Anda di halaman 1dari 20

A.

Pengertian Pedagogi dan Andragogi


1. Pedagogi
Pedagogi atau pendidikan pada anak-anak berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua kata yaitu paes yang artinya "anak-anak" dan gogos yang artinya
"memimpin" dan kata atau akhiran / berarti "ilmu", jadi pedagogi adalah seni /
ilmu untuk memimpin anak-anak.Tujuan pedagogi yaitu :
1) Memanusiakan manusia, menjadikan seseorang dewasa demi kebahagiaan
dalam menjalani kehidupan.
2) Agar anak di kemudian hari mampu memahami dan menjalani kehidupan dan
kelak dapat menghidupi diri mereka sendiri, dapat hidup secara bermakna,
dan dapat turut memuliakan kehidupan.
3) Membantu murid mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan
dan praktek-praktek yang mendominasi.
4) Mengembangkan kepribadian siswa yang sehat.
Kelemahannya Pedagogi adalah manusia (dalam hal ini adalah siswa) yang
memiliki keunikan, yang memiliki talenta, memiliki minat, memiliki kelebihan,
menjadi tidak berkembang, menjadi tidak bisa mengeksplorasi dirinya sendiri,
tidak mampu menyampaikan kebenarannya sendiri, sebab yang memiliki
kebenaran adalah masa lalu, adalah sesuatu yang sudah mapan dan sudah ada
sampai sekarang.Pedagogi memiliki kelebihan, yakni di dalam menjaga rantai
keilmuan yang sudah diawali oleh orang-orang terdahulu, maka rantai emas dan
benang merah keilmuan bisa dilanjutkan oleh generasi mendatang
2. Andragogi
Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno: “aner”, dengan akar kata andr,
yang berarti orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina.
Andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang
dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan
mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting
dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu
kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru
mengajarkan sesuatu.
Secara biologis seseorang dikatakan dewasa bila telah mampu melakukan
reproduksi. Secara sosial seseorang yang dikatakan dewasa bila ia telah dapat

1
melakukan peran-peran sosial yang dibebankan pada orang dewasa. Adapun
secara psikologis seseorang dikatakan dewasa bila telah memiliki tanggung jawab
terhadap kehidupan dan keputusan yang dipilihnya.
Menurut Langevelt (1952), seseorang dikatakan dewasa bila pertumbuhan
jasmaninya telah selesai atau anak telah mencapai batas pertumbuhannya,
sedangkan secara rohani seorang anak dikatakan dewasa bila telah sanggup
berdiri sendiri.
Pendidikan orang dewasa merupakan seluruh proses pendidikan yang
terorganisasi di luar sekolah dengan berbagai bahan belajar, tingkatan dan
metode, baik yang bersifat resmi maupun tidak, meliputi upaya kelanjutan dan
perbaikan pendidikan yang diperoleh di sekolah, akademi atau universitas.
Pendidikan itu diperuntukkan bagi orang dewasa dalam lingkungan
masyarakat supaya mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya
pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya,
memperoleh cara-cara baru, serta mengubah hidup dan perilakunya.
Tujuan Andragogi ialah supaya orang dewasa dapat mengembangkan pribadi
secara optimal dan berpartisipasi secara seimbang dalam kehidupan sosial,
ekonomi, dan budaya yang terus berkembang yaitu:
1) Membantu melakukan penyesuaian psikologis dengan kondisi social.
2) Melengkapi keterampilan yang diperlukan untuk menemukan dan
memecahkan masalah yang menekankan pemecahan dengan keterampilan
bukan isi.
3) Menolong merubah kondisi sosial orang dewasa.
4) Memberi bantuan agar orang dewasa menjadi individu bebas dan otonomi.

Kelebihan andragogi yaitu, dengan menggunakan teori andragogi


kegiatan/usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka
pembangunan/realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat
diperoleh dengan dukungan konsep teoritik/penggunaan teknologi yang dapat
dipertanggung jawabkan. Andragogi memiliki kelemahan, salah satunya adalah
bahwa bagaimana mungkin seorang siswa yang tidak terlalu memahami tentang

2
luasnya ilmu kemudian dibebaskan memilih apa yang mereka sukai. Seolah
sistem Andragogi hanya sebagai suatu sistem yang mengembirakan siswanya saja
dan melupakan tujuan sebenarnya sebuah pendidikan. Jika sebuah ilmu tidak
diminati oleh siswa, tentu saja ilmu tersebut akan hilang. Dan siswa dibiarkan
memilih jika ada persyaratan kemampuan yang memang semestinya dimiliki
seandainya siswa mau belajar ilmu tertentu. Tidak mungkin siswa SD dibiarkan
memilih mata pelaharan Integral Diferensial sebelum mereka menguasai dulu
perkalian, jumlah, kurang dan bagi.

