Anda di halaman 1dari 8

BAB 5

MOMENTUM ANGULER

A. Pendahuluan

Besaran-besaran fisis seperti momentum sudut dan energi atom hidrogen adalah
besaran yang terkuantisasi. Kehadiran medan magnet luar dalam atom hidrogen mampu
mengubah sifat simetri dalam atom dengan degenerasi. Selain itu hadirnya medan magnet
luar dalam sistem atom hidrogen mampu memecah energi atom yang selanjutnya
berkonsekuensi pada pecahnya spektrum yang dipancarkan oleh atom pada saat terjadi transisi
dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju tingkat energi yang lebih rendah. Tidak kalah
pentingnya kehadiran medan magnet dalam sistem atom hidrogen juga mampu
mengkuantisasi arah momentum sudut dalam ruang.

Selanjutnya untuk membahas hal-hal tersebut di atas maka pada bab ini secara
berturut-turut akan dibahas tentang: Batasan Momentum Sudut (Anguler); Kuantisasi
Momentum Anguler dan Energi dalam Atom Hidrogen; Pengaruh Medan Magnet Luar
Homogen pada Atom Hidrogen; Tingkat Energi Atom Hidrogen pada Berbagai Bilangan
Kuantum n dan l; dan Transisi Tingkat Energi Atom Hidrogen

B. Batasan Momentum Anguler

iˆ ˆj kˆ
  
L = r xp = x y z = iˆ( yp z − zp z ) − ˆj (xp z − zp x ) + kˆ(xp y − yp x ) (5.1)
px py pz

dalam hubungannya dengan telaah atom hidrogen:



r merupakan vektor kedudukan elektron terhadap inti atom.
p adalah vektor momentum linear gerak elektron terhadap inti atom.

C. Kuantisasi Momentum Anguler dan Energi dalam Atom Hidrogen

Momentum anguler : L2 = l (l + 1) (5.2)


Komponen z momentum anguler : Lz = m (5.3)
13,6
Energi sistem atom hidrogen : En = −
eV (5.4)
n2
Bilangan kuantum l dan m secara bersama-sama menentukan bentuk lintas edar elektron
mengelilingi inti atom.

1
D. Pengaruh Medan Magnet Luar Homogen pada Atom Hidrogen

Fungsi potensial V(r) atom hidrogen memiliki simetri bola. Simetri yang tinggi
tersebut memberikan degenerasi yang sangat tinggi. Energi E n sistem atom hidrogen yang
ditandai oleh bilangan kuantum utama n, ternyata sesuai dengan n 2 buah fungsi eigen yang
kesemuanya memiliki bilangan kuantum utama n.

Sebagai contoh untuk bilangan kuantum utama n = 2, atom hidrogen memiliki energi
total E 2 = −3,4eV . Keadaan kuantum tersebut memiliki 4 buah fungsi eigen yang berbeda
( n,l ,m ), yakni:  2,0,0 ; 2,1,0 ; 2,1,1 ; dan  2,1, −1 . Jika atom tersebut dikenakan medan magnet
homogen maka potensial yang dialami oleh elektron tidak lagi memiliki simetri bola.

Kehadiran medan magnet luar dengan induksi magnetik B akan menurunkan derajat simetri
permasalahan fisiknya. Fungsi eigen yang tadinya berenergi sama lalu memiliki energi yang
berbeda.
Selanjutnya marilah kita tinjau hubungan antara dipol magnet:
 e 
L = − L (5.5)
2 me

Untuk mudahnya kita ambil sebagai arah sumbu z positif adalah arah medan induksi magnetik

B . Komponen dipol magnet pada arah z adalah:

 e 
L = − Lz = − B Lz (5.6)
z
2 me 

e
dengan  B = magneton Bohr = = 9,2732.10 −24 Joule Tesla −1 = 5,6564 eV .Tesla −1
2 me

Suatu momen dipol magnetik dengan kekuatan  L yang ditempatkan dalam medan magnet

berkekuatan B akan memiliki energi potensial:

  e     
V = −  L .B = L.B = B L.B (5.7)
2me 


Karena arah z diambil dalam arah B maka:

B
V = BLz (5.8)

Kadang-kadang energi potensial V dapat dituliskan dalam bentuk:

B
V = gl BLz (5.9)

2
dengan gl = 1, faktor orbital

Adapun energi total E’ atom hidrogen dalam medan magnet luar B adalah:

