Anda di halaman 1dari 13

B BAB 1

STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK, DAN IKATAN KIMIA

SK : 1. Memahami struktur atom dan meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul dan
dan sifat-sifat senyawa
KD : 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi
elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik.
1.2 Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron disekitar kulit luar atom pusat dan teori
hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul.
1.3 Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya antar molekul) dan sifat zat
IPK untuk KD 1.1 :
 Menjelaskan teori atom Bohr
 Menjelaskan teori atom mekanika kuantum.
 Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada)
 Menggambarkan bentuk orbital
 Menjelaskan kulit dan sub kulit serta hubungannya dengan bilangan kuantum
 Menggunakan prisip aufbau, aturan Hund dan azas larangan Pauli untuk menuliskan
konfigurasi elektron dan diagram orbital
 Menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam tabel periodik.
IPK untuk KD 1.2 :
 Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron
 Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.
IPK untuk KD 1.3 :
 Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik leleh) berdasarkan perbedaan gaya antar
molekul (gaya van der waals, gaya London, dan ikatan hidrogen)

A. STRUKTUR ATOM
Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel – partikel penyusun atom (proton, neutro,
elektron) berada didalam atom. Kedudukan partikel atom tersebut yang berpengaruh terhadap sifat
fisis dan kimia atom yang bersangkutan. Dalam perkembangan selanjutnya, diduga bahwa sifat
tersebut berkaitan langsung dengan kedudukan elektron di sekitar inti atom (konfigurasi elektron).
Berdasarkan teori atom Rutherford diketahui bahwa elektron berada pada kulit atom, namun keber

1.) Model Atom Niels Bohr


Penelitian tentang atom membuktikan bahwa spektrum atom berupa spektrum garis. Fenomena
ini mampu dijelaskan oleh Niels Bohr. Dengan menggunakan teori kuantum Max Planck Bohr
menjelaskan spektrum garis menunjukkan bahwa elektron dalam atom hanya dapat beredar
pada lintasan – lintasan dengan tingkat energi tertentu. Pada lintasan itu, elektron dapat
beredar tanpa pemancaran atau penyerapan energi. Lintasan elektron tersebut berupa lingkaran
dengan jari – jari tertentu yang disebut sebagai kulit atom. Setiap kulit ditandai dengan suatu
bilangan yang disebut bilangan kuantum (n), yaitu dimulai dari kulit paling dalam, n = 1, 2, 3,
4, dan seterusnya, dan dinyatakan dengan K, L, M, N, dan seterusnya.

2.) Model Atom Mekanika Kuantum


Salah satu kelemahan dari teori atom Niels Bohr yaitu tidak dapat menjelaskan mengapa
elektron hanya boleh berada pada tingkat energi tertentu. Kelemahan ini dapat dijelaskan oleh
Louis Victor de Broglie. Model atom de Broglie (gelombang materi) dapat menjelaskan
kelemahan model atom Niels Bohr. Menurutnya, elektron mempunyai sifat sebagai partikel
sekaligus sebagai gelombang (dualisme partikel – gelombang).
Berkaitan dengan dualisme sifat elektron, perkembangan selanjutnya, seorang ahli fisika
Jerman, yaitu Werner Heisenberg, menyimpulkan suatu keterbatasan dalam menentukan
posisi dan momentum elektron dalam atom. Kesimpulan Heisenberg dikenal dengan azas
ketidakpastian (uncertainty principle). Menurut Heisenberg, keberadaan elektron dalam atom
tidak dapat ditentukan dengan pasti dan hanya dapat dinyatakan dengan kebolehjadian
menemukan elektron dalam ruang disekitar inti atom. Ruang disekitar inti atom dengan
kebolehjadian menemukan elektron disebut dengan orbital.