3. Perbedaan Andragogi dan Pedagogi


Adapun perbedaan pedagogi dan andragogi, yaitu sebagai berikut:

No Asumsi Pedagogik Andragogi

1 Kosep Peserta didik digambarkanAdalah suatu hal yang wajar


tentang dirisebagai seseorang yangapabila dalam suatu proses
peserta didik bersifat tergantung.pendewasaan, seseorang akan
Masyarakat mengharapkanberubah dari bersifat
para guru bertanggungtergantung menuju ke arah
jawab sepenuhnya untukmemiliki kemampuan
menentukan apa yang mengarahkan diri sendiri,
harus dipelajari, kapan, namun setiap individu
bagaimana cara memiliki irama yang berbeda-
mempelajarinya, dan apa beda dan juga dalam dimensi
hasil yang diharapkankehidupan yang berbeda-beda
setelah selesai pula. Dan para guru
bertanggungjawab untuk
menggalakkan dan
memelihara kelangsungan
perubahan tersebut. Pada

3
umumnya orang dewasa
secara psikologis lebih
memerlukan penga- rahan diri,
walaupun dalam keadaan
tertentu mereka bersifat
tergantung.
Di sini pengalaman yangDi sini ada anggapan bahwa
dimiliki oleh peserta didikdalam perkembangannya
tidak besar nilainya,seseorang membuat semacam
mungkin hanya bergunaalat penampungan (reservoair)
untuk titik awal.pengalaman yang kemudian
Sedangkan penglamanakan merupakan sumber
yang sangat besarbelajar yang sangat
manfaatnya adalahbermanfaat bagi diri sendiri
pengalaman-pengalaman mau pun bagi orang lain. Lagi
yang diperoleh daripula seseorang akan
gurunya, para penulis,menangkap arti dengan lebih
produsen alat-alat peragabaik tentang apa yang dialami
atau alat-alat audio visualdaripada apabila mereka
dan pengalaman para ahlimemperoleh secara pasif, oleh
lainnya. Oleh karenanya,karena itu teknik penyampaian
teknik utama dalamyang utama adalah
pendidikan adalah teknikeksperimen, percobaan-
penyampaian yang berupa:percobaan di laboratorium,
Fungsi ceramah, tugas baca, dandiskusi, pemecahan masalah,
2 Pengalaman penyajian melalui alatlatihan simulasi, dan praktek
peserta didik pandang dengar. lapangan.
3 Kesiapan Seseorang harus siapSeseorang akan siap
belajar mempelajari apapun yangmempelajari sesuatu apabila ia

4
merasakan perlunya
melakukan hal tersebut,
karena dengan mempelajari
sesuatu itu ia dapat
dikatakan olehmemecahkan masalahnya atau
masyarakat, dan hal inidapat menyelesaikan tugasnya
menimbulkan tekanansehari-hari dengan baik.
yang cukup besar bagiFungsi pendidik di sini adalah
mereka karena adanyamenciptakan kondisi,
perasaan takut gagal,menyiapkan alat serta
anak-anak yang sebayaprosedur untuk membantu
diaggap siap untukmereka menemukan apa yang
mempelajari hal yangperlu mereka ketahui. Dengan
sama pula, oleh karena itudemikian program belajar
kegiatan belajar harusharus disusun sesuai dengan
diorganisasikan dalamkebutuhan kehidupan mereka
suatu kurikulum yangyang sebenarnya dan urutan-
baku, dan langkah-langkahurutan penyajian harus
penyajian harus sama bagidisesuaikan dengan kesiapan
semua orang. peserta didik.
4 Orientasi Peserta didik menyadariPeserta didik menyadari
belajar bahwa pendidikan adalahbahwa pendidikan merupakan
suatu proses penyampaiansuatu proses peningkatan
ilmu pengetahuan, danpengembangan kemampuan
mereka memahami bahwadiri untuk mengembangkan
ilmu-ilmu tersebut barupotensi yang maksimal dalam
akan bermanfaat dihidupnya. Mereka ingin
kemudian hari. Olehmampu menerapkan ilmu dan
karena itu, kurikulumketerampilan yang

