Anda di halaman 1dari 15

MODERNISASI POLA SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN ( STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN ROUDLATUL QUR`AN)

Adam Khoirul Anam


Institut Agama Islam Negeri Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara 15A. Kota Metro. Lampung 34111
E-mail: adamkhoirulll23@gmail.com
No. Hp: 087894592470

Abstract
Islamic Boarding School is a system of education with Islamic values that helps people develop
their character.An educational system like the Islamic Boarding School is very important for
changing knowledge and passing on Islamic values to the next generation.At first, the term "Islamic
educational institutions" was used to refer to boarding schools, which were used to teach and study
Islam.Islamic Boarding School is an Islamic educational establishment that places the mosque at its
center and the figure of Kiyai as the leader of the pesantren.The pesantren leader's quality as a
social actor, mediator, dynamist, catalyst, and motivator, as well as their energy with the breadth of
the Kiyai's knowledge and fresh insights, determine the quality of Islamic Boarding School
education.Because of new insights, a Kiyai will quickly anticipate the existence of opposing
viewpoints that claim Islamic Boarding School students' work is of poor quality. The Kiyai then
anticipates that this will change in all areas to meet the needs of society.
Keyword:Pesantren educational system, modernization

Abstrak
Pesantren adalah jenis pendidikan yang sangat baik dalam membentuk karakter masyarakat dan
mengajarkan nilai-nilai Islam kepada mereka. Pesantren adalah sistem pendidikan yang sangat
penting untuk mengubah pengetahuan dan mewariskan nilai-nilai Islam kepada generasi
mendatang. biasa disebut sebagai lembaga pendidikan Islam, yang berfungsi sebagai tempat
penyebaran dan studi Islam. Sebuah lembaga pendidikan Islam yang dikenal sebagai Pondok
Pesantren menggunakan pesantren dan masjid sebagai pusat pengembangan studi di bawah arahan
seorang tokoh yang dikenal sebagai Kyai. Sebagai aktor sosial, mediator, dinamisator, katalisator,
dan motivator, kepemimpinan pondok pesantren sangat penting bagi kualitas pendidikan yang
diselenggarakannya. Seorang kyai perlu memiliki perspektif segar karena dengan mereka mereka
dapat dengan cepat mengantisipasi pendapat yang menyatakan bahwa santri pondok pesantren tidak
memenuhi syarat. Selain itu, pondok pesantren melakukan sedikit penyesuaian terhadap pendidikan
mereka program nasional untuk menjawab tuntutan masyarakat.
Kata kunci: Sistem pendidikan pesantren, modernisasi

A. Pendahuluan
Setiap muslim wajib memperoleh ilmu atau pendidikan. Pendidikan juga berfungsi sebagai
media proses interaksi sosial yang mengubah individu menjadi agen perubahan masyarakat.
Untuk mengikuti pesatnya arus globalisasi, diperlukan sistem pendidikan yang
komprehensif. Kemajuan dan perkembangan suatu bangsa pasti akan dipengaruhi oleh pendidikan
yang merupakan modal utamanya. Pendidikan juga mendorong setiap orang untuk mengembangkan
potensi dan sumber dayanya. sadar akan tanggung jawab individu mereka, moral, sosial, agama, dan
memiliki kualitas positif dan berguna akan dihasilkan dari pendidikan.
Dalam rangka membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan dan menjadikan
Indonesia sebagai bangsa yang maju, pendidikan adalah prioritas yang paling utama. Undang-
Undang Sisdiknas, Pasal 1, 20 Tahun 2003 menyatakan: Peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri , kepribadian,
kecerdasan, dan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
1
negara melalui pendidikan, yang merupakan upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses belajar.
Dengan kata lain, perkembangan anak saat ini harus seimbang antara ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) serta iman dan taqwa (IMTAQ) agar masyarakat dapat maju.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa globalisasi pendidikan tidak dapat dihentikan oleh negara
atau masyarakat manapun di belahan dunia manapun karena merupakan proses lintas batas yang
tidak mempedulikan kebangsaan, budaya, bahkan peradaban bangsa. hilangnya jati diri bangsa,
ketidaktahuan akan sejarah nusantara, dan tidak adanya budaya etnik.
Secara kelembagaan, pendidikan, dan pribadi, lembaga pendidikan profesi harus
dipersiapkan secara matang untuk perkembangan globalisasi secara ilmiah guna menghadapi
potensi ancaman yang ditimbulkan oleh dampak negatif tersebut di atas, yang harus diantisipasi
secara aktif dan efektif. Di Indonesia, terdapat adalah sistem pendidikan ganda, dengan pendidikan
umum SD, SMP, dan SMA. serta pendidikan yang berbasis agama, seperti Pesantren, MI, MTs, dan
MA. Di Indonesia, jenis lembaga pendidikan tertentu disebut pesantren. Jika dibandingkan dengan
lembaga pendidikan lainnya, pesantren merupakan salah satu yang memiliki karakteristik
tersendiri.1
Sedangkan di Lampung terdapat 750 pondok pesantren dengan jumlah santri 101.134 santri.
Fasilitas seperti masjid, rumah atau kiai ndalem, asrama, tempat peristirahatan keluarga, santri, dan
buku-buku yang dipelajari santri yang menempati pesantren tersebut biasanya ada di pesantren.
Pesantren. Kiai ndalem, di mana masjid tidak hanya mengadakan sholat tetapi juga melakukan
kegiatan pesantren seperti belajar mengajar, biasanya terletak berdekatan dengan bangunan masjid.
Jika diberdayakan dengan baik, pesantren dan santri yang menghadirinya sangat berharga sumber
daya untuk pembangunan. Sebab, secara fundamental, pesantren tidak hanya berkontribusi dalam
bidang pendidikan agama, tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian,
budaya, dan sebagainya.
Melalui proses transformasi kitab-kitab yang dipelajari santri, pesantren memainkan peran
yang efektif dalam pengembangan karakter manusia dan nilai-nilai Islam yang khas. Transmisi
nilai-nilai agama Islam dari satu generasi ke generasi berikutnya dan transformasi ilmu pengetahuan
sangat diuntungkan dari pendirian pondok pesantren. Pada awalnya, pondok pesantren lebih sering
disebut sebagai lembaga pendidikan Islam yaitu lembaga yang digunakan untuk mengajarkan dan
menyebarkan agama Islam. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang di dalamnya terdapat
masjid dan figurnya. Kyai menjadi focal point lembaga tersebut.
Kualitas kiai sebagai aktor sosial, mediator, dinamisator, katalisator, dan motivator serta
kekuatan dengan kedalaman ilmu dan wawasan baru kyai menentukan kualitas pendidikan
pesantren. Kyai mengantisipasi perubahan di segala bidang dalam menanggapi kebutuhan
masyarakat karena, dengan wawasan barunya, ustadz akan cepat mengantisipasi adanya opini
publik yang menyatakan bahwa santri lulusan ponpes tidak berkualitas dan tidak mampu bersaing
dengan lulusan sekolah formal. Ilmu-ilmu agama Islam dimanfaatkan secara kreatif untuk
mengantisipasi kebutuhan perubahan.Selain berfungsi sebagai alat penentu, itu adalah bagian
penting, tidak dapat dinegosiasikan, dan penting dari kehidupan.
Perjuangan bangsa Indonesia dan pesantren yang melawan penjajahan atau penjajahan yang
dilakukan bangsa asing terhadap tanah air dengan segala cara dan upaya tidak dapat dipisahkan
dalam sejarahnya. Karena nyawa dan harta benda yang dipertaruhkan, mengusir penjajah dari tanah
air bukanlah tugas yang mudah. Sebuah antipati terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
kolonialisme muncul sebagai akibat dari perlawanan terhadap kolonialisme ini. Hal ini tampaknya
merupakan pengaruh dari semangat juang santri terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, dari
pakaian, ucapan, hingga kemajuan teknologi. , hal tersebut telah menjadi warisan pesantren hingga
saat ini, sehingga sulit bagi pesantren untuk menjawab tantangan kontemporer.