B
E ' = E n + mg l
B (5.10)

Besar pergeseran energi atom hidrogen yang disebabkan oleh hadirnya medan magnet

B adalah:

E = E ' − E n
(5.11)
E = (g l  B B )m
dengan m menyatakan bilangan kuantum magnetik. Berdasarkan persamaan pergeseran energi
tersebut dapat diungkap bahwa:

1. Semua keadaan kuantum dengan bilangan kuantum magetik m = 0, tidak berubah



energinya jika atom tersebut ditempatkan dalam medan magnet luar B .
2. Apabila keadaan kuantum dinyatakan dengan bilangan kuantum magnetik m>0 maka

E>0. Energi sistem meningkat jika atom ditempatkan dalam medan magnet luar B .
3. Sebaliknya terjadi E<0 apabila m<0. Energi sistem menurun jika atom ditempatkan

dalam medan magnet luar B .

E. Tingkat Energi Atom Hidrogen pada Berbagai Bilangan Kuantum n dan l

n En(eV) s(l=0) p(l=1) d(l=2) f(l=3)

∞ 0

5 -0,54 1 3 5 7

4 -0,85 1 3 5 7

3 -1,50 1 3 5

2 -3,4 1 3

1 -13,6 1

Gambar 5.1. Tingkat-Tingkat Energi Atom Hidrogen

3
Dalam arah vertikal ditempatkan energi dengan bilangan kuantum utama n yang berlainan,
dimulai dengan n=1 yang energinya -13,6 eV. Tingkat teratas ditempati oleh bilangan
kuantum utama n=∞ dengan energi 0. Tingkat energi dengan n yang sama tetapi l yang
berlainan ditempatkan dalam arah horizontal. Semua tingkat energi dengan n yang sama
meskipun l-nya berlainan adalah berimpit.

Sebagai contoh tingkat energi dengan bilangan kuantum utama n=4, memiliki:

o 1 fungsi eigen dengan l=0.


o 3 fungsi eigen dengan l=1 (m=-1,0, +1)
o 5 fungsi eigen dengan l=2 (m=-2, -1, 0, +1, +2)
o 7 fungsi eigen dengan l=3 (m=-3, -2, -1, 0, +1, +2, +3)

Angka-angka 3, 5, dan 7 menyatakan kegandaan tingkat energi.


Kegandaan tingkat energi untuk bilangan kuantum utama n = 4 adalah:

1+3+5+7=16
atau = n2=16

F. Transisi Tingkat Energi Atom Hidrogen

Transisi dari suatu keadaan dapat pula digambarkan dengan skema yang vertikal. Sebagai
contoh transisi dari subkulit 3p ke 2s tampak pada Gambar 5.2 sbb:

3p +1
E
-1,5 eV 3p 0
-1

2s
-3,4 eV 2s 0
Transisi dengan hadirnya
Transisi 3p ke 2s medan B luar
Tanpa medan B luar
Gambar 5.2. Transisi Energi Atom Hidrogen

Pergeseran tingkat energi E = (g l  B B ) , karena m=+1 atau m=-1. Tanpa kehadiran medan
magnet luar energi transisinya adalah:

4
E3 − E2 = (− 1,5 − (− 3,4))eV = 1,9eV terdapat 1 garis spektrum.

Dengan medan magnet luar, maka terdapat 3 energi transisi yang berlainan, yakni:

1,9eV + E = E1
1,9eV = E 2 terdapat 3 garis spektrum. (5.12)
1,9eV − E = E3

Pada tingkat dasar tidak terpecah karena bilangan kuantum magnetiknya m=0.

Selanjutnya berikut ini disajikan transisi yang diijinkan dari subkulit 4d ke subkulit
3p. Tidak semua transisi diperbolehkan. Kaidah seleksi aturan dipol magnet adalah sebagai
berikut:
l = 1
(5.13)
m = 0, 1

Kehadiran medan magnet luar B menyebabkan pergeseran energi sistem atom hidrogen
dengan:
 m E = (g l  B B )m = 1 Em (5.14)
dalam hal ini: 1 E = g l  B B

Dengan adanya medan magnet luar maka akan terdapat energi transisi sebagai berikut:

0,65 eV +  1 E
0,65 eV (5.16)
0,65 eV − 1 E

Dengan demikian dalam spektrum hanya akan terlihat 3 garis dengan panjang
gelombang yang berbeda. Ketiga garis tersebut berasal dari 9 buah transisi dari subkulit 4d ke
3p. Jadi satu garis tunggal dalam spektrum pancaran atom hidrogen akan mengurai menjadi
triplet di dalam pengaruh medan magnet luar yang homogen. Dalam pengaruh medan magnet

5
yang cukup besar pemisahan ini dapat diamati. Fenomena ini dikenal sebagai efek Zeeman.
m

+2
m=-2, -1, 0, +1, +2 +1
4d
-0,85 eV 0
-1
-2
0,65 eV

+1
3p
m=-1, 0, +1 0
-1,5 eV
-1
Tanpa Medan Magnet Luar
Dengan Medan Magnet Luar

Gambar 5.3. Transisi dari Subkulit 4d ke 3p

Pergeseran energi atom hidrogen berasal dari energi potensial yang diperoleh momen
dipol magnet (elektron berputar mengelilingi inti) dalam medan magnet luar. Besar energi
pergeseran ini terkuantisasi memberikan petunjuk bahwa arah momentum anguler
 
L terkuantisasi dalam ruang yang dipengaruhi oleh medan magnet B . Dalam ruang bebas

tidak ada arah yang khusus, semua arah sama keadaannya, dan L memiliki kedudukan yang
sembarang dalam ruang.

Jika dalam ruang dihadirkan medan luar B maka terjadi perubahan sifat ruang
tersebut. Simetri awal yang berupa simetri bola berubah menjadi simetri yang lebih rendah.
 
Karena interaksi antara  L dan B menghasilkan pergeseran energi total atom hidrogen yang
terkuantisasi maka momentum anguler dalam atom hidrogen memiliki arah tertentu.

Sebagai contoh kasus untuk l=2:

o Besar momentum sudut (anguler) L = l (l + 1) =  6


o Sedangkan proyeksi L pada sumbu z adalah Lz = m = −2, −, 0, +, +2

Kuantisasi momentum sudut dalam ruang dapat digambarkan sebagai berikut:

6

B
Lz

+2ħ



L
0

-2 ħ

Gambar 5.4. Kuantisasi Ruang Momentum Sudut dalam Medan Magnet

Hadirnya medan magnet yang homogen dalam ruang akan mengkuantisasikan arah
momentum sudut dalam ruang. Kuantisasi arah momentum sudut dalam ruang akan terekam

sebagai pergeseran energi total atom. Momentum sudut L juga melakukan gerak presisi

terhadap sumbu z. Dalam pengaruh induksi magnetik B , elektron atom hidrogen yang

memiliki momen dipol magnet  L akan mengalami momen gaya sebesar:

   gl B  
 =  L xB = − LxB (5.17)

Frekuensi presisi (frekuensi Larmor) adalah:

B
L = gl B (5.18)

Frekuensi Larmor dalam notasi vektor dapat dinyatakan:

 B 
L = gl B (5.19)

Frekuensi Larmor memiliki manfaat praktis seperti misalnya untuk menentukan besar induksi
magnetik yang penentuannya didasarkan pada pengukuran frekuensi.

G. Soal-Soal

1. Atom hidrogen mengalami transisi dari 3p ke 2s. Tentukan panjang gelombang dan
frekuensi foton yang terpancar pada saat terjadi transisi elektronik. Selanjutnya atom
hidrogen ditempatkan dalam medan magnet luar yang homogen 1T. Tentukan pergeseran
energi atom (E). Tentukan pula pergeseran panjang gelombangnya.

7
2. Bila diketahui bilangan kuantum orbital atom hidrogen l = 3, tentukan:
a. Besar momentum sudut L.
b. Komponen momentum sudut L dalam arah sumbu z.
c. Gambarkan kuantisasi ruang momentum sudut.

3. Gambarkan transisi dari subkulit 2p ke 1s pada atom hidrogen dengan memperhatikan


kaedah seleksi untuk bilangan kuantum l dan m untuk kasus:
a. Tanpa medan magnet luar.
b. Dalam pengaruh medan magnet luar yang homogen.

4. Tentukan persentase perbedaan antara momentum sudut L dengan Lz untuk keadaan p, d,


dan f.

5. Atom hidrogen memiliki bilangan kuantum utama n = 4. Tentukan perangkat bilangan


kuantum orbital (l) dan bilangan kuantum magnetiknya (m).

Anda mungkin juga menyukai