5
diperolehnya hari ini untuk
mencapai kehidupan yang
lebih baik atau lebih efektif
harus disusun sesuaiuntuk hari esok. Berdasarkan
dengan unit-unit matahal tersebut di atas, belajar
pelajaran dan mengikutiharus disusun ke arah
urutan-urutan logis ilmupengelompokan
tersebut , misalnya daripengembangan kemampuan.
kuno ke modern atau dariDengan demikian orientasi
yang mudah ke sulit.belajar terpusat kepada
Dengan demikian,kegiatannya. Dengan kata lain,
orientasi belajar ke arahcara menyusun pelajaran
mata pelajaran. Artinyaberdasarkan kemampuan-
jadwal disusunkemampuan apa atau
berdasarkan keterselesaianpenampilan yang bagaimana
nya mata-mata pelajaranyang diharap kan ada pada
yang telah ditetapkan. peserta didik.

4. Langkah Langkah Pelaksanaan Andragogi


Langkah-langkah kegiatan dan pengorganisasian program pendidikan yang
menggunakan asas-asas pendekatan andragogi, dengan melibatkan proses sebagai
berikut:
1) Menciptakan iklim untuk belajar.
2) Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling
membantu.
3) Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai.
4) Merumuskan tujuan belajar.
5) Merumuskan kegiatan belajar.
6) Merancang kegiatan belajar.
7) Melaksanakan kegiatan belajar.
8) Mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat,
kebutuhan, dan pencapaian nilai-nilai).
9) Memberi bantuan agar orang dewasa menjadi individu bebas dan otonom.

6
5. Prinsip- Prinsip Belajar Untuk Orang Dewasa
1) Nilai Manfaat Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila apa yang ia
pelajari mempunyai nilai manfaat bagi dirinya.
2) Sesuai Dengan Pengalaman Orang dewasa akan belajar dengan baik,
apabila apa yang dipelajari itu sesuai atau sejalan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang ada dalam dirinya.
3) Masalah Sehari-hari Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila yang
dipelajari itu berpusat di sekitar masalah sehari-hari dan ia mempunyai
kesempatan untuk mempraktekan, memecahkan permasalahan dengan
berbagai cara.
4) Paktis Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila apa yang
dipelajarinya itu praktis dan mudah diterapkan. Ini berarti hal-hal yang
sulit enggan untuk dipelajarinya.
5) Sesuai Kebutuhan Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila apa
yang ia pelajari sesuai dengan kebutuhannya. Setiap orang mempunyai
kebutuhan dan apabila kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan cara belajar,
maka ia akan sangat bergairah untuk belajar.
6) Menarik Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila apa yang
dipelajari itu menarik baginya. Jika pelajaran mudah dan merupakan hal
yang baru, maka orang dewasa akan dengan senang hati terlibat dalam
proses belajar.
7) Berpartisipasi Secara Aktif Orang dewasa akan belajar dengan baik,
apabila ia turut ambil bagian secara penuh. Suatu kegiatan belajar yang
kurang melibatkan pesertanya akan kurang menarik dan menjenuhkan
pesertanya.
8) Kerja Sama Orang dewasa akan belajar dengan baik, apabila situasi antar
tutor/ fasilitator/ pelatih dan pesertanya terdapat kerjasama dan saling
menghargai satu sama lain. Dalam situasi semacam ini, terdapat rasa aman
pada diri peserta dalam melakukan kegiatan.
6. Karakteristik Peserta Didik Dewasa
1) Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda.
2) Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak
dapat menentukan kehidupannya sendiri.

