Anda di halaman 1dari 8

Model atom yang tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola

   
atom merupakan model atom....
a.       Bohr
b.      Dalton
c.       Thomson
d.      Rutherford
e.      Mekanika kuantum
Jawaban: C
Thomson mampu membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam
atom. Akan tetapi, Thomson tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom.
2. Model atom mekanika kuantum timbul berdasarkan pandangan dari beberapa
ahli meliputi....
a. Rutherford, Neils Bohr, dan Broglie
b. Pauli, Neils Bohr, dan de Broglie
c. Rutherford, de Broglie, dan Hund
d. Schrodinger, de Broglie, dan Heisenberg
e. Dalton, de Broglie, dan Heisenberg
Jawaban: d 
Werner heisenberg (1901-1976), Louis de Broglie (1892-1987), dan Erwin Schrödinger
(1887-1961)
merupakan para ilmuwan yang menyumbang berkembangnya model atom modern atau
yang disebut
sebagai model atom mekanika kuantum.
3.       Orbital didefinisikan sebagai....
a.       lintasan elektron dalam mengelilingi inti atom
b.      kebolehjadian ditemukannya elektron dalam atom
c.       tempat elektron dalam mengelilingi inti atom
d.      bentuk lintasan elektron mengelilingi inti atom
e.      jenis-jenis elektron dalam suatu atom
Jawaban: b
Orbital adalah suatu ruang di sekitar inti yang merupakan tempat probabilitas
(kebolehjadian) elektron ditemukan. Kedudukan elektron di sekitar inti ditentukan
dengan bilangan kuantum.
4.      Menurut teori atom mekanika kuantum, bentuk orbital ditentukan oleh bilangan
kuantum....
a.       spin
b.      utama
c.       magnetik
d.      azimut
e.      putaran
Jawaban: d
Bilangan kuantum azimut menyatakan subkulit tempat elektron berada dan bentuk
orbital, serta menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti.
5. Pada n = 2, bilangan kuantum azimut dan subkulit yang mungkin adalah….
a. 0(s)
b. 1(p)
c. 2(d)
d. 0(s) dan 1(p)
e. 0(s), 1(p), dan 2(d)
Jawaban: d
Bilangan kuantum azimut (l) menunjukkan subkulit tempat elektron itu bergerak sekaligus
menunjukkan subkulit yang merupakan penyusun suatu kulit. Bilangan kuantum azimuth mempunyai
harga dari 0 sampai dengan (n-1). Untuk n = 2, konfigurasi elektronnya, 1s2 2s2 p6 sehingga
bilangan kuantum azimut dan subkulit yang mungkin adalah 0 (s) dan 1(p).
6. Jumlah maksimum elektron yang dapat menghuni orbital dengan n = 3 adalah….
a. 8
b. 9
c. 10
d. 18
e. 32
Jawaban: d
Orbital dengan n = 3 meliputi orbital 3s, 3p, dan 3d sehingga jumlah maksimum elektron
yang dapat menempati orbital dengan n = 3 adalah 2+6+10 = 18.
7. Bilangan kuantum yang tidak diizinkan menurut aturan Pauli adalah….
a. n = 3, l= 0, m= 0, dan s =+ ½
b. n = 3, l= 1, m = 1, dan s = –½
c. n = 3, l= 2, m = –1, dan s =+½
d. n = 3, l=1, m = 2, dan s = –½
e. n = 3, l = 2, m = 2, dan s = +½
Jawaban: d
Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah elektron. Jumlah elektron maksimum yang
dapat menempati tingkat energi harus memenuhi rumus Pauli = 2n2. Untuk n =3 jumlah elektron
maksimum 2 x 32 = 18. Untuk l = 1 (subkulit p), harga m hanya -1, 0, dan +1 sehingga
tidak mungkin +2.
8. Bilangan kuantum elektron terakhir yang dimiliki oleh unsur 6C adalah....
a. n =

