Anda di halaman 1dari 10

SURGA DAN NERAKA

A. Pengertian Surga
Dalam al-Qur’an (Islam), konsep surga dimaksudkan terjemahan dari kata
bahasa arab, jannah – jamak dari Jinan – yang berarti “kebun, taman“. Ia
adalah tempat yang kekal di akhirat dan diperuntukkan bagi hamba-hamba
Allah Swt yang beriman dan beramal shaleh, tempat yang memberikan
kenikmatan yang belum pernah dirasakan ketika hidup di dunia dan sebagai
balasan jerih payah memenuhi perintah dan menjauhi larangannya.

Dari arti “kebun” itu, tampaknya sangat sesuai ketika Al-Qur’an melukiskan Al-
Jannah (surga) sebagai sebuah tempat yang indah, dipenuhi pohonn-pohon
rindang, sungai yang airnya mengalir jernih dan segala keindahan lainnya. Hal
tersebut dimaksudkan dan juga sejumlah penafsir menggarisbawahi bahwa
keadaan di surga, begitu indah dan nikmatnya sampai tidak terbayangkan oleh
manusia.

Di dalamnya terdapat segala sesuatu yang memikat dan menyenangkan hati


serta pandangan, di dalamnya terdapat segala sesuatu yang belum pernah dilihat
oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terpikirkan
oleh akal pikiran. Oleh karena itu, Allah subhanahu wata’aala berfirman :

‫ي َما نَ ْفسا ت َ ْعلَما فَ َلا‬ ‫ون كَانوا بِ َما َج َزاءا أَعْینا ق َّر ِاة ِم ْا‬
‫ن لَھ ْام أ ْخ ِف َا‬ ‫یَ ْع َمل َا‬
“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu
(bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (As Sajdah: 17).

Sebagaimana diungkap di atas, surga dan neraka merupakan kelanjutan alami


dari perbuatan baik dan jahat manusia. Secara logis manusia memerlukan
keduanya sebagai balasan amal mereka. Jika beramal sholeh balasannya adalah
surga dan sebaliknya neraka adalah buat orang kafir dan ingkar terhadap ayat-
ayatnya. Ini lebih menjelaskan lagi bahwa surga merupakan tempat yang bagus
dan sebaliknya dengan neraka.
‫ت َوع َِملوا آ َ َمنوا الَّذ َا‬
‫ِین ِإ َّنا‬ ‫ا ْل ِف ْرد َْو ِ ا‬
َّ ‫س َجنَّاتا لَھ ْام كَانَتْا ال‬
‫صا ِل َحا ِا‬
‫( نزلا‬107) ‫ِین‬ ‫ع ْن َھا یَ ْبغ َا‬
‫ون َال فِی َھا َخا ِلد َا‬ َ ‫( ِح َولا‬108)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka
adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka
tidak ingin berpindah daripadanya.” (Al Kahfi: 107-108).

1. Calon-Calon Penghuni Surga

Berdasarkan Al Quran dan hadits Nabi Saw, Ada sepuluh golongan yang akan
menjadi penghuni Surga. Kesepuluh golongan itu diantaranya:

1. Para Nabi, orang-orang yang jujur, syuhada, dan orang-orang yang


shalih.

Allah berfirman:Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul-(Nya),


mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu:
Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (TQS. An-Nisa [4]: 69)

2. Orang-orang yang berbuat baik (al-Abrar).

Allah berfirman:Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada


dalam keni’matan yang besar (surga), (TQS. Muthafifin [83]: 22)Sesungguhnya
orang-orang yang berbuat kebajikan, minum dari gelas (berisi minuman) yang
campurannya adalah air kafur. (Yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya
hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan
sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang
azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang
disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk
mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan
tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan
kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh
kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan
memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia
memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan
(pakaian) sutera, (TQS. Al-Insan [76]: 5-12).
3. Orang-orang yang terdahulu (masuk islam) yang didekatkan kepada
Allah.

