mengetahui dan meyakini bahwa surga itu benar adanya, dan dengan mengetahui tentang
kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalam surga, semoga kita selalu berusaha menambah cikal
bekal kita untuk mendapatkan surga yang paling tinggi, dengan nikmat yang maha tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Ilmu Tauhid Lengkap, Drs.H.Zainuddin, Rineka Cipta, Solo 1991
Teologi Ilmu Kalam, Buku teks MKK IAIN (Ilmu Kalam III dan IV), Pustaka Antara, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai