Adab membaca secara batin yang paling besar ialah memperhatikan (tadabbur)
makna-makna Al-Qur’an. Arti Tadabbur ialah melihat dan memperhatikan
kesudahan segala urusan dan bagaimana akhirnya.
tafakkur ini lebih diartikan pemusatan hati atau pikiran ke dalil, sementara
tadabbur memusatkan perhatian ke kesudahan.
Allah yang menurunkan Al-Qur’an telah menjelaskan kepada kita, bahwa Dia
“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah,
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, “Aku lebih suka membaca idza
zulzilat dan al-qari’ah sembari memperhatikan dua surat ini, daripada membaca
Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Aku lebih suka membaca
Al-Qur’an selama satu bulan daripada setengah bulan. Aku lebih suka
membacanya setengah bulan daripada membacanya selama sepuluh hari. Aku
Shadiq Ar-Rafi’y, bahwa Al-Qur’an adalah kalam yang berasal dari cahaya, atau
cahaya dari kalam. Hal ini seperti yang digambarkan Allah sendiri,
“(Inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan
secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi
Mahatahu.”( Hud :1)
dengannya, maka dia akan berbuat adil, siapa yang berdoa dengannya, maka
kehilangan tali pengikat onta, tentu aku bisa mendapatkannya di dalam Kitab
Allah.” Semua masalah ini dapat diketahui jika ada perhatian yang terus
tergesa-gesa.
Jika tidak memungkinkan bagi qari’ untuk memahami satu ayat kecuali dengan
mengulangnya, maka hendaklah dia mengulangnya. Begitulah yang biasa
dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, para shahabat dan orang-
orang yang shahih dari salah umat ini, yaitu dengan mengulang bacaan
sebagian ayat, agar lebih dapat memperhatikan dan agar lebih meresap.
Dari Abu Dzarr Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam mengimami shalat bersama kami pada suatu malam. Beliau membaca
Tamim Ad-Dary Radhiyallahu Anhu mendirikan shalat dan membaca satu ayat
amal saleh, Yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah
apa yang mereka sangka itu.” (Al-Jatsiyah : 21)
Kisah serupa tentang pengulangan pembacaan ayat ini juga diriwayatkan dari
Ibnu Mas’ud (bin Mas’ud) , dan dia memulai surat Thaha. Ketika sampai ayat
‘Rabbi zidni ilma’, (Thaha : 114), dia mengulangnya hingga tiga kali.”
(Dirawayatkan Abu Daud dengan sanad yang shahih).
Dari Urwan bin Az-Zubair, dia berkata, “Aku masuk ke tempat Asma’ binti Abu
Bakar (ibunya), yang saat itu dia sedang shalat, dan membaca ayat,
“Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab
neraka.” (Ath-Thur : 27)
Aku bangkit ikut shalat. Namun ketika aku merasa dia terlalu lama shalatnya,
maka aku pun pergi ke pasar. Ketika kembali lagi, ternyata dia masih tetap di
Diriwayatkan bahwa suatu malam Amir bin Abdul Qais membaca Al-Mukmin
atau yang juga dikenal dengan surat Ghafir. Ketika sampai ke ayat, “Berilah
mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati
(menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan.” (Al-Mukmin
Sebagian yang lain berkata, “Setiap ayat yang belum kupahami dan hatiku tidak
ada di dalamnya, maka aku tidak menghitung adanya pahala disana.”
Dari Abu Sulaiman Ad-Darany, dia berkata, “Aku benar-benar membaca satu
ayat, dan aku tetap berkutat padanya selama empat malam atau lima malam.
Sekiranya aku tidak memotong pemikiran yang hanya terpusat ke ayat itu, tentu
kehidupannya.