1
Evita Yuliatul Wahidah, “Studi Implementasi Tradisionalisasi dan Modernisasi Pendidikan” MUADDIB: Studi
Kependidikan dan Keislaman, 5(2) 2016, 184
2
Pendidikan pesantren tidak terstruktur seperti sekarang ini ketika pertama kali dilaksanakan,
tetapi implementasinya semakin terstruktur seiring dengan pertumbuhan Islam di negeri ini.
Kurikulum telah dikembangkan melalui berbagai diskusi sejak saat itu. tempat tinggal santri, yang
kemudian disebut “pesantren”, selanjutnya mengembangkan bentuk ini. Satu-satunya lembaga
pendidikan yang terstruktur pada saat itu adalah pesantren, meskipun bentuknya sederhana pada
saat itu. Akibatnya, sekolah pendidikan ini dianggap sebagai yang paling bergengsi. Umat Islam di
Indonesia mempelajari doktrin Islam, khususnya praktik kehidupan beragama, di lembaga ini.
Keberadaan pondok pesantren tidak diragukan lagi. Dari pendidikan atau ilmu pengetahuan
hingga ekonomi, politik, dan sebagainya, lembaga pendidikan ini telah lama berkontribusi dalam
pembangunan negara. Perkembangan zaman yang tak terbendung agar pondok pesantren dapat terus
bersaing dan memenuhi perannya sebagai pencetak generasi muda bangsa yang agamis. dengan
perkembangan zaman dan melestarikan budaya yang ada.
Bahkan pesantren dianggap sebagai gambaran keterbelakangan pendidikan Islam,
khususnya di negara kita, Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan, sebagian besar masyarakat tidak
pernah terpengaruh oleh reformasi yang sistematis. Hal ini disebabkan karena banyak pesantren
yang tidak dapat berkembang pesat dalam perkembangan yang pesat saat ini, terutama dalam
beberapa tahun terakhir.
Pesantren sendiri menderita akibatnya, terbukti dengan kurangnya kepercayaan masyarakat
untuk menitipkan atau mengasuh anaknya di pesantren. Namun, ada beberapa pesantren yang justru
mampu mengikuti perkembangan zaman dengan mengadaptasi kurikulumnya. kurikulum yang
berlaku secara nasional. Sekolah-sekolah ini juga mampu mengidentifikasi kebutuhan SDM di era
globalisasi ini dengan mengintegrasikan pendidikan umum dan pendidikan yang berpusat pada
Islam untuk menghilangkan sekat-sekat antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum lainnya.
untuk dunia dan akhirat, keduanya beroperasi secara bersamaan.
Era globalisasi menghadirkan peluang luar biasa bagi individu untuk mentransformasikan
penerapan nilai-nilai Islam sehari-hari yang rahmatan lil alamin. Pesantren juga memainkan peran
multifaset dalam pendidikan dan agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, meningkatkan
kesadaran, mendorong pertumbuhan, dan memperkuat peradaban. masyarakat.
Merampungkan persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan dengan perspektif agama
menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berbasis komunitas lokal dengan kualitas
global/internasional.2 Tanpa mengurangi nilai spiritualnya, pesantren dapat meningkatkan kualitas
tenaga kerja santrinya. Oleh karena itu, pendidikan berbasis masyarakat pendidikan berbasis
keunikan agama, konteks sosial budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sangat penting sebagai
perwujudan pendidikan yang diselenggarakan oleh, untuk, dan tentang masyarakat.
Pesantren unggul karena memadukan tiga pusat pendidikan keluarga, sekolah, dan
masyarakat di lingkungannya untuk menghasilkan santri yang berkarakter kuat, baik dari segi
keilmuan agama maupun perilaku sehari-hari. Prinsip memanusiakan manusia dalam proses belajar
mengajar inilah yang juga menjadikan pesantren sebagai keunggulannya. Oleh karena itu, pesantren
berperan penting dalam pembangunan moral. Pesantren, lembaga pendidikan tertua di Indonesia,
sangat mencerdaskan kehidupan santri dan bangsanya. secara keseluruhan.
Kiprah pesantren dalam segala bidang sangat dirasakan oleh masyarakat. Contohnya adalah
pembentukan kader-kader ulama dan pengembangan keilmuan Islam, merupakan gerakan protes
terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda.3

B. Metode Penelitian
Karena tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, penelitian kualitatif ini menggunakan
model studi kasus dan tidak menggunakan metode perhitungan statistik kuantitatif. Langkah

2
Nur Hidayah, “Modernisasi Sistem PendidikanPesantren Salafiah” ,RIAYAH :Jurnal Sosial dan Keagamaan
01(januari-juni), 2019, 61. Tersedia di https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/riayah/article/view/1505
3
Imam Syafe`i, “Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter” AL-TADZKIYYAH: Jurnal
Pendidikan Islam, 8 (No.1), 2017, 62
3
pertama dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data pada kasus pertama, yaitu Pondok
Pesantren Roudlatul Qur`an kota Metro, Lampung.
Lokasi penelitian terletak di Pondok Pesantren Roudlatul Qur`an yang bertempat di 16c,
kelurahan Mulyojati, kecamatan Metro Barat, kota Metro, Lampung. Pondok Pesantren Roudlatul
Qur`an ini merupakan sebuah yayasan yang independen tetapi memiliki afiliasi dengan organisasi
kemasyarakatan besar yaitu Nahdlatul Ulama`.
Narasumber dalam penelitian ini adalah para pengurus atau ustadz yang ada di Pondok
Pesantren Roudlatul Qur`an kota Metro tersebut. Peneliti akan menanyakan tentang upaya apa yang
dilakukan Pondok Pesantren Roudlatul Qur`an dalam me-modernisasi pola sistem pendidikan
pesantren tersebut.
Data-data hasil wawancara para narasumber kemudian diperiksa dan dikumpulkan untuk
selanjutnya dianalisis. Kemudian data-data tersebut akan disaring dan diambil manakah yang sesuai
dengan hal-hal yamg diperlukan dalam kajian ini. Langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan
yang kemudian dapat menjawab dari penulisan kajian ini.
Informasi yang dianggap memiliki pengetahuan paling mendalam tentang subjek yang
diselidiki dipilih oleh peneliti. Informan bola salju digunakan untuk memilih mereka. Para siswa
dan staf di Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an yang berbasis di Kota Metro melayani sebagai
sumber informasi utama penelitian. Sampai data yang diperoleh mencapai kejenuhan teoritis, atau
sampai hasil yang diperoleh dari informan selanjutnya identik, dilakukan wawancara dan
penambahan informan.
C. Kajian Teori
1. Pengertian Modernisasi Pola Sistem Pendidikan
Istilah “modern” berasal dari kata “modern” yang mengacu pada “yang paling mutakhir”,
“yang paling mutakhir”, atau “sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman”. Untuk
hidup sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan zaman, modernisasi dapat dipahami sebagai
proses perubahan sikap dan mentalitas warga negara. Masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi ke
dalam setiap segi kehidupan manusia merupakan ciri dari modernisasi. Artinya modernisasi dapat
dipahami sebagai upaya yang disengaja untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman
melalui penggunaan ilmu sebagai individu, bangsa, atau manusia. Upaya untuk mengatasi masalah
pendidikan pesantren dapat diartikan sebagai modernisasi pola sistem. Dengan kata lain , gagasan
memodernisasi struktur sistem pendidikan pesantren adalah cara untuk mencapai tujuan atau
mengatasi masalah dalam sistem pendidikan pesantren.
Menurut Zuyyina Candra Kirana, adanya gagasan untuk mengembangkan pesantren
merupakan pengaruh program modernisasi pendidikan Islam.4 Modernisasi dianggap perlu oleh
beberapa kalangan, salah satunya Nur Cholis Madjid. Ia berpendapat bahwa sistem pendidikan
Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo harus menjalani modernisasi ini. Ia mengatakan bahwa
kurikulum pesantren, yang memiliki fokus yang lebih sempit pada orientasi kurikulum, perlu yang
paling banyak diubah. Artinya, hanya materi khusus bahasa Arab yang disajikan di pesantren. Mata
pelajarannya meliputi nahwu-shorof, aqaid, dan sebagainya. Sementara itu, inti kurikulum tasawuf
dan semangat keagamaan sering diabaikan.
Istilah “modernisasi” dapat diartikan sebagai pendekatan untuk beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi saat ini. Upaya ini merupakan langkah menuju adaptasi terhadap perubahan
masyarakat, teknologi, ilmu pengetahuan, dan bidang lainnya.
Jelaslah dari penjelasan sebelumnya bahwa modernisasi adalah suatu usaha yang disengaja
menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan untuk menyesuaikan diri dengan konstelasi dunia demi
kebahagiaan hidup sebagai individu, bangsa, atau manusia.

