Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron suatu atom berdasarkan
kulit-kulit atom tersebut. Atau dengan kata lain konfigurasi elektron
menggambarkan distribusi elektron dalam orbital-orbital atom. Aturan-aturan
penulisan konfigurasi electron.
1. Asas Aufbau
Pengisian orbital selalu dimulai dari subkulit dengan tingkat energi yang
lebih rendah kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Jadi, jumlah maksimum electron pada setiap sub kulit sama dengan dua
kali jumlah orbitalnya.
Subkulit s (1 orbital) maksimum 2 elektron
Subkulit p (3 orbital) maksimum 6 electron
1
Subkulit d (5 orbital) maksimum 10 elektron
Subkulit f (7 orbital) maksimum 14 elektron
3. Kaidah Hund
Aturan Hund menerangkan bagaimana elektron dalam atom harus
ditempatkan ke orbital degenerasi (memiliki tingkat energi sama). Secara
teknis aturan Hund mengatakan bahwa konfigurasi keadaan dasar, dengan
energi terendah, dicapai jika elektron ditempatkan ke dalam orbital yang
terpisah ebelum ditempatkan ke orbital yang sama.
2
B. Bilangan Kuantum
Satu sumbangan nyata teori Bohr adalah memperkenalkan bilangan
kuantum yang merupakan bilangann bulat positif. Jika dipandang bahwa electron
merupakan gelombang yang mengelilingi inti, munculnya bilangan bulat
merupakan kejadian yang wajar dan alami. Jumlah gelombang yang dihasilkan
oleh electron dalam mengelilingi inti selalu merupakan bilangan bulat atau tidak
boleh sembarang. Gelombang semacam ini disebut gelombang harmonis.
Bilangan kuantum digunakan untuk menyatakan kedudukan (tingkat
energy, bentuk serta orientasi) suatu orbital. Ada 4 macam bilangan kuantum
yakni bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), bilangan
kuantum magnetic (m1 atau m), dan bilangan kuantum spin (mx atau s).
Table 3.1
Bilangan kuantum (n) 1 2 3 4 dan seterusnya
3
Semakin besar nilai n, semakin besar pula tingkat energinya. Kulit yang
ditempati elektronberantung pada energy electron itu. Pada keadaan normal
electron akan mengisi kulit-kulit dengan tingkat energy terendah, yaitu dimulai
dari kulit K, kemudian L, dan seterusnya.
tabel 3.2.
Nilai l 0 1 2 3
s P d F
Lambing subkulit
Tabel 3.3.
Nilai n Nilai l
s p d f
1 1s
2 2s 2p
3 3s 3p 3d
4 4s 4p 4d 4f
5 5s 5p 5d 5f
6 6s 6p 6d
7 7s 7p
4
dinamakan kulit. Satu atau lebih orbital dengan nilai n dan l yang sama disebut
subkulit.
Subkulit :s p d f
Diagram orbital :
Nilai m :0 -1 0 +1 -2 -1 0 +1 +2 -3 -2 -1 0 +1
+2 +3
Tabel 3.3.1
5
1 2p -1 0 +1 3
3 0 3s 0 1
1 3p -1 0 +1 3
2 3d -2 -1 0 +1 +2 5
4 0 4s 0 1
1 4p -1 0 +1 3
2 4d -2 -1 0 +1 +2 5
3 4f -3 -2- -1 0 +1 +2 +3 7
Bentuk-bentuk orbital:
1. Orbital s
2. Orbital p
3. Orbital d
4. Orbital f
6
Gambar 3.4.1. Eksperimen Stern–Gerlach gerakan spin elektron. Berkas
atom perak melewati medan magnet tak-homogen, kemudian dibelokkan ke atas
dan ke bawah bergantung pada spinnya.
7
jelas dalam fungsi distribusi radial untuk 3s. Ada sebuah simpul pada dua jarak
jauhnya dari nukleus (r = 0). Catatan: probabilitasnya nol pada nukleus juga tetapi
ini adalah hasil dari volume yang sangat kecil pada r = 0 bukan node radial.
