Anda di halaman 1dari 35

KEWIRAUSAHAAN

RPS 6
LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
(EKU 300E B1)

Dosen Pengajar : I Gst. A. Kt. Gd. Suasana, S.E., M.M.

Oleh: Kelompok 5

1. Rahma Widya Aulia (1707511089/23)


2. Lufi Supratiyoningsih (1707511093/25)
3. Desak Nyoman Ayu Melayanti (1707511095/27)
4. Anak Agung Sagung Dian Sawitri (1707511102/31)
5. Putu Ida Pratiwi (1707511106/32)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM REGULER BUKIT JIMBARAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
6.1 Pengertian Laporan Keuangan

Setiap perusahaan pada suatu waktu (periode) memiliki kewajiban untuk melaporkan
semua kegiatan keuangannya. Laporan ini berisi jumlah aktivitas yang berhubungan dengan
uang masuk (pendapatan) dan uang ke luar (biaya-biaya), sehingga terlihat besaran angka-
angka yang mampu menjelaskan keuangan perusahaan dalam suatu periode. Oleh karena itu,
seorang pebisnis harus mampu menyajikan laporan keuangannya secara berkala agar terlihat
aktivitas keuangan perusahaannya. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
keuangan suatu perusahaan secara lengkap, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak
luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.

Dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan
jenis-jenis kekayaan: kewajiban-kewajiban (utang), baik jangka panjang maupun jangka
pendek; serta ekuitas (modal) yang dimiliki perusahaan tersebut. Informasi yang disebutkan di
atas tergambar dalam neraca. Selain itu, laporan keuangan juga memberikan informasi tentang
hasil-hasil usaha yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau
beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam
laporan laba rugi. Laporan keuangan perusahaan juga memberikan gambaran tentang arus kas
suatu perusahaan seperti yang tergambar dalam laporan arus kas. Pembuatan masing-masing
laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri. Secara umum tujuan pembuatan laporan
keuangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva (harta) dan jenis-jenis aktiva;

2. Memberikan informasi tentang jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban, dan jumlah


modal;

3. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang
diperoleh dan sumber-sumber pendapatan;

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya
dalam periode tertentu;

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva,


kewajiban, dan modal suatu perusahaan;

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil
laporan keuangan yang disajikan.
Dari laporan keuangan akan tergambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan,
sehingga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan.
Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan atau ukuran berhasil atau tidaknya
manajemen dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan. Jadi, dari
laporan keuangan tergambar kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan
gambaran kinerja ke depan laporan yang disajikan akan dinilai melalui rasio-rasio keuangan
yang ada, sehingga akan diketahui kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

6.2 Jenis-jenis, komponen dan bentuk-bentuk laporan keuangan


6.2.1 Jenis-jenis laporan keuangan

Seperti telah dijelaskan di atas, laporan keuangan yang harus disajikan oleh suatu
perusahaan terdiri dari beberapa jenis. Masing-masing jenis laporan keuangan memiliki bentuk
dan berisi komponen-komponen yang telah dipersyaratkan. Laporan keuangan yang disajikan
harus sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan atau dibuat sesuai dengan standar yang
telah ditentukan. Jenis-jenis laporan keuangan yang ada adalah sebagai berikut

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada


tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta), pasiva
(kewajiban) dan ekuitas (modal) suatu perusahaan. Penyusunan komponen di dalam
neraca biasanya didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh temponya.

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha
dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jenis atau sumber-sumber
pendapatan dan jumlah pendapatan perusahaan serta jenis-jenis biaya dan jumlah biaya
yang dikeluarkan. Jadi, intinya laporan laba rugi berisi komponen pendapatan yang
diperoleh dan biaya yang telah dikeluarkan selama satu periode tertentu (biasanya
semester atau tahun).

3. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan
dengan kegiatan perusahaan baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung
terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konscp kas selama periode
laporan.

4. Laporan Perubahan Modal

Laporan ini berisi catatan terjadinya perubahan modal di perusahaan. Perubahan modal
disebabkan berbagai faktor, misalnya adanya penjualan sejumlah saham yang baru atau
sebaliknya, yaitu penarikan saham yang lama

6.2.2 Komponen Laporan Keuangan

Untuk lebih memahami neraca dan laporan rugi laba, ada baiknya kita mengetahui
pengertian dan komponen-komponen yang terdapat dalam dua laporan keuangan, yaitu reraca
dan laporan laba rugi.

1. Neraca (Income Statement)


Neraca merupakan laporan keuangan yang merunjukkan posisi harta, utang, dan
modal perusahaan pada saat tertentu. Neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan. Secara garis
besar neraca menggambarkan jumlah harta di posisi aktiva dan jumlah utang serta
modal (ckuitas) di posisi pasiva. Komponen harta yang tergambar di posisi aktiva
adalah sebagai berikut:
 Aktiva lancar terdiri dari kas, bank (rekening giro dan tabungan), deposito
berjangka, surat-surat berharga, piutang atau kredit yang diberikan, persediaan,
biaya yang dibayar dimuka, perdapatan yang masih harus diterima, dan aktiva
lancar lainnya.
 Penyertaan
 Aktiva tetap terdiri dari:
Aktiva tetap berwujud, yaitu: Aktiva tetap tidak berwujud,
yaitu:
a. Tanah
b. Mesin f. Goodwill
c. Bangunan g. Hak cipta
d. Peralatan h. Lisensi
e. Akumulasi penyusutan i. Merek dagang

 Aktiva lainnya terdiri dari:


a. Gedung dalam proses
b. Tanah dalam penyelesaian
c. Piutang jangka panjang
d. Uang jamninan
e. Uang muka investasi

Komponen utang (kewajiban) serta modal (ekuitas) tergambar dalam posisi pasiva sebagai
berikut:

1. Utang lancar (kewajiban jangka pendek) terdiri dari:


a. utang dagang
b. utang wesel
c. utang bank
d. utang pajak
e. biaya yang masih harus dibayar
f. utang sewa guna usaha
g. utang dividen
h. utang lancar lainnya.
2. Utang jangka panjang terdiri dari:
a. utang hipotek
b. utang obligasi
c. utang bank jangka Panjang
d. utang dari lembaga keuangan jangka panjang,
e. lainnya.
3. Ekuitas terdiri dari:
a. modal saham
b. agio saham
c. laba ditahan
d. modal sumbangan.
2. Laporan Laba Rugi (Balance Sheet)
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh
dan biaya- biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Biasanya laporan laba rugi
dikeluarkan setiap setahun sekali, yaitu pada akhir tabun buku. Berikut ini komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba rugi:
a. Penjualan (Pendapatan)
b. Harga Pokok Penjualan (HPP)
c. Laba Kotor
d. Biaya Operasi, terdiri dari biaya umum, biaya penjualan, biaya sewa, dam biaya
admninistrasi.
e. Laba Kotor Opcrasional
f. Penyusutan (Depresiasi)
g. Pendapatan Bersih Operasi
h. Pendapatan lainnya
i. Laba sebelum bunga dan pajak
j. Biaya bunga, terdiri dari bunga wesel, bunga bank, bunga hipotek, bunga obligasi, dan
bunga lainnya.
k. Laba sebelum pajak
l. Pajak
m. Laba sesudah bunga dan pajak
n. Laba per lembar saham
6.2.3 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan

Penyajian laporan keuangan dapat dibuat dalam beberapa bentuk sesuai dengan keinginan
perusahaan. Meskipun bentuk laporan keuangan ini dibuat sesuai dengan keinginan pihak
manajemen perusahaan, namun tidak menyalahi aturan yang telah ditetapkan. Berikut ini bentuk
laporan keuangan urnum yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku:

1. Bentuk Neraca
Dalam laporan keuangan neraca terdapat tiga macam bentuk sebagai berikut.
a. Bentuk skontro (Account Form), bentuk skontro artinya neraca dibuat dalam
bentuk seperti huruf "T". Dalam bentuk ini sisi aktiva berada di sebelah kiri dan
pasiva (kewajiban dan ekuitas) di sebelah kanan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
neraca dalam bentuk skontro.

b. Bentuk laporan atau. vertikal (Report Form), neraca dalam bentuk ini tersusun
secara berurutan dari atas ke bawah, mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap, aktiva
lainnya dan diikuti dengan kewajiban (utang) jangka pendek, kewajiban jangka
panjang, serta yang terakhir ekuitas. Untuk lebih jelasnya bentuk laporan keuangan
vertikal adalah sebagai berikut.
c. Bentuk lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan posisi keuangan perusahaan.
2. Bentuk Laporan Laba Rugi
Bentuk laporan laba rugi memiliki dua macam sebagai berikut:
a. Bentuk tunggal (single step system), dalam bentuk ini laporan rugi laba tidak terinci
dan ditentukan berdasarkan total pendapatan dikurangi total biaya. Dalam bentuk
ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan
di luar usaha. Contoh bentuk laporan laba rugi single step system dapat dilihat
berikut ini.
b. Bentuk majemuk (muliple step system), laporan bentuk ini dihitung secara terinci
dan bertahap, yaitu dengan membedakan antara pendapatan maupun biaya dari
usaha dengan di luar usaha. Contoh bentuk laporan laba rugi multiple step system
dapat dilihat berikut ini.
6.3 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Setiap laporan yang dibuat oleh perusahaan mengandung arti sehingga bagi mereka yang
memperoleh laporan tersebut dapat memahami apa yang terjadi dalam tubuh perusahaan tersebut.
Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat kondisi perusahaan sesungguhnya saat ini atau pada
suatu periode tertentu. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi keuangan perusahaan secara
keseluruhan.

Agar laporan keuangan yang disajikan dalam angka-angka dapat diartikan, perlu dilakukan
analisis yang mendalam. Analisis ini digunakan untuk mengkaji, mengukr dan memahami hal-hal
yang tertulis dalam laporan. Dari analisis ini dapat diketahui kondisi dan keadaan perusahaan. Alat
analisis yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan perusahaan.

Rasio keuangan merupakan cara membandingkan data keuangan perusahaan sehingga


menjadi berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan
menggunakan rasio keuangan, seoraqg manajer dapat mengambil keputusan mengenai keuangan
perusahaan untuk masa yang akan datang.

Perbandingan angka-angka dalam laporan keuangan dapat berasal dari komponen yang ada
di neraca atau komponen yang hanya ada di laporan laba rugi. Kita hanya membandingkan angkav
angka dalam satu komponen, balk di neraca atau laporan laba rugi saja. Namun, perbandingan
dapat pula dilakukan antara laporan keuangan, yaitu antara komponen dalam neraca dan komponen
dalam laporan laba rugi.

Hasil pengukuran rasio keuangan disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Secara


keseluruhan hasil analisis laporan keuangan berfungsi untuk meljhat komposisi dari masing-
masing harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang dimiliki perusahaan serta untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban (utang), baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Di samping itu, dari hasil analisis dapat pula dibaca seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan utang dan kemampuan lainnya.

Hasil analisis juga akan memberikan gambaran péncapajan laba dari waktu ke waktu,
apakah ada peningkatan atau sebaliknya. Komponen biaya-biaya yang ada serta pendapatan yang
diperoleh dari waktu ke waktu pun dapat dilihat dari basil analisis. Kemampuan perusahaan untuk
menciptakan laba amat penting bagi pemilik usaha.

Dengan demikian, hasil analisis rasio-rasio keuangan dapat memberikan gambaran secara
menyeluruh tentang kondisi, posisi, serta aktivitas perusahaan saat ini atau dalam suatu periode.
Dengan mengetahui kondisi, posisi, dan aktivitas yang ada, perusahaan terutama pihak manajemen
dapat melakukan evaluasi serta usaha perbaikan yang dipandang perlu untuk masa yang akan
datang, Artinya pihak manajemen berusaha memperbaiki segala kekurangan dan kelemahan yang
ada dan mencoba mencari dan menciptakan peluang.

6.4 Bentuk Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, ada beberapa bentuk rasio yang dapat
digunakan. Setiap rasio memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap rasio diukur
dan diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Dalam rangka
memudahkan untuk memahami penggunaan rasio keuangan, dapat digunakan contoh berupa
angka-angka yang tertera dalam neraca dan laporan keuangan di atas. Berikut ini contoh sebagian
dari jenis-jenis rasio keuangan yang harus dan biasa dibuat.

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen (nilai dalam jumlah uang)
yang ada di aktiva lancar dengan komponen di pasiva lancar (utang jangka pendek). Rasio ini
sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja. Rasio likuiditas juga merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka
pendeknya yang jatuh tempo. Dengan kata lain, rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat ditagih.

Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa rasio berikut.

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban (utang) jangka pendeknya yang jatuh tempo. Dengan kata lain, rasio
yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi
kewajiban atau utang pada saat ditagih. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang
terscdia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo tersebut. Rasio
lancar dapat pula dikatakan sebagai bemuk untuk mengukur tingkat keamanan perusahaan
dalam hal pemenuhan kewajiban lancamya (margin of safety).

Dalam praktiknya rasio lancar 200% kadang-kadang sudah dianggap sebagai ukuran yang
memuaskan bagi perusahaan sekalipun ukuran yang terpenting adalah rata-rata industri untuk
perusahaan yang sejenis. Arti dari 200%, yaitu harta lancar 2:1 dengan kewajiban lancar.

Rumus yang dapat digunakan untuk mencari current ratio adalah sebagai berikut.

