- Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan lain menghasilkan spektrum unsur
berupa spektrum garis. Apabila dilihat lebih teliti, ternyata garis spektrum tersebut tidak
hanya terdiri atas satu garis, melainkan beberapa garis yang saling berdekatan. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa lintasan elektron terdiri atas beberapa sublintasan.
Dalam lintasan elektron tersebut dapat ditemukan elektron. Kedudukan elektron dalam
atom dapat dinyatakan dengan bilangan kuantum, atau bilangan kuantum adalah bilangan
yang digunakan untuk Untuk menggambarkan letak elektron-elektron dalam atom. Macam-
macam atau jenis bilangan kuantum yaitu :
Bilangan kuantum utama adalah bilangan yang menggambarkan lintasan elektron atau
tingkat energi utama yang dinotasikan dengan n. Semakin besar nilai n, semakin besar pula
nilai rata-rata energi kulit tersebut. Karena semakin jauh letak elektron dari inti atom,
energinya semakin besar. Dengan kata lain, semakin besar nilai n, letak elektron semakin
jauh dari inti atom. Lintasan tersebut dalam konfigurasi elektron dikenal sebagai kulit.
Bilangan kuantum utama (n) juga dapat digunakan untuk menentukan jari-jari atom, yaitu
jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Semakin besar nilai n, jari-jari atomnya juga semakin
besar.
Bilangan kuantum utama (n) diberi nomor dari n = 1 sampai dengan n = ≈ . Kulit-kulit
tersebut disimbolkan dengan huruf, dimulai huruf K, L, M, N, dan seterusnya. [1] Perhatikan
Tabel 1. di bawah ini. Tabel 1. Beberapa kulit-kulit berdasarkan bilangan kuantum utamanya.
Nomor kulit 1 2 3 4 …
Penanda huruf K L M N …
Bilangan kuantum utama terdiri atas orbital-orbital yang diberi simbol s, p, d, f, g, h, i, dan
seterusnya, yang kemudian dikenal dengan bilangan kuantum azimut.
Contoh Soal 1 :
Tentukan kulit dari elektron yang mempunyai nilai n = 1, 2, dan 3.
Kunci Jawaban :
Nilai n = 1 menunjukkan kulit K
Nilai n = 2 menunjukkan kulit L
Nilai n = 3 menunjukkan kulit M
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Bilangan kuantum azimut adalah bilangan yang menggambarkan subkulit atau subtingkat
energi utama yang dinotasikan dengan l. Bilangan kuantum azimut menentukan bentuk
orbital dari elektron.
Notasi huruf digunakan untuk menunjukkan berbagai nilai l.
Nilai 0 1 2 3 4 5 …
Penanda huruf subkulit s p d f g h …
Empat notasi huruf pertama menunjukkan spektrum atom logam alkali (litium sampai
cesium). Empat seri garis spektrum ini menyatakan tajam (sharp), utama (principal), baur
(diffuse), dan seri dasar (fundamental), yang dinotasikan dengan huruf s, p, d, dan f. Untuk =
4, 5, 6, dan seterusnya, notasi hurufnya cukup dengan meneruskan secara alfabet. Subkulit
dalam kulit ditunjukkan dengan menuliskan nilai n (bilangan kuantum utama) diikuti dengan
nilai (bilangan kuantum azimut).
Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal 2 :
Tuliskan lambang subkulit untuk elektron yang menempati:
1. Subkulit s dari kulit K
2. Subkulit p dari kulit L
Kunci Jawaban :
Ketentuan nilai subkulit (l) bergantung pada nilai kulit (n), yaitu:
2 2s 2p
3 3s 3p 3d
4 4s 4p 4d 4f
5 5s 5p 5d 5f
6 6s 6p 6d
7 7s 7p
Contoh Soal 3 :
Kunci Jawaban :
Bilangan Kuantum
Kulit ke Orbital
Azimuth (l)
1 (K) 1s 0
2 (L) 2s , 2p 0,1
3 (M) 3s , 3p , 3d 0, 1, 2
4 (N) 4s , 4p , 4p , 4f 0, 1, 2, 3
Dst Dst Dst
Bilangan kuantum magnetik adalah bilangan yang menyatakan orientasi orbital dalam
subkulit yang dinotasikan dengan m. Dengan demikian, setiap orbital dalam subkulit
tertentu dapat dibedakan orientasi orbitalnya dengan bilangan magnetik. Bilangan
magnetik dinyatakan dengan bilangan bulat.