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, Tidak ada hal yang lebih bermanfaat bagi
Pada artikel kali ini kami akan memaparkan beberapa menfaat agung yang akan
diraih oleh orang-orang yang gemar mentadaburi Al-Quran. Dan semoga kita
س َت ْنتِج
ْ َو ِب َه َي، َِت َدبُّر ِك َتاب هللاِ ِم ْف َتاح ِلل ُْعل ُْوم
ش َج َرته
َ سخ
َ تر
ْ َو،ب
ِ ِي ا ْل َق ْل
ْ مان ف
َ اد ال ِْإ ْي
ُ يز َد
ْ ِ َو ِبه،س َت ْنتِج ِم ْن ُه ال ُْعل ُْوم
ْ َو َت،ل َخ ْير
ّ ُك
seseorang akan meraih segala kebaikan serta meraih ilmu-ilmu (yang banyak)
dan dengannya pula akan menambah iman di dalam hati serta menguatkan
akar pohonnya.” (Taisir Al-Karim Al-Mannan hlm.189)
2. Mensucikan Hati dan Jiwa.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
“Pengaruh Al-Quran pada diri seorang mukmin itu berbanding lurus dengan
kadar kesucian hatinya.”
Maka mentadaburi Al-Quran adalah obat bagi hati. Jika hati bersih maka jiwa
ِْم ْوت
َ ك ُر ال
ْ َاو ُة ال ُْق ْرآن َو ِذ
َ تِل:ل
َ ها؟ َقا
َ ما ِجلَا ُؤ
َ َو:ل
َ ق ِْي،ْحد ِْيد
َ ما َيصدأ ال
َ ك
َ ب َل َتصدأ
َ إ ََّن ال ُْقل ُْو
“Hati manusia itu berkarat seperti halnya besi berkarat. “Lalu ditanyakan, apa
obatnya? Rasulullah menjawab,: membaca Al-Quran dan ingat pada
kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka
sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah
kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan
kenabian Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam).” (QS. Al-Maidah: 83)
Nabi shalallahualaihi wasallam bersabda,
ِيل ال َّله
ِ س ِب
َ س فِى ْ ش َيةِ ال َّلهِ َو َع ْي ٌن َبا َت
ُ ت َت ْح ُر ْ ن َخ
ْ ت ِم
ْ ك
َ َّار َع ْي ٌن َب
ُ ما الن
َ س ُه
ُّ م
َ ان لاَ َت
ِ َع ْي َن
“Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka yaitu mata yang
menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bermalam (begadang)
Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Baari menerangkan bahwa imam Al-
Al-Quran, dan hal ini dapat diraih dengan menghadirkan rasa sedih dan takut
di dalam hati saat merenungkan ayat-ayat Al-Quran terutama saat
صالِحِ ْين
َّ ار ال
ُ ن َوشِ َع
َ ارف ِْي
ِ ْع
َ ص َف ُة ال
ِ اءة ال ُْق ْرآن
َ اء عِ ْن َد ق َِر
ُ َالبك
ُ
“Menangis Ketika membaca Al-Quran adalah sifat orang-orang yang arif dan
شق
ۡ ن ِل َت
َ ۡـق ۡرا
ُ ك ال
َ ماۤ اَ ۡن َزلۡـ َنا َعل َۡي
َ
tetap menjawab, ‘Mintalah ampun kepada Allah.’ Lain lagi orang yang ketiga,
ia berkata, ‘Do’akanlah saya agar dikaruniai anak.’ Al-Hasan Al-Bashri
rahimahullah tetap menjawab, ‘Mintalah ampunan kepada Allah.’ Kemudian
Melihat hal itu, Rabi’ bin Subaih bertanya, “Tadi orang-orang berdatangan
Nya,
ن
َ ال َّو َبن ِۡي
ٍ َم َو
ۡ م ِبا
ۡ ِد ُك
ۡ مد
ۡ ارا َّو ُي
ً م ۡد َر
ِّ م
ۡ ما َء َعل َۡي ُك
َ س
َّ ارا ُّي ۡرسِ ِل الً ان َغ َّفَ ك َ َّهم ِإن ُۥ
ْ ٱس َت ْغف ُِروا۟ َر َّب ُك
ْ ْت ُ َف ُقل
م اَ ۡنه ًراۡ ل َّلـ ُك
ۡ م َج ّٰنتٍ َّو َي ۡج َع ۡ ل َّلـ ُك
ۡ َو َي ۡج َع