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


Dalam perkembangannya penelitian selanjutnya, Erwin Schrodinger menerapkan matematika
untuk menjelaskan pola gelombang partikel yang bergerak. Matematika terapan tersebut
selanjutnya dikenal sebagai mekanika kuantum. Penyelesaian persamaan gelombang dari
Erwin Schrodinger menghasilkan empat bilangan yang mencirikan orbital elektron (orbital :
tingkat energi dari suatu ruang yang mempunyai peluang terbesar untuk menemukan elektron
di sekitar inti atom). Keempat bilangan ini disebut dengan bilangan kuantum, yang terdiri dari
bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), bilangan kuantum magnetik (m),
dan bilangan kuantum spin (s).
3.) Bilangan Kuantum
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantu utama menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang
mencirikan ukuran orbital. Bilangan kuantum utama (n) dapat berharga 1, 2, 3, . . .dan
seterusnya. Contoh :
n = 1 elektron pada kulit K
n = 2 elektron pada kulit L
n = 3 elektron pada kulit M
Dan seterusnya.
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Mekanika gelombang meramalkan bahwa setiap kulit (tingkat energi) tersusun dari
beberapa subkulit (subtingkat energi) yang masing – masing subkulit dicirikan oleh
bilangan kuantum azimut yang diberi lambang l. Bilangan kuantum azimut menentukan
bentuk ruang orbital dan besarnya momentum sudut elektron. Bilangan kuantum azimut
mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n – 1) untuk setiap n.
Nilai l = 0 sampai dengan ( n – 1 )
 Untuk n = 1 maka nilai l = 0
 Untuk n = 2 maka nilai l = 0 dan 1
 Untuk nilai n = 3 maka nilai l = 0, 1, dan 2, dan sterusnya.
Bilangan kuantum azimut menyatakan bentuk orbital. Untuk setiap subkulit diberi lambang
berdasarkan harga bilangan kuantum l :
 Orbital dengan nilai l = 0 disebut orbital s
 Orbital dengan nilai l = 1 disebut orbital p dan seterusnya
Nilai l 0 1 2 3 4 Dan seterusnya
Lambang Orbital s p d f g Dan seterusnya
Ket : Lambang s, p, d, dan f, diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh unsur Li -
Cs yang terdiri dari empat deret , yaitu tajam (sharp), utama (principal), kabur
(diffuse), dan dasar (fundamental). Untuk harga l selanjutnya (jika mungkin) maka
digunakan lambang huruf berikutnya, yaitu g, h, i, dan seterusnya.
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Bilangan kuantum magnetik menyatakan orientasi orbital dalam ruang. Bilangan kuantum
magnetik dapat mempunyai nilai semua bilangan bulat mulai dari -1 sampai dengan +1,
termasuk nol (0).
Nilai m = -1, 0, hingga +1
Untuk l = 0 maka nilai m = 0.
Untuk l = 1 maka nilai m = -1, 0, dan +1
Untuk l = 3 maka nilai m = -2, -1, 0 +1, dan +2...dan seterusnya
Banyaknya nilai m yang diijinkan untuk suatu subkulit menentukan jumlah orbital dalam
subkulit itu, dimana setiap nilai m menyatakan satu orbital. Susunan orbital – orbital dalam
satu subkulit dapat dinyatakan dengan diagram orbital sebagai berikut :
Subkulit : s p d f
Diagram orbital :
0 -1 0 +1 -2 -1 0 +1 +2 -3 -2 -1 0
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum spin menentukan arah putaran (spin) elektron pada sumbunya. Setiap
elektron dapat berputar pada sumbunya sesuai dengan arah jarum jam (+ ½ ) atau
berlawanan arah jarum jam (- ½ ). Jadi, bilangan kuantum spin hanya ada dua macam ,
yaitu + ½ dan – ½ .

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


e. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi lektron menggambarkan penataan elektron – elektron dalam suatu atom.
Konfigurasi elektron adalah khas untuk suatu atom. Aturan dalam penulisan konfigurasi
elektron sebagai berikut :
a. Aturan Aufbau
Aufbau dalam bahasa Jerman bearti membangun. Dalam konteks penulisan konfigurasi
elektron, azas aufbau menyatakan bahwa pengisian orbital dimulai dari tingkat energi
yang lebih rendah kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Urutan – urutan tingkat energi dapat ditentukan dengan metode “coret miring” seperti
pada gambar berikut :

1s

2s 2p

3s 3p 3d

4s 4p 4d 4f

5s 5p 5d 5f

6s 6p 6d

7s 7p

Urutan – urutan tingkat energi subkulit diatas adalah : 1s – 2s – 2p – 3s – 3p – 4s – 3d