2. Sejarah Modernisasi

4
Zuyyina Candra Kirana, “ Pandangan Azyumardi Azra Terhadap Modernisasi Pesantren,” INOVATIF: Jurnal
Penelitian Pendidikan, Agama,dan Kebudayaan 3 (1) 2017: 79 , http://jurnal.iaih.ac.id/index.php/inovatif/is
4
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, istilah “modernisasi” mengacu pada upaya
yang disengaja yang dilakukan oleh suatu bangsa atau bangsa untuk memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dalam rangka menyesuaikan diri dengan tatanan dunia saat ini. Oleh karena itu, upaya
dan tata cara modernisasi selalu ada, tidak hanya dalam abad ke-21. Ini dapat mencakup penelitian
sejarah tentang perkembangan sejarah berbagai negara.
Dari abad ke-2 SM hingga abad ke-2 M, kekaisaran Romawi memiliki pengaruh yang
signifikan dalam menentukan konstelasi dunia. Dari segi budaya, politik, dan ekonomi, sejumlah
kerajaan di sekitar Laut Mediterania, Eropa Tengah, dan Eropa Utara dimulai. untuk secara sadar
beradaptasi dengan kerajaan Romawi. Kekhasan masing-masing kerajaan masih dijunjung tinggi
dalam pelaksanaannya.
Selain itu, modernisasi disebutkan sebagai istilah yang menjadi populer setelah Perang
Dunia II. Namun, berdasarkan akal sehat, istilah "modern" mencakup seluruh periode yang dimulai
pada abad ke-18, ketika banyak penemuan seperti mesin pemintal dan mesin uap menjadi industri.
cikal bakal. Menurut Cyril Black, seorang sejarawan, dalam esainya, masyarakat modern ditandai
dengan perluasan pengetahuan baru dan keberadaan orang-orang yang lebih mampu memahami
rahasia alam semesta dan menggunakan pengetahuan ini dalam berbagai upaya manusia. struktur
sosial masyarakat modern didasarkan pada ikatan kekerabatan, hak-hak lain yang diturunkan dari
generasi ke generasi, dan kekuasaan yang didirikan dengan berbagai tingkat stabilitas, dan ditandai
dengan kurangnya kesetaraan.
3. Dampak Modernisasi
Beberapa individu hanya mengaitkan modernisasi dengan westernisasi. Namun, konsep
modernisasi dan westernisasi pada dasarnya berbeda satu sama lain. Proses mengadaptasi, meniru,
dan mengambil alih cara hidup barat dikenal sebagai westernisasi. Akibatnya, praktik Meniru cara
hidup barat dikenal sebagai "westernisasi." Meniru gaya hidup berarti meniru gaya bicara, meniru
kebiasaan tata krama barat, dan terkadang merendahkan bahasa nasional, yang bertentangan
langsung dengan kebiasaan Indonesia. Meniru gaya hidup juga berarti meniru gaya berpakaian barat
secara berlebihan dengan mengikuti mode yang cepat berubah. Kebiasaan sosial, rekreasi, dan
minum di Indonesia mirip dengan orang Barat, dan budayanya mirip dengan negara-negara Barat.
sering disebut sebagai condong ke westernisasi. Namun, orang Indonesia ini tidak selalu modern.
Eko Setiawan, misalnya, mengaku menyebut istrinya dengan istilah kebarat-baratan jika
berbicara dalam bahasa yang sarat dengan ekspresi Belanda atau Inggris.5
Pesantren di Indonesia telah menunjukkan sikap yang menarik dalam menghadapi gempuran
modernisasi ini, menolak sambil mengikuti. Artinya, pesantren menganut konsep modernisasi ini
secara positif.6
Pesantren mengembangkan inovasi-inovasi baru pada sistem yang selama ini digunakan.
Inovasi tersebut antara lain menjadi lebih mengenal metodologi modern, lebih fokus pada
pendidikan fungsional, membuat kegiatan dan program lebih terbuka, serta mampu menjadi pusat
pengembangan masyarakat.7

4. Pesantren
Pesantren merupakan salah satu rahim yang menghasilkan pejuang-pejuang militan yang
juga bertanggung jawab penuh atas tugas dan lingkungannya. Secara vertikal dan horizontal
bertanggung jawab atas kelahiran dan pendidikan Indonesia.8

5
Eko Setiawan, “Modernisasi Pola Sistem Pendidikan Pesantren: Studi Kasus Pondok Pesantren Modern Daarul
Fikri Mulyoagung Dau Malang” , ULUL ALBAB: Jurnal studi Islam,14 (No. 2), 2013, 182
6
Muhammad Heriyudanta, “Modernisasi Pendidikan Pesantren Perspektif Azyumardi Aza” MUDARRISA:Jurnal
Kajian Pendidikan Islam, 8(No.1) Juni 2018, 155
7
Muhammad Hasan, “Inovasi dan Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren”, KARSA: Jurnal Sosial dan
Kebudayaan Islam, 23(No.2) Desember 2015, 302. https://doi.org/10.19105/Karsa.v23i2.728.
8
Ahmad Muhakamurrohman “Pesantren: Santri, Kiyai, dan Tradisi”, IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 12
(No. 2) Juli-Desember, 2014, 110
5
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang dikembangkan sendiri oleh bangsa
Indonesia. Selain itu, pesantren merupakan produk budaya bangsa Indonesia yang menyadari
pentingnya pendidikan adat. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam khas Nusantara.
Santri adalah orang yang mempelajari agama Islam, maka pesantren memiliki arti tempat
tinggal bagi seseorang yang mempelajari agama Islam. Pesantren berasal dari kata santri yang
memiliki awalan pe dan akhiran an. Bisa juga diartikan sebagai tempat tinggal santri. Pesantren juga
diartikan sebagai lembaga pendidikan Islam Indonesia dengan fokus tradisional untuk mempelajari
agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Definisi langsung dari istilah
"pondok" adalah tempat tinggal. dari Kyai dan murid-muridnya.
Peran pesantren tidak hanya sebatas lembaga pendidikan tafaqquh fi al-din; melainkan
mencakup berbagai tanggung jawab. Selain memberikan pengetahuan dan pengajaran, pesantren
juga berfungsi untuk meremajakan ulama dan melestarikan budaya Islam.9
Ada beberapa jenis pesantren yang dapat dibedakan, antara lain: pesantren terpadu,
pesantren khalafiyah (modern), dan pesantren salafiyyah (tradisional).10

