Disusun Oleh :
1. Silvi Tita Sari (12211193006)
2. Dewi Sinta Nuriyah (12211193078)
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A.Latar Belakang .................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C.Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Pengertian Tanggung Jawab Sosial .................................................... 3
B. Konsep Dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.............................. 8
C. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial.............................................11
D. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Untuk Perusahaan..........................15
BAB III : PENUTUP .........................................................................................20
A.Kesimpulan..........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat, falsafah atau philosophia secara harfiah berarti cinta kepada
kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang
berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan
disebut philosopher, yang dalam bahasa Arab disebut failasuf. Pencinta
kepada pengetahuan adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai
tujuan hidupnya. Dengan kata lain, ia mengabdikan diri dan hidupnya kepada
pengetahuan. Filsafat secara sederhana berarti “alam pikiran” atau “alam
berpikir”. Berfilsafat artinya berfikir. Namun tidak semua berfikir berarti
berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam (radikal)dan
sungguh-sungguh. Ada sebuah semboyan yang mengatakan bahwa “setiap
manusia adalah filosof”. Semboyan ini benar adanya, sebab semua manusia
berpikir akan tetapi, secara filosofis, semboyan itu tidak benar, sebab tidak
semua manusia yang berpikir adalah filosof. Filosof hanyalah orang yang
memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguhsungguh dan mendalam.
Filsafat adalah hasil akal budi manusia yang mencari dan memikirkan suatu
kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu
yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala
sesuatu.
Filsafat pendidikan pada umumnya dinyatakan bahwa filsafat
pendidikan dipandang sebagai pembahasan yang sistematis tentang masalah-
masalah pendidikan pada tingkat filosofis, yaitu menyelidiki suatu persoalan
pendidikan sehingga direduksi kedalam pokok bahasan metafisika,
epistimologi, etika, estetika maupun kombinasi dari semuanya itu. Dalam
pembahasan filsafat pendidikan, persoalan-persoalan tersebut dapat
disederhanakan ke dalam tiga persoalan pokok, yaitu pandangan mengenai
realita yang dipelajari oleh metafisika atau ontologi, pandangan mengenai
pengetahuan yang dipelajari oleh epistimologi, dan pandangan mengenai nilai
yang dipelajari oleh aksiologi, termasuk didalamnya etika dan estetika
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian filsafat pendidikan islam ?
2. Bagaimana ruang lingkup filsafat pendidikan islam ?
3. Apa saja obyek filsafat pendidikan islam ?
4. Apa saja metode filsafat pendidikan islam ?
5. Bagaimana peranan filsafat pendidikan islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan islam
2. Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat pendidikan islam
3. Untuk mengetahui obyek filsafat pendidikan islam
4. Untuk mengetahui metode dalam filsafat pendidikan islam
5. Untuk mengetahui peranan filsafat pendidikan islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
1
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT. BINA AKSARA, 1987), hal. 5.
3
1. Pemikian kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti bahwa cara
berpikirnya bersifat logis dan rasional tentang hakikat permaslahan yang
dihadapi. Hasil pemikirannya tersusun secara sistemais, artinya satu
bagian dengan bagian yang lainnya saling berhubungan secara bulat dan
terpadu.
2. Tinjauan terhadap permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya
menyangkut persoalan-persoalan mendasar samapai keakar-akarnya.
3. Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal, artinya persoalan-
persoalan yang dipikirkan mencakup hal-hal yang menyeluruh dan
mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkat kenyataan yang ada
di alamini, termasuk kehidupan umat manusia, baik di masa sekarang
maupun di masa mendatang.
4. Meskipun pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif, artinya
pemikiran yang tidak di dasari pembuktian-pembuktian empiris atau
eksperimental (seperti dalam ilmu alam), akantetapi mengandung nilai-
nilai obyektif, oleh karena permasalahannya adalah suatu realitas
(kenyataan) yang ada pada obyek yang dipikirkannya.