– 4p – 5s – dan seterusnya.
b. Aturan Hund (kaidah Hund)
Menurut aturan Hund, pada pengisian orbital – orbital dengan tingkat energi yang
sama, yaitu orbital – orbital dengan satu subkulit, mula – mula elektron akan
menempati orbital secara sendiri – sendiri dengan spin yang paralel, baru kemudian
berpasangan. Hal ini karena meminimalkan tolak menolak antara elektron tersebut.
Cara menuliskan konfigurasi elektron :
1. Dua Cara Menuliskan Urutan Subkulit
Contoh : atom Scandium (Z = 21), yaitu :
a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 (berdasarkan tingkat energi) atau
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2 (berdasarkan tingkat kulit utama)
Pada dasarnya kedua cara tersebut sama dan sesuai dengan azas aufbau.
2. Menyingkat Penulisan Konfigurasi Elektron Dengan Menggunakan
Konfigurasi Elektron Gas Mulia
No Konfigurasi
Elektron Gas Mulia
1 [𝐻𝑒] 2s
2 [𝑁𝑒] 3s
3 [𝐴𝑟] 4s
4 [𝐾𝑟] 5s
5 [𝑋𝑒] 6s
6 [𝑅𝑛] 7s

3. Kestabilan Subkulit d Yang Terisi Penuh Atau Setengah Penuh


Terdapat beberapa penyimpangan pengisian elektron berdasarkan azas aufbau
dengan yang ditemukan berdasarkan percobaan. Contohnya, yaitu konfigurasi
elektron kromium (Z = 24) dan tembaga (Z = 29). Konfigurasi elektron Cr dan Cu
berdasarkan azas aufbau sebagai berikut :
Cr (Z = 24) : [𝐴𝑟] 4s2 3d4 atau [𝐴𝑟] 3d4 4s2
Cu (Z = 29) : [𝐴𝑟] 4s2 3d9 atau [𝐴𝑟] 4s2 3d9
Konfigurasi elektron Cr dan Cu berdasarkan percobaan adalah sebagai berikut :
Cr (Z = 24) : [𝐴𝑟] 4s1 3d5 atau [𝐴𝑟] 3d5 4s1
Cu (Z = 29) : [𝐴𝑟] 4s1 3d10 atau [𝐴𝑟] 3d10 4s1

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


Konfigurasi dengan dua subkulit terakhir d4s2 atau d9s2, cenderung berubah menjadi
d5s1 atau d10s1. Ternyata, subkulit d yang terisi penuh (d10) atau setengah penuh
(d5) lebih stabil.
4. Konfigurasi Elektron Ion
Contoh :
Fe (Z =26) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 atau
Fe : [𝐴𝑟] 4s2 3d6 atau [𝐴𝑟] 3d6 4s2
Fe3+ : [𝐴𝑟] 3d6
S (Z = 16) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 atau
S : [𝑁𝑒] 3s2 3p4
2-
S : [𝑁𝑒] 3s2 3p6
5. Elektron Valensi
Elektron valensi adalah elektron pada kulit terluar dan digunakan untuk
pembentukan ikatan kimia.
Hubungan antara golongandengan elektron valensi :
Golongan Elektron Valensi Ket
IA ns1 Gol. Utama blok s
IIA ns2 Gol. Utama blok s
IIIA ns2np1 Gol. Utama blok p
IVA ns2np2 Gol. Utama blok p
2 3
VA ns np Gol. Utama blok p
VIA ns2np4 Gol. Utama blok p
2 5
VIIA ns np Gol. Utama blok p
VIIIA ns2np6 Gol. Transisi blok p
IB ns1nd10 Gol. Transisi blok d
IIB ns2nd10 Gol. Transisi blok d
2 1
IIIB ns nd Gol. Transisi blok d
IVB ns2nd2 Gol. Transisi blok d
2 3
VB ns nd Gol. Transisi blok d
VIB ns2nd4 Gol. Transisi blok d
VIIB ns2nd5 Gol. Transisi blok d
2 6
VIIIB ns nd Gol. Transisi blok d
ns2nd7 Gol. Transisi blok d
2 8
ns nd Gol. Transisi blok d
Lantanida ns24f Gol. Lantanida blok f
Aktinida ns25f Gol. Aktinida blok f

c. Larangan Pauli
Larangan Pauli (eksklusi Pauli) menyatakan bahwa di dalam satu atom tidak boleh
terdapat dua elektron dengan empat bilangan kuantum yang sama.
B. SISTEM PERIODIK
Hubungan konfigurasi elektron dengan tabel periodik unsur adalah jumlah kulit menyatakan
periode dan jumlah elektron valensi menyatakan golongan.
1. Menentukan Letak Golongan
Letak golongan suatu unsur dalam sistem periodik dapat diramalkan dari subkulit terakhir yang
terisi elektron.
 Jika konfigurasi elektron berakhir pada sn maka unsur tersebut pada golongan nA.
 Jika konfigurasi elektron berakhir pada pn maka unsur tersebut terdapat pada golongan
(n = 2)A.
 Jika konfigurasi elektron berakhir pada dn maka unsur tersebut terdapat pada golongan
(n + 2)B dengan catatan bahwa untuk (n + 2) berjumlah 8, 9, dan 10, unsur tersebut
berada dalam golongan VIIIB, sedangkan untuk (n + 2) = 11 dan 12 unsur terletak pada
golongan IB dan IIB.
 Jika konfigurasi elektron berakhir pada fn maka unsur tersebut terdapat pada lantanida
dan aktinida.

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


2. Menentukan Letak Periode
Letak periode suatu unsur dapat dapat diramalkan dari jumlah kulit elektron dari unsur
tersebut. Jumlah kulit ditandai dengan angka di depan subkulit yang terbesar. Jadi, bila
konfigurasi terakhir ns, np, (n – 1) d ns2, (n – 2)f (n – 1)d10 ns2 berarti unsur tersebut pada
periode n.
Adanya hubungan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur pada sistem periodik akhirnya
dapat disimpulkan pula bahwa sifat – sifat suatu unsur ditentukan oleh konfigurasi elektronnya.
Unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip akan mempunyai sifat sifat yang mirip.

C. IKATAN KIMIA
1. Bentuk Geometri Molekul
Menurut teori VSEPR (Teori Tolak Menolak Pasangan Elektron Valensi atau Teori Domain
Elektron), bentuk molekul dipengaruhi oleh gaya tolak menolak antara pasangan elektron yang
berada disekitar atom pusat. Ada 3 jenis gaya tolak menolak antara pasangan elektron dengan
urutan kekuatan gaya sebagai berikut :
PEB – PEB > PEI – PEB > PEI - PEI
Merumuskan Tipe Molekul
Tipe molekul ditentukan dengan cara sebagai berikut :
 Atom pusat dinyatakan dengan lambang A
 Setiap domain elektron ikatan (PEI) dinyatakan dengan X
 Setiap doamain elektron bebas (PEB) dinyatakan dengan E
Jumlah pasangan elektron dan bentuk molekul :
Jumlah
Elektron
Notasi
Pada PEI PEB Bentuk Molekul Contoh
VSEPR
Atom
Pusat
2 2 0 AX2 Linear BeCl2
3 3 0 AX3 Trigonal datar BF3
2 1 AX2E Bentuk huruf V SO2
4 4 0 AX4 Tetrahedral CH4
3 1 AX3E Piramida trigonal NH3
5 5 0 AX5 Bipiramida trigonal PCl5
4 1 AX4E Tetrahedral tak beraturan SF4
3 2 AX3E2 Bentuk huruf T ClF2
2 3 AX2E3 Linear XeF2
6 6 0 AX6 Oktahedral SF6
5 1 AX5E Piramida bujur sangkar BrF6
4 2 AX4E2 Bujur sangkar datar

2. Kepolaran Senyawa
Salah satu pengaruh bentuk molekul terhadap sifat zat adalah pada kepolaran molekul. Molekul
dikatakan bersifat nonpolar jika distribusi rapatan elektron dalam molekul tersebar secara
merata. Sebaliknya, molekul dikatakan bersifat polar jika distribusi rapatan elektron tidak
merata. Suatu molekul akan bersifat polar jika memenuhi dua syarat berikut :
a. Ikatan dalam molekul bersifat polar. Secara umum, ikatan antaratom yang berbeda dapat
dianggap polar.
b. Bentuk molekul tidak simetris, sehingga pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat
muatan negatif.
Contoh senyawa polar adalah H2O, NH3, HF, dan contoh molekul nonpolar adalah CH4, CO2,
F2 .
3. Hibridisasi
Bentuk molekul dapat diramalkan dengan teori domain elektron. Namun demikian, teori
tersebut tidak dapat menjelaskan bagaimana suatu molekul dapat memperoleh bentuknya.
Untuk menjelaskan hal ini maka harus ditentukan dengan pembastaran (hibridisasi). Hibridisasi
adalah peleburan orbital – orbital dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital – orbital
yang energinya setingkat.
Contoh : 6C : 1s2 2s2 2p2 menjadi 6C : 1s2 2s1 2p3

