Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Bilangan Kuantum Utama, Azimut, Magnetik, Spin, Contoh Soal, Kunci Jawaban

- Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan lain menghasilkan spektrum unsur
berupa spektrum garis. Apabila dilihat lebih teliti, ternyata garis spektrum tersebut tidak
hanya terdiri atas satu garis, melainkan beberapa garis yang saling berdekatan. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa lintasan elektron terdiri atas beberapa sublintasan.
Dalam lintasan elektron tersebut dapat ditemukan elektron. Kedudukan elektron dalam
atom dapat dinyatakan dengan bilangan kuantum, atau bilangan kuantum adalah bilangan
yang digunakan untuk Untuk menggambarkan letak elektron-elektron dalam atom. Macam-
macam atau jenis bilangan kuantum yaitu :

a. Bilangan Kuantum Utama (n)

Bilangan kuantum utama adalah bilangan yang menggambarkan lintasan elektron atau
tingkat energi utama yang dinotasikan dengan n. Semakin besar nilai n, semakin besar pula
nilai rata-rata energi kulit tersebut. Karena semakin jauh letak elektron dari inti atom,
energinya semakin besar. Dengan kata lain, semakin besar nilai n, letak elektron semakin
jauh dari inti atom. Lintasan tersebut dalam konfigurasi elektron dikenal sebagai kulit.
Bilangan kuantum utama (n) juga dapat digunakan untuk menentukan jari-jari atom, yaitu
jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Semakin besar nilai n, jari-jari atomnya juga semakin
besar.

Bilangan kuantum utama (n) diberi nomor dari n = 1 sampai dengan n = ≈ . Kulit-kulit
tersebut disimbolkan dengan huruf, dimulai huruf K, L, M, N, dan seterusnya. [1] Perhatikan
Tabel 1. di bawah ini. Tabel 1. Beberapa kulit-kulit berdasarkan bilangan kuantum utamanya.
Nomor kulit 1 2 3 4 …
Penanda huruf K L M N …

Bilangan kuantum utama terdiri atas orbital-orbital yang diberi simbol s, p, d, f, g, h, i, dan
seterusnya, yang kemudian dikenal dengan bilangan kuantum azimut.
Contoh Soal 1 :
Tentukan kulit dari elektron yang mempunyai nilai n = 1, 2, dan 3.
Kunci Jawaban :
Nilai n = 1 menunjukkan kulit K
Nilai n = 2 menunjukkan kulit L
Nilai n = 3 menunjukkan kulit M
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)

Bilangan kuantum azimut adalah bilangan yang menggambarkan subkulit atau subtingkat
energi utama yang dinotasikan dengan l. Bilangan kuantum azimut menentukan bentuk
orbital dari elektron.
Notasi huruf digunakan untuk menunjukkan berbagai nilai l.

Nilai 0 1 2 3 4 5 …
Penanda huruf subkulit s p d f g h …

Empat notasi huruf pertama menunjukkan spektrum atom logam alkali (litium sampai
cesium). Empat seri garis spektrum ini menyatakan tajam (sharp), utama (principal), baur
(diffuse), dan seri dasar (fundamental), yang dinotasikan dengan huruf s, p, d, dan f. Untuk =
4, 5, 6, dan seterusnya, notasi hurufnya cukup dengan meneruskan secara alfabet. Subkulit
dalam kulit ditunjukkan dengan menuliskan nilai n (bilangan kuantum utama) diikuti dengan
nilai (bilangan kuantum azimut).
Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal 2 :
Tuliskan lambang subkulit untuk elektron yang menempati:
1. Subkulit s dari kulit K
2. Subkulit p dari kulit L
Kunci Jawaban :

1. Subkulit s dari kulit K


Kulit K menunjukkan nilai n = 1
Sehingga lambang subkulit ditulis 1s

2. Subkulit p dari kulit L


Kulit L menunjukkan nilai n = 2
Sehingga lambang subkulit ditulis 2p

Ketentuan nilai subkulit (l) bergantung pada nilai kulit (n), yaitu:

Nilai l = 0 sampai (n-1)

Tabel 1. Nilai n dan l


Nilai n Nilai l
s p d F
1 1s

2 2s 2p

3 3s 3p 3d

4 4s 4p 4d 4f
5 5s 5p 5d 5f
6 6s 6p 6d

7 7s 7p

Contoh Soal 3 :

Tentukan notasi elektron, apabila diketahui elektron menempati:

1. Kulit n = 1 dan subkulit = 0


2. Kulit n = 2 dan subkulit = 1

Kunci Jawaban :

1. Kulit n = 1 dan subkulit = 0


Subkulit = 0, menunjukkan subkulit s
Sehingga notasi elektronnya adalah 1s

2. Kulit n = 2 dan subkulit = 1


Subkulit = 1, menunjukkan subkulit p
Sehingga notasi elektronnya adalah 2p
Bilangan kuantum azimuth (l) membagi kulit menjadi orbital-orbital yang lebih kecil
(subkulit). Untuk setiap kulit n, memiliki bilangan kuantum azimuth (l) mulai l = 0 sampai l =
(n – 1). Biasanya subkulit dengan l = 1, 2, 3, …, (n – 1) diberi simbol s, p, d, f, dan seterusnya.
Bilangan kuantum azimuth (l) menggambarkan bentuk orbital. Selain itu, pada atom yang
memiliki dua elektron atau lebih bilangan kuantum azimuth (l) juga menyatakan tingkat
energi. Untuk kulit yang sama, energi subkulit akan meningkat dengan bertambahnya
nilai l. Jadi, subkulit s memiliki tingkat energi yang terendah, diikuti subkulit p, d, f, dan
seterusnya. [1]

Tabel 2. Subkulit pada bilangan kuantum azimuth(l).

Bilangan Kuantum
Kulit ke Orbital
Azimuth (l)
1 (K) 1s 0
2 (L) 2s , 2p 0,1
3 (M) 3s , 3p , 3d 0, 1, 2
4 (N) 4s , 4p , 4p , 4f 0, 1, 2, 3
Dst Dst Dst

c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan kuantum magnetik adalah bilangan yang menyatakan orientasi orbital dalam
subkulit yang dinotasikan dengan m. Dengan demikian, setiap orbital dalam subkulit
tertentu dapat dibedakan orientasi orbitalnya dengan bilangan magnetik. Bilangan
magnetik dinyatakan dengan bilangan bulat.

Perhatikan Tabel 3. berikut.

Tabel 3. Bilangan Kuantum Magnetik

Bilangan Bilangan Penanda Bilangan kuantum Bilangan orbital


kuantum kuantum subkulit magnetik (m) -l sampai +l dalam subkulit
utama (n) azimut (l)
1 0 1s 0 1
2 0 2s 0 1
1 2p -1 0 +1

3 0 3s 0 31
1 3p -1 0 +1 35

2 3d -2 -1 0 +1 +2

4 0 4s 0 1
1 4p -1 0 +1 35

2 4d -2 -1 0 +1 +2

3 4f -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 7

Sumber : Brady, 1999, hlm. 291

Nilai m dapat dirumuskan sebagai berikut.

Nilai m = -l sampai +l

d. Bilangan Kuantum Spin (s)

Bilangan kuantum spin menggambarkan arah rotasi atau putaran elektron dalam satu
orbital yang dinotasikan dengan s. Karena hanya ada 2 arah putaran yang mungkin yaitu
searah jarum jam (clockwise) dan berlawanan arah jarum jam (anticlockwise), maka setiap
orbital memuat 2 elektron dengan arah rotasi yang berlawanan. Oleh karena itu diberi nilai
±½

Arah rotasi pertama ditunjukkan ke atas dengan notasi s = +½ atau rotasi searah dengan
arah putaran jarum jam dengan simbol ↑. Sedangkan arah ke bawah menunjukkan notasi s
= -½ atau berlawanan dengan arah putaran jarum jam dengan simbol ↓.

Bilangan kuantum spin merupakan dasar pengisian elektron dalam orbital. [1]
Gambar 1. Elektron mengelilingi sumbunya menimbulkan medan magnet.
Elektron-elektron yang ada dalam atom tidak mungkin berada dalam keadaan yang sama
persis antara satu atom dengan atom lain. Keberadaan elektron dalam atom bersifat khas.
Prinsip ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli, 1925 (dikenal Pauli). Pauli mengusulkan
postulat bahwa sebuah elektron dapat berada dalam dua kemungkinan keadaan yang
ditandai dengan bilangan kuantum spin +½ atau -½ atau dengan kata lain setiap orbital
hanya dapat ditempati oleh maksimal dua elektron dengan spin yang berbeda. [1]

Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/pengertian-bilangan-kuantum-
utama-azimut-magnetik-spin-contoh-soal-kunci-jawaban.html#ixzz2aJzsZPgi