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)


𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐶𝑅) = 𝑥 100%
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠)

2. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Quick ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
Hal ini terjadi karena persediaan memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan
dibandingkan dengan aset lain. Quick ratio diukur dari total aktiva lancar dikurangi dengan
persediaan termasuk biaya yang dibayar di muka dan dibandingkan dengan seluruh utang
lancar.

Rumus yang dapat digunakan untuk mencari Quick Ratio adalah sebagai berikut:

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐴𝑐𝑖𝑑 𝑇𝑒𝑠𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜) =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Atau

𝐾𝑎𝑠 + 𝐵𝑎𝑛𝑘 + 𝐸𝑓𝑒𝑘 + 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐴𝑐𝑖𝑑 𝑇𝑒𝑠𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜) =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

3. Inventory to Net Working Capital

Rasio ini mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal
kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan
utang lancar.

Rumusan untuk mencari inventory to net working capital dapat digunakan sebagai berikut.

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑜 𝑁𝑊𝐶 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

4. Cash Ratio

Cash ratio merupakan alat untuk mengukur seberapa besaI uang kas yang tersedia untuk
membayar utang. Hal ini dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan
kas, seperti rekening giro. Rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan
untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

Rumus untuk mencari cash ratio adalah sebagai berikut.

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡


𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Atau

𝐾𝑎𝑠 + 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Leverage Ratio

Leverage ratio merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Seperti diketahui dalam menjalankan usahanya, perusahaan
memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana dapat div peroleh dari sumber pinjaman
atau modal sendiri.

Keputusan untuk menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman dapat diambil
berdasarkan beberapa perhitungan dengan rasio-rasio. Keuntungan dengan mengetahui leverage
ratio adalah:

1. untuk menilai kemampuan posisi per‘usahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya;

2. untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap;

3. untuk mengetahui keseimbangan antaxa nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

Adapun rasio-rasio yang ada dalam leverage ratio adalah sebagai berikut.

1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Debt to asset ratio atau yang sering disebut dengan debt ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata
lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva dan biaSanya rasio ini dinyatakan dalam
persentase.

Rumusan untuk mencari debt ratio adalah sebagai berikut.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜) = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

2. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara
total utang dengan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai dari utang.
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang dan biasanya rasio ini dinyatakan dalam persentase. Bagi bank, semakin besar
msio ini scmakin tidal: menguntungkan karena semakin besar risiko yang ditanggung atas
kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar
rasio akan semakin baik.

Untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan rumusan dengan membandingkan
antara total utang dengan total modal sendiri sebagai berikut.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝑑𝑒𝑏𝑡)


𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100%
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

3. Long Term Debt to Equity Ratio

Long term debt to equity ratio (LTCDS) merupakan rasio amara utang jangka panjang
dengan modal sendiri. Tujuannya adalah umuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan m mcmbandingkan antara
mans jangka panjang dengan modal sendiri yang discdiakan oich pcrusahaan dan biasanya
dinyatakan dalam persentase.

Rumusan untuk mcncari long term debt to equity ratio adalah dengan mcmbandingkan
antara uang jangka panjang dengan modal sendiri seperti berikut.

𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑑𝑒𝑏𝑡


𝐿𝑇𝐶𝐷𝑆 = 𝑥 100%
𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

4. Tangible Assets Debt Coverage

Tangible assets debt coverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui rasio
antara aktiva tetap berwujud dengan utang jangka panjang. Rasio ini menunjukkan setiap
rupiah aktiva berwujud yang dipergunakan untuk menjamin utang jangka panjang.

Rumus yang digunakan untuk mencari tangible assets debt coverage adalah sebagaj berikut.

𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝑇𝑎𝑛𝑔𝑖𝑏𝑙𝑒 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝑥 100%
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
5. Current Liabilities to Equity

Current liabilities to equity merupakan rasio antara utang lancar dengan modal sendiri.
Rasio ini menunjukkan bahwa dari dana pinjaman yang segera akan ditagih terdapat sekian
kalinya modal sendiri. Sifat rasio ini sama dengan Debt to Equity Ratio

Rumus untuk mencari current liabilities to equity adalah sebagai berikut:

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

6. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan
sebagainya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan dalam
mengelola aset yang dimilikinya lebih efisien atau sebaliknya.

Adapun sebagian dari rasio-rasio aktivitas adalah sebagai berikut.

1. Perputaran Piutang (Turn Over Receivable)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan
kondisi ini semakin baik bagi perusahaan. Sebaliknya, jika rasio semakin rendah, ada over
investment dalam piutang. Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara
penjualan kredit dengan rata-rata piutang.

Rumusan untuk mencari Turn Over Receivable adalah sebagai berikut.

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Perusahaan yang akan memberikan kredit perlu juga menghitung hari rata-rata penagihan
piutang (days of receivable). Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang
tersebut rata-rata tidak dapat ditagih dan rasio ini sering juga disebut days sales uncollected.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 360


𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑜𝑓 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

2. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Perputaran persediaan atau inventory turn over merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode.
Rasio ini juga menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan digami dalam satu tahun.
Semakin kecil rasio ini, maka semakin buruk, demikian pula sebaliknya.

Cara mencarinya adalah dengan membandingkan antara harga pokok barang yang dijual
dengan rata-rata persediaan. Namun, apabila tidak ada harga pokok, yaitu dapat digunakan
sebagai perhitungan adalah penjualan (sales) dengan rata-rata perscdiaan dan biasanya dalam
hitungan tahun.

Rumusan untuk mencari inventory turn over adalah sebagai berikut.

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑗𝑢𝑎𝑙


𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

Untuk mengetahui berapa hari rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang dapat dicari
dengan cara membagikan jumlah hari dalam satu tahun dibagi perputaran persediaan sebagai
berikut.

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 =
2

3. Working Capital Turn Over

Working capital turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang ditanamkan dalam modal I(erja berputar daJan satu periode atau berapa penjualan
yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan. Caranya adalah dengan
membandingkan penjualan bersih dengan modal kerja.
Rumus untuk mencari working capital turn over adalah sebagai berikut:

𝑁𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑁𝑊𝐶 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

4. Fixed Assets Turn Over

Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Caranya adalah dengan
membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap.

Rumus untuk mencari fixed assets turn over adalah sebagai berikut.

𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

5. Asset Turn Over

Asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur semua aktiva
perusahaan, dan berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap-tiap rupiah aktiva yang
digunakan.

Rumus untuk mencari asset turn over dapat digunakan sebagai berikut:

𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.

Rasio profitabilitas terdiri dari beberapa jenis berikut.

1. Profit Margin (Profit Margin on Sales)

Profit margin atau juga dikenal dengan nama profit margin on sales merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur antara profit margin dengan penjualan. Rumusan untuk mencari
profit margin adalah sebagai berikut.

𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥


𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝑥 100%
𝑁𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
2. Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunv jukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang eiisiensi
manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan
mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase. Rasio ini
juga menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun
modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya.
Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Rumus untuk mencari return on invgstment adalah sebagaj berikut. Net profit after tax

𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝑥 100%

3. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri mempakan rasio untuk mengukur
laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya, posisz‘ pemilik perusahaan
semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Rumus untuk mencari return on equity adalah sebagai berikut.

𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦(𝑅𝑂𝐸) = 𝑥 100%
𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

6.5 Mengelola Sumber Daya Manusia

6.5.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Salah satu aspek yang tidak kalah pentingnya untuk dikelola para wirausahawan adalah
sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Manusia (karyawan) yang menjadi motor
penggerak kegiatan usaha perlu dikelola secara profesional. Pengelolaan SDM ini kita kenal
dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Menurut Herbert J. Chriden dan Arthur W.
Sherman (1966), manajemen sumber daya manusia dalam beberapa bentuk sudah muncul sejak
pertama kali manusia menemukan keuntungan dari kerja keras, kerja sama, dan dengan cara lain
untuk mencapai tujuan sipil dan militer.

Menurut Edwin B. Filippo (1984) Manajemen sumber daya manusia adalah proses
merencanakan, mengorganisir atau mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan
pengadaan, pengembangan, kompensasi, penyatuan, perawatan atau pemeliharaan, dan pemisahan
atau pelepasan sumber daya manusia kepada tujuan-tujuan akhir individu organisasi dan
masyarakat yang telah dicapai. Jadi MSDM atau Manajemen Sumber Daya Manusia adalah salah
satu fungsi dalam sebuah perusahaan atau organisasi yang fokus pada kegiatan rekrutmen,
pengelolaan dan pengarahan untuk orang-orang yang bekerja dalam perusahaan tersebut.

Dengan mengetahui apa saja tujuan MSDM di perusahaan pada umumnya, maka dapat
lebih mudah menentukan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya dan mengukur seberapa
jauh pencapaian setiap periode waktu tertentu. Berikut adalah beberapa tujuan pengelolaan sumber
daya manusia :

1. Untuk mengembangkan efektivitas kerja sumber daya manusia di dalam organisasi.


2. Memperbaiki kualitas tenaga kerja dalam suatu organisasi sehingga dapat memberikan
kontribusi lebih kepada organisasi.
3. Memberikan aturan kerja yang efektif dengan produktivitas tinggi kepada organisasi.
4. Untuk menyeimbangkan antara tujuan masing-masing individu dan menyelaraskan nya
hingga mampu bergerak dalam irama yang sama demi mencapai tujuan bersama yaitu
tujuan perusahaan.
5. Untuk membantu para manajer fungsional dan manajer lini dalam mengelola seluruh
tenaga kerja atau karyawan selaku sumber daya manusia dengan cara yang lebih efektif.

Selain penjelasan mengenai tujuan manajemen sumber daya manusia diatas, terdapat tujuan
manajemen sumber daya manusia menurut para ahli.

Menurut Sunarto terdapat tujuan manajemen sumber daya manusia, diantaranya:

1. Memperoleh dan mempertahankan tenaga kerja yang terampil, memiliki motivasi tinggi
dan dapat dipercaya bagi organisasi.
2. Meningkatkan dan memperbaiki kualitas tenaga kerja dalam organisasi yang diukur dari
kontribusi, kemampuan dan kecakapan dalam melaksanakan operasional pekerjaan.
3. Mengembangkan sistem kerja yang baik secara prosedur dalam perekrutan dan seleksi
calon karyawan.
4. Menciptakan lingkungan yang harmonis dan produktif baik antar tim maupun antara
manajemen dan karyawan.
5. Menyeimbangkan dan menyelaraskan keperluan masing-masing stakeholder.
6. Menghargai elemen sumber daya manusia berdasarkan prestasi yang telah dicapai
7. Meningkatkan kesejahteraan para karyawan baik secara fisik maupun mental.
8. Menyediakan kesempatan yang merata bagi seluruh elemen sumber daya manusia.
9. Melakukan pendekatan yang humanis dalam proses pengelolaan karyawan yang
berlandaskan keadilan, perhatian, dan transparansi.
10. Mengelola tenaga kerja dan mempertimbangkan perbedaan kebutuhan dan keinginan
individu dan kelompok yang difasilitasi dalam penyampaian aspirasi.

Menurut Sedarmayanti terdapat 2 tujuan perusahaan yang memerlukan peranan dari sumber daya
manusia diantaranya:

1) Produktivitas

Semakin tinggi dan semakin baik sumber daya manusia yang dimiliki maka akan
menciptakan produktivitas yang baik bagi perusahaan.Sumber daya manusia yang terampil
akan menghasilkan sumbangsih yang lebih banyak dan lebih baik daripada sumber daya
manusia yang kurang terampil meski perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih tinggi
bagi sumber daya manusia terampil.

2) Laba (Profit)

Sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan laba perusahaan yang lebih tinggi.
Laba saat ini menjadi tujuan utama bagi suatu perusahaan yang bersifat profit oriented yang
juga berkaitan secara tidak langsung dengan tujuan sumber daya manusia.Ukuran kinerja
dikembangkan untuk membandingkan antara input dan output. Oleh karena itu ukuran
kinerja karyawan saat ini berbasis pada ukuran laba yang diperoleh.
Pengelolaan manusia sebagai aset yang paling penting bagi perusahaan dimulai dari
penentuan jabatan yang dibutuhkan perusahaan atau seberapa banyak jabatan yang diperlukan.
Kemudian, penentuan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan. Untuk
menduduki jabatan diperlukan keterampilan tertentu, Oleh karena itu, perusahaan juga harus
menentukan persyaratan jabatan untuk menduduki jabatan tersebut. Kegiatan ini dikenal dengan
nama analisis jabatan. Setelah analisis jabatan diterapkan, langkah selanjutnya adalah
merencanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan analisis jabatan yang sudah
dibuat. Perencanaan tenaga kerja meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta persyaratan
yang diinginkan. Hal ini penting agar perusahaan tidak mengalami kekurangan dan kelebihan
karyawan.

Langkah selanjutnya setelah perencanaan tenaga kerja selesai adalah melakukan


pengadaan tenaga kerja. Pengadaan meliputi penarikan karyawan (rekrutmen) dan seleksi.
Penarikan pegawai disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan yang diinginkan. Penarikan
pegawai dapat dilakukan melalui referensi (kenalan) atau melalui iklan. Cara lain dapat dilakukan
dengan cara menempelkan brosur di lembaga pendidikan tinggi atau pusat-pusat pelatihan atau
dapat pula dilakukan dengan cara lain, seperti dari surat lamaran yang masuk. Agar tenaga kerja
yang terjaring sesuai dengan keinginan dalam informasi yang diberikan perlu dijelaskan
persyaratannya, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, atau syarat lainnya.