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


Orbital hibridanya (hasil pembastaran) ditandai dengan sp3 untuk menyatakan asalnya, yaitu 1
orbital s dan 3 orbital p.
Jumlah orbital hibrida (hasil hibridisasi) sama dengan jumlah orbital yang terlibat pada
hibridisasi itu, sedangkan jumlah orbital yang mengalami hibridisasi sama dengan jumlah
domain elektron dalam molekul.
Berbagai Macam Tipe Hibridisasi :
Orbital Asal Orbital Hibrida Bentuk Orbital Hibrida
s, p sp Linear
s, p, p sp2 Segitiga sama sisi
3
s, p, p, p sp Tetrahedron
s, p, p, p, d sp3d Bipiramida trigonal
3 2
s, p, p, p, d, d sp d Oktahedron
4. Gaya Antarmolekul (Gaya Van der Waals)
Gaya – gaya antar molekul secara kolektif disebut juga dengan gaya Van der waals. Jadi, gaya
London, gaya dipol – dipol, dan gaya dipol – dipol terimbas, semuanya tergolong gaya Van der
Waals. Namun, ada perbedaan :
 Gaya London digunakan jika gaya antarmolekul itulah satu – satunya, yaitu untuk zat – zat
yang nonpolar.
 Gaya Van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol – dipol disamping gaya
London atau dispersi.
a. Gaya Tarik Menarik Dipol Sesaat – Dipol Terimbas (Gaya London = Gaya Dispersi)
Gaya London terjadi pada molekul nonpolar yang mempunyai gaya tarik lemah akibat
terbentuknya dipol sesaat. Contoh : H2, N2, CH4, dan gas – gas mulia.
b. Gaya Tarik Dipol – dipol
 Gaya tarik antara molekul – molekul kutub positif dan kutub negatif.
 Gaya tarik antar molekulnya lebih kuat dari gaya tarik antara molekul dipol sesaat –
dipol terimbas.
5. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom yang sangat
elektronegatif (F, O, N) sehingga menyebabkan senyawa kovalen yang memiliki ikatan
hidrogen mempunyai titik didih yang tinggi. Contoh :
NH3, H2O, HF.

6. Ikatan Ionik
Ikatan ionik adalah ikatan yang terjadi antar ion positif dan ion negatif atau dengan kata lain
ikatan yang terjadi unsur logam dan non logam.
7. Jaringan Ikatan Kovalen
Salah satu jenis ikatan antrpartikel yang sangat kuat adalah jaringan ikatan kovalen ( covalent
network) yang dapat membentuk struktur kovalen raksasa. Zat yang memiliki ikatan tersebut
mempunyai titik leleh dan titik didih yang sangat tinggi. Contoh : grafit, intan, dan pasir.

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


RANGKUMAN :
PETA KONSEP
ATOM

Tersusun atas

Inti Atom Kulit Atom

Terdiri atas hanya terdiri dari

Proton Neutron Elektron


n n
Mempunyai

Tingkat energi

Ditentukan oleh

Bil. Kuantum Bil. Kuantum Bil. Kuantum Bil. Kuantum


Utama (n) azimut (l) magnetik (m) spin (s)

Menunjukkan Menentukan
menunjukkan
Kulit elektron Subtingkat
energi Menunjukkan

Terdiri dari

Subkulit
Menggambarkan elektron Menunjukkan

Terdiri dari

Menggambarkan Orbital

Mempunyai

Arah ruang
Menggambarkan orbital

Konfigurasi Arah rotasi


elektron elektron
Menunjukkan
menentukan

Elektron Valensi Blok unsur

Ikatan kimia Sistem periodik


Membentuk

Molekul Blok s Blok p Blok d Blok f


Mempunyai

Ikatan Antar Molekul


berupa

Efek orientasi Ikatan hidrogen Ikatan Van der Waals


Molekul
antara menentukanMolekul
menentukan Molekul
antara

Dipol – dipol Titik didih senyawa Dipol sesaat

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


SOAL – SOAL LATIHAN

A. PILIHAN GANDA
1. Perhatikan dua buah diagram orbital unsur berikut ini :
X : [𝑁𝑒]
Y : [𝐻𝑒]
Nomor atom dari unsur X yang benar adalah . . . .
A. 3 B. 8 C. 11 D. 16 E. 19
(Soal UNAS)
Alasan :

