SPIN ELEKTRON
A. Pendahuluan
Pada percobaan Stern-Gerlach yang dilakukan pada tahun 1922, berkas atom perak
dilewatkan melalui suatu medan maget B yang tidak homogen dengan arah tegak lurus
terhadap berkas atom. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat kuantisasi ruang
bagi momen dipol magnet atom perak.
Selanjutnya pada tahun 1927, Phipps dan Taylor menggunakan berkas hidrogen
bersuhu rendah ( sebagian atom hidrogen mempunyai bilangan kuantum orbital l = 0
dan bilangan kuantum magnetik m = 0) dan melewatkannya dalam medan magnet
seperti pada eksperimen Stern-Gerlach. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terjadi
kuantisasi ruang untuk atom hidrogen dengan bilangan kuantum orbital l = 0 dan
bilangan kuantum magnetik m = 0; khususnya dalam dua arah yang berbeda. Karena
besar momentum sudut L = 0 dan Lz = 0, maka tidak mungkin gejala tersebut berasal
dari lintas edar elektron yang mengelilingi inti atom. Mereka berpendapat bahwa
elektron itu sendiri berputar mengelilingi sumbu putarnya sendiri seperti perputaran
bumi mengelilingi sumbunya dalam revolusinya mengelilingi matahari. Hal ini disebut
dengan gerak gasing elektron (spin elektron)
Besar momen dipol magnet elektron karena gerak presisi/spin adalah memenuhi
persamaan:
gs B
S = − S (6.1)
dengan: B = magneton Bohr, g s = faktor girasi, dan S adalah momentum sudut spin
elektron mengelilingi sumbunya sendiri.
1
Terdapat kemungkinan bahwa momen dipol magnetik yang teramati berasal dari inti
atom. Jika demikian maka besarnya momen dipol magnetik tersebut berada dalam
e
daerah , dengan M menyatakan massa inti atom. Hasil eksperimen menunjukkan
2M
e
bahwa besar momen dipol magnetiknya lebih mendekati . Oleh sebab itu
2me
diperkirakan bahwa momen dipol tersebut bersumber dari elektron.
Dalam rangka untuk menjelaskan adanya struktur halus tersebut Goudsmit dan
Uhlenbeck tahun 1925 menyarankan pengandaian sebagai berikut:” Elektron memiliki
momentum sudut dan momen dipol magnetik yang intrinsik, yang mempunyai komponen
z yang dinyatakan oleh bilangan kuantum magnetik spin ms yang hanya memiliki dua
harga yaitu +1/2 dan -1/2”.
Jika pengandaian tersebut diterima maka untuk elektron dalam atom hidrogen
diperlukan empat bilangan kuantum yakni:
n : bilangan kuantum utama
l : bilangan kuantum orbital
m: bilangan kuantum magnetik (biasanya jug dapat diberi symbol ml)
ms: bilangan kuantum magnetik spin (+1/2 dan -1/2)
Analog dengan momentum sudut (anguler) maka besar momentum sudut spin elektron
S memenuhi:
S z = ms (6.3)
2
Dalam hal ini s terkait dengan ms, untuk ms memiliki dua harga yang memiliki beda 1
( ms = 1 ), sedangkan harganya terletak antara –s dan +s. Sehingga nilai-nilai yang
memenuhi adalah:
ms = -1/2, +1/2
s = 1/2
Hasil pengukuran eksperimen menunjukkan bahwa g s ms = 1 , sehingga diperoleh
faktor girasi atau faktor spin memiliki nilai:
gs = 2
Selanjutnya apabila gerak spin dimasukkan dalam sistem atom hidrogen maka
gerak tersebut harus direpresentasikan dengan suatu fungsi yakni ms , dan operator
S op dan S zop beroperasi dengan ketentuan sebagai berikut:
S 2 op ms = s(s + 1) 2 ms =
3 2
ms (6.4)
4
S zop ms = ms ms (6.5)
Operator S op dan S zop hanya bekerja pada fungsi + dan − dan tidak pada fungsi
koordinat (r , , ) . Demikian juga operator diferensial biasa tidak bekerja pada fungsi
ms . Kuantisasi ruang momentum sudut spin disajikan pada Gambar 6.2.