5. Elemen-Elemen Pesantren
Dalam kebanyakan kasus, pesantren terdiri dari lima komponen utama: kyai, santri, masjid,
gubuk, dan buku-buku Islam klasik untuk mengajar. Penjelasan masing-masing komponen
pesantren diberikan di bawah ini, termasuk:

a. Kiyai
Kata "Kyai" memiliki arti penting dan sakral dalam bahasa Jawa.11Kyai adalah tokoh atau
pemimpin pesantren yang paling menonjol. Biasanya, status ini diperoleh melalui genetika. Orang
tersebut adalah keturunan kiai atau anak, saudara, ipar, atau menantu yang seorang tokoh
masyarakat, memiliki keahlian dalam ilmu agama, dan fatwanya selalu diperhitungkan. Kyai
biasanya memiliki kharisma, memimpin pesantren, mengajar sastra klasik, dan terhubung dengan
organisasi Islam tradisional.

b. Santri
Seorang anak atau orang yang bersekolah atau menuntut ilmu di pondok pesantren dikenal
dengan istilah santri. Dengan kata lain, santri merujuk kepada santri yang bersekolah di pondok
pesantren untuk belajar agama. Sebenarnya kata santri memiliki dua arti. santri.Walaupun memiliki
karakteristik yang berbeda, mereka memiliki satu kesamaan: mereka mengikuti hukum
Islam.Masyarakat Indonesia mengenal istilah "santri" karena beberapa faktor, salah satunya adalah
santri yang dikenal menjunjung tinggi kekeluargaan dan persatuan.12
Dalam hal ini santri berbeda dengan orang yang disebut kelompok abangan karena lebih
banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya sebelum Islam, terutama yang berasal dari mistisisme
Hindu dan Budha. Yang saat ini menuntut pendidikan di pesantren adalah dua santri tersebut.
perbedaan mereka yang berbeda, mereka jelas memiliki satu kesamaan: mereka mengikuti hukum
agama Islam.
c. Masjid
Masjid merupakan elemen yang bisa dikatakan tidak bisa dipisahkan dengan pesantren dan
juga dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri di pesantren tersebut,

9
Ria Gumilang dan Asep Nurcholis, “Peran Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Karakter Santri” JURNAL
COMM-EDU: Jurnal Komunitas Pendidikan, 1(3), 2018, 44
10
M. Syaifuddien Zuhriy, “Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter pada Pondok Pesantren Salaf”
WALISONGO: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 19(2), November 2011, 291
11
Wahid Fitriyah, (dkk), “Eksistensi Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian Santri” PALAPA: Jurnal Studi
Kesilaman dan Ilmu Pendidikan 6 (No.2) November 2018, 160
12
Abdur Rahman Adi Saputra dan Meyer Tendean, “ Peranan Kiyai dan Santri dalam Mengimplementasikan
Nilai Pendidikan Agama ditengah Lajunya Arus Globalisasi dan Fenomena Akulturasi Budaya di Indonesia” AHSANA
MEDIA: Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman 6(1) Februari 2020, 15-16.
6
terutama dalam praktek sholat lima waktu, sholat jum`at, khutbah, dan pengajian kitab-kitab Islam
klasik. Secara etimologi masjid berasal dari bahasa Arab yaitu almasjidu yang berarti tempat
beribadah bagi umat Islam.
Masjid juga merupakan representasi signifikan dari persatuan dan kejujuran umat Islam dari
berbagai latar belakang. Bahkan, kita sering mengamati masjid yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan Muslim.13 Akibatnya, masjid juga berfungsi sebagai fasilitas penting bagi sebuah
pesantren.
d. Pondok
Tempat makan dan istirahat disebut pondok. Dalam konteks dunia pesantren, istilah
“pondok” mengacu pada asrama santri. Pesantren dipahami memiliki arti fasilitas tempat tinggal
santri. anggota mengalami keadaan totalitas, Pondok Pesantren sebanding dengan akademi militer
atau biara (monestory, biara).
Asrama di sebuah pondok pesantren yang bernama Pondok merupakan tempat tinggal
khusus bagi para santrinya..14

e. Pengajaran Kitab-Kitab Islam Klasik atau Kitab Kuning


Istilah “kitab-kitab Islam klasik” atau “kitab kuning” tidak dapat dipisahkan dari pesantren.
Sebab, pada intinya, pesantren adalah sekolah yang mengajarkan bahasa Arab dan berbagai ilmu
agama Islam, selain kitab kuning yang ditulis oleh sarjana sebelumnya. Dikenal sebagai "buku
kuning" karena warna kuning dominan dari edisi kertasnya.
Kitab yang digunakan dalam pendidikan Islam untuk merujuk pada kitab-kitab tradisional
yang mengandung ajaran agama Islam, seperti ilmu fiqih, aqidah, akhlaq (tasawuf), tata bahasa
Arab (nahwu dan shorof), hadits, tafsir, dan ulumul qur' aan." masyarakat (muamalah). Berbeda
dengan Alquran lainnya, bacaan dalam kitab kuning—juga dikenal sebagai kitab telanjang—tidak
mengandung huruf vokal (fathah, kasrah, dhammah, sukun). Untuk memahami sepenuhnya arti dari
setiap kalimat dalam kitab kuning, diperlukan waktu belajar untuk membacanya.
Dalam pendidikan pondok pesantren, bacaan kitab kuning yang juga dikenal dengan kitab
gundul itu sangat penting karena di dalamnya terkandung informasi tentang mengaji amaliyah
sehari-hari.15
Banyak sekali kitab kuning yang dapat ditemukan. Namun, kitab-kitab yang ditulis oleh para
ulama Madzhab Syafi'i (Syafiyyah) itulah yang banyak dimiliki dan diajarkan oleh para kyai di
pesantren-pesantren Indonesia.16

6.Sistem Pengajaran Pesantren


1.Pesantren Salafi Klasik

Sorogan, Siswa yang biasanya mahir menyodorkan buku kepada kyai untuk dibacakan di depan
kyai melakukan sorogan, sistem pengajaran yang mengikuti pola sorogan. Mengingat kyai secara
pribadi mengawasi sistem pendidikan semacam ini, santri harus henar-benar menguasai materi yang
telah diperolehnya sebelum dianggap lulus. Fakta bahwa system pembelajaran ini membutuhkan
waktu yang lama untuk diimplementasikan, maka untuk saat ini sistem sorogan ini sudah jarang di
temai dan dipraktekkan di kebanyakan pesantren. Wetonan, atau lebih sering disebut handongan,
adalah metode di mana seorang guru membaca, menafsirkan, mengklarifikasi, dan sering
memeriksa karya-karya Islam dalam bahasa Arab sementara kelas yang terdiri dari 5 hingga 500

13
Muhammad Eka Mahmud dan Zamroni, “Peran Masjid dalam Pengembangan Pendidikan Agama
Berwawasan Multikultural pada Masyarakat” FENOMENA: 6(1) 2014, 155 https://doi.org/10.21093/fj.v6i1.166.
14
Abdul Tolib, “Pendidikan di Pondok Pesantren Modern” RISALAH: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 1,
Desember 2015, 62
15
Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail, “Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Daarun Nahdhah
Thawalib Bangkiang” AL-FIKRA: Jurnal Ilmiah Keislaman , 17(1) Januari-Juni 2018, 21
16
Andik Wahyun Muqoyyidin, “Kitab Kuning dan Tradisi Riset Pesantren di Nusantara” IBDA: Jurnal Kajian Islam
dan Budaya, 12(2) 2014, 123
7
siswa mendengarkan. Setiap siswa membaca dengan saksama dari bukunya sendiri, mencatut istilah
das konsep yang menurut mereka sulit untuk dipahami serta definisinya. Istilah "halagah untuk
sistem kelompok kelas dan bandongan ini dapat diterjemahkan secara linguistik sebagai "lingkaran
murid", atau "sekelompok siswa yang belajar di bawah arahan seorang guru."