3 0 3s 0 31
1 3p -1 0 +1 35
2 3d -2 -1 0 +1 +2
4 0 4s 0 1
1 4p -1 0 +1 35
2 4d -2 -1 0 +1 +2
3 4f -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 7
Nilai m = -l sampai +l
Bilangan kuantum spin menggambarkan arah rotasi atau putaran elektron dalam satu
orbital yang dinotasikan dengan s. Karena hanya ada 2 arah putaran yang mungkin yaitu
searah jarum jam (clockwise) dan berlawanan arah jarum jam (anticlockwise), maka setiap
orbital memuat 2 elektron dengan arah rotasi yang berlawanan. Oleh karena itu diberi nilai
±½
Arah rotasi pertama ditunjukkan ke atas dengan notasi s = +½ atau rotasi searah dengan
arah putaran jarum jam dengan simbol ↑. Sedangkan arah ke bawah menunjukkan notasi s
= -½ atau berlawanan dengan arah putaran jarum jam dengan simbol ↓.
Bilangan kuantum spin merupakan dasar pengisian elektron dalam orbital. [1]
Gambar 1. Elektron mengelilingi sumbunya menimbulkan medan magnet.
Elektron-elektron yang ada dalam atom tidak mungkin berada dalam keadaan yang sama
persis antara satu atom dengan atom lain. Keberadaan elektron dalam atom bersifat khas.
Prinsip ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli, 1925 (dikenal Pauli). Pauli mengusulkan
postulat bahwa sebuah elektron dapat berada dalam dua kemungkinan keadaan yang
ditandai dengan bilangan kuantum spin +½ atau -½ atau dengan kata lain setiap orbital
hanya dapat ditempati oleh maksimal dua elektron dengan spin yang berbeda. [1]
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/pengertian-bilangan-kuantum-
utama-azimut-magnetik-spin-contoh-soal-kunci-jawaban.html#ixzz2aJzsZPgi
BILANGAN KUANTUM
Hipotesis Louis de Broglie dan azas ketidakpastian dari Heisenberg merupakan dasar dari model
Mekanika Kuantum (Gelombang) yang dikemukakan oleh Erwin Schrodinger pada tahun1927,
mengajukan konsep orbital untuk menyatakan kedudukan elektron dalam atom. Orbital menyatakan
suatu daerah dimana elektron paling mungkin (peluang terbesar) untuk ditemukan.
Persamaan gelombang (ψ=psi) dari Erwin Schrodinger menghasilkan tiga bilangan gelombang
(bilangan kuantum) untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta orientasi) suatu orbital.
Bilangan kuantum adalah suatu value (nilai bilangan) yang menunjukkan keadaan/kedudukan elektron
dalam suatu atom.
Adapun 3 (tiga) bilangan kuantum yang diusulkan oleh Erwin Schrodinger adalah, yaitu Bilangan
Kuantum Utama (n), Bilangan Kuantum Azimut (l), dan Bilangan Kuantum Magnetik (m)
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang mencirikan ukuran orbital (menyatakan
tingkat energi utama atau kulit atom). Bilangan kuantum utama memiliki harga mulai dari 1, 2, 3,
4,….dst (bilangan bulat positif). Biasanya dinyatakan dengan lambang, misalnya K(n=1), L(n=2), dst.
Orbital–orbital dengan bilangan kuantum utama berbeda, mempunyai tingkat energi yang berbeda. Makin
besar bilangan kuantum utama, kulit makin jauh dari inti, dan makin besar pula energinya. Hubungan
antara kulit dengan bilangan kuantum utama digambarkan sebagai berikut :
KULIT BIL.KUANTUM UTAMA (n) SUB KULIT
K L M N1 2 3 4 … 1s 2s, 2p 3s, 3p, 3d 4s,
Dst. 4p, 4d, 4f …
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Menyatakan subkulit tempat elektron berada. Nilai bilangan kuantum ini menentukan bentuk ruang
orbital dan besarnya momentum sudut elektron. Nilai untuk bilangan kuantum azimuth dikaitkan dengan
bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari nol sampai (n – 1) untuk
setiap n. Setiap subkulit diberi lambang berdasarkan harga bilangan kuantum l.
