Anda di halaman 1dari 11

BAB III

STRUKTUR ATOM

3.1. PARTIKEL DASAR ATOM


Teori atom baik teori klasik seperti teori atom Dalton maupun teori modern serta
penemuan partikel-partikel dasar atom seperti elektron, proton dan neutron tidak
dibahas di sini.
Setiap atom terdiri dari 3 partikel dasar : proton, dan neutron yang terdapat pada inti
atom dan elektron yang mengelilingi inti atom (lihat tabel 3.1)

Tabel 3.1 : Partikel Dasar Atom


Partikel Massa (g) dan sma Muatan
dasar Notasi (satuan masa atom) Coulomb Satuan
muatan
0 9,10939 x 10-28
Elektron e 0,00055.sma -1,6022 x 10-19 -1
-1

1 1,67262 x 10-24
Proton P 1,00728 sma + 1,6022 x 10-19 +1
1

1 1,67493 x 10-24
Neutron n 1,00867 sma 0 0
0

Umumnya digambarkan dengan notasi sebagai berikut :

A
X
Z

Dimana :
A = nomor massa
X = lambang atom atau unsur
Z = nomor atom
Z = nomor atom (atomic number) : jumlah proton dalam inti atom suatu unsur
= jumlah elektron untuk atom netral
= jumlah proton = jumlah elektron (untuk atom netral)
A = Nomor massa (mass number): jumlah total neutron dan proton yang ada
dalam inti atom suatu unsur.
= jumlah proton + neutron
A – Z = jumlah neutron = (nomor massa – nomor atom) untuk atom netral
Isotop: Atom-atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi berbeda nomor
massanya (karena berbeda jumlah neutronnya)
Proton dan elektron mempunyai muatan yang berlawanan, proton bermuatan positif dan
elektron bermuatan negatif. Bila jumlah proton dan elektron sama maka atom bersifat
netral. Bila jumlah proton dan elektron tidak sama, maka ia akan berupa ion positif atau
negatif. Bila jumlah elektron lebih banyak, ia menjadi ion negatif disebut anion.
Sebaliknya bila ia kehilangan elektron sehingga jumlah elektronnya lebih sedikit ia
menjadi ion positif disebut kation. Contoh anion: Cl-, Br-, J-. contoh kation Na+, Mg+2,
Ca+2, dan lain-lain.

Atom Netral : Jumlah elektron = Jumlah proton = Z


Atom Bermuatan : Jumlah elektron = Z - muatan

23
Contoh : 11 Na
Berarti atom Na mempunyai
Nomor massa = 23
Nomor atom = 11
Jumlah elektron = 11
Jumlah proton = 11
Jumlah neutron = 23 – 11 = 12
37 -
Cl
17
Jumlah elektron = 18
Jumlah proton = 17
Jumlah neutron = 37 – 17 = 20

3.2. KONFIGURASI ELEKTRON PADA SUATU ATOM


Perihal susunan elektron pada suatu atom telah diteliti dan dikembangkan oleh para
ahli. Kita mengenal mulai dari spectrum atom hidrogen, teori atom Rutherford, teori
Maxwell, model atom Bohr hingga teori mekanika gelombang yang memperkenalkan
adanya 4 bilangan kwantum.
Keempat bilangan kwantum inilah yang dipakai dalam menjelaskan sekaligus
diterapkan dalam struktur elektron ini, yaitu :
1. Bilangan kwantum utama (n)
2. Bilangan kwantum sudut (l)
3. Bilangan kwantum magnit (m)
4. Bilangan kwantum spin (s)

3.2.1. BILANGAN KWANTUM UTAMA (n)

(-) elektron
Atom terdiri dari inti yang dikelilingi elektron yang
bergerak dalam lintasannya. Elektron yang bergerak
+
mengelilingi inti itu, mempunyai lintasan tertentu.
Proton + netron Lintasan tersebut ditunjukkan oleh bilangan kwantum
utama (n).