Karyawan yang telah lolos seleksi berminat akan mengajukan lamaran kerja sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan. Biasanya jumlah yang melamar jauh lebih banyak dibanding yang
dibutuhkan. Tugas selanjutnya adalah menyeleksi pelamar yang ada dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan. Pemilihan ini dimulai dari seleksi surat lamaran, tes umum, wawancara, psikotes,
sampai dengan tes kesehatan. Syarat untuk lolos bagi seorang pelamar adalah sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan perusahaan. Karyawan yang telah lolos seleksi dibagi dalam dua
kategori. Pertama, mereka yang langsung dapat bekerja karena sudah berpengalaman kerja
sebelumnya. Kedua, mereka yang belum memiliki pengalaman kerja. Kelompok yang belum
memiliki pengalaman kerja perlu diberikan pelatihan terlebih dulu. Diharapkan setelah mengikuti
pelatihan, keahlian mereka bertambah atau meningkat sehingga siap untuk dipekerjakan.

Tugas perusahaan selanjutnya adalah menentukan kompensasi yang akan diterima


karyawan. Besarnya kompensasi ditentukan oleh berbagai faktor, sepeerti pendidikan, jabatan,
wewenang dan tanggung jawab, serta faktor-faktor lainnya. Kompensasi ini dari waktu ke waktu
terus bergerak. Jenis kompensasi yang diberikan dapat dalam bentuk keuangan atau nonkeuangan.

Setelah mulai bekerja, karyawan sudah dapat merencanaken kariernya sampai karyawan
tersebut berhenti bekerja. Dalam perencanaan karier beberapa persyaratan yang harus dilalui, di
antaranya waktu dan persyaratan tertentu, namun yang menentukan adalah karyawan itu sendiri.
Di samping itu, perusahaan harus membuat berbagai kebijakan yang berhubungan dengan
pemutusan hubungan dengan karyawan. Pemutusan hubungan dapat dilakukan dengan berbagai
pertimbangan, misalnya sudah memasuki usia pensiun, diberhentikan karena lalai atau membuat
kesalahan, atau berhenti atas permintaan karyawan itu sendiri.

Masing-masing kegiatan dalam MSDM tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus
dilaksanakan secara berkesinambungan karena kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya
sangat erat. Apabila salah satu kegiatan tidak dapat dijalankan dengan baik, jangan diharapkan
tujuan MSDM perusahaan dapat tercapai. Sebagaimana fungsi manajemen pada umumnya,
MSDM juga memiliki beberapa fungsi, seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap SDM-nya secara benar.

6.5.2 Fungsi-fungsi dalam MSDM

Hal yang perlu dianalisis selanjutnya adalah kesiapan perusahaan yang berkaitan dengan
Manajemen Sumber Daya Manusia mulai dari pengadaan, penempatan di jabatan tertentu, sampai
dengan penentuan kesejahteraan karyawan. Urutan proses ini dilakukan untuk perusahaan yang
baru berdiri, sedangkan bagi perusahaan yang sudah atau sedang berjalan tinggal menyesuaikan
diri dengan keadaan yang sedang berlangsung.

Manajemen sumber daya manusia adalah konsep yang bertalian dengan kebijaksanaan,
prosedur, dan praktik bagaimana mengelola atau mengatur orang dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan manajemen sutmber daya

manusia dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial yang melipui:

1. analisis jabatan;
2. perencanaan tenaga kerja;
3. pengadaan karyawan (penarikan dan seleksi);
4. pelatihan dan pengembangan;
5. kebijakan kompensasi;
6. perencanaan karier;
7. kebijakan kesejahteraan;
8. pemutusan hubungan kerja.

1) Analisis Jabatan

Komponen organisasi dan SDM yang paling penting adalah penentuan pekerjaan atau
jabatan. Untuk mencapai tujuan, organisasi perlu menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Manajemen perusahaan khususnya manajemen sumber daya manusia mutlak perlu
mempunyai informasi dan data yang lengkap dan tepat mengenai semua jabatan yang ada agar
dapat melaksanakan setiap fungsi manajemen secara keseluruhan. Informasi dan data jabatan
tersebut diperoleh dari analisis jabatan. Analisis jabatan adalah proses untuk mempelajari dan
mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan suatu jabatan. Untuk itu, perlu
diketahui pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa
pekerjaan itu harus dilakukan serta persyaratan untuk menduduki suatu jabatan. Dengan kata lain,
analisis jabatan dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan,
menganalis data dan informasi suatu jabatan.

Hasil dari analisis jabatan akan diperoleh dua hal, yaitu:

1. uraian jabatan;
2. spesifkasi jabatan.

Dalam uraian jabatan dijelaskan secara lengkap keterangan tentang jabatan yang ada serta
segala sesuatu yang berkaitan dengan jabatan tersebut. Adapun isi uraian jabatan meliputi hal-hal
seperti:

1. identitas jabatan;
2. fungsi jabatan;
3. uraian tugas;
4. wewenang;
5. tanggung jawab;
6. hubungan kerja;
7. bahan, alat dan mesin yang digunakan;
8. kondisi kerja.

Sementara itu, spesifkasi jabatan atau persyaratan jabatan memuat syarat-syarat minimum
yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat melaksanakan jabatan tertentu dengan baik.
Persyaratan jabatan harus memuat hal-hal antara lain:

1. persyaratan pendidikan;
2. persyaratan pelatihan;
3. persyaratan pengalaman;
4. persyaratan psikologi;
5. persyaratan khusus.

2) Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia adalah kegiatan merencanakan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan sesuai dengan analisis jabatan yang sudah dibuat. Perencanaan tenaga kerja
meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta persyaratan yang dinginkan. Hal ini penting
agar perusahaan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan karyawan. Perencanaan sumber daya
manusia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk meramalkan atau
memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Perkiraan tentang
kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan perusahaan didasarkan pada berbagai pertimbangan,
antara lain rencana produksi atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan jenis atau bidang investasi
yang dijalankan.

Setelah melakukan perkiraan terhadap jumlah barang atau jasa yang akan dihasilkan,
selanjutnya perkiraan ini diubah kedalam jumlah orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan dan
melaksanakan aktivitas tersebut. Untuk level manajerial biasanya jumlah pegawai didasarkan pada
jumlah jabatan yang tersedia dalam struktur organisasi perusahaan.

Perencanaan tenaga kerja diperlukan perusahaan karena beberapa pertimbangan, seperti:

1. untuk memenuhi kebutuhan karyawan baru karena ada pembukaan cabang baru atau
pendirian usaha baru;
2. adanya karyawan yang keluar karena pensiun atau keluar sendiri atau dikeluarkan
perusahaan; dan
3. pertimbangan lainnya.