2. Pesantren Modern

Sistem klasik, atau pola penerapan sistem klasik ini, adalah berdirinya sekolah-sekolah,
baik kelompok pengelola pelajaran agama maupun ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kategori
umum dalam arti termasuk dalam disiplin ilmu-ilma Kauni ijtihad-the hasil pemikiran manusia)
yang berbeda dengan agama yang berbeda sifatnya, taqifi (dalam arti kata bentuk dan bentuk ajaran
segera diputuskan) (dalam arti kata bentuk dan bentuk ajaran ditentukan langsung). Sistem kursus,
gaya mengajar yang digunakan dalam kursus ini (takhasus), dan kursus terkait lainnya menekankan
pada pengembangan keterampilan tangan yang menghasilkan pengembangan kemampuan
psikomotorik Contoh kursus tersebut termasuk sablon, menjahit, mengetik, dan penggunaan
komputer. Penguran sistem kursus ini menghasilkan pengenbungan peserta didik yang mandiri yang
dapat menjunjung tinggi ilmu agama yang mereka terima dari kyai melalui ajaran sorogan dan
wetonan. Karena secara umum, santri diharapkan mampu menghasilkan pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya daripada mengandalkan pekerjaan di masa depan.
Seiring dengan metode pengajaran dan kurikulum tradisional, pesantren juga
menggunakan program pelatihan yang sangat menekankan pada keterampilan psikomotorik. Untuk
mendorong pengembangan kemandirian integratif, pola pelatihan yang dirancang meliputi
pengajaran keterampilan praktis seperti perikanan, kerja perkebunan, perikanan, manajemen
koperasi, dan kerajinan. Ini sangat terkait dengan keterampilan lain yang sering menghasilkan
perkembangan anak cerdas dan sarjana masa depan.

Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an Metro

-Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an


-Visi dan Misi

Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an Metro

Pada mulanya kyai haji Ali Qomarudin Al-Hafidz mendirikan sebuah tempat ngaji yakni TPA
(Taman Pendidikan Al-Qur'an) dan mulai mendirikan pondok pesantren Roudlotul Qur'an Metro,
ditahun yang sama yakni tahun 2000 dan pada tahun 2001 Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an baru
diresmikan. Tujuan berdinaya Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an sesuai dengan Visi, dan Misi nya
sendiri

Visi dan Misi Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an

1) Visi

1. Menjaga Al-Qur'an yang syarat dengan berbagi disiplin ilmu (Al-Hijr:9)


2. Menjaga Al-Qur'an sebagai pedoman pandangan hidup

2) Misi

1.Mengangkut dan melahirkan kader-kader generasi yang mampu menghafal al-qur'an


2. Membina Qori Qoriah dan hafidahafidah yang berkualitas serta berwawasan al-qur'an yang luas

D. Temuan dan Pembahasan


8
Berbicara tentang modernisasi tidak bisa dilepaskan dari pesatnya perkembangan teknologi
di abad ini. Sistem pendidikan pesantren yang dahulu dikenal dengan ilmu-ilmu agama yang
diajarkan di pesantren, akhir-akhir ini mulai menganut inovasi pendidikan atau belajar mengajar.
Petani mulai menyadari apa yang harus mereka lakukan agar dapat bersaing dengan pendidikan
formal di era kemajuan teknologi yang pesat saat ini. Akibatnya, struktur sistem pendidikan
pesantren perlu dimutakhirkan.
Akibat modernisasi ini, pesantren akan mampu bersaing dengan santri dari jenjang
pendidikan formal lainnya dengan lebih terdidik. Penulis mengumpulkan informasi dari observasi
dan wawancara untuk mengkaji aspek modernisasi sistem pendidikan pesantren di pesantren.
Pesantren Roudlatul Qur'an 16C Mulyojati, Metro Barat, Kota Metro, Lampung. Penulis menelaah
persoalan tersebut di lokasi tersebut, terutama terkait dengan upaya yang dilakukan pesantren untuk
memodernisasi pendidikan.
Mengenai modernisasi sistem pendidikan, penulis melakukan wawancara dengan pengurus
dan guru di Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an. Sebuah ide, produk, atau metode yang dirasakan
seseorang atau kelompok sebagai novel merupakan inovasi di sebuah pondok pesantren. Inovasi
tersebut dapat berupa penemuan atau penemuan yang digunakan untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan pendidikan pesantren. Diantara inovasi atau modernisasi dalam pendidikan
pesantren adalah:

a. Bidang Personalia
Sebagai komponen sistem sosial, pendidikan tentu saja menentukan pribadi atau individu.
Peningkatan kualitas guru, misalnya, adalah contoh inovasi pribadi.

b. Fasilitas Fisik
Sistem pergantian tempat duduk, sarana prasarana seperti peralatan lab komputer, lab IPA,
dan lab komputer, serta yang terkait dengan sarana prasarana semuanya akan dimodernisasi sesuai
dengan komponen sistem pendidikan pesantren ini.

c. Pengaturan Waktu
Strategi manajemen waktu sangat penting untuk setiap sistem pendidikan. Perubahan waktu
yang dialokasikan untuk pengajaran dan pembelajaran, misalnya, dan penyesuaian rencana
pelajaran yang memungkinkan siswa untuk memilih waktu yang paling sesuai dengan jadwal
mereka termasuk dalam kategori inovasi ini.