7
3) Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui.
4) Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi
dia dan menjadi kebutuhannya.
5) Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau
disalahkan.
6) Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai
kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya.
7) Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap
pemahamannya.
8) Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama.
9) Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik,
adil dan masuk akal.
10) Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya.
Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin.
11) Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis.
12) Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan
menjalon hubungan dekat dengan teman baru.
7. Karakteristik Pendidik Pengajar Orang Dewasa
Seorang pengajar orang dewasa haruslah memenuhi persyaratan berikut:
1) Menjadi anggota dari kelompok yang diajar.
2) Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar.
3) Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan
idealisme untuk kerjanya.
4) Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain 19.
5) Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu
bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada
situasi tertentu.
6) Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya.
7) Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan.
8) Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang.
9) Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang.
10) Menyadari bahwa "perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim
untuk belajar".
11) Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif fan pisitif.

8
B. Hakikat Guru Sebagai Pendidik
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan faktor penting dan utama, karena
guru adalah orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan jasmani dan
rohani peserta didik, terutama di sekolah, untuk mencapai kedewasaan peserta
didik sehingga ia menjadi manusia yang paripurna dan mengetahui tugas-
tugasnya sebagai manusia. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap
diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa siswanya kearah kedewasaan
atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka itu guru tidak semata-mata sebagai
“pendidik” yang transfer of knowledge, tapi juga seorang “pendidik”
yang transfer of values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan
pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini maka
sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam
proses belajar mengajar, dalam usahanya mengantarkan siswa ketaraf yang dicita-
citakan. Oleh karena itu setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan
dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan
tanggung jawabnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan
sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dalam
Undang-undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 2, guru dikatakan
sebagai tenaga profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya
dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis
dan jenjang pendidikan tertentu
1. Konsep Guru
Guru merupakan orang pertama yang mencerdaskan manusia, orang yang
memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan nilai-nilai, budaya,
dan agama terhadap anak didik, dalam proses pendidikan, guru memegang
peranan penting setelah orangtua dan keluarga di rumah. Di lembaga pendidikan
guru menjadi orang pertama, bertugas membimbing, mengajar, dan melatih anak
didik mencapai kedewasaan. Setelah proses pendidikan sekolah selesai,

9
diharapkan anak didik mampu hidup dan mengembangkan dirinya di tengah
masyarakat dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang sudah melekat di
dalam dirinya.
Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan
harus berperan serta secara aktif dan menetapkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Dalam arti khusus dapat dikatakan kedewasaan dan kematangan tertentu.
Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang melakukan
transfer of knowledge, tetapi juga sebagai (pendidik) yang melakukan transfer of
values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan
menuntut siswa dalam belajar.
Guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk
kepentingan anak didik, sehingga dapat menunjang hubungan yang sebaik-
baiknya dengan anak didik, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang
menyangkut agama, kebudayaan, dan keilmuan.
Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang
dapat menciptakan iklim belajar menarik, aman, nyaman dan kondusif di kelas,
keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan,
kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat di terima oleh siswa.
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar,
yang ikut berperan dalam usaha pembentukkan sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan.
Guru adalah guru (pendidik) dalam lembaga pendidikan formal (sekolah)
yang tentunya secara langsung dan tegas menerima kepercayaan dari masyarakat
untuk memangku jabatan sebagai guru dan tanggungjawab pendidik dengan
memenuhi syarat-syarat utama menjadi guru dalam rangka mengembangkan
potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
Namun demikian, seperti yang telah dijelaskan di muka, guru berperan
penting dalam proses pembelajaran, yaitu: guru sebagai sumber belajar, guru

10
sebagai fasilitator, guru sebagai pengelola, guru sebagai demonstrator, guru
sebagai pembimbing, guru sebagai motivator, dan guru sebagai evaluator.

2. Peran Guru
Peran guru dalam proses pembelajaran ada tujuh yakni :

1) Guru sebagai sumber belajar


Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan dengan kemampuan guru dalam
menguasai materi pelajaran. Sehingga ketika siswa bertanya, dengan sigap
dan cepat tanggap, guru akan dapat lansung menjawabnya dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh siswanya.
2) Guru sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator dalam memberikan pelayanan kepada siswa
untuk dapat memudahkan siswa menerima materi pelajaran. Sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
3) Guru sebagai pengelola
Dalam proses pembelajaran, guru berperan untuk memegang kendali penuh
atas iklim dalam suasana pembelajaran. Diibaratkan seperti seorang nakhoda
yang memegang setir kemudi kapal, yang membawa jalannya kapal ke jalan
yang aman dan nyaman. Guru haruslah menciptakan suasanya kelas yang
nyaman dan kondusif. Sehingga siswa dapat menerima pembelajaran dengan
nyaman.
4) Guru sebagai demonstrator
Berperan sebagai demonstrator maksudnya disini bukanlah turun ke jalan
untuk berdemo. Namun yang dimaksudkan disini adalah guru itu sebagai
sosok yang berperan untuk menunjukkan sikap-sikap yang akan
menginspirasi siswa untuk melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik.
5) Guru sebagai pembimbing
Perannya sebagai seorang pembimbing, guru diminta untuk dapat
mengarahkan kepada siswa untuk menjadi seperti yang diinginkannya.