3) Pengadaan Karyawan

Pengadaan tenaga kerja (procurement) merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan
jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam upaya mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Pengadaan karyawan merupakan perencanaan tenaga kerja yang dibuat.
Kebutuhan tenaga kerja yang telah dibuat perlu direkrut dan ditarik segera mungkin, Oleh karena
itu, kegiatan pengadaan tenaga kerja meliputi penarikan, seleksi, dan penempatan.

Penarikan (recruitment) adalah upaya mencari calon karyawan yang memenuhi syarat
tertentu, sehingga di perusahaan dapat memilih orang-orang yang paling tepat untuk mengisi
lowongan yang ada. Proses penarikan pegawai juga disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan
yang diinginkan. Penarikan pegawai dapat dilakukan melalui referensi (kenalan), iklan, bursa
tenaga kerja, open house, dari lembaga pendidikan tinggi, pusat-pusat pelatihan, atau dengan cara
lainnya. Agar dapat terjaring tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan, dalam informasi perlu
dijelaskan persyaratannya, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, atau
syarat lainnya.

Tenaga kerja dapat berasal dari dua sumber, yaitu sumber dari dalam organisasi (internal)
atau sumber dari luar organisasi (eksternal). Sumber internal adalah karyawan yang berada dalam
organisasi itu sendiri untuk menduduki jabatan dalam organisasi yang baru. Sementara itu, sumber
eksternal adalah tenaga kerja yang diperoleh melalui; periklanan, Depnaker, institusi pendidikan,
bursa tenaga kerja, atau sumber lainnya. Proyek perluasan atau pengembangan dapat
menggunakan sumber internal dan eksternal, sedangkan proyek baru hanya menggunakan sumber
eksternal.

Setelah dilakukan kegiatan penarikan, selanjutnya perlu dilakukan seleksi. Seleksi adalah
suatu proses untuk memilih atau mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat sesuai dengan
ketentuan organisasi. Tujuan seleksi adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat
untuk menduduki jabatan tertentu. Tugas berikutnya adalah menyeleksi di antara pelamar yang
ada sesuai dengan persyaratan. Proses seleksi yang dilakukan dimulai dari:
1. seleksi surat lamaran;
2. tes umum;
3. wawancara;
4. psikotes;
5. sampai dengan tes kesehatan.

Seorang pelamar dapat lolos sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perusahaan.
Karyawan yang telah lolos seleksi dibagi dalam dua kategori. Pertama, mereka yang langsung
dapat bekerja karena sudah berpengalaman kerja sebelumnya. Kedua, mereka yang belum
memiliki pengalaman kerja. Kelompok yang belum memiliki pengalaman kerja perlu diberikan
pelatihan terlebih dulu.

Penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang


akan dijabatnya berdasarkan kebutuhan jabatan. Selanjutnya dilakukan orientasi, di mana uraian
tugas digunakan untuk menyampaikan informasi tentang tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban
yang harus dilaksanakan dan standar pelaksanaan kerja yang layak oleh karyawan.

4) Pelatihan dan Pengembangan

Bagi pelamar yang lulus seleksi, tetapi belum memiliki pengalaman kerja, sebelum
ditempatkan perlu terlebih dahulu diberikan pelatihan. Tujuannya untuk membiasakan mereka
bekerja dalam lingkungan perusahaan. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, keahlian mereka
bertambah atau meningkat sehingga mereka siap untuk dipekerjakan.

Materi pelatihan diberikan kepada mereka sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Di
samping itu, dipertimbangkan juga minat dan bakat karyawan sesuai dengan hasil seleksi terdahulu
atau pengalaman sebelumnya. Jangka waktu pelatihan pun ditentukan Sesuai dengan kebutuhan
pengalaman karyawan. Tempat untuk melakukan pelatihan juga ikut dipertimbangkan, apakah di
dalam perusahaan atau di luar perusahaan.

Selanjutnya, pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi pengembangan terhadap


karyawan yang sudah bekerja sebelumnya (lama) melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
dan pelatihan diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga
mampu memenuhi tuntutan organisasi dalam menghadapi persaingan dan perubahan. Pendidikan
dan latihan dapat dilakukan di dalam perusahaan atau di luar perusahaan sesuai dengan
pertimbangan kebutuhan dan kemampuan keuangan perusahaan.

5) Kompensasi

Program kompensasi penting diperhatikan oleh organisasi dalam rangka mempertahankan


sumber daya yang profesional dan berkualitas. Kompensasi merupakan semua imbalan yang
diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Pada umumnya balas jasa terdiri dari;
upah atau gaji, tunjangan perumahan, kesehatan, hari tua, insentif, dan premi.

Tugas perusahaan adalah menentukan kompensasi yang akan diterima karyawan. Besarnya
kompensasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pendidikan, jabatan, wewenang dan
tanggung jawab, serta faktor-faktor lainnya. Kompensasi ini dari waktu ke waktu terus bergerak.
Jenis kompensasi yang diberikan dalam bentuk keuangan atau nonkeuangan.

6) Perencanaan Karier

Pengertian perencanaan karier adalah perjalanan kerja seseorang selama berada di


perusahaan. Karyawan dapat merencanakan kariernya sejak mulai bekerja sampai berhenti
bekerja. Karier seseorang lebih banyak ditentukan oleh orang yang bersangkutan. Dalam
perencanaan karier ada beberapa persyaratan yang harus dilalui, di antaranya waktu dan
persyaratan tertentu, namun yang menentukan adalah karyawan itu sendiri.

Selain perencanaan karier, perusahaan juga harus melakukan evaluasi kinerja terhadap
seluruh karyawan. Penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi dan menilai prestasi kerja
karyawan sehingga dapat memberikan umpan balik kepada karyawan dan organisasi tentang
pelaksanaan kerja mereka dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk program perbaikan prestasi
kerja, penyesuaian kompensasi, promosi, dan pengembangan karier.

7) Keselamatan dan Kesehatan

Perusahaan juga perlu memikirkan keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk pada
kondisi fsik dan mental karyawan akibat lingkungan kerja. Kondisi fisik meliputi penyakit dan
kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa, cacat anggota tubuh, atau kanker paru-paru. Sementara
itu, kondisi psikologis atau mental meliputi penyakit akibat stres dan kehidupan kerja yang
berkualitas rendah, contohnya ketidakpuasan, sikap apatis, bimbang, dan sebagainya.
Pihak manajemen harus terus berupaya memelihara karyawannya dengan berbagai upaya
nyata agar mereka tetap betah dan merasa dihargai dalam organisasi. Hal itu dapat dilakukan
dengan melakukan pembinaan bagi karyawan yang tidak disiplin melalui saluran komunikasi yang
efektif. Juga perlu diperhatikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja mereka.

8) Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja merupakan kebijakan perusahaan untuk memberhentikan


seorang karyawan. Pemutusan hubungan kerja bisa disebabkan oleh berbagai alasan atau sebab
antara lain:

1. memasuki masa pensiun;


2. permintaan pengunduran diri;
3. pemecatan karena melakukan kesalahan;
4. pensiun dini;
5. meninggal dunia.

Masa pensiun merupakan faktor alamiah karena usia produktif. Seseorang memasuki usia
pensiun setelah berusia 55 tahun atau 60 tahun untuk pekerjaan tertentu. Pensiun merupakan cara
berhenti dari pekerjaan yang terhormat.

Permintaan pengunduran diri karena alasan pribadi dapat dilakukan oleh karyawan,
misalnya karena tidak ada kecocokan lagi antara karyawan dengan pimpinan perusahaan, sehingga
kenyamanan karyawan berkurang. Faktor kompensasi atau karier yang terhambat juga dapat
menyebabkan karyawan memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain dengan mengajukan
pengunduran diri.

Pemecatan dapat terjadi karena karyawan melanggar aturan yang telah ditetapkan
perusahaan, baik yang sengaja maupun tidak. Penyebabnya antara lain karena melakukan korupsi,
tidak disiplin atau malas atau lalai dalam melak sanakan tugas yang mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan atau citra perusahaan rusak karena yang dilakukan tindakan kriminal di luar
perusahaan.

Pensiun dini maksudnya karyawan dipensiunkan, padahal belum memasuki masa usia
pensiun. Penyebabnya dapat saja karena karyawan menderita sakit atau cacat sehingga tidak dapat
melakukan kegiatannya seperti sedia kala. Pensiun dini dapat juga dilakukan karena perusahaan
sedang mengalami kebangkrutan sehingga perlu mengurangi karyawannya yang dianggap kurang
produktif.

Pemberhentian terakhir adalah karena karyawan meninggal dunia dengan berbagai sebab,
seperti sakit atau kecelakaan. Pemberhentian dalam kasus ini secara otomatis akan terjadi, tinggal
bagaimana perusahaan memenuhi hak-hak karyawan tersebut.

6.6 Pengertian, jenis-jenis, dan sumber-sumber modal


6.6.1 Pengertian Modal

Untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan sejumlah modal (uang) dan
tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiayai segala keperluan usaha,
mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan izin-izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap,
sampai dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan
seseorang untuk mengelola atau menjalankan suatu usaha.

Modal yang pertama kali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan
(prainvestasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri (memiliki
badan usaha). Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei lapangan, biaya
pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya prainvestasi lainnya.

Setelah biaya prainvestasi dikeluarkan, selanjutnya adalah biaya untuk membeli sejumlah
aktiva (harta) tetap. Biaya ini dikeluarkan untuk mengoperasikan perusahaan atau sebagai tempat
atau alat untuk melakukan kegiatan, seperti pembelian tanah, pendirian bangunan atau gedung,
pembelian mesin-mesin, dan peralatan kantor. Di samping itu, modal juga diperlukan untuk
membiayai operasi usaha pada saat bisnis tersebut dijalankan. Jenis biaya ini misalnya biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya.

Besarnya modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan digarap. Dalam
kenyataan sehari-hari kita mengenal adanya usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.
Masing-masing memerlukan modal dalam batas tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan besarnya
jumlah modal yang diperlukan. Misalnya, jenis usaha pabrikan berbeda dengan pertanian. Hal lain
yang memengaruhi besarnya modal adalah jangka waktu usaha atau jangka waktu perusahaan
menghasilkan produk yang diinginkan. Usaha yang memerlukan jangka waktu yang lebih panjang
memerlukan modal yang relatif besar pula.

Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan usaha perlu dilakukan sebelum usaha tersebut
dijalankan. Sementara itu, kebutuhan modal tenaga keahlian perusahaan disesuaikan dengan
kebutuhan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Kebutuhan akan tenaga ahli yang akan
menjalankan usaha dapat diperoleh dari rekrutmen karyawan (penarikan pegawai) dari berbagai
sumber, seperti melalui iklan, dari surat lamaran yang masuk, referensi (kenalan) atau perguruan
tinggi. Untuk memperoleh karyawan seperti yang dipersyaratkan, perlu dilakukan proses seleksi.
Agar hasil yang diperoleh maksimal, para calon karyawan yang sudah diseleksi sebagian atau
seluruhnya diberikan pelatihan agar mereka bertambah ahli dan terbiasa dengan pekerjaan yang
akan dilakukannya nanti.

6.6.2 Jenis-jenis Modal Usaha

Seperti telah dijelaskan sebelumnya terdapat beberapa jenis modal yang dapat digunakan
untuk kegiatan usaha. Pada dasarnya kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua
jenis yaitu:

1. Modal investasi
2. Modal kerja

Kedua jenis modal ini berbeda, baik dalam penggunaannya maupun jangka waktunya.
Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan berulang-ulang. Biasanya
umurnya lebih dari satu tahun. Sementara modal kerja digunakan untuk jangka pendek dan
beberapa kali pakai dalam satu proses produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya tidak lebih
dari satu tahun.

Penggunaan utama modal investasi jangka panjang adalah untuk membeli aktiva tetap,
seperti tanah, bangunan atau gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, serta inventaris lainnya.
Modal investasi merupakan porsi terbesar dalam komponen pembiayaan suatu usaha dan biasanya
dikeluarkan pada awal perusahaan didirikan atau untuk perluasan pabrik. Modal investasi biasanya
diperoleh dari modal pinjaman berjangka waktu panjang (lebih dari setahun). Pinjaman ini
biasanya diperoleh dari dunia perbankan.
Setelah kebutuhan modal kerja terpenuhi, selanjutnya adalah pemenuhan kebutuhan modal
kerja. Modal kerja, yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan pada
saat perusahaan sedang beroperasi. Jenis modalnya bersifat jangka pendek, biasanya hanya
digunakan untuk sekali atau beberapa kali proses produksi. Modal kerja digunakan untuk
keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biaya-
biaya lainnya. Modal kerja juga dapat diperoleh dari modal pinjaman bank (biasanya maksimal
setahun). Biasanya dunia perbankan dapat membiayai modal investasi dan modal kerja baik secara
bersamaan maupun sendiri-sendiri (tergantung kebutuhan dan permintaan nasabah).

6.6.3 Sumber-sumber Modal

Kebutuhan modal, baik modal investasi maupun modal kerja, dapat dicari dari berbagai
sumber dana yang ada, yaitu modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Modal sendiri
adalah modal dari pemilik usaha sedangkan modal asing adalah modal dari luar perusahaan.