4
(aliranrasionalisme) atau dari pengalaman pancaindera (aliranempirisme)
atau dari ide-ide ( aliranidealisme) atau dar ituhan (alirantheologisme)
e. Axiologi :yaitu suatu pemikiran tentang masalah nilai-nilai termasuk nilai-
nilai tinggi dari tuhan. Misalnya nilai moral, nilai agama, nilai keindahan
(aestetika). Axiologi mengandung pengertian lebih luas dari pada ethika
atau higher values of life (nilai-nilai kehidupan yang bertaraf lebih tinggi)
5
teoritis yang pada gilirinnya
menimbulkan pemikiran tentang strategi dan taktik atau operasionalisasi
dalam kenyataan.2
C. OBYEK FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Memahami secara instan filsafat pendidikan islam, tidak dapat
dilepaskan dari pemahaman kita terhadap objek kajian filsafat pendidikan
islam sebagai ilmu. Objek filsafat pendidikan islam juga dibagi menjadi dua,
yaitu objek materi atau objek material filsafat pendidikan islam dan objek
formal atau objek formal pendidikan islam. Objek material filsafat pendidikan
islam adalah bahan dasar yang dikaji dan di analisis, sementara objek
formalnya adalah cara pendekatan atau sudut pandang terhadap bahan dasar
(objek material) tersebut.
Adapun objek materi dan objek formal filsafat pendidikan islam, yaitu
:
1) Objek material filsafat pendidikan islam adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan usaha manusia secara sadar untuk menciptakan kondisi
yang memberi peluang berkembangnya kecerdasan, pengetahuan dan
kepribadiannya atau pola kelakuan (akhlak) peserta didik melalui
pendidikan.
2) Objek formal filsafat pendidikan islam adalah aspek khusus dari pada
usaha manusia secara sadar tersebut, yaitu menciptakan kondisi yang
memberi peluang pengembangan kecerdasan, pengetahuan dan
kepribadian atau pola kelakuan (akhlak) sehingga peserta didik memiliki
kemampuan untuk menjalani dan menyelesaikan permasalahanhidupnya
dengan menetapkan islam sebagai hudan (petunjuk) dan furqan
(pembeda).
Secara makro (umum) apa yang menjadi objek pemikiran filsafat, yaitu
dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia,
alam semesta dan sekitarnya adalah juga objek pemikiran filsafat pendidikan.
2
Ibid,. hal. 7.
6
Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi objek filsafat pendidikan meliputi
:
a. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of
education)
b. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan
(the nature of man)
c. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,
agama dan kebudayaan
d. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori
pendidikan
e. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat
pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
f. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang
merupakan tujuan pendidikan.3
3
Agus Al-Anzery Suhaibi, “Filsafat Islam dan Objek Filsafat”, htpps://
id.scribd.com/doc/46009510/Filsafat-islam-Dan-Objek-Filsafat (diakses pada 16 September 2020, pukul
19.28).
7
Filsafat islam dalam memecahkan berbagai problematika pendidikan islam
ada beberapa metode yang digunakan, yaitu :
1) Metode kontemplasi dan spekulasi
Spekulatif dan kontemplatif, memiliki arti yang bisa dikatakan sama, yaitu
memikirkan dan merenungkan. Merenungkan berarti memikirkan sesuatu
tanpa ada keharusan kontak langsung dengan objeknya. Metode ini dapat
diterpakan untuk memikirkan sesuatu yang abstrak, msalnya hakikat
hvdup untuk islam , sifat Tuhan, takdir, dll. Metode ini sangat penting
dalam filsafat pendidikan islam sebab dalam analisisnya sering
berhadapan dengan sesuatu yang abstrak dan sulit didekati, kecuali dengan
merenung.