2. Konfigurasi elektron dan letak unsur dalam sistem periodik modern dari unsur 28Ni adalah . . .
. (nomor atom Ar = 18)
Konfigurasi Elektron Golongan Periode
A [𝐴𝑟] 3d8 4s2 VIIB 4
8 2
B [𝐴𝑟] 3d 4s IIA 4
C [𝐴𝑟] 3d8 4s2 IIB 3
10
D [𝐴𝑟] 3d VIIIB 3
2 8
E [𝐴𝑟] 4s 3d VIIIB 4
(Soal UN)
Alasan :

3. Perhatikan tabel sistem periodik unsur berikut !

Konfigurasi elektron unsur Q yang paling sesuai adalah . . . .


A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4p3 D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 4p6 3d5
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p1 E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 5s1
2 2 6 2 6 2 6 2 3
C. 1s 2s 2p 3s 3p 4s 4p 5s 5p
Alasan :

4. Harga keempat bilangan kuantum elektron terakhir dari unsur 80


35𝑋 adalah . . . .
A. n = 3 ; l = 1 ; m = +1 ; s = - ½ D. n = 4 ; l = 1 ; m = 0 ; s = + ½
B. n = 3 ; l = 1 ; m = -1 ; s = + ½ E. n = 4 ; l = 1 ; m = 0 ; s = - ½
C. n = 4 ; l = 1 ; m = +1 ; s = - ½
(Soal UN)
Alasan :

5. Suatu atom mempunyai elektron terakhir pada n = 4, l = 2, m = 0, dan s = + ½ maka atom


tersebut terletak pada golongan dan periode . . . .
A. IIIB/3 B. IIIB/4 C. VB/5 D. IVB/3 E. IVB/4
(Soal Ganeca)
Alasan :

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


6. Unsur X mengandung 15 proton dan 16 neutron didalam intinya. Konfigurasi elektron atom X
adalah . . . .
A. [𝑁𝑒] 3s2 3p3 C. [𝑁𝑒] 3s1 3p5 E. [𝐴𝑟] 4s2 3d10 4p1
B. [𝑁𝑒] 3s2 3p4 D. [𝐴𝑟] 4s2 4p4
(Soal UNAS)
Alasan :

7. Suatu unsur terletak pada golongan VIIB dan periode 4 dalam sistem periodik maka nomor
atom unsur tersebut adalah . . . .
A. 24 B. 25 C. 26 D. 27 E. 28
Alasan:

8. Di bawah ini deretan bilangan kuantum yang menyatakan kedudukan suatu elektron pada
subkulit 3d adalah . . . .
n l m s
A. 3 3 0 -½
B. 3 2 +1 -½
C. 3 1 +2 +½
D. 3 1 -2 -½
E. 3 0 -1 -½
Alasan :

9. Unsur 45
21𝑅 dalam sistem periodik terletak pada golongan dan periode berturut – turut . . . .
A. IIIB dan 4 C. VB dan 3 E. IIIA dan 4
B. VA dan 4 D. VB dan 4
(Soal UNAS)
Alasan :

10. Bilangan – bilangan kuantum yang mungkin dimiliki oleh suatu elektron adalah . . . .
A. n = 2, l = 2, m = 0, s = + ½ D. n = 1, l = 0, m = - 1, s = - ½
B. n = 3, l = 3, m = 0, s = + ½ E. n = 2, l = 0, m = 0, s = - ½
C. n = 1, l = 2, m = 0, s = + ½
(Soal UAN)
Alasan :

11. Dalam atom Ni dengan nomor atom 28 terdapat elektron yang tidak berpasangan sebanyak . .
. .
A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5
(Soal SPMB)
Alasan :

12. Ion Co2+ mempunyai konfigurasi elektron (Ar) 3d7. Jumlah elektron yang tidak berpasangan
dalam ion Co2+ adalah . . . .
A. 1 B. 2 C. 3 D. 5 E. 7
(Soal UMPTN)
Alasan :