BILANGAN KUANTUM

Hipotesis Louis de Broglie dan azas ketidakpastian dari Heisenberg merupakan dasar dari model
Mekanika Kuantum (Gelombang) yang dikemukakan oleh Erwin Schrodinger pada tahun1927,
mengajukan konsep orbital untuk menyatakan kedudukan elektron dalam atom. Orbital menyatakan
suatu daerah dimana elektron paling mungkin (peluang terbesar) untuk ditemukan.
Persamaan gelombang (ψ=psi) dari Erwin Schrodinger menghasilkan tiga bilangan gelombang
(bilangan kuantum) untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta orientasi) suatu orbital.
Bilangan kuantum adalah suatu value (nilai bilangan) yang menunjukkan keadaan/kedudukan elektron
dalam suatu atom.
Adapun 3 (tiga) bilangan kuantum yang diusulkan oleh Erwin Schrodinger adalah, yaitu Bilangan
Kuantum Utama (n), Bilangan Kuantum Azimut (l), dan Bilangan Kuantum Magnetik (m)
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang mencirikan ukuran orbital (menyatakan
tingkat energi utama atau kulit atom). Bilangan kuantum utama memiliki harga mulai dari 1, 2, 3,
4,….dst (bilangan bulat positif). Biasanya dinyatakan dengan lambang, misalnya K(n=1), L(n=2), dst.
Orbital–orbital dengan bilangan kuantum utama berbeda, mempunyai tingkat energi yang berbeda. Makin
besar bilangan kuantum utama, kulit makin jauh dari inti, dan makin besar pula energinya. Hubungan
antara kulit dengan bilangan kuantum utama digambarkan sebagai berikut :
KULIT BIL.KUANTUM UTAMA (n) SUB KULIT
K L M N1 2 3 4 … 1s 2s, 2p 3s, 3p, 3d 4s,
Dst. 4p, 4d, 4f …
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Menyatakan subkulit tempat elektron berada. Nilai bilangan kuantum ini menentukan bentuk ruang
orbital dan besarnya momentum sudut elektron. Nilai untuk bilangan kuantum azimuth dikaitkan dengan
bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari nol sampai (n – 1) untuk
setiap n. Setiap subkulit diberi lambang berdasarkan harga bilangan kuantum l.
l = 0 , lambang s (sharp)
l = 1, lambang p (principal)
l = 2, lambang d (diffuse)
l = 3, lambang f (fundamental)
(Lambang s, p, d, dan f diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh logam alkali dari Li sampai
dengan Cs).
c. Bilangan Kuantum magnetik (m)
Menyatakan orbital khusus mana yang ditempati elektron pada suatu subkulit. Selain itu juga dapat
menyatakan orientasi khusus dari orbital itu dalam ruang relatif terhadap inti. Nilai bilangan kuantum
magnetik bergantung pada bilangan kuantum azimuth, yaitu bilangan bulat dari –l sampai +l.
Contoh:
l = 0, maka nilai m = 0 berarti hanya terdapat 1 orbital
l = 1, maka nilai m = –1, 0, +1, berarti terdapat 3 orbital
Hubungan antara l dan harga m digambarkan sebagai berikut :
Harga l Sub kulit Harga m Jumlah orbital
0123 spdf 0 -1, 0, +1 -2, -1, 0, +1, +2 -3, 1 3 5 7
-2, -1, 0, +1, +2, +3
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum ke-4 ini diusulkan oleh George Uhlenbeck, Samuel Goudsmit Otto
Stern, dan Walter Gerlach pada tahun 1925. Bilangan kuantum spin terlepas dari pengaruh momentum
sudut. Hal ini berarti bilangan kuantum spin tidak berhubungan secara langsung dengan tiga bilangan
kuantum yang lain. Bilangan kuantum spin bukan merupakan penyelesaian dari persamaan gelombang,
tetapi didasarkan pada pengamatan Otto Stern dan Walter Gerlachterhadap spektrum yang dilewatkan
pada medan magnet, ternyata terdapat dua spektrum yang terpisah dengan kerapatan yang sama.
Terjadinya pemisahan garis spektrum oleh medan magnet dimungkinkan karena elektron-elektron
tersebut selama mengelilingi inti berputar pada sumbunya dengan arah yang berbeda. Berdasarkan hal
ini diusulkan adanya bilangan kuantum spin untuk menandai arah putaran (spin) elektron pada
sumbunya.
Bilangan Kuantum Spin menyatakan arah putar elektron terhadap sumbunya sewaktu elektron
berputar mengelilingi inti atom. Jadi, hanya ada dua kemungkinan arah rotasi elektron, yaitu searah
jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam, maka probabilitas elektron berputar searah jarum jam
adalah ½ dan berlawanan jarum jam 1/2 . Untuk membedakan arah putarnya maka diberi tanda positif
(+½) dinyatakan dengan arah panah ke atas dan negatif (–½ ) dinyatakan dengan arah panah ke bawah.
Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa satu orbital hanya dapat ditempati maksimum dua elektron.