11
Namun tentunya, haruslah guru membimbing dan mengarahkan untuk dapat
mencapai cita-cita dan impian siswa tersebut.
6) Guru sebagai motivator
Proses pembelajaran akan berhasil jika siswa memiliki motivasi disalam
dirinya. Olehkarena itu, guru juga berperan penting dalam menumbuhkan
motivasi dan semangat dalam diri siswa untuk belajar.
7) Guru sebagai elevator
Setelah melakukan proses pembelajaran, guru haruslah mengevaluasi semua
hasil yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Evaluasi ini tidak
hanya mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Namun juga sebagai evaluasi keberhasilan guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang telah dirancang.

Peran seorang guru tak akan dapat terganti oleh canggihnya teknologi.
Teknologi memang bisa memberi berbagai macam kemudahan kepada siswa.
Namun teknologi tidak dapat memberikan pendidikan karakter, nilai, dan moral
kepada siswa. Sehingga gurulah yang memiliki peran penting untuk dapat
menciptakan generasi muda bangsa yang beretika, berpendidikan, bermoral, dan
berkarakter.

C. Standar Kompetensi Pendidik (Guru)


1. Pengertian Standar Kompetensi
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian,
kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang
sebenarnya.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan
dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka Standar Kompetensi Guru adalah suatu
ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan
pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk

12
menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang
pendidikan.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (WJS Purwadarminta) kompetensi berarti
(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.
Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Kompetensi di definisikan dalam Surat Keputusan Mendiknas nomor
045/U/2002. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
2. Standar Kompetensi Pendidik / Guru
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang guru dan dosen
menyatakan bahwa: Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Adapun
keempat standar kompetensi tersebut wajib dimiliki oleh seorang guru. Berikut
penjelasan keempat kompetensi tersebut:
Ada sekurang-kurangya empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru,
yaitu sebagai berikut:
1) Kompetensi Profesional
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau
dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih
dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Yang
dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh
pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau
teknik di dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-
landasan kependidikan seperti yang tercantum dalam kompetensi guru
yang profesional.

13
Terdapat banyak pendapat tentang kompetensi yang seharusnya
dikuasai guru sebagai suatu jabatan profesional. Ada ahli yang
menyatakan ada sebelas kompetensi yang harus dikuasai guru, yaitu:
a. Menguasai bahan ajar.
b. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
c. Mampu mengelola program belajar mengajar.
d. Mampu mengelola kelas.
e. Mampu menggunakan media/sumber belajar lainnya.
f. Mampu mengelola interaksi belajar mengajar.
g. Mampu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan
pengajaran.
h. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan.
i. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran
k. Memiliki kepribadian yang tinggi.

Adapun kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru


diantaranya mencakup:
a. Menguasai landasan kependidikan.
b. Menguasai bahan pengajaran.
c. Mampu menyusun program pengajaran.
d. Mampu melaksanakan program pengajaran, serta.
e. Mampu menilai hasil dan proses belajar mengajar.

2) Kompetensi Pedagogik
Kemampuan pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan
salah satu jenis kompetensi yang harus dikuasai guru. Kompetensi