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


13. Konfigurasi elektron ion L3+ adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3 . Dalam sistem periodik atom
unsur L terletak pada . . . .
A. Periode 3, golongan VA D. Periode 4, golongan VIIIB
B. Periode 3, golongan VIIA E. Periode 4, golongan VB
C. Periode 4, golongan IIIB
(Soal SNMPTN)
Alasan :

14. Nomor atom unsur X sama dengan 26. Konfigurasi elektron ion X3+ adalah . . . .
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3d5 4s1
2 2 6 2 6 2
B. 1s 2s 2p 3s 3p 3d4 4s E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3 4s2
(Soal SNMPTN)
Alasan :

35,5
15. Dua buah unsur memiliki notasi 2713𝑋 dan 17𝑌 . Bila kedua unsur tersebut berikatan, maka
rumus senyawa dan jenis ikatan yang dihasilkan adalah . . . .
A. XY2 B. XY3 C. X3Y D. X2Y3 E. X2Y
(Soal UNAS)
Alasan :

16. Jumlah pasangan terikat atom pusat suatu molekul senyawa = 3, sedangkan pasangan elektron
bebasnya = 0, maka bentuk molekulnya adalah . . . .
A. Oktahedral C. Tetrahedral E. Linear
B. Segitiga sama sisi D. Bipiramida segitiga
(Soal Ganeca)
Alasan :

17. Unsur X dan Y masing – masing mempunyai konfigurasi elektron X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s2 dan Y = 1s2 2s2 2p5. Dengan demikian maka :
(1) X terdapat pada golongan alkali tanah
(2) Ikatan antara X dan Y adalah ionik
(3) Y terdapat pada golongan nitrogen
(4) Senyawanya mempunyai rumus X2Y2
Pernyataan yang benar adalah . . . .
A. 1, 2, dan 3 B. 1 dan 3 C. 1 dan 2 D. 4 E. 2 dan 4
(Soal UNAS)
Alasan :

18. Sebuah atom netral X mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5.
Jika unsur tersebut membentuk hibrida maka senyawa yang terbentuk kemungkinan adalah . .
. .
A. Ionik dengan rumus XH2 D. Kovalen dengan rumus XH
B. Ionik dengan rumus XH E. Kovalen dengan rumus XH3
C. Kovalen dengan rumus XH2
(Soal UMPTN)
Alasan :

19. Suatu senyawa dengan rumus molekul XY. Jika konfigurasi elektron atom X : 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 dan konfigurasi elektron atom Y : 1s2 2s2 2p4 , maka XY mempunyai ikatan . . . .
A. Kovalen Polar C. Kovalen koordinasi E. Logam
B. Kovalen nonpolar D. Elektrovalen
(Soal UMPTN)

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


Alasan :

20. Berikut ini konfigurasi elektron unsur P dan Cl :


15P = [𝑁𝑒] 3s2 3p3
17Cl = [𝑁𝑒] 3s2 3p5
Jika kedua unsur tersebut berikatan, bentuk molekul yang terjadi adalah . . . .
A. Linear C. Segitiga datar E. Bentuk V
B. Tetrahedral D. Segitiga piramida
(Soal UN)
Alasan :

21. Senyawa yang dapat membentuk ikatan Van der Waals adalah . . . .
A. HF B. NH3 C. H2O D. CH4 E. NaCl
(Soal Ganeca)
Alasan :

22. Senyawa berikut yang memiliki ikatan hidrogen adalah . . . .


A. HF, HCl, H2O C. NH3, H2O, HCl E. HF, HCl, HBr
B. HF, NH3, HCl D. HF, H2O, NH3
(Soal Ganeca)
Alasan :

23. Dua buah unsur dengan notasi 7X dan 1Y. Jika unsur – unsur tersebut berikatan, bentuk
molekul dan kepolaran yang terjadi berturut – turut adalah . . . .
A. Bentuk V dan polar
B. Bentuk V dan nonpolar D. Trigonal piramida dan polar
C. Tetrahedral dan nonpolar E. Linear dan nonpolar
(Soal UNAS)
Alasan :

24. Diberikan grafik titik didih beberapa senyawa hidrida golongan IVA, VA, dan VIA :
0
C
100 T

50

0
R V
-50

-100
Q
-150
P
-200

Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekulnya adalah . . . .