Seperti dikemukakan di atas bahwa penggunaan masing-masing modal tergantung dengan


maksud dan tujuannya. Pertimbangan lain adalah jangka waktu pengembalian yang dibutuhkan
apakah jangka pendek atau jangka panjang. Di samping itu, jumlah atau nilai modal yang
diinginkan perusahaan juga menjadi pertimbangan khusus. Pertimbangan yang paling penting
adalah faktor besarnya biaya yang harus ditanggung. Hal ini penting karena ini merupakan
komponen biaya yang harus dikeluarkan. Di samping itu, faktor persyaratan yang harus dipenuhi
ada yang rumit dan ada yang mudah. Jadi, masing-masing modal memiliki keuntungan dan
kerugian, baik dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat
dipenuhi.

Dalam praktiknya pembiayaan suatu usaha dapat diperoleh secara gabungan antara modal
sendiri dengan modal pinjaman. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri, modal pinjaman,
atau gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan
pemilik usaha. Pada awalnya untuk usaha baru, biasanya perusahaan lebih menitikberatkan pada
modal sendiri. Hal ini terjadi karena sulitnya memperoleh modal pinjaman, terutama dari bank.
Bank biasanya jarang memberikan pinjaman untuk usaha baru, mengingat bank belum mengenal
dan nasabah belum berpengalaman. Namun perusahaan dapat memperoleh pinjaman dari
perusahaan nonbank atau lembaga keuangan bukan bank, seperti leasing atau pegadaian.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh suatu modal
adalah sebagai berikut:

1) Tujuan perusahaan. Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman


tersebut, apakah untuk modal investasi atau modal kerja, apakah sebagai modal utama atau
hanya sekadar modal tambahan, apakah untuk kebutuhan yang mendesak atau tidak.
2) Masa pengembalian modal. Dalam jangka waktu tertentu pinjaman tersebut harus
dikembalikan ke kreditor (bank). Bagi perusahaan jangka waktu pengembalian investasi
juga perlu dipertimbangkan, sehingga tidak menjadi beban perusahaan dan tidak
mengganggu cash flow perusahaan. Sebaiknya jangka waktu pinjaman disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan.
3) Biaya yang dikeluarkan. Faktor biaya yang harus dikeluarkan harus dipertimbangkan
secara matang, misalnya biaya bunga, biaya administrasi, provisi dan komisi, atau biaya
lainnya. Hal ini penting karena biaya merupakan komponen produksi yang akan menjadi
beban perusahaan dalam menentukan harga jual dan laba. Besarnya tingkat suku bunga dan
biaya lain yang dibebankan bank atau lembaga keuangan kepada nasabah berbeda-beda
antara satu dengan lainnya. Sebaiknya dipilih bank yang mampu memberikan biaya (bunga
dan biaya lainnya) yang paling rendah (kompetitif) bagi perusahaan.
4) Estimasi keuntungan. Besarnya keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang
akan datang perlu menjadi pertimbangan. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih
pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat
berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi
pendapatan dan biaya sebelum memperoleh pinjaman modal.

Pengertian masing-masing modal dilihat dari sumber asalnya dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham. Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat dilakukan secara tertutup
atau terbuka. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai suatu usaha
adalah tidak adanya beban biaya bunga, tetapi hanya akan membayar dividen. Pembayaran
dividen dilakukan apabila perusahaan memperoleh keuntungan dan besarnya dividen
tergantung dari keuntungan perusahaan. Kemudian, tidak ada kewajiban untuk
mengembalikan modal yang telah digunakan. Kerugian menggunakan modal sendiri
adalah jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit untuk memperolehnya.

Bagi perusahaan yang sudah atau sedang berjalan, modal selain berupa saham dapat
juga diambil dari cadangan laba atau laba yang belum dibagi. Namun, modal ini hanya
dapat digunakan perusahaan untuk sementara waktu. Untuk usaha tertentu, Seperti yayasan
dapat menggunakan modal sumbangan atau hibah dari pihak lainnya.

2) Modal Asing (Pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Penggunaan modal pinjaman untuk
membiayai suatu usaha akan menimbulkan beban biaya bunga, biaya administrasi, serta
biaya provisi dan komisi yang besarnya relatif. Penggunaan modal pinjaman mewajibkan
pengembalian pinjaman setelah jangka waktu tertentu. Keuntungan modal pinjaman adalah
jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu,
dengan menggunakan modal pinjarnan biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen
untuk mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh. Sumber dana dari modal asing dapat
diperoleh dari:

1. Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta, pemerintah, maupun
perbankan asing.
2. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal ventura,
asuransi, leasing, dana pensiun, koperasi atau iembaga pembiayaan lainnya.
3. Pinjaman dari perusahaan nonkeuangan.
6.6.4 Kelebihan dan Kekurangan Suatu Modal

Baik modal sendiri maupun modal pinjaman masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dan kekurangan masing-masing modal adalah sebagai berikut:

1). Kelebihan modal sendiri


a. Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi
beban perusahaan.
b. Tidak tergantung kepada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran
pemilik modal.
c. Tanpa memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama.
d. Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik
akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau mengalihkan
ke pihak lain.
2). Kekurangan modal sendiri
a. Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangat
tergantung dari pemilik dan jumlahnya relatif terbatas.
b. Perolehan dari modal sendiri dalam jumlah tenentu dari calon pemilik baru (calon
pemegang saham baru) relatif lebih sulit karena mereka akan mempertimbangkan
kinerja dan prospek usahanya.
c. Kurang motivasi, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri motivasi
usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing.
3). Kelebihan modal pinjaman
a. Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal pinjaman ke
berbagai sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan layak, perolehan dana tidak
terlalu sulit. Banyak pihak berusaha menawarkan dananya ke perusahaan yang dinilai
memiliki prospek cerah.
b. Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan modal sendiri.
Jika menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi, ini
disebabkan adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan pinjaman. Selain itu,
perusahaan juga berusaha menjaga image dan kepercayaan perusahaan yang memberi
pinjaman agar tidak tercemar.
4). Kekurangan modal pinjaman
a. Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman yang
diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban untuk membayar
jasa, seperti bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, meterai, dan asuransi.
b. Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah
disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami likuiditas merupakan
beban yang harus ditanggung.
c. Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang
mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga akan menjadi
beban moral atas utang yang belum atau akan dibayar.
5). Kelebihan modal campuran

Dapat mengatur komposisi modal yang diperlukén secara seimbang. Artinya, persentase
modal pinjaman disesuajkan dengan kebutuhan atas kekurangan modal sendiri.
Daftar pustaka

Jimmy L. Gaol. 2014. A to Z Human Capital (Manajemen Sumber Daya Manusia). Jakarta:
Grasindo.

Karyaone. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM): Pengertian, Fungsi dan Tujuan.
Jakarta. https://www.karyaone.co.id/blog/manajemen-sumber-daya-manusia/ diakses pada
15 Februari 2020.

Kasmir. 2016. KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada

Anda mungkin juga menyukai