Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR-1

Sekolah : SMAN 1 Adonara Timur


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Korosi

KOMPETENSI DASAR:
3.5 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan cara
mengatasinya
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:
3.5.1 Mendefinisikan pengertian dari koros
3.5.2 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi
URAIAN MATERI

KOROSI

A. Pengertian Korosi
Kata korosi merupakan kata yang akrab kita dengar, korosi selalu berhubungan
dengan logam. Rumus kimia untuk karat besi adalah Fe2O3 . xH2O berupa zat padat
yang berwarna coklat merah. Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya
logam karena reaksi dengan lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi
adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam. Jadi, korosi adalah
teroksidasinya suatu logam.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan
yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam
karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Pada
hakikatnya korosi merupakan proses elektrokimia dan mengalami reaksi redoks, di
mana suatu logam dioksidasi. Jadi tidak selamanya reaksi reduksi-oksidasi
menguntungkan. (Wening, 2009)
Gambar 2 : Perbandingan besi yang belum (kanan) dan sesudah (kiri) korosi

Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi ini berlaku sebagai anoda
dimana besi mengalami oksidasi. Kemudian elektron yang dibebaskan di anoda
mengalir ke bagian lain dari besi itu yang berlaku sebagai katoda, dimana
oksigen tereduksi. Reaksi anodanya adalah :
Fe(s) Fe2+(aq) + 2 e- (Purba, 2006)

Dengan tidak adanya oksigen, reaksi korosi menjadi :


Fe(s) Fe2+(aq) + 2 e- (anoda)
2 H2O(l) + 2 e- 2 OH-(aq) + H2(g) (katoda)
Fe(s) + 2 H2O(l) Fe2+(aq) + 2 OH-(aq) + H2(g)

Selain itu, korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan
lingkungan yang bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung
uap air) dan diinduksi oleh adanya gas O2. Korosi dapat juga terjadi akibat suhu
tinggi. Berikut mekanisme terjadinya korosi pada besi :
Gambar 1. Mekanisme terjadinya korosi (Sunarya, 2009)

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Korosi


Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korosi yaitu :
a. Air
Air merupakan salah satu faktor utama untuk berlangsungnya proses
korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat
berlangsungnya proses korosi.
b. Oksigen
Di udara banyak mengandung gas O2 yang merupakan salah satu faktor
penting penyebab terjadinya korosi. Korosi dapat terjadi jika ada udara
(khususnya gas O2) dan air.
c. Larutan garam
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat
laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Konsentrasi elektrolit
yang besar dapat meningkatkan laju aliran elektron sehingga laju korosi
meningkat.
Gambar 3. Bangkai kapal di dalam laut

d. Permukaan logam yang tidak rata


Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial
dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi. Permukaan
logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar
terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
e. Keberadaan zat pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi
reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai
contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada
permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada
permukaan logam yang mengakibatkan proses korosi semakin cepat pula.
f. Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi
kinetika reaksi kimia akan meningkat. Semakin tinggi temperatur, reaksi kimia
lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah
kecepatan korosi.
g. pH
pH dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Pada umumnya jika pH naik,
kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada
kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang
berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
h. Bakteri
Hal ini disebabkan karena adanya mikroba yang mampu mendegradasi
logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan
hidupnya. Mikroba tersebut antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida,
bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.

Gambar 4. Korosi pada logam oleh bakteri

Anda mungkin juga menyukai