Pondok Pesantren Roudlatul Qur`an merupakan pesantren modern yang berbasis al-qur`an
yang dimana mayoritas santrinya menghafalkan al-qur`an. Disamping itu juga, Pomdok Pesantren
Roudlatul Qur`an juga memiliki sistem yang dimana sistem itu adalah pengembangan bahasa, yaitu
santrinya wajib menggunakan bahasa asing seperti bahasa Arab dan Inggris untuk berkomunikasi
dalam kehidupan di pesantrennya sehari-hari. Dilain sistemnya yang berbasis al-qur`an, Pondok
Pesantren Roudlatul Qur`an juga mementingkan pendidikan formalnya. Pesantren ini berdiri sejak
tahun 2001 dan sudah bertemakan pesantren modern. Kurikulum pesantren Roudlatul Qur`an juga
mengajarkan kitab-kitab kuning/ klasik untuk dijadikan panduan para santrinya menjalankan syariat
Islam.
Pendidikan menurut saya merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia karena
pada hakekatnya merupakan upaya atau usaha memperbaiki diri secara sadar, sistematis, dan
terkelola untuk membentuk watak manusia berdasarkan tradisi dan moralitas untuk kehidupan yang
bahagia dan sejahtera. sebagai landasan pendidikan utama di pesantren itu sendiri, menunjukkan
komitmen budaya terhadap bangsa.
Struktur fundamental sistem pendidikan pesantren adalah penerapannya pada semua aspek
kehidupan. Pola fundamental dalam hal ini adalah refleksi untuk mengubah santri menjadi sholih
dan akram. kehidupan makhluk lain disebut sholih. Kehidupan yang bahagia di akhirat adalah
tujuan akram, yaitu tercapainya kelebihan manusia atas penciptanya.
9
Proses pendidikan pesantren berjalan sepanjang waktu. Terjadi interaksi yang luar biasa
antara kyai, ustadz, dan santri. Adat dan akhlaqul karimah menjadi landasan interaksi pendidikan.
pesantren juga memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler seperti seni membaca Alquran (qirah), seni
kaligrafi, pencak silat, seni sastra, dan kegiatan lainnya untuk mewadahi minat dan bakat santri.
Apalagi jika dipikir-pikir ke depan, pesantren memiliki peluang besar untuk meningkatkan
pendidikannya dengan menawarkan berbagai program pendidikan yang diminati banyak orang,
termasuk pendidikan ekonomi Islam. Oleh karena itu, pesantren tidak hanya berkonsentrasi pada
agama. Pada hakikatnya tidak perlu dibedakan antara sistem pendidikan sekolah umum dan pondok
pesantren karena keduanya bertujuan untuk mengembangkan kader-kader pemimpin masa depan
bangsa yang berkepribadian mulia. , dalam hal ini Islam, dengan kompleksitas yang lebih besar.
Pesantren mencakup berbagai topik, termasuk pendidikan, budaya, ekonomi, dan ilmu sosial.
Pesantren memiliki keunggulan ini dibandingkan pendidikan umum tradisional. Ini adalah hal yang
unik, jika pesantren telah berhasil bertahan dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi.
Pendirian pendidikan inilah yang sering br dan disebut sebagai "tradisional", telah menunjukkan
bahwa ia masih ada dan mempertahankan inklusivitas dan kontekstualitasnya meskipun
tradisionalisme.
Kenapa tidak? Di tengah kondisi pendidikan bangsa dan semrawutnya pola hidup
warganya, kita akan malu melihat pendidikan yang sarat dengan perilaku amoral dan destruktif
yang pada akhirnya berdampak pada pola hidup koruptif dan manipulatif para pejabat elite yang
mengakar masyarakat. .Agar gejala menyimpang ini tidak menyebar dan semakin parah, kita perlu
penyegaran dan perbaikan saat ini.
Pesantren pada mulanya merupakan lembaga pendidikan yang menitikberatkan pada
pendidikan agama (tafaqquh fi al din) sebagai sarana untuk menekankan pentingnya pendidikan di
atas hal-hal lain. Pesantren sangat menyadari pentingnya mendahulukan pendidikan. Mereka juga
menyambut baik kemajuan pemikiran tentang masa depan bangsa dan agama.
Komunitas pesantren tampaknya terbagi menjadi dua kelompok dalam menanggapi gagasan
ini pendukung dan penentang. Perspektif mereka yang berbeda tentang bagaimana pesantren harus
menanggapi era globalisasi mungkin menjadi sumber kontroversi ini. Para pendukung menegaskan
bahwa modernisasi pesantren akan menyediakannya. dengan udara segar. Mereka percaya bahwa
modernisasi pendidikan di pesantren akan memiliki sejumlah efek menguntungkan. Aspek
positifnya antara lain sebagai berikut:
1.sebagai bentuk adaptasi pesantren terhadap perkembangan globalisasi. Untuk memastikan
pesantren tetap eksis, hal ini mutlak harus dilakukan.
2.sebagai sarana untuk mengatasi kekurangan dalam sistem pendidikan pesantren.
3. Kalangan pesantren, sebaliknya, yang menentang modernisasi berpendapat bahwa modernisasi
memiliki banyak kelemahan, seperti:
4. Cara lama melihat dunia dan manusia akan diubah oleh modernitas.
5. Dikhawatirkan budaya positif yang telah lama ada di pesantren akan berubah akibat modernisasi
sistem pendidikan tradisional. Pesantren diuntungkan dari perbedaan pendapat yang muncul selain
argumentasi tersebut. Nabi Muhammad, "Ikhtilafu ummati rahmatun," yang diterjemahkan menjadi
"perbedaan pendapat dalam umatku adalah rahmat," menunjukkan hal ini. Manfaat memiliki sudut
pandang yang berlawanan dalam masalah ini meliputi:
1.menghasilkan pesantren yang luas.Masing-masing pesantren memiliki keunikannya
masing-masing.Hal ini memberikan banyak pilihan bagi calon santri untuk menemukan sekolah
yang paling sesuai dengan keterampilan, minat, dan cita-cita mereka.
2.Munculnya murid yang beragam. Anggapan bahwa santri hanya mampu di bidang agama
dipatahkan dengan ini. Saat ini banyak murid yang ahli dalam ilmu umum.
Selain itu, pondok pesantren memiliki komponen fisik seperti bengkel, toko, koperasi,
sawah, dan ladang lainnya untuk pelatihan keterampilan. Untuk meningkatkan nilai fasilitas
pendidikan lainnya sebagai pendukung. Dalam skenario kedua, pondok pesantren disebut sebagai
perkembangan pesantren atau ponpes modern karena berkembang pesat mengikuti perkembangan
zaman. Terdapat tambahan bangunan fisik penunjang selain masjid, rumah kiai/ustadz, gubuk,
10
madrasah, dan/atau sekolah umum: dapur umum, rumah makan, perpustakaan, kantor administrasi,
bisnis, koperasi, dan perusahaan sejenis lainnya
Sementara itu, pola pesantren modern dapat dibagi ke dalam kategori berikut menurut
klasifikasi Ziemek:
Merupakan kelompok pesantren yang memadukan fasilitas pendidikan, seperti kiai, masjid,
pondok, santri, dan komponen madrasah (dasar). pengetahuan.Selain itu, saat menghadiri lembaga
pendidikan yang disetujui pemerintah ini.
Merupakan kelompok pesantren yang memahami komponen madrasah (dasar, menengah,
dan tinggi), yang merupakan lembaga pendidikan formal yang terbentang dari tingkat dasar sampai
dengan perguruan tinggi. Sekolah-sekolah ini memiliki fasilitas belajar mengajar yang lengkap,
seperti laboratorium dan perpustakaan, untuk membantu siswa belajar.
Di kelompok besar pondok pesantren ini terdapat pondok pesantren induk dan pondok
pesantren cabang, yang semuanya memiliki fasilitas lengkap. Unsur tambahan madrasah SD hingga
perguruan tinggi, serta fasilitas penunjang ruang keterampilan, dapat ditemukan di sini. Pesantren
hanya untuk santri yang telah lulus dengan penguasaan teks-teks Islam, dan hanya pengembangan
karakter, pengajaran spiritual yang teratur, dan kemampuan berbahasa Arab, bahasa dasar
pendidikan, yang tetap ada. Sebaliknya, pesantren cabang memberikan pengantar keahlian dan
keterampilan serta pengajaran dasar-dasar penguasaan dan pemahaman kitab-kitab Islam.
Modernisasi pesantren di Jawa yang berlangsung sejak era Orde Baru telah membawa
perubahan signifikan terhadap pesantren. Akibat perubahan tersebut, pesantren kini menawarkan
empat jenis pendidikan: pendidikan yang berfokus pada tafaqquh fi al din, pendidikan yang berbasis
madrasah. , pendidikan yang berbasis sekolah umum, dan pendidikan yang berbasis keterampilan.
Sistem pendidikan dan kelembagaan pesantren telah berubah akibat modernisasi. Aspek-aspek
tertentu dari lembaga, misalnya, mengalami transformasi mendasar.
Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an Metro Lampung telah mengalami transformasi
signifikan yang membedakannya dengan pondok pesantren lain di Indonesia. Kurikulum di Pondok
Pesantren Roudlatul Qur'an sangat ketat. terhadap semua peraturan pendidikan. Menurut
wawancara yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren, kurikulum Roudlatul Qur'an berusaha
untuk menggabungkan metode belajar mengajar kontemporer dan metode pembelajaran tradisional.
Ide memodernisasi pesantren sebenarnya berasal dari ide memodernisasi pendidikan Islam
secara keseluruhan, yang berakar pada gagasan memodernisasi pemikiran dan institusi Islam secara
keseluruhan. Modernisasi pemikiran dan institusi Islam diperlukan bagi umat Islam untuk bangkit
di era modern. Oleh karena itu, pemikiran institusional Islam—termasuk pendidikan—harus
dimutakhirkan dalam konteks modernitas.
Modernisasi banyak sekolah swasta berbeda dengan sekolah negeri dan lembaga modernis.
Di Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an di Metro, Lampung, misalnya, sistem halaqoh dan sorogan,
yang memiliki komponen kognitif dan memandang santri sebagai mandiri, mungkin menjadi
sumber modernisasi yang dilakukan oleh pesantren. Namun, ada konsensus luas bahwa masuknya
ilmu-ilmu umum dalam kurikulum pesantren adalah hasil dari modernisasi pesantren yang dibawa
oleh perluasan sekolah umum.
Oleh karena itu, pola modernisasi Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an menurut saya adalah
membangun sistem pendidikan yang kokoh. Proses belajar mengajar 24 jam di sekolah ini didukung
oleh tiga pilar fundamental. Iman yang sempurna, pengetahuan yang luas, dan amal yang sejati
adalah tiga pilar tersebut.
Pilar pertama menyatakan bahwa iman yang sempurna didasarkan pada hubungan antara
kehidupan dan kekuasaan Tuhan. Akibatnya, diyakini bahwa Tuhan mengendalikan segalanya,
terlepas dari apakah itu hasil dari hubungan positif atau negatif. Akibatnya, fokus pendidikan lebih
mirip dengan ibadah. Hal ini didasarkan pada hadits kenabian yang mengatakan mereka yang
menuntut ilmu menjadi syahid ketika meninggal.
Pengetahuan yang luas adalah pilar kedua. Pelajaran agama pondok bukan satu-satunya
sumber pengetahuan. Dengan internalisasi nilai-nilai Islam, ilmu-ilmu fisika, biologi, kimia, dan
geografi sebenarnya telah menggambarkan berbagai hal yang dipelajari tentang ilmu-ilmu tersebut.
11
Selain itu, Santri memiliki akses ke fasilitas laboratorium yang lengkap, memungkinkan mereka
untuk mengeksplorasi berbagai bidang ilmiah. Selain itu, penelitian yang lebih mendalam dan
praktis dilakukan pada bahasa sumber informasi (Arab dan Inggris kemudian digunakan sebagai
alat komunikasi mutlak ).
Sedekah yang hakiki adalah rukun yang ketiga. Sedekah yang hakiki dimaknai bahwa segala
sesuatu yang dilakukan oleh santri mualaf (baca: pengurus), dan landasan ustadz adalah sedekah.
agar setiap orang benar-benar menghayati dan menerima segala sesuatunya. mereka yang
ditransformasikan adalah samina wa atana—dengan tulus menerima dan memberi.
Selain itu di Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an kami juga menanyakan apa saja kegiatan-
kegiatan yang ada antara lain :
Pembelajaran dan Kegiatan di Pondok Pesantren
Pesantren juga dapat dipahami sebagai Lembaga Pendidikan agama islam. Umumnya
pesantren dipimpin oleh seorang kyai, biasanya dalam metode pembelajaran seorang kyai akan
mengajarkan ilmu yang berkaitan dengan agama islam kepada-kepada santri santri berdasarkan
kitab kitab dalam Bahasa arab yang ditulis oleh ulama pada zaman dahulu. Pada umumnya seperti
yang dijelaskan di atas bahwa system Pendidikan pesantren belajar menggunakan kitab.
1. Pembelajaran dan kegiatan di Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an