KONFIGURASI ELEKTRON BERDASARKAN KONSEP BILANGAN KUANTUM


Konfigurasi elektron menggambarkan penataan/susunan elektron dalam atom. Dalam menentukan
konfigurasi elektron suatu atom, ada 3 aturan yang harus dipakai, yaitu : Aturan Aufbau, Aturan Pauli,
dan Aturan Hund.
1. Aturan Aufbau
Pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang tinggi. Elektron
mempunyai kecenderungan akan menempati dulu subkulit yang energinya rendah. Besarnya tingkat
energi dari suatu subkulit dapat diketahui dari bilangan kuantum utama (n) dan bilangan kuantum azimuth
( l ) dari orbital tersebut. Orbital dengan harga (n + l) lebih besar mempunyai tingkat energi yang lebih
besar. Jika harga (n + l) sama, maka orbital yang harga n-nya lebih besar mempunyai tingkat energi yang
lebih besar. Urutan energi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi sebagaimana digaram yang
dibuat oleh Mnemonik Moeleradalah sebagai berikut:
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d ….

DIAGRAM MNEMONIK MOOLER


2. Aturan Pauli (Eksklusi Pauli)
Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926. Yang menyatakan “Tidak boleh
terdapat dua elektron dalam satu atom dengan empat bilangan kuantum yang sama”. Orbital yang
sama akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m, yang sama tetapi yang membedakan hanya bilangan
kuantum spin (s). Dengan demikian, setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron dengan spin (arah putar)
yang berlawanan. Jadi, satu orbital dapat ditempati maksimum oleh dua elektron, karena jika elektron
ketiga dimasukkan maka akan memiliki spin yang sama dengan salah satu elektron sebelumnya.
Contoh :
Pada orbital 1s, akan ditempati oleh 2 elektron, yaitu :
Elektron Pertama à n=1, l=0, m=0, s= +½
Elektron Kedua à n=1, l=0, m=0, s= – ½
(Hal ini membuktikan bahwa walaupun kedua elektron mempunyai n,l dan m yang sama tetapi
mempunyai spin yang berbeda)
3. Aturan Hund
Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund Tahun 1930. yang menyatakan “elektron-elektron dalam
orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan”.
Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.
Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital dalam suatu subkulit, konfigurasi
elektron dituliskan dalam bentuk diagram orbital.
Suatu orbital digambarkan dalam bentuk kotak, sedangkan elektron yang menghuni orbital digambarkan
dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orn=bital hanya mengandung satu elektron, maka
anak panah yang ditulis mengarah ke atas.
Dalam menerapkan aturan hund, maka kita harus menuliskan arah panah ke atas terlebih dahulu pada
semua kotak, baru kemudian diikuti dengan arah panah ke bawah jika masihterdapat elektron sisanya.

PRINSIP PENGGUNAAN ATURAN HUND

HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DENGAN


SISTEM PERIODIK UNSUR
Konfigurasi elektron menyatakan sebaran elektron dalam atom.Nomor atom menunjukkan
jumlah elektron. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara sifat-sifat unsur dengan
konfigurasi elektron, katena tabel Sistem Periodik Unsur (SPU) disusun berdasarkan kenaikan
nomor atom unsur. Pada SPU dikenal istilah Golongan (kolom vertikal) dan Periode (baris
horizontal)
1. Golongan
SPU dibagi atas 8 golongan. Setiap golongan dibagi atas Golongan Utama (A) dan Golongan
Transisi (B). Penomoran golongan dilakukan berdasarkan elektron valensi yang dimiliki oleh
suatu unsur. Setiap Unsur yang memiliki elektron valensi sama akan menempati golongan yang
sama pula
Berdasarkan letak elektron terakhir pada orbitalnya, dalam konfigurasi elektron, unsur-unsur
dalam SPU dibagi menjadi 4 blok, yaitu blok s, blok p, blok d, dan blok f.

 Jika konfigurasi elektron berakhir di blok s atau p maka pasti menempati golongan A
 Jika konfigurasi elektron berakhir di blok d maka pasti menempati golongan B
 Jika konfigurasi elektron berakhir di blok f maka pasti menempati golongan B (Lantanida,
n=6 dan Aktinida, n=7 (gol.radioatif))

Selain itu untuk menentukan nomor golongan, ditentukan dengan mengetahui jumlah elektron
valensi pada konfigurasi terakhir.
Contoh :
2 2 6 1
11Na = 1s 2s 2p 3s

Dapat diketahui bahwa elektron terakhir pada n=3 mempunyai elektron valensi 1, berarti
golongan I serta berakhir di subkulit s, berarti Golongan A, jadi kalau digabungkan
menjadi Golongan IA
2. Periode
SPU terdiri atas 7 periode. Periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Unsur-unsur
yang mempunyai jumlah kulit sama akan menempati baris yang sama. Dengan demikian jumlah
kulit sama dengan periode, sehingga periode 1 memiliki n-1, periode 2 memiliki n=2, dst.
Contoh :
2 2 6 1
11Na = 1s 2s 2p 3s

Dapat diketahui bahwa elektron terakhir berada pada n=3 yang berarti unsur tersebut masuk
dalam Periode3

Anda mungkin juga menyukai