Allah berfirman: Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang
paling dulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada
Allah). Berada dalam surga keni’matan. (TQS al-Waqiah [56]: 10 –12)

4. Ashhabul Yamin yaitu orang-orang yang menerima buku catatan


amal dari sebelah kanan.

Allah berfirman: Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan


itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang
bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang
tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan
tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,
dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya
umurnya, (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (TQS. al-Waqiah
[56]: 27-38)

5. Al-Muhsinun yaitu orang-orang yang senantiasa berbuat baik


dengan ikhlas dan sesuai dengan aturan syariat.

Allah berfirman: Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan


saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai
kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
(TQS. Yunus [10]: 36).

6. Ash-Shabirun, yaitu orang-orang yang bersabar.

Allah Swt berfirman:(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya


bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-
isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat
mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun `alaikum
bimashabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (TQS. Ar-Ra’d
[13]: 23-24)

7. Orang yang takut saat menghadap Tuhannya.

Allah berfirman: Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya
ada dua surga. (TQS. Ar-Rahman [55]: 46)
8. Al-Muttaqun yaitu orang-orang yang bertakwa.

Allah berfirman :Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam


syurga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (TQS.
Al-Hijr [15]:
45).Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,
(yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air; (TQS. Ad-Dukhan [44]:
51-52).Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang
selalu bertakwa. (TQS. Maryam [19]:
63). Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah
(seperti taman). mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti,
sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang
yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.
(TQS. Ar-Ra’d [13]: 35).

9. Orang-orang yang beriman dan beramal shalih.

Allah berfirman Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,


bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,
mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya. (TQS.
Al-Kahfi
[18]:107-108),Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (TQS. Ar-Ra’d [13]
:29),Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal
saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di
bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh keni`matan.
(TQS. Yunus [10]: 9),
(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka
dahulu orangorang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu
dan isteri-isteri kamu digembirakan. (TQS. Az-Zukhruf [43]: 69-70), Kecuali
orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh;
mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (TQS. Hud [11]: 23).

10. At-Taaibun, yaitu orang-orang yang bertaubat.

Allah berfirman: Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh,
maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.
(TQS. Maryam [19]: 60).
2. Ciri Fisik Penghuni Surga

Penghuni al jannah memiliki ciri-ciri khusus. Diantaranya; Berperawakan


seperti Adam. Dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah
shalallahu‘alaihi wasallam bersabda:

‫علَى ا ْل َجنَّ اةَ یَدْخلا َم ْا‬


‫ن فَكلا‬ َ ‫ور ِاة‬
َ ‫ون َوطولھا آ َد َام ص‬ ‫ست َا‬ ِ ‫فَلَ ْام ذ َِراعا‬
‫ا ْل َخْالقا اْ َا‬
‫آلن َحتَّى بَ ْعدَها یَ ْنقصا یَ َز ْال‬
“Maka setiap orang yang masuk al jannah wajahnya seperti Adam dan tingginya
60 hasta, setelah Adam manusia terus mengecil hingga sampai sekarang.”
(Muttafaqun ‘alaihi) Berusia masih muda. Dari shahabat Syahr bin Husyab
radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:

‫ین م ْردا ج ْردا ا ْل َجنَّ اةَ ا ْل َجنَّ ِاة أ َ ْھلا یَدْخلا‬


‫ین أ َ ْبنَا َاء م َك َّح ِل َا‬
‫ثَلَثا أ َ ْاو ثَلَثِ َا‬
‫سنَةا‬
َ ‫ین‬‫َوثَلَ ِث َا‬

“Penghuni al jannah akan masuk ke dalam al jannah dengan keadaan rambut


pendek, jenggot belum tumbuh, mata bercelak, dan berusia tiga puluh tahun
atau tiga pulu tiga tahun.” (HR. At Tirmidzi no. 2468, dihasankan Asy Syaikh
Al Albani. Keraguan ini berasal dari perawi, namun dalam riwayat Ahmad, Ibnu
Abi Dunya, Ath Thabarani dan Al Baihaqi dengan riwayat tegas tanpa ada
keraguan yaitu berusia 33 tahun. Lihat Tuhfatul Ahwadzi 7/215).