14
pedagogik merupakan kompetensi khas yang membedakan guru dengan
profesi lainnya. Kompetensi pedagogik diperoleh melalui upaya belajar
secara terus menerus, dan sistematis, baik pada masa pra jabatan maupun
selama dalam jabatan, yang didukung oleh minat, bakat dan potensi
keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan. Aspek
yang terdapat dalam kompetensi pedagogik diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Menguasai karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik ini terkait dengan aspek fisik,
moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
Indikator yang muncul dari penguasaan karakteristik peserta didik
diantaranya:
a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik peserta didik di
kelasnya,
b) Guru dapat mengidentifikasi potensi peserta didik dalam
mata pelajaran yang diampu,
c) Guru memastikan bahwa setiap peserta didik memiliki
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran,
d) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan
yang sama pada semua peserta didik,
e) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi
kekurangan peserta didik,
f) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan
perilaku peserta didik untuk mencegah agar peilaku
tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
Guru mampu menetapkan berbagai model pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dan efektif. Guru mampu menyesuaikan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pesrta didik

15
dan mampu memotivasi mereka untuk belajar. Indikator yang
muncul dari aspek ini diantaranya:
a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menguasai materi sesuai usia dan kemampuan belajarnya
melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang
bervariasi,
b) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda
dengan rencana terkait keberhasilan pembelajaran.
c) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi
kemauan belajar peserta didik.
d) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling
terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan
pembelajara maupun proses belajar peserta didik.
c. Mengembangkan kurikulum
Dalam mengembangkan kurikulum guru harus mampu
menyusun silabus sesuai dengan tujuan dan membuat serta
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan
pembelajaran. Indikator yang muncul diantaranya:
a. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai silabus
untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik
dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
b. Guru menata materi pembelajaran secara benar sesuai
dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta
didik.
c. Guru memilih materi pembelajaran yang diampu yang
terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran.

16
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang medidik
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan
pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu
menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan
sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika
relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran. Indikator dari aspek ini
diantaranya:
a. Guru menyusun rancanagn pembelajaran yang lengkap,
baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun
lapangan.
b. Guru Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas,
di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan
standar keamanan yang dipersyaratkan.
c. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan
peserta didik lain.
d. Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar
yang relevan dengan karakteristik peserta didik.
e. Mengembangkan potensi peserta didik
Guru dapat menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta
didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik
melalui program pembelajaran yang mendukung untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
f. Melakukan komunikasi dengan peserta didik
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik serta bersikap antusias dan positif.
Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan atas
pertanyaan atau komentar peserta didik.

17
g. Menilai dan mengevaluasi pembelajaran
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas
efektivitas proses dan hasil belajar serta menggunakan informasi
hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remidial
dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian
dalam proses pembelajarannya.

3) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial, yakni
bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma
sosial, bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.
a. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial, yakni
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru.
b. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial, yakni
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta
didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
c. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial, yakni
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik
dan memiliki perilaku yang disegani.
d. Kepribadian yang berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan
memiliki indikator esensial, yakni bertindak sesuai dengan norma
religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

18
Didalamnya juga diharapkan tumbuhnya kemandirian guru dalam
menjalankan tugas serta senantiasa terbiasa membangun etos kerja.
Sehingga semua sifat ini memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan
guru dalam kesehariannya. Seorang guru harus mempunyai kemampuan
yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang
guru. Sehingga guru dituntut harus mampu membelajarkan siswanya
tentang disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai
waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan atau tata tertib,
dan belajar bagaimana harus berbuat. Semua itu akan berhasil jika guru
juga disiplin dalam melaksanakan tugas dsn kewajibannya. Kemampuan
pribadi meliputi:
a. Kemampuan mengembangan kepribadian.
b. Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi.
c. Kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.
Jika kita mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan, kompetensi
kepribadian guru meliputi:
a. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yang indikatornya
bertindak sesuai dengan norma hukum, norma sosial. Bangga
sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan normaMemiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri .
b. menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang
memiliki etos kerja,.
c. Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan
yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku
yang disegani.
e. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan
tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa,

19
jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.

4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Indikasinya, guru mampu berkomunikasi dan bergaul secara harmonis
peserta didik, sesame pendidik, dan dengan tenaga kependidikan, serta
dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Adapun tiga komponen yang memungkinkan seseorang membangun
dan menjalani hubungan yang positif dengan teman sebaya, yaitu:
a. Pengetahuan tentang keadaan emosi yang tepat untuk situasi sosial
tertentu (pengetahuan sosial).
b. Kemampuan untuk berempati dengan orang lain (empati).
c. Percaya pada kekuatan diri sendiri (locus of control).

20

Anda mungkin juga menyukai