Jawaban:
Konfigurasi elektron unsur 6C sebagai berikut.
2 2 2
6C = 1s 2s 2p
Elektron terakhir berada pada orbital 2p2 sehingga harga bilangan kuantum, n = 2, l = 1, m
= 0, dan s = +1/2.
9. Diagram tingkat energi atom berelektron banyak menurut aturan aufbau adalah….
a. 1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d
b. 1s = 2s < 2p = 3p < 3d = 4s
c. 1s < 2s = 2p < 3s = 3p = 3d < 4s
d. 1s = 2s < 2p = 3p < 3d = 3f < 4s
e. 1s = 2s = 2p = 3s = 3p = 3d = 4s
Jawaban:
Menurut Aufbau, urutan kenaikan tingkat energi elektron-elektron dalam orbital sebagai
berikut.
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f
10. Konfigurasi elektron unsur 19K adalah….
a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4d1
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 3d5
d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 4s2
Jawaban: d
2 2 6 2 6 1
19K mempunyai konfigurasi elektron 1s 2s 2p 3s 3p 4s .
11. Nomor atom unsur X sama dengan 13. Konfigurasi elektron ion X3+ adalah….
a. 1s2 2s2 2p6
b. 1s2 2s2 2p6 3s2
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5
e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
Jawaban: a
Konfigurasi unsur 13X sebagai berikut.
2 2 6 2 1
13x: 1s 2s 2p 3s 3p
Ketika membentuk ion X3+ maka unsur X akan melepas 3 elektron sehingga konfigurasi
elektronnya menjadi:
1s2 2s2 2p6
12. Konfigurasi elektron ion Fe3+ adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3. Konfigurasi elektron
pada keadaan dasar dari ion 26Fe3+ adalah…. (Nomor atom Ar = 18)
a. [Ar] 3d3 4s2
b. [Ar] 3d6 4s2
c. [Ar] 3d5
d. [Ar] 3d4 4s1
e. [Ar] 3d6
Jawaban: b
Ion Fe3+ terbentuk karena unsur Fe melepaskan 3 elektron. Dengan demikian,
konfigurasi elektron pada keadaan dasar dari ion Fe3+ (unsur Fe) adalah 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d6 atau [Ar] 4s2 3d6.
13. Jumlah elektron valensi dari unsur dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
adalah….
a. 1
b. 3
c. 5
d. 7
e. 8
Jawaban: a
Elektron valensi merupakan elektron yang menempati kulit terluar. Pada konfigurasi
elektron tersebut, jumlah elektron valensinya adalah 1 (4s1).
14. Unsur Q yang memiliki nomor atom 34 terletak pada golongan dan periode....
a. IIIA dan 3
b. IVA dan 3
c. VA dan 4
d. VIA dan 4
e. VIIA dan 4
Jawaban: d
Konfigurasi elektron unsur 34Q sebagai berikut.
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4
Unsur tersebut mempunyai jumlah elektron valensi 6 dan jumlah kulit atom 4 sehingga
terletak pada golongan VIA dan periode 4.
15. Suatu unsur X memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p5. Rumus senyawa yang
mungkin akan terbentuk antara unsur X dengan kalsium (20Ca) adalah….
a. CaX
b. Ca2X
c. CaX2
d. Ca2X3
e. Ca3X2
Jawaban: c
Konfigurasi elektron unsur X adalah 1s2 2s2 2p5. Unsur tersebut akan membentuk struktur oktet
seperti gas mulia dengan menangkap 1 elektron membentuk ion X -. Konfigurasi elektron unsur 20Ca
adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2. Unsur tersebut akan membentuk struktur oktet seperti gas mulia dengan
melepas 2 elektron membentuk ion Ca 2+. Jika kedua ion berikatan akan membentuk senyawa CaX 2
dengan ikatan ion.

Bilangan kuantum magnetik merupakan bilangan kuantum ketiga yang sobat Materi Kimia
SMA pelajari di kelas XI. Bilangan kuantum magnetik disebut juga bilangan kuantum orientasi
sebab bilangan kuantum ini menunjukkan orientasi (arah orbital) dalam ruang atau orientasi
subkulit dalam kulit. Nilai bilangan kuantum magnetik berupa deret bilangan bulat dari –m
melalui nol sampai +m. Untuk l=1, nilai m=0, ±l. Jadi, nilai bilangan kuantum magnetik untuk
l=1 adalah –l melalui 0 sampai +l.
Contoh:
Untuk =1, nilai bilangan kuantum magnetik, m=0, ± 1, atau m= –1, 0, +1. Untuk =2, nilai
bilangan kuantum magnetik adalah m= 0, ± 1, ± 2, atau m= –2, –1, 0, +1, +2.
Subkulit-s ( l =0) memiliki harga m=0, artinya subkulit-s hanya memiliki satu buah orbital. Oleh
karena m=0, orbital-s tidak memiliki orientasi dalam ruang sehingga bentuk orbital-s dikukuhkan
berupa bola yang simetris.
Subkulit-p ( l=1) memiliki nilai m= –1, 0, +1. Artinya, subkulit-p memiliki tiga buah orientasi
dalam ruang (3 orbital), yaitu orientasi pada sumbu-x dinamakan orbital px, orientasi pada
sumbu-y dinamakan orbital py, dan orientasi pada sumbu-z dinamakan orbital pz.
Subkulit-d ( l=2) memiliki harga m= –2, –1, 0, +1, +2. Artinya, subkulit-d memiliki lima buah
orientasi dalam ruang (5 orbital), yaitu pada bidang-xy dinamakan orbital dxy, pada bidang-xz
dinamakan orbital dxz, pada bidang-yz dinamakan orbital dyz, pada sumbu x2–y2 dinamakan
orbital  dx2− y2 , dan orientasi pada sumbu z2 dinamakan orbital dz2 . Contoh orientasi orbital dapat
dilihat pada gambar berikut.
bilangan kuantum azimut? Bilangan kuantum azimut disebut juga bilangan kuantum
momentum sudut, dilambangkan dengan l (baca: huruf kecil dari L). Bilangan kuantum azimut
menentukan bentuk orbital. Nilai bilangan kuantum azimut adalah l= n–1. Oleh karena nilai n
merupakan bilangan bulat dan terkecil sama dengan satu maka harga l juga merupakan deret
bilangan bulat 0, 1, 2, …, (n–1). Jadi, untuk n=1 hanya ada satu harga bilangan kuantum azimut,
yaitu 0. Berarti, pada kulit K (n=1) hanya terdapat satu bentuk orbital. Untuk n=2 ada dua harga
bilangan kuantum azimut, yaitu 0 dan 1. Artinya, pada kulit L (n=2) terdapat dua bentuk orbital,
yaitu orbital yang memiliki nilai l=0 dan orbital yang memiliki nilai l=1.
n Kulit l
1 K 0(s)
2 L 0(s), 1(p)
3 M 0(s), 1(p),
2(d)
Pada pembahasan sebelumnya, dinyatakan bahwa bentuk-bentuk orbital yang memiliki bilangan
kuantum utama sama membentuk kulit. Bentuk orbital dengan bilangan kuantum azimut sama
dinamakan subkulit. Jadi, bilangan kuantum azimut dapat juga menunjukkan jumlah subkulit
dalam setiap kulit. Masing-masing subkulit diberi lambang dengan s, p, d, f, …, dan seterusnya.
Hubungan subkulit dengan lambangnya adalah sebagai berikut.
Bilangan kuantum azimut (l) 0 1 2 3 .....
Lambang subkulit s p d f .....
Contoh:
Pada kulit K (n=1), nilai memiliki harga 0 maka pada kulit K hanya ada satu subkulit atau satu
bentuk orbital, yaitu orbital s. Pada kulit L (n=2), nilai memiliki harga 0 dan 1 maka pada kulit L
ada dua subkulit, yaitu orbital s dan orbital p (jumlahnya lebih dari satu).
Tiga bilangan kuantum telah disebutkan di materi kimia kelas XI sebelumnya, yaitu bilangan
kuantum utama, azimut, dan magnetik. Apa sobat Materi Kimia SMA penasaran dengan
bilangan kuantum tersebut? Sobat dapat menyimak penjelasan tentang bilangan kuantum berikut.

Bilangan Kuantum Utama (n)

Bilangan kuantum utama (n) memiliki nilai n = 1, 2, 3, ..., n. Bilangan kuantum ini menyatakan
tingkat energi utama elektron dan sebagai ukuran kebolehjadian ditemukannya elektron dari inti
atom. Jadi, bilangan kuantum utama serupa dengan tingkat-tingkat energi elektron atau orbit
menurut teori atom Bohr. Bilangan kuantum utama merupakan fungsi jarak yang dihitung dari
inti atom (sebagai titik nol). Jadi, semakin besar nilai n, semakin jauh jaraknya dari inti.
Oleh karena peluang menemukan elektron dinyatakan dengan orbital maka dapat dikatakan
bahwa orbital berada dalam tingkat-tingkat energi sesuai dengan bilangan kuantum utama (n).
Pada setiap tingkat energi terdapat satu atau lebih bentuk orbital. Semua bentuk orbital ini
membentuk kulit (shell). Kulit adalah kumpulan bentuk orbital dalam bilangan kuantum utama
yang sama.
Kulit-kulit ini diberi lambang mulai dari K, L, M, N, ..., dan seterusnya. Hubungan bilangan
kuantum utama dengan lambang kulit sebagai berikut.
Bilangan kuantum utama (n) 1 2 3 4 .....
Lambang kulit K L M N .....

Jumlah orbital dalam setiap kulit sama dengan n2, n adalah bilangan kuantum utama.
Contoh : Berapa jumlah orbital pada kulit L?
Penyelesaia : Jumlah orbital dalam kulit L (n=2) adalah 22 = 4.
n
Bilangan kuantum selanjutnya yang akan sobat Materi Kimia SMA pelajari yaitu Bilangan
Kuantum Azimut
BAB 1 BILANGAN KUANTUM

BILANGAN KUANTUM

 
Hipotesis Louis de Broglie dan azas ketidakpastian dari Heisenberg merupakan dasar dari model
Mekanika Kuantum (Gelombang) yang dikemukakan oleh Erwin Schrodinger pada tahun1927,
mengajukan konsep orbital untuk menyatakan kedudukan elektron dalam atom. Orbital menyatakan
suatu daerah dimana elektron paling mungkin (peluang terbesar) untuk ditemukan.