3. Orang Yang Pertama Mengetuk Pintu Surga

Orang pertama kali yang mengetuk pintu al jannah, lalu membukanya dan
kemudian memasukinya adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Dari
shahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
‫ن أ َ َّولا َوأَنَا ا ْل ِقیَا َم ِاة یَ ْو َام تَبَعا اْأل َ ْن ِبیَ ِا‬
‫اء أ َ ْكثَرا أَنَا‬ ‫ا ْل َجنَّ ِاة بَ َا‬
‫اب یَ ْق َرعا َم ْا‬
“Saya adalah orang yang paling banyak pengikutnya pada Hari Kiamat dan saya
adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu Al Jannah.” (HR. Muslim no.
196) Masih dari shahabat Anas bin Malik namun dalam riwayat At Tirmidzi,
dengan lafadz:
“Saya adalah orang yang pertama kali keluar jika mereka dibangkitkan. Saya
adalah orang pertama kali bicara, jika mereka diam. Saya adalah pemimpin
mereka, jika mereka dikirim. Saya adalah pemberi syafaat kepada mereka, jika
mereka tertahan. Saya adalah pemberi berita gembira, jika mereka putus asa.
Panji pujian ada digenggaman tanganku. Kunci-kunci al jannah ada ditanganku.
Saya adalah keturunan Adam yang paling mulia di sisi Rabb-ku dan tidak ada
kebanggaan melebihi hal ini. Saya dikelilingi seribu pelayan setia laksana
mutiara yang tersimpan.”

4. Umat Yang Pertama Kali Masuk Surga Dan Ciri-Cirinya

Sekalipun umat Islam ini adalah umat terakhir, namun Allah subhanahu
wata’ala (dengan rahmat-Nya yang luas) memilihnya sebagai umat yang
pertama kali masuk al-jannah. Dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ون نَ ْح ا‬
‫ن‬ ‫آلخر َا‬ ِ ْ‫ون ا‬ ‫ن أ َ َّولا َونَ ْحنا ا ْل ِقیَا َم ِاة یَ ْو َام اْأل َ َّول َا‬ ‫یَدْخلا َم ْا‬
َ‫اب أوتوا أَنَّھ ْام بَ ْی َاد ا ْل َجنَّ اة‬
‫ن ا ْل ِكت َ َا‬‫ن َوأوتِینَاها قَ ْب ِلنَا ِم ْا‬
‫بَ ْع ِد ِھ ْام ِم ْا‬
“Kita adalah umat terakhir namun paling awal pada hari kiamat. Kita adalah
umat yang pertama kali masuk al jannah, meskipun mereka diberi kitab sebelum
kita, dan kita diberi kitab sesudah mereka.” (HR. Muslim no. 855)
Selain itu, Allah subhanahu wata’ala pun menampilkan umat Islam dengan
penampilan yang amat indah. Masih dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫علَى ا ْل َجنَّ اةَ یَدْخل َا‬


‫ون ز ْم َرةا أ َ َّو َال ِإ َّنا‬ َ ‫ث َّام ا ْلبَد ِاْر لَ ْیلَ اةَ ا ْلقَ َم ِار ص‬
َ ‫ور ِاة‬
‫یَلونَھ ْام الَّذ َا‬
‫ِین‬
‫علَى‬ َ ‫اء فِي د ِريا ك َْو َاكبا أَش ِاَد‬ ‫س َم ِا‬ َ ِ‫إ‬
َّ ‫ضا َءةا ال‬
“Rombongan pertama yang masuk Al Jannah laksana bulan purnama,
sedangkan rombongan berikutnya bagaikan bintang yang paling berkilau di
langit.” (HR. Al Bukhari no. 3327, Muslim no. 2824)

Orang Fakir Miskin Lebih Dahulu Masuk Al Jannah


Lalu siapakah diantara umat Islam yang pertama kali masuk al jannah? Hal
yang sama pernah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tanyakan kepada para
shahabatnya. Seraya mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
tahu.” Barulah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan: “Mereka
adalah kaum faqir Muhajirin yang terlindungi dari hal-hal yang dibenci. Salah
seorang dari mereka meninggal dunia sementara kebutuhannya masih ada di
dadanya namun ia tidak mampu menunaikannya. Para Malaikat berkata: ” Ya
Rabb-kami, kami adalah para malaikat-Mu, penjaga-Mu, dan penghuni langit-
Mu, janganlah Engkau dahulukan mereka daripada kami memasuki jannah-Mu!
Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Mereka adalah hamba-hamba-Ku yang
tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Mereka terlindungi dari hal-hal
yang dibenci. Ada salah seorang diantara mereka meninggal dunia sementara
kebutuhannya masih ada di dadanya yang tidak mampu ia tunaikan. Mendengar
jawaban Allah seperti itu, para malaikat segera masuk ketempat mereka dari
semua pintu seraya berkata,” Salam sejahtera untuk kalian atas kesabaran
kalian. Ini adalah sebaik-baik tempat tinggal.” (HR. Ahmad dan At Thabarabi,
dari shahabat Abdullah bin Umar) Sementara dalam riwayat Al Imam Muslim
dan At Tirmidzi menjelaskan selisih waktu antara rombongan orang-orang fakir
dengan orang-orang kaya masuk ke dalam al jannah. Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ین فقَ َرا َاء ِإ َّنا‬ ِ ‫ون ا ْلم َھ‬


‫اج ِر َا‬ ْ َ‫ا ْل َجنَّ ِاة إِالَى ا ْل ِقیَا َم ِاة یَ ْو َام اْأل َ ْغنِیَا َاء ی‬
‫سبِق َا‬
‫َخ ِریفا ِبأ َ ْربَ ِع َا‬
‫ین‬
“Orang-orang fakir kaum Muhajirin masuk Al Jannah mendahului orang-orang
kaya dari mereka, dengan selisih waktu 40 tahun.” (HR. Muslim no. 2979)
B. Pengertian Neraka
Neraka dalam terminologi al-Quran memiliki beberapa pengertian, di
antaranya:
1) Alam akhirat tempat penyiksaan untuk orang berdosa,
2) Sial, dan
3) Keadaan atau tempat menyengsarakan, penyakit parah, dan kemiskinan.
Dalam terminologi al-Quran, kata neraka disebut naar, yang berarti api yang
menyala. Secara istilah, neraka berarti tempat balasan berupa siksaan bagi orang
yang berbuat dosa dan kesalahan. Neraka adalah tempat penyiksaan dimana
bentuk hukumannya yang paling sangat menyiksa digambarkan sebagai api.
Nama-nama neraka yang digunakan di dalam al-Quran : al-Naar (api),jahannam,
al-Jahim (yang membakar), al-Sa’ir (jilatan api), al-Saqar (api yang
menghanguskan), al-Hawiyah (jurang), al-Huthamah (api yang meremukkan).

Naar adalah api yang panas sekali atau api yang dijadikan jin darinya.
Adapun ayat-ayat yang menggunakan kata naar ditemukan sebanyak 194 kali.
Jahannam, yang memiliki arti sumur yang dalam. Kata jahannam dalam al-
Quran disebutkan sebanyak 77 kali.

Bersabda Nabi SAW : Adapun Neraka itu gelap gulita, tidak mempunyai
penerangan kecuali api yang menyala-nyala. Neraka itu mempunyai tujuh pintu
dan tiap-tiap pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu bukit, tiap-tiap bukit
mempunyai tujuh puluh ribu cabangnya, tiap-tiap cabang itu terdiri atas bagian-
bagian yang lebih kecil. Dan tiap-tiap bagian yang lebih kecil itu terdiri atas
tujuh puluh ribu dusunnya. Dan tiap-tiap dusun itu tujuh puluh ribu rumahnya
dan api yang menyala-nyala. Tiap-tiap rumah itu tujuh puluh ribu ular
dan kalajengking.

 Calon Penghuni Neraka

Dalam firman Allah tersebut terdapat enam sifat orang yang bakal dilemparkan
ke dalam Jahannam.