2. Orbital p
Orbital yang berbentuk bola simetris hanya orbital s, dengan nilai l = 0.
Ketika nilai l meningkat, maka jumlah orbital dalam subkulit meningkat, dan
bentuk orbital menjadi lebih kompleks. Contoh, jika nilail = 1, orbital p (seperti
orbital pz), membentukdua cuping yang pada bagian tengah memiliki kerapatan
elektron nol seperti ditunjukkan
pada Gambar 4.2.1. Karena orbital ini memiliki dua cuping densitas
elektron sepanjang sumbu z, dengan kerapatan elektron nol dalam bidang xy
(bidang simpul), maka dinamakan sebagai orbital pz. Dua orbital p lainnya
memiliki bentuk yang identik, tetapi letaknya di sepanjang sumbu x untuk orbital
px dan sumbu y untuk orbital py, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.2.2.
berikut.
Gambar 4.2.1. Orbital pz yang berbentuk dua cuping dengan bagian tengah
memiliki kerapatan elektron nol.
8
Gambar 4.2.2 Distribusi Probabilitas Elektron untuk Orbital Hidrogen 2p Bidang
nodal dari kepadatan elektron nol memisahkan dua cuping orbital 2p. (fase fungsi
gelombang positif berwarna oranye dan negatif berwarna biru
(chem.libretexts.org)
3. Orbital d
Subkulit dengan l = 2 memiliki lima orbital d; dimana kulit pertama yang
memiliki subkulit dadalah ketika bilangan kuantum utama (n) = 3. Kelima orbital
tersebut adalah 3dxy, 3dxz, 3dyz, 3��2−�2, 3��2 dengan nilai −2, −1, 0, +1, dan
+2. Contoh orbital hidrogen 3d, yang ditunjukkan pada Gambar 1.9, memiliki
bentuk lebih kompleks daripada orbital 2p. Kelima orbital 3d mengandung dua
permukaan simpul, dibandingkan dengan setiap orbital p yang hanya memiliki
satu permukan simpul, dan orbital s tidak memiliki permukan tersebut. Tiga
orbital d memiliki cuping kerapatan elektron dengan orientasi antara bidang x dan
y, x dan z, dan y dan z yang masing-masing disebut sebagai orbital 3dxy, 3dxz, dan
3dyz. Orbital dkeempat yang memiliki cuping yang terletak di sepanjang sumbu x
dan yadalah orbital 3��2−�2. Orbital 3d kelima, yang disebut orbital 3��2,
memiliki bentuk yang unik: terlihat seperti orbital 2pz dikombinasikan dengan
donat, tambahan probabilitas elektron yang terletak di bidang xy. Meskipun
bentuknya aneh, orbital 3��2 secara matematis setara dengan empat lainnya dan
memiliki energi yang sama.
9
Gambar 4.3.1 Kelima orbital 3d yang serupa dari atom hidrogen; empat dari lima
orbital 3d memiliki empat cuping yang disusun dalam bidang yang dipotong oleh
dua bidang simpul tegak lurus. Keempat orbital ini memiliki bentuk yang sama
tetapi orientasi yang berbeda. Orbital 3d kelima, 3��2, memiliki bentuk yang
berbeda meskipun secara matematis setara dengan yang lain. Fasa fungsi
gelombang untuk cuping dibedakan oleh warna: oranye untuk positif dan biru
untuk negatif. (chem.libretexts.org)
4. Orbital f
Orbital f lebih rumit daripada obital d. Orbital ini terdiri dari tujuh orbital,
dimana sebanyak empat orbital memiliki delapan cuping. Tiga yang lain terlihat
seperti 3��2 mengitari orbitnya tetapi memiliki dua donat berbentuk gelang
daripada yang lainnya. Orbital ini jarang terlibat dalam ikatan.
10
Gambar 4.4.1 Orbital f empat orbital memiliki delapan cuping. Tiga yang lain
terlihat seperti 3��2 mengitari orbitnya (commons.wikimedia.org)