M NgB2 J (J 1) (6.28)
B 3
Untuk memperoleh pemahaman yang baik, perlu diperiksa harga B J (q) dalam
dB J 1 (J 1/
(6.29)
dq 2) 22
4J sinh q / 2 J sinh 2 [(J 1/
2)q]
Ternyata diferensial di atas selalu positif, sehingga fungsi B J (q) adalah fungsi yang
M/µB J=5/2
J=3/2
J=1/2
gµBB
126
Pada B=1 Tesla, E1/20,5 10-4eV<< EF (3,12 eV untuk logam Na). Meskipun
medan magnet cukup besar, beda energi antara kedua keadaan kuantum spin sangat
kecil. Inilah alasannya mengapa kedua keadaan kuantum spin itu dipandang
berdegenerasi dengan energi yang dekat dengan energi dasarnya.
Sekarang misalkan suhu T>0; sesuai dengan persamaan (5.13) maka jumlah
elektron dengan spin searah B adalah
EF
3 / 2 EF
E1/ 2
N ( )
(T ) 0 n(E)g(E)dE 2 V 2
2m 1 B B / kB
z eT eT
E / kB
1
dE
h 0
(6.31)
V
f 3 ze
2
B / k BT
3
Jumlah elektron dengan spin berlawanan arah B adalah
EF
3 / 2 EF
E1/ 2
n(E)g(E)dE 2 V 2
2m dE
N (T )
( )
0 h 0 z1e B B / k B T e E / k B T 1
(6.32)
V
f
32
ze B / kB
T
3
Dengan demikian maka magnetisasi adalah
M B N
N
(6.33)
BV
3 f ze
()
3
B B()
T
/ kB
f 3 zeTB B / kB
2 2
Pada suhu tinggi dan medan magnet yang kecil,
B B / kB
zeT B B / kB
f 2
3 ze
T
dan
f3
2
B B / kB
T
B B / kB
T
ze
ze adalah
Jadi, magnetisasi pada suhu rendah
127
2 BVz
M 3 sinhB B / kB T (6.34)
Jumlah elektron adalah
N N ()
N ()
V
3
ze / k T ze / k T
B B B B
atau
Vz
N2 cosh B / kB T (6.35)
3
Oleh sebab itu magnetisasi bisa dinyatakan seperti
M B N tanhB B / k B T (6.36)
Hasil ini sama dengan persamaan (6.17). Pada medan magnet yang kecil
suseptibilitas magnet adalah
M N 2
B (6.37)
B kB T
3/ 2 3/ 2
M BV 4 ( B) 4 ( B
3 3 B)
1/ 2 B 3
(E
3/ 2
4
V 2m 3/ 2
(EF B B) 3/ 2
3 B h2
B)
F B
3/ 2 3/ 2
3 B B
(E F B B) E F 1
2 EF
128
3/2
M p 4B2 2m E 1/
F 2B
V h2
(6.38)
B2 g(E F )B
EF
(a)
(b)
Untuk setiap spin perubahan arah itu memerlukan energi E=2BB. Prinsip
larangan Pauli memaksa spin up harus naik ke atas energi Fermi EF karena di
bawahnya sudah penuh. Elektron-elektron itulah yang selanjutnya menjadi elektron
penghantar. Sebenarnya pergeseran energi itu sangat kecil dibandingkan dengan EF,
sehingga kerapatan spin-down hampir sama dengan kerapatan spin-up. Karena setiap
elektron yang tergeser memperoleh tambahan energi 2µBB, maka jumlah
magnetisasi dalam persamaan (6.38) bisa dituliskan seperti
M p ns 2 B (6.39)
dengan ns adalah jumlah elektron yang mengalami pergeseran. Inilah yang disebut
magnetisasi Pauli. Jadi, jumlah elektron yang tergeser oleh medan magnet adalah
ns 1
2 g(E F ) B B
(6.40) 129
Akhirnya, suseptibilitas magnet dapat diturunkan seperti
M
p B2 g(E F ) (6.41)
B
adalah konstan. Material dengan suseptibilitas magnet >0 disebut paramagnet dan
effek medan magnet pada suhu rendah itu disebut paramagnetik Pauli.
Nilai rata-rata momen magnet dari suatu bahan paramagnet pada keadaan setimbang
suhu dengan suatu reservoir bersuhu T adalah
1 1 Elni Z 1 Z Z
M M e
i
i
B
Z B
(6.42)
di mana Mi adalah magnetisasi pada keadaan mikro ke-i dengan energi Ei.
Magnetisasi itu berubah terhadap medan magnet B. Jadi, M itu berubah terhadap
M (6.43)
B
130