1. Orang yang sangat ingkar

yakni mereka yang sangat kafir, di mana berbagai macam


kekafiran mereka lakukan baik berupa perbuatan maupun ucapan. Atau mereka
yang kekafiran itu telah menguat dalam qalbunya.
2.Keras kepala

yakni membangkang terhadap kebenaran, menghadapinya dengan kebatilan


sementara ia tahu kebenaran itu. Kalaupun kebenaran itu ditawarkan kepadanya,
dia tidak mau menerimanya walaupun kebenaran itu begitu jelas. Akibatnya, ia
akan banyak berbuat maksiat, berani menerjang larangan-larangan Allah.

3.Sangat menghalangi kebajikan

kebajikan di sini berarti segala macam kebajikan. Seolah-olah


dia mencari-cari segala macam kebajikan untuk dia halangi sehingga dia
menghalangi segala macam amal baik, dan yang terbesar adalah iman kepada
Allah , malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, dan para rasul-Nya, serta menghalangi
seseorang untuk berdakwah kepadanya. Ia juga tidak menunaikan apa yang
menjadi kewajibannya, tidak mau berbuat baik, bersilaturahmi, dan
bershadaqah. Ia menghalangi dirinya sendiri untuk berjuang dengan harta dan
badannya dalam perkara yang diridhai Allah .

4.Melanggar batas

yakni melanggar batas-batas hukum Allah dan melanggar hak-hak


makhluk, sehingga ia berbuat jahat kepada mereka. Yakni, bukan saja dia
menghalangi seseorang untuk berbuat kebajikan, namun ia juga berbuat jahat
kepadanya. Ini semacam perlakuan orang Quraisy terhadap Nabi. Mereka
melarang beliau berbuat baik sekaligus mereka berbuat jahat kepada beliau.
Sebagaimana ia juga melampaui batas dalam membelanjakan hartanya. Qatadah
menafsirkan: “Yakni melampaui batas dalam bicara, jalan dan segala
urusannya.”

5.Lagi ragu-ragu

yakni tertanam dalam dirinya keraguan dan kebimbangan. Demikian juga, ia


membuat keraguan pada diri orang lain, baik keraguan dalam hal janji Allah
ataupun ancaman-Nya, sehingga tiada iman dan kebaikan dalam dirinya.

6.Yang menyembah sesembahan yang lain beserta Allah

mencakup semua orang yang menghambakan diri dan menghinakan diri kepada
selain Allah. Untuk orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut, Allah
katakan:
“Maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat.”
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah bersabda:
‫ن عنقا یَ ْخر ا‬
‫ج‬ ‫ار ِم َا‬‫یَق ْولا یَت َ َكلَّما النَّ ِا‬: ‫َجبَّارا ِبك ِال ِبث َ َلثَة؛ ا ْلیَ ْو َام و ِك ْلتا‬
‫عنِ ْیدا‬
َ ، ‫ن‬ ‫آ َخ َار ِإلَھا للِا َم َاع َجعَ َال َو َم ْا‬، ‫ن‬ ‫نَ ْفسا ِبغَ ْی ِار نَ ْفساا قَت َ َال َو َم ْا‬
‫علَ ْی ِھ ْام افَت َ ْن َط ِوي‬َ ‫ي فَت َ ْقذِفھ ْام‬ ‫ت ِف ْا‬ َ ‫َج َھنَّ ِام‬
‫غ َم َرا ِا‬

Sebuah leher keluar dari neraka, ia bisa berbicara. Ia pun mengatakan: “Pada
hari ini aku dipasrahi (menyiksa) tiga golongan manusia: setiap orang yang
sombong lagi membangkang, orang yang menjadikan sesembahan selain Allah
bersama-Nya, dan setiap orang yang membunuh sebuah jiwa bukan karena
qishash.” Sehingga leher tersebut melilit mereka dan melemparkan mereka ke
dalam dahsyatnya azab jahannam. (HR. Ahmad)

Anda mungkin juga menyukai