Dipondok Pesantren Roudlotul Qur'an selain membekali para santri dengan ilmu agama,
ahlak, fiqih, serta ilmu-ilmu yang berorientasikan pada masalah masalah ukrowi yang lebih di kenal
dengan masalah masalah yang berkaitan dengan akhirat, di pondok pesantren juga membekali para
santri dengan keilmuan keilmuan duniawi seperti ilmu pengetahuan umum yang di ajarkan sekolah.
kemampuan bakat dan skill dimana nantinya akan menjadi manfaat bagi para santri Ketika sudah
lulus atau keluar dari pondok pesantren Roudlotul Qur'an

Sebab itu Pendidikan di pondok pesantren Roudlotul Qur'an berafiliasi dibawah kementerian
Kemendikbud dan pesantren nya sendiri di bawah naungan dari kemenag. Sebab itu lah sekolah di
pondok pesantren roudlotul qur'an berbasis umum baik itu SMP maupun SMA yang mana nantinya
dapat membantu para santri agar mudah menjalani kehidupan setelah mondok dipondok pesantren
roudlotul qur'an.

2. Sarana Prasarana di Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an


Sarana prasarana yang ada di pondok pesantren Roudlonul Qur'an ini diantaranya
-Asrama, asrama merupakan tempat bernaung nya para santri dan sekaligus tempat
tinggal nya mereka.

-Masjid, masjid sebagai tempat untuk beribadah dan sekaligus menjadi tempat pengajian
bagi para santri.

-Sekolah, sekolah menjadi tempat sarana pembelajaran bagi para santri dalam menuntut
ilmu bermata pelajaran umum dan kitab kuning, fungsi kitab kuning ini untuk mempelajari akhlak
dan ilmu-ilmu yang berguna dalam berkehidupan bermasyarakat. -Taman, biasanya para santri saat
sedang mencari hafalan mereka menggunakan taman sebagai tempatnya karena menurut merk
ataman dapat membuat mereka lebih tenang dan focus dalam mencari hafalan Dun di dalam pondok
pesantren Roudiotul Qur'an ini ada berbagai organisasi dan kegiatan setiap minggu nya (kegiatan
mingguan) seperti:

1. IPNU Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama); sebuah badan otonom Nahdlatul alama yang
berupaya mengembangkan peserta didik nasional yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu,
berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan. Para santri ini akan bertugas menegakkan dan
menegakkan syariat Islam sesuai dengan pemahaman Ahlussunnah wal Jama'ah berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
12
2. Pencak Silat : ada 2 organisasi pencak silat yang ada di pondok pesantren roudlotul
qur'an, yakni pencak silar pagar nusa dan persaudaraan setia hati terate.
3.Drumband, drumband atau marching band merupakan salah satu parade music yang terdiri
dari beberapa orang. Kegiatan ini dilakukan dalam sebuah kelompok baris berbaris yang
memainkan music secara selaras.

Dan kegiatan mingguan nya di antara nya:

1. Mujahadah mujahadah adalah kegiatan ngaji bareng serta kirim do'a yang biasa dilakukan
pada malam jum'at dan jum'at shubuh, setelah sholat shubuh membaca surah al-kahfi dengan
fadilah terhindar dari fitnah dajjal

2. Pembacaan Al-Barjanji Simtuduror(hadrohan): Seni rebana Islam yang dikenal dengan


hadroh sering digambarkan sebagai praktik syiar dalam puisi. Hadroh ini diakui di Indonesia
sebagai bentuk seni yang diciptakan di lingkungan pesantren, khususnya di Jawa

3. Tilawatil Qur'antseni baca al-qur'an).


Manfaat dalam sarana prasarana, organisasi dan kegiatan ini berguna bagi santri dalam
pengembangan bakat serta berguna sebagai tempat agar para santri dapat menemukan dan
mengasah skill dengan baik sehingga tidak alasan bagi para santri agar tetap betah dan tidak ada
alasan untuk santri karena sarana prasarana yang adu sudah terbilang bagus, sebab itulah pondok
pesantren dapat menjadi salah satu pondok pesantren dapat menjadi salah satu pondok terbaik
meski dalam waktu yang terbilang muda.