Persamaan gelombang (ψ=psi) dari Erwin Schrodinger menghasilkan tiga  bilangan gelombang
(bilangan kuantum) untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta orientasi) suatu orbital.
Bilangan kuantum adalah suatu value (nilai bilangan) yang menunjukkan keadaan/kedudukan elektron
dalam suatu atom.

Adapun 3 (tiga) bilangan kuantum yang diusulkan oleh Erwin Schrodinger adalah, yaitu Bilangan
Kuantum Utama (n), Bilangan Kuantum Azimut (l), dan Bilangan Kuantum Magnetik (m)

a. Bilangan Kuantum Utama (n)

Menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang mencirikan ukuran orbital (menyatakan
tingkat energi utama atau kulit atom). Bilangan kuantum utama memiliki harga mulai dari 1, 2, 3, 4,
….dst (bilangan bulat positif). Biasanya dinyatakan dengan lambang, misalnya K(n=1), L(n=2), dst.
Orbital–orbital dengan bilangan kuantum utama berbeda, mempunyai tingkat energi yang berbeda.
Makin besar bilangan kuantum utama, kulit makin jauh dari inti, dan makin besar pula energinya.
Hubungan antara kulit dengan bilangan kuantum utama digambarkan sebagai berikut :

KULIT BIL.KUANTUM UTAMA (n) SUB KULIT

K L1 2 1s 2s, 2p
M 3 3s, 3p, 3d
N 4 4s, 4p, 4d, 4f
Dst. … …
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)

Menyatakan subkulit tempat elektron berada. Nilai bilangan kuantum ini menentukan bentuk ruang
orbital dan besarnya momentum sudut elektron. Nilai untuk bilangan kuantum azimuth dikaitkan
dengan bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari nol sampai (n – 1)
untuk setiap n. Setiap subkulit diberi lambang berdasarkan harga bilangan kuantum l.

l  = 0 ,  lambang s (sharp)

l  = 1,  lambang p (principal)

l  = 2,  lambang d (diffuse)

l  = 3, lambang f (fundamental)

(Lambang s, p, d, dan f diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh logam alkali dari Li sampai
dengan Cs).

c. Bilangan Kuantum magnetik (m)

Menyatakan orbital khusus mana yang ditempati elektron pada suatu subkulit. Selain itu juga dapat
menyatakan orientasi khusus dari orbital itu dalam ruang relatif terhadap inti. Nilai bilangan kuantum
magnetik bergantung pada bilangan kuantum azimuth, yaitu bilangan bulat dari –l  sampai  +l.

Contoh:

l = 0, maka nilai m = 0 berarti hanya terdapat 1 orbital

l = 1, maka nilai m = –1, 0, +1, berarti terdapat 3 orbital

Hubungan antara l dan harga m digambarkan sebagai berikut :

Harga l Sub kulit Harga m Jumlah orbital

0 1s p0 -1, 0, +1 1 3
2 d -2, -1, 0, +1, +2 5
3 f -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 7

d. Bilangan Kuantum Spin (s)

Bilangan kuantum ke-4 ini diusulkan oleh George Uhlenbeck, Samuel Goudsmit Otto Stern, dan Walter
Gerlach pada tahun 1925.  Bilangan kuantum spin terlepas dari pengaruh momentum sudut. Hal ini
berarti bilangan kuantum spin tidak berhubungan secara langsung dengan tiga bilangan kuantum yang
lain. Bilangan kuantum spin bukan merupakan penyelesaian dari persamaan gelombang, tetapi
didasarkan pada pengamatan Otto Stern dan Walter Gerlach terhadap spektrum yang dilewatkan pada
medan magnet, ternyata terdapat dua spektrum yang terpisah dengan kerapatan yang sama. Terjadinya
pemisahan garis  spektrum oleh medan magnet dimungkinkan karena elektron-elektron tersebut selama
mengelilingi inti berputar pada sumbunya dengan arah yang berbeda. Berdasarkan hal ini diusulkan
adanya bilangan kuantum spin untuk menandai arah putaran (spin) elektron pada  sumbunya.

Bilangan Kuantum Spin menyatakan arah putar elektron terhadap sumbunya sewaktu elektron
berputar mengelilingi inti atom. Jadi, hanya ada dua kemungkinan arah rotasi elektron, yaitu searah
jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam, maka probabilitas elektron berputar searah jarum
jam adalah ½ dan berlawanan jarum jam 1/2 . Untuk membedakan arah putarnya maka diberi tanda
positif (+½) dinyatakan dengan arah panah ke atas dan negatif (–½ ) dinyatakan dengan arah panah ke
bawah. Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa satu orbital hanya dapat ditempati maksimum dua
elektron.

Anda mungkin juga menyukai