2) Pendekatan normatif
Metode normatif iniialah metode yang digunakan untuk mencari dan
memetapkan nilai, aturan, atau hukum tertentu. Dalam filsafat pendidikan
islam, metode ini digunakan untuk mencari nilai, aturan, huku yang
berkaitan dengan pendidikan islam, sehingga tuhuan, proses, bahan, dan
semua yang terlibat dalam pendidikan islam tersebut sesuai dengan nilai,
aturan, dan bhukum islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Dalam prosesnya metode ini dapat dilakukan dengan ijtihad. Ijdtihad yang
dimaksud adalah memahami Al-Quran dan sunnah, dalam kaitannya
dengan pendidikan islam secara maksimal.
3) Pendekatan analisa konsep
Analisis konsep ini berarti menguraikan sesuatu pengertian yang bersifat
tertentu. Dalam menganalisis suatu konsep itu, digunakan alat komunikasi
yang bisa disebut dengan bahasa. Dari uraian atau analisis bahasa inilah
dapat dipahami suatu konsep yang berkaitan dengan problematika
pendidikan islam itu misalnya mengenai konsep filosofis tentang fitrah,
ikhsan, taqwa, bahagia, manusia sempurna, dan lain sebagainya.
4) Historical Philosophy Approach (metode pendekatan History)
Metode histori atau sejarah adalah cara mempelajari filsafat berdasarkan
urutan waktu perkembangan pemikiran filsafat yang telah terjadi, setelah
8
kelahirannya sampai sekarang. Metode historis ini berarti juga
menggunakan sejarah sebagai cara untuk mengambil pelajaran peristiwa
yang sudah terjadi untuk diproyeksikan ke masa depan.
5) Pendekatan Deduktif
Metode deduktif iniialah penalaran dari suatu kbenaran umum kesuatu hal
yang khusus. Metode ini digunakan dalam filsafat, karena pada dasarnya
filsafat itu bersifat rasional-logis dan lebih banyak berangkat dari
kebenaran-kebenaran yang bersifat umum. Metode ini tepat dijadikan alat
mencari kebenaran yang abstrak-logis. Sesuai dengan filsafat pendidikan
islam.
6) Pendekatan Terpadu
Metode terpadu maksudnya memadukan unsur rasional-empiris dengan
unsur intuisi. Dalam kaitan ini, ketika ketika menyelesaikan persoalan
pendidikan islam tidak hanya mengandalkan unsur rasional-empiris, tetapi
juga mengakui keberadaan intuisi dan menggunakannya sebagai metode
pencarian kebenaran.4
4
Faiz_Kendal, “Metode Filsafat Pendidikan”,
http://faizkendal.blogspot.com/2011/09/metodefilsafat-pendidikan-islam-makalah.html?m=1 (diakses pada
18 September 2020, pukul 09.37)
9
Pendidikan islam sebagaimana juga pendidikan modern harus dilandasi
oleh suatu pemikiran filosofis tertentu dalam usaha memecahkan
permasalahan yang di hadapi.
Filsafat pendidikan islam dalam hal ini memainkan peran penting
dalam memecahkan masalah mendasar dalam pendidikan islam.Filsafat
pendidikan islma berperan dalam mengembangkan filsafat islam dan
memperkaya filsafat islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan
filosofis dalam bidang kependidikan. Secara praktis (dalam prakteknya),
filsafat pendidikan islam banyak berperan dalam memberikan alternatif-
alternatif pemecahan berbagai macam problem yang dihadapi oleh
pendidikan islam, dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan
pendidikan islam.
1. Pertama-tama filsafat pendidikan islam menunjukkan problema yang
dihadapi oleh pendidikan islam sebagai hasil dari pemikiran yang
mendalam dan berusaha untuk memahami duduk masalah. Dengan analisa
filsafat maka filsafat pendidikan islam bisa menunjukan alternatif-
alternatif pemecahan masalah. Dengan proses seleksi maka dilaksanakan
alternatif tersebut dalam praktek pendidikan.
2. Filsafat pendidikan islam, memberikan pandangan tertentu tentang
manusia. Pandangan tentang hakikat manusia tersebut berkaitan dengan
tujuan hidup manusia dan merupakan tujuan pendidikan menurut islam.