H op n l ml ms = En n l ml ms (6.7)
L2 op n l ml ms = l (l + 1) 2 n l ml ms (6.8)
LZop n l ml ms = ml n l ml ms (6.9)
S Zop n l ml ms = ms n l ml ms (6.11)
3
Sz z
3
1 spin-up
+ 4
2
S
1 3 spin-down
−
2 4
n l ml ms n l ml ms = 1 (6.12)
+ + = 1 (6.14)
− − = 1 (6.15)
+ − = − + = 0 (6.16)
eg l eg s
H = − L− S
2me 2me
(6.18)
H = −
e
2me
(
gl L + g s S )
4
Telah diketahui bahwa: g l = 1 dan g s = 2 ; sehingga momen dipol magnetik atom
hidrogen memenuhi:
H = −
2 me
(
e
L + 2S ) (6.19)
VB = − H .B = (
e
2 me
L.B + 2S .B )
VB =
eB
(Lz + 2S z ) arah B searah sumbu z (6.20)
2 me
Hadirnya medan magnet luar B menyebabkan terjadinya pergeseran energi total sistem
atom hidrogen sebesar:
E =
eB
(ml + 2ms ) = B B (ml + 2ms ) (6.21)
2 me
Selanjutnya pada Gambar 6.3 berikut disajikan diagram tingkat energi atom
hidrogen dalam medan induksi magnetik luar B .
o Keadaan kuantum dengan bilangan kuantum utama yang berlainan ditempatkan
dalam suatu susunan vertikal.
o Setiap kolom dalam diagram tersebut sesuai dengan bilangan kuantum orbital l
yang sama.
o Di sebelah kiri adalah tingkat energi tanpa medan luar.
o Di sebelah kanan tingkat energi terurai dalam mengaruh medan induksi
magnetik luar B .
o Angka dalam tanda kurung di samping tingkat energi yang terurai adalah jumlah
tingkat energi yang berbeda untuk tingkat itu di bawah pengaruh medan induksi
magnetik B .
o Sebagai contoh misalnya 3p; terdapat 5 tingkat energi yang berbeda untuk 6
perangkat bilangan kuantum.
B B
o E = (ml + 2ms ) = A(ml + 2ms )
5
n l ml ms
E = + 2A 3 1 +1 + 12
E = +A 3 1 0 + 12
E = 0 3 1 +1 − 12 (6.22)
E = 0 3 1 −1 + 12
E = −A 3 1 0 − 12
E = − 2A 3 1 −1 − 12
En
(eV) l=0 l=1 l=2
5s 5p 5d
n=5
-0,54 (2) (5) (7)
4s 4p 4d
n=4
-0,85 (2) (5) (7)
3s 3p 3d
n=3
-1,5 (2) (5) (7)
2s 2p
n=2
-3,4 (2) (5)
1s
n=1
-13,6
6
Kaedah seleksi yang berlaku adalah:
l = 1
ml = 0, 1
ms = 0
z
L
l (l + 1)
3
S 4
ms=-1/2
B
Gambar 6.4. Gerak Presisi L dan S
Pada gerak orbital L , momen gaya yang dihasilkan:
gl B
= L xB = − LxB (6.23)
Frekuensi Larmor untuk gerak presisi L mengelilingi sumbu z:
7
gl B
L = B (6.24)
Untuk gerak presisi S , momen gaya yang dihasilkan:
gs B
= S xB = − SxB (6.25)
Frekuensi Larmor untuk gerak presisi S mengelilingi sumbu z:
g
S = s B B (6.26)
Besar frekuensi Larmor spin adalah dua kali lebih besar dibandingkan dengan frekuensi
presisi Larmor momentum sudut orbital karena g s =2 sementara g l = 1 .
G. Soal-Soal
1. Tentukan besar pergeseran energi yang mungkin untuk atom hidrogen dengan
bilangan kuantum orbital l = 3 untuk setiap harga ms yang mungkin.
2. Atom hidrogen ditempatkan dalam medan induksi magnetik 1 Tesla dalam arah
sumbu z. Tentukan frekuensi Larmor untuk gerak presisi dari momentum sudut
orbital dan momentum sudut spin.
3. Dalam medan magnet luar, akan terpecah menjadi berapa keadaan untuk tingkat
energi subkulit 6f?