Dengan demikian Bilangan Kwantum utama (n) :


 Merupakan kulit/lintasan elektron yang kita kenal dengan nama kulit K, kulit L,
kulit M, N, dan seterusnya.
 Menentukan tingkat energi dari elektron yang mempunyai harga 1, 2, 3 dan
seterusnya. Kulit K mempunyai harga n = 1; kulit L mempunyai harga n = 2;
kulit M mempunyai harga n = 3 dan seterusnya.
 Menentukan ukuran orbital. Jumlah elektron maksimum yang menempati tiap
tingkat energi 2 n2.

L n=2
Contoh :
- Pada n = 1, jumlah elektron maksimum = 2 x 12 = 2
K n=1 Jadi pada kulit K hanya aka nada 2 elektron
- Pada n = 2, jumlah elektron maksimum = 2 x 22 = 8
Jadi pada kulit 1 hanya aka nada 8 elektron

3.3.2. BILANGAN KWANTUM SUDUT (1)


Kulit K, L, M dan sebagainya, sebenarnya terbagi-bagi lagi menjadi sub kulit yang
merupakan lintasan-lintasan halus. Pada sub kulit inilah elektron bergerak. Sub kulit ini
ditunjukkan oleh bilangan kwantum sudut (l).
Bilangan kwantum sudut (l)
 Merupakan sub kulit yang kita kenal dengan nama s,p,d,f.
 Menentukan bentuk ruang dari orbital
 Untuk setiap harga (n), (l) mempunyai harga – nol hingga (n) kulit.
N Kulit K : n = 1, 1 = 0, ada sub kulit yaitu s.
M Kulit L : n = 2, 1 = 0 dan 1 = 1, ada 2 sub kulit
L 1 = 0  sub kulit s
K 1 = 1  sub kulit p
Kulit M : n = 3, 1 = 0, 1 = 1 dan 1 = 2 ada 3 sub kulit
1 = 0  sub kulit s
1 = 1  sub kulit p
1 = 2  sub kulit d

3.2.3. BILANGAN KWANTUM MAGNETIK (m)


Sub kulit, yang merupakan lintasan elektron tersebut sebetulnya terdiri dari beberapa
lintasan lagi yang disebut orbital. Orbital merupakan bentuk 3 dimensi dari
kebolehjadian menemukan elektron dalam keadaan tertentu pada suatu atom. Orbital
ditunjukkan oleh bilangan kwantum magnetic (m).
Bilangan kwantum magnetic (m) menentukan :
 Menentukan orientasi dari orbital dalam ruang
 Untuk setiap harga 1, mempunyai m sebanyak (2.1 + 1) dengan harga-harga
antara -1 dan +1.
Contoh :
1 = 0  m = 2.0 + 1 = 1  m = 0
1 = 1  m = 2.1 + 1 = 3  m = -1 ; 0 ; +1
1 = 2  m = 2.2 + 1 = 5  m = -2 ; -1 ; 0 ; +1 ; +2

Jadi ada berapa orbital dalam masing-masing kulit ?


Untuk itu berlaku ketentuan bahwa jumlah orbital dalam kulit dinyatakan oleh n2.
Contoh :
Kulit K : n = 1 jumlah orbital = 12 = 1
 Jika n = 1, maka 1 = 0, maka ada 1 sub kulit yaitu s
 Jika n = 1, maka 1 = 0, m hanya ada 1 dengan nilai m = 0 berarti ada 1 orbital
 Dengan kata lain, sub kulit s mempunyai hanya 1 orbital
Kulit L : n = 2 jumlah orbital = 22 = 4
 Jika n = 2, maka 1 = 0, ada 2 sub kulit yaitu s dan p 1 = 1
 Bila 1 = 0, m = 0 dan hanya ada 1 harga m, berarti 1 sub orbital
 1 = 1, m = -1, 0, +1 dan ada 3 harga m, berarti ada 3 sub orbital
 Dengan kata lain :
o s mempunyai 1 orbital
o p mempunyai 3 orbital, yang disebut dengan px, py dan pz.
Kulit M : n = 3 jumlah orbital = 32 = 9
 jadi pada n = 3 ada 3 sub kulit dengan 9 orbital
o s mempunyai 1 orbital
o p mempunyai 3 orbital
o d mempunyai 5 orbital disebut dxz, dz2 –y2, dxy, dz2
Bentuk serta orientasi dari orbital tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2.
Contoh :
1=0 m = 2.0+1 = 1 0
1=1 m = 2.1+1 = 3 -1, 0, 1
1=2 m = 2.2+1 = 5 -2, -1, 0, 1, 2 dan seterusnya
1=0 1 sub orbital s
1=1 3 sub orbital p : px py pz
-1 0 1
1 = 2  5 sub orbital d : dx2 dxy dy2 dxz dx2-y2
-2 -1 0 1 2