Dan kegiatan bulana ada juga seperti


-Rotibul Hadad
-Manaqib Shultonul Auliya' Syaikh Abdul Qadir Jailani

Dipondok Pesantren Roudlotul Qur'an selain membekali para santri dengan ilmu agama,
ahlak, fiqih serta ilmu-ilmu yang berorientasikan pada masalah masalah ukhrowi yang lebih di
kenal dengan masalah masalah yang berkaitan dengan akhirat, di pondok pesantren juga membekali
para santri dengan keilmuan keilmuan duniawi seperti ilmu pengetahuan umum yang di ajarkan
sekolah. kemampuan bakat dan skill dimana nantinya akan menjadi manfaat bagi para santri Ketika
sudah lulus atau keluar dari pondok pesantren Roudlotul Qur'an.
Sebab itu Pendidikan di pondok pesantren Roudlotul Qur'an berafiliasi dibawah kementerian
kemendikbud dan pesantren nya sendiri di bawah naungan dari kemenag. Sebab itu lah sekolah di
pondok pesantren roudlotul qur'an berbasis umum baik itu SMP maupun SMA yang mana nantinya
dapat membantu para santri agar mudah menjalani kehidupan setelah mondok dipondok pesantren
roudlotul qur'an.

E. Kesimpulan
Modernisasi, atau pemutakhiran dalam kerangka modernitas, diperlukan bagi lembaga-
lembaga Islam seperti pendidikan (pesantren). Dengan kata lain, menganut pemikiran Islam
kelembagaan tradisional akan memperpanjang penderitaan umat Islam karena ketinggalan zaman di
dunia modern. terpengaruh oleh globalisasi yang menghadirkan tantangan bagi pesantren:
bagaimana menyikapi segala perubahan di dunia luar tanpa mengorbankan identitas pesantren itu
sendiri. Sehingga pesantren tetap hadir di tengah masyarakat kontemporer.
Karena model pendidikan Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an harus diikuti, konsep
modernisasi dianggap penting. Istilah "modernisasi pendidikan pesantren" mengacu pada proses
menghilangkan pola pikir dan praktik kerja irasional yang sudah ada sebelumnya dan menggantinya

13
dengan yang baru. pola pemikiran rasional dan praktik kerja yang terkait dengan pendidikan
pesantren.
Pondok Pesantren Roudlatul Qur'an tidak hanya mengajarkan agama tetapi juga
pengetahuan umum, keterampilan, dan mata pelajaran lainnya dengan menggunakan sistem dan
metode yang menggabungkan metode pengajaran non-klasik (tradisional) dan klasik (sekolah).
lembaga keagamaan yang bertujuan untuk melestarikan, mengajarkan, dan menyebarkan ajaran
Islam sekaligus mempersiapkan santri untuk mandiri. Atau bisa juga diartikan sebagai tempat santri
belajar dari kiai untuk memperdalam atau menimba ilmu, khususnya ilmu-ilmu agama, yang
diharapkan dapat membantu siswa dalam mempersiapkan kehidupan di bumi dan di akhirat.
Pesantren khalaf adalah baik pesantren yang menyelenggarakan sekolah umum seperti
SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi di lingkungannya, atau pesantren yang memasukkan pelajaran
umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan.
Pesantren menanggapi perubahan ini setidaknya dalam dua cara. Pertama, menambahkan mata
pelajaran umum dan keterampilan ke dalam kurikulum. Kedua, membuat fasilitas dan lembaga
pendidikan lebih mudah diakses untuk kepentingan pendidikan umum. Karena itu, pesantren yang
terbuka untuk modernisasi harus sangat selektif dalam memasukkan praktik-praktik baru.
Karena tidak menutup kemungkinan pesantren akan kehilangan semangat dan jati dirinya
sebagai lembaga pendidikan pesantren jika tidak mengikuti perkembangan modernisasi secara
selektif. up to date dalam kerangka modernitas. Dengan kata lain, menganut pemikiran Islam
institusional tradisional akan memperpanjang penderitaan umat Islam karena ketinggalan zaman di
dunia modern.

F. Ucapan Terimakasih
Tidak ada sama sekali konflik kepentingan yang ditemukan oleh peneliti. Peneliti
mengucapkan banyak terimakasih kepada narasumber dari Pondok Pesantren Roudlatul Qur`an 16c,
Mulyojati, Metro Barat, Kota Metro, Lampung yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.

G. Pernyataan Kontribusi Penulis


Dedi wahyudi memimpin, membuat konsep, dan merancang penelitian. Adam Khoirul
Anam menyiapkan data-data dan menuliskan pendahuluan, metodologi penelitian, kajian teori, dan
hasil penelitian.

H. Referensi
Akbar,Ali dan Hidayatullah Ismail, “Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren
Daarun Nahdhah Thawalib Bangkiang” AL-FIKRA: Jurnal Ilmiah Keislaman , 17(1)
Januari-Juni 2018.
Candra Kirana, Zuyyina, “ Pandangan Azyumardi Azra Terhadap Modernisasi Pesantren,”
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama,dan Kebudayaan 3 (1) 2017
. http://jurnal.iaih.ac.id/index.php/inovatif/
Eka Mahmud, Muhammad dan Zamroni, “Peran Masjid dalam Pengembangan Pendidikan Agama
Berwawasan Multikultural pada Masyarakat” FENOMENA: 6(1) 2014,
https://doi.org/10.21093/fj.v6i1.166.
Fitriyah, Wahid, (dkk), “Eksistensi Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian Santri” PALAPA:
Jurnal Studi Kesilaman dan Ilmu Pendidikan 6 (No.2) November 2018, 160
Gumilang, Ria dan Asep Nurcholis, “Peran Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Karakter
Santri” JURNAL COMM-EDU: Jurnal Komunitas Pendidikan, 1(3), 2018, 44
Hasan, Muhammad, “Inovasi dan Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren”, KARSA: Jurnal Sosial dan
Kebudayaan Islam 23(No.2) Desember 2015. https://doi.org/10.19105/Karsa.v23i2.728.
Heriyudanta, Muhammad, “Modernisasi Pendidikan Pesantren Perspektif Azyumardi Aza”
MUDARRISA:Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 8(No.1) Juni 2018.

14
Hidayah, Nur, “Modernisasi Sistem PendidikanPesantren Salafiah” ,RIAYAH :Jurnal Sosial dan
Keagamaan 01(januari-juni), 2019. Tersedia di https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/riayah/article/view/1505
Muhakamurrohman , Ahmad, “Pesantren: Santri, Kiyai, dan Tradisi”, IBDA: Jurnal Kajian Islam
dan Budaya, 12 (No. 2) Juli-Desember, 2014.
Pendidikan Nasional, Departemen, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun
2003, 2003.
Rahman Adi Saputra, Abdur dan Meyer Tendean, “ Peranan Kiyai dan Santri dalam
Mengimplementasikan Nilai Pendidikan Agama ditengah Lajunya Arus Globalisasi dan
Fenomena Akulturasi Budaya di Indonesia” AHSANA MEDIA: Jurnal Pemikiran,
Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman 6(1) Februari 2020.
Setiawan, Eko, “Modernisasi Pola Sistem Pendidikan Pesantren: Studi Kasus Pondok Pesantren
Modern Daarul Fikri Mulyoagung Dau Malang” , ULUL ALBAB: Jurnal studi Islam,14 (No.
2), 2013, 182
Syafe`i, Imam, “Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter” AL-
TADZKIYYAH: Jurnal Pendidikan Islam, 8 (No.1), 2017.
Syaifuddien Zuhriy, M., “Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter pada Pondok Pesantren Salaf”
WALISONGO: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 19(2), November 2011.
Tolib, Abdul, “Pendidikan di Pondok Pesantren Modern” RISALAH: Jurnal Pendidikan dan Studi
Islam, 1, Desember 2015.
Wahyun Muqoyyidin, Andik, “Kitab Kuning dan Tradisi Riset Pesantren di Nusantara” IBDA:
Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 12(2) 2014.
Yuliatul Wahidah, Evita, “Studi Implementasi Tradisionalisasi dan Modernisasi Pendidikan”
MUADDIB: Studi Kependidikan dan Keislaman, 5(2) 2016.

15

Anda mungkin juga menyukai