Filsafat pendidikan islam berperan untuk menjabarkan tujuan umum
pendidikan islam dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasonal dan
tujuan operasional ini berperan mengerahkan gerak dan aktifitas pelakanaa
pendidikan.
3. Filsafat pendidikan islam dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan
kehidupan manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi
pembawaan yang harus ditumbuhkan dan diperkembangkan. Filsafat
pendidikan islam menunjukkan bahwa potensi pembawaan manusia tidak
lain adalah sifat-sifat Tuhan atau Al-Asma ‘al-husna dan dalam
mengembangkan sifat-sifat Tuhan tersebut dala kehidupan kongkrit, tidak
10
boleh merendahkan nama dan sifat Tuhan tersebut. Hal ini akan
memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dan pengaturan
yang diperlukan.
4. Filsafat pendidikan islam, dalam analisanya terhadap masalah-masalah
pendidikan islam masa kini yang dihadapinya, akan dapat memberikan
informasi apakah proses pendidikan islam yang ideal atau tidak. Dapat
merumuskan dimana letah kelemahannya dan alternatif-alternatif
perbaikan dan pengembangan.5
5
Abi Rizal, “Peranan Filsafat Pendidikan Islam Dalam Pendidikan Dan Keistimewaannya”,
http://nengipitnyakangmas.blogspot.com/2016/10/peranan-filsafat-pendidikan-islam-
dalam.html?m=1 (diakses pada tanggal 17 September 2020, pukul 22,48)
6
Syadidul Kahar, “Makalah Pendidikan Islam”,
http://www.academia.edu/37533335/Makalah_filsafat_Pendidikan_Islam (diakses pada tanggal 17
September 2020, pukul 22.48)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemikian kefilsafatan harus bersifat sistematis. Ruang lingkup
pemikirannya bersifat universal, artinya persoalan-persoalan yang dipikirkan
mencakup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi
semua jenis dan tingkat kenyataan yang ada di alam ini, termasuk kehidupan
umat manusia, baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Objek
filsafat pendidikan islam juga dibagi menjadi dua, yaitu objek materi atau
objek material filsafat pendidikan islam dan objek formal atau objek formal
pendidikan islam. Dari sudut objeknya, filsafat pendidikan islam adalah suatu
kajian kritis, radikal dan sistematis mengenai hidup dan perbuatan manusia,
kecerdasan dan akal, pengetahuan serta pola kelakuan menurut ajaran islam.
Filsafat islam dalam memecahkan berbagai problematika pendidikan islam
ada beberapa metode yang digunakan, yaitu : Metode kontemplasi dan
spekulasi, Pendekatan normatif, Pendekatan analisa konsep, metode
pendekatan History, Pendekatan Deduktif, Pendekatan Terpadu. Peranan
filsafat pendidikan islam menuju kedua arah yaitu ke arah pengembangan
konsep-konsep filosofis dari pendidikan islam, yang secara otomatis akan
menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan islam dan yang kedua
kearah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan
islam.
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Anzery Suhaibi, Agus. 2020. “Filsafat Islam dan Objek Filsafat”, dalam
htpps:// id.scribd.com/doc/46009510/Filsafat-islam-Dan-Objek-Filsafat, diakses
16 September 2020.
Arifin. 1987. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:Bina Aksara.
Kendal, Faiz. 2020. “Metode Filsafat Pendidikan”, dalam ”,
http://faizkendal.blogspot.com/2011/09/metodefilsafat-pendidikan-islam-
makalah.html?m=1, diakses 18 Sepetember 2020.
Rizal, Abi. 2020. “Peranan Filsafat Pendidikan Islam dalam Pendidikan dan
Keistimewaannya”, dalam
http://nengipitnyakangmas.blogspot.com/2016/10/peranan-filsafat-pendidikan-
islam-dalam.html?m=1, diakses 17 September 2020.
Kahar, Syadidul. 2020. “Makalah Pendidikan Islam”, dalam
http://www.academia.edu/37533335/Makalah_filsafat_Pendidikan_Islam, diakses
17 September 2020.
13