Pada tingkat energi yang sama (n sama, orbital-orbital yang sama mempunyai energi
yang sama).
Contoh :
Untuk n = 2, maka 1 = 1  nama orbital : 2 p
Jumlah orbital : 3  2 px 2 py 2pz
Ketiga orbital pada n sama (energinya sama)
Pada tingkat energi berbeda (n berbeda), orbital-orbital yang sama mempunyai energi
yang berbeda pula.
Contoh :
n=2 n=1 ( 2 s
n=2 1=1 ( 2 p
n=3 1=2 ( 3 d
( Jadi energi pada 2 p tidak sama dengan energi pada 3 p)

1 = 0  orbital s  berbentuk bola (ruang 3 dimensi)


sub orbital Pz Py Px
m=+1 m=0 m = -1

1 = 1  orbital p  3 sub orbital px py pz

sub orbital
dx2 – y2 dxy dyz
m = -2 m=2 m = -1

Gambar 3.2. Bentuk dan Orientasi Orbital

3.2.4. BILANGAN KWANTUM SPIN


Elektron bergerak pada orbital-orbitalnya. Dalam perputaran tersebut elektron berputas
pula pada sumbunya dapat dua arah, yaitu searah jarum jam atau berlawanan arah jarum
jam. Di dalam setiap satu orbital, elektron yang ada hanya boleh maksimum 2 saja,
yang perputarannya searah jarum jam dan yang berlawanan arah jarum jam. Ini
ditunjukkan oleh bilangan kwantum spin (s).
Bilangan kwantum spin (s)
 menentukan arah putaran elektron
 mempunyai harga -½ dan ½
 sekaligus memberikan batasan bahwa tiap-tiap orbital hanya dapat dihuni oleh
maximum 2 elektron yang berbeda spinnya.
Contoh :
n = 1  mempunyai 1 sub kulit yaitu s dan 1 orbital jumlah elektron = 2
n = 2  mempunyai 2 sub kulit yaitu s dan p
s mempunyai 1 orbital, jadi ada 2 elektron
p mempunyai 3 orbital, jadi ada 6 elektron
jumlah elektron = 8

Jumlah elektron dalam kulit = 2 n2

Penulisan : n = 1  1 s2
n = 2  2 s2, 2 px2 , 2 py2 , 2 pz2 atau 2 s2 2 p6

3.3. ATURAN URUTAN PENGISIAN ELEKTRON


Adanya tingkat-tingkat energi, memberikan konsekuensi aturan bagi pengisian elektron.
Aturan pengisian elektron mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut :
1. Aturan n + 1
Bila ada 2 orbital dengan harga (n+1) sama, maka yang mempunyai n lebih kecil,
yang didahulukan.
Contoh : 3p dan 4s
3+1=4 4 + 0 = 4 adalah sama
Tetapi yang didahulukan 3 p
2. Azas larangan Pauli
Dalam suatu atom, tak boleh ada 2 elektron yang mempunyai kombinasi keempat
bilangan kwantum yang sama. Jadi 1 orbital tidak dapat diisi lebih dari 2 elektron.
3. Aturan Hund
Dalam pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama,
maka pengisian dilakukan dengan sebanyak mungkin elektron berada dalam
keadaan tidak berpasangan dan dengan spin // sejajar (searah) agar energinya
rendah.
Contoh :
   orbital p
px py pz

4. Hukum penuh dan ½ penuh


Orbital penuh dan ½ penuh merupakan struktur yang relatif stabil.
Contoh :
1.  
d2 S1
2. 24Cr  Konfigurasi setengah penuhnya : 3 d5 4s1
Bukan 3 d5 4s1
3. 29Cu  Konfigurasi penuhnya : 3 d10 4s1
bukan : 3 d9 4s2

5. Urutan pengisian elektron dalam orbital dari tingkat energi rendah ke tinggi.
1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s dan seterusnya (lihat pada gambar 3.3)

Gambar 3.3. Urutan pengisian elektron dalam orbital dari tinggi energi rendah ke tinggi

LATIHAN SOAL-SOAL
1. Berapakah jumlah elektron dalam atom neon.
Unsur apa yang hanya mempunyai 1 elektron
Berapakah jumlah elektron yang terdapat pada sub kulit 3p
Berapakah nilai dari bilangan kwantum dari 2p.
Orbital yang mana yang lebih rendah energinya, 3d atau 4d

2. Tuliskan konfigurasi elektron untuk :


7N 26Fe

24Cr 33AS

17 Cl 15P

21Se

3. Ada berapa elektron dengan spin // pada sub kulit d dari Fe


Berapa bilangan oksidasi dari atom P
Berapakah kapasitas elektron dari sub kulit 4 f

4. Bagaimana menentukan jumlah proton, neutron dan elektron pada :


a. atom netral b. ion negatif c. ion positif
3 partikel dasar

Struktur atom Notasi atom

Bilangan kwantum utama (n)

Bilangan kwantum sudut (l)


Susunan elektron atom
Bilangan kwantum magnit (m)
dengan 4 bilangan kwantum
KONFIGURASI ELEKTRON
Bilangan kwantum spin (s)

Aturan n + l

STRUKTUR Azas larangan Pauli

Aturan Hund
ATOM Aturan2 pengisian elektron
Hukum penuh dan
½ penuh

SIFAT ATOM
“kecenderungan atom netral dalam Dalam suatu periode dari kiri ke kanan jari-jari
molekul yang stabil untuk menarik atom dan jari-jari ion makin kecil
elektron”

Keelektronegatifan Dalam suatu golongan dari atas ke bawah jari-


Dalam satu golongan : dari atas ke jari atom dan jari-jari ionnya makin besar
bawah, keelektronegatifan makin kecil
Jari-jari atom dan jari-jari ion
jari-jari ion positif lebih kecil dan jari-jari ion
Dalam satu perioda: dari kiri ke kanan, negatif lebih besar dari jari-jari atom netralnya
keelektronegatifan makin besar

jari-jari atom gas mulia lebih besar dari unsur


sebelumnya dalam satu perioda.

SIFAT ATOM
kekuatan asam bertambah besar dari
atas ke bawah dalam 1 golongan

Untuk asam-asam oksi (HZO), kekuatan “energi yang diperlukan suatu atom dalam
asam bertambah besar dengan bentuk gas untuk melepaskan elektron
Keasaman suatu senyawa yang terlihat paling lemah”
bertambahnya keelektronegatifan atom Z

Untuk asam-asam oksi dengan jumlah atom Jari-jari atom


oksigen bervariasi, kekuatan asam bertambah Muatan inti
besar dengan bertambahnya atom oksigen
Potensial ionisasi Besarnya tergantung
Jenis elektron yang dilepaskan

Efek sekatan orbital yang terisi


penuh atau ½ penuh

Dalam satu golongan dari atas ke


bawah harganya semakin kecil
Pada unsur logam alkali; titik leleh berkurang
dari atas ke bawah dalam satu golongan Sifat Dalam satu perioda dari kiri ke
kanan harganya semakin besar
Titik leleh
Pada unsur halogen; titik leleh bertambah
dari atas ke bawah dalam satu golongan

Anda mungkin juga menyukai