l = 0 , lambang s (sharp)
l = 1, lambang p (principal)
l = 2, lambang d (diffuse)
l = 3, lambang f (fundamental)
(Lambang s, p, d, dan f diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh logam alkali dari Li sampai
dengan Cs).
c. Bilangan Kuantum magnetik (m)
Menyatakan orbital khusus mana yang ditempati elektron pada suatu subkulit. Selain itu juga dapat
menyatakan orientasi khusus dari orbital itu dalam ruang relatif terhadap inti. Nilai bilangan kuantum
magnetik bergantung pada bilangan kuantum azimuth, yaitu bilangan bulat dari –l sampai +l.
Contoh:
l = 0, maka nilai m = 0 berarti hanya terdapat 1 orbital
l = 1, maka nilai m = –1, 0, +1, berarti terdapat 3 orbital
Hubungan antara l dan harga m digambarkan sebagai berikut :
Harga l Sub kulit Harga m Jumlah orbital
0123 spdf 0 -1, 0, +1 -2, -1, 0, +1, +2 -3, 1 3 5 7
-2, -1, 0, +1, +2, +3
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum ke-4 ini diusulkan oleh George Uhlenbeck, Samuel Goudsmit Otto
Stern, dan Walter Gerlach pada tahun 1925. Bilangan kuantum spin terlepas dari pengaruh momentum
sudut. Hal ini berarti bilangan kuantum spin tidak berhubungan secara langsung dengan tiga bilangan
kuantum yang lain. Bilangan kuantum spin bukan merupakan penyelesaian dari persamaan gelombang,
tetapi didasarkan pada pengamatan Otto Stern dan Walter Gerlachterhadap spektrum yang dilewatkan
pada medan magnet, ternyata terdapat dua spektrum yang terpisah dengan kerapatan yang sama.
Terjadinya pemisahan garis spektrum oleh medan magnet dimungkinkan karena elektron-elektron
tersebut selama mengelilingi inti berputar pada sumbunya dengan arah yang berbeda. Berdasarkan hal
ini diusulkan adanya bilangan kuantum spin untuk menandai arah putaran (spin) elektron pada
sumbunya.
Bilangan Kuantum Spin menyatakan arah putar elektron terhadap sumbunya sewaktu elektron
berputar mengelilingi inti atom. Jadi, hanya ada dua kemungkinan arah rotasi elektron, yaitu searah
jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam, maka probabilitas elektron berputar searah jarum jam
adalah ½ dan berlawanan jarum jam 1/2 . Untuk membedakan arah putarnya maka diberi tanda positif
(+½) dinyatakan dengan arah panah ke atas dan negatif (–½ ) dinyatakan dengan arah panah ke bawah.
Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa satu orbital hanya dapat ditempati maksimum dua elektron.
Jika konfigurasi elektron berakhir di blok s atau p maka pasti menempati golongan A
Jika konfigurasi elektron berakhir di blok d maka pasti menempati golongan B
Jika konfigurasi elektron berakhir di blok f maka pasti menempati golongan B (Lantanida,
n=6 dan Aktinida, n=7 (gol.radioatif))
Selain itu untuk menentukan nomor golongan, ditentukan dengan mengetahui jumlah elektron
valensi pada konfigurasi terakhir.
Contoh :
2 2 6 1
11Na = 1s 2s 2p 3s
Dapat diketahui bahwa elektron terakhir pada n=3 mempunyai elektron valensi 1, berarti
golongan I serta berakhir di subkulit s, berarti Golongan A, jadi kalau digabungkan
menjadi Golongan IA
2. Periode
SPU terdiri atas 7 periode. Periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Unsur-unsur
yang mempunyai jumlah kulit sama akan menempati baris yang sama. Dengan demikian jumlah
kulit sama dengan periode, sehingga periode 1 memiliki n-1, periode 2 memiliki n=2, dst.
Contoh :
2 2 6 1
11Na = 1s 2s 2p 3s
Dapat diketahui bahwa elektron terakhir berada pada n=3 yang berarti unsur tersebut masuk
dalam Periode3