A. P dan Q C. Q dan V E. T dan V
B. P dan R D. R dan T
Alasan :

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


25. Nomor atom unsur P, Q, R, S adalah 6, 9, 11, 18. Pasangan unsur – unsur yang diharapkan
dapat membentuk ikatan ionik adalah . . . .
B. P dan Q C. Q dan S E. P dan S
C. R dan Q D. S dan R
(Soal UMPTN)
Alasan :

D. HUBUNGAN ANTAR HAL (MODEL SOAL SEBAB AKIBAT)


Pilihan jawabannya :
A. Jika pernyataan benar, alasan benar dan keduanya menunjukkan hubungan sebab
akibat
B. Jika pernyataan benar, alasan benar dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab
akibat
C. Jika pernyataan benar dan alasan salah
D. Jika pernyataan salah dan alasan benar
E. Jika pernyataan salah dan alasan salah

1. Setelah orbital – orbital 3p terisi maka elektron berikutnya akan mengisi orbital – orbital 3d
SEBAB
Orbital – orbital 3d memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada orbital – orbital 3p
2. Perpindahan elektron dari orbital 2s ke orbital 2p pada suatu atom berelektron banyak tidak
disertai penyerapan energi.
SEBAB
Orbital 2s dan 2p terletak pada tingkat energi utama yang sama.
3. Unsur dengan konfigurasi elektron [𝐴𝑟] 4s1 akan membentuk senyawa ion dengan unsur yang
mempunyai konfigurasi elektron [𝑁𝑒] 3s2 3p5
SEBAB
Dalam sistem periodik, unsur dengan konfigurasi elektron [𝐴𝑟] 4s1 terletak di sebelah kiri,
sedangkan unsur dengan konfigurasi elektron [𝑁𝑒] 3s2 3p5 terletak di sebelah kanan.
4. Molekul NH3 membentuk tetrahedron
SEBAB
Atom pusat dalam molekul NH3 mengalami hibridisasi sp3
5. Titik didih H2S lebih besar daripada titik didih H2O
SEBAB
S mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar daripada O
6. Garam NaCl meruapakan senyawa ionik dan HCl meruapakan senyawa kovalen
SEBAB
Natrium adalah unsur logam alkali dan hidrogen unsur nonlogam
7. Nomor atom boron (B) adalah 5 dan dapat mengikat 3 atom H membentuk senyawa BH3
SEBAB
Elektron valensi atom B sama dengan elektron valensi H.
8. Ikatan kimia didalam senyawa NaBr adalah ikatan ionik
SEBAB
Pada sistem periodik Na terletak pada golongan IA dan Brpada golongan VIIA
9. Jika disediakan atom 1H, 5B, 7N, 9F, maka ikatan antara N – B, N – H, dan F – H merupakan
ikatan kovalen
SEBAB
Ikatan kovalen dibentuk oleh kation dan anion
10. Titik didih H2O lebih tinggi daripada titik didih H2S (nomor atom O = 8, S = 16)
SEBAB
Molekul H2O dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR


JAWABAN :

No Pilihan Option
1 A B C D E
2 A B C D E
3 A B C D E
4 A B C D E
5 A B C D E
6 A B C D E
7 A B C D E
8 A B C D E
9 A B C D E
10 A B C D E

E. ESAI TEST
1. Jelaskan kelemahan teori atom Niels Bohr.
2. Sudut ikatan tetrahedron yang terdapat pada molekul CH4 sebesar 109,50, sedangkan pada
molekul NH3 sebesar 1070, dan pada molekul H2O sebesar 1040 . mengapa besar sudut ikatan
tersebut berbeda – beda meskipun berasal dari struktur ruang yang sama, yaitu tetrahedron.
3. Molekul IF3 (nomor atom I = 53 dan F = 9) tidak berbentuk segitiga sama sisi, tetapi bentuk T.
Mengapa demikian ?
4. Hal apa saja yang menunjukkan adanya gaya antarmolekul ? jelaskan.
5. Mengapa suatu gas bila diturunkan suhunya pada suatu saat akan mencair dan akhirnya
memadat ? jelaskan
(Bahas kerjakan soal esai test tersebut secara kelompok).

KIMIA XI IPA 2017/2018 - SMAN 1 ADONARA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai