Anda di halaman 1dari 5

RADIOKIMIA

A. UNSUR RADIOAKTIF
Reaksi inti atau reaksi nuklir (nucleus = inti) adalah reaksi yang menunjukkan perubahan
susunan inti atom. Reaksi inti ada yang terjadi secara spontan dan ada juga yang terjadi
secara buatan. Reaksi inti yang spontan terjadi pada inti yang tidak stabil. Zat atau unsur
yang mengandung inti atom yang tidak stabil, sehingga dapat berubah menjadi inti atom
unsur lain disebut zat radioaktif.

1. PENEMUAN KERADIAKTIFAN
Pada tahun 1895, Roentgen menemukan sinar X. Sinar X adalah radiasi
elektromagnet yang berenergi tinggi. Sinar ini dapat menghitamkan pelat potret
meski masih terbungkus kertas hitam. Sinar X digunakan untuk foto roentgen.
Tertarik dengan penemuan sinar X, Henry Becquerel meneliti radiasi yang
dipancarkan oleh batuan yang dapat berpendar. Batuan tersebut adalah batuan
uranium. Tahun 1896, Becquerel menemukan bahwa uranium senantiasa
memancarkan radiasi secara spontan. Pemancaran radiasi oleh suatu unsur secara
spontan disebut radioktif. Unsur radioaktif lainnya, yaitu radium dan polonium.
Selain itu masih banyak unsur yang secara alami bersifat radiaktif. Semua isotop
yang bernomor atom diatas 83, bersifat radioaktif. Unsur yang mempunyai nomor
atom 83 atau kurang dari 83 mempunyai isotop yang stabil, kecuali teknesium dan
promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioisotop.
Isotop yang tidak radioaktif disbeut isotop stabil. Radioisotop dapat juga dibuat dari
isotop stabil. Jadi, selain radioisotop alami, ada juga radioisotop buatan.

2. SINAR – SINAR RADIOAKTIF


Pada tahun 1903, Ernest Rutherford menemukan bahwa radiasi yang dipancarkan zat
radioaktif dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan muatannya, yaitu :
- Sinar alfa : radiasi yang bermuatan positif
- Sinar beta : radiasi yang bermuatan negatif
- Sinar gamma : radiasi yang tidak bermuatan

a. Sinar alfa (α)


Sinar alfa adalah radiasi partikel bermuatan positif. Radiasi sinar alfa sama
dengan inti helium -4 ( 𝟒𝟐𝑯𝒆), bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel sinar
alfa merupakan gabungan dari 2 proton dan 2 neutron.
1
Sinar alfa dipancarkan oleh inti dengan kecepatan sekitar 10 kecepatan cahaya.
Sinar alfa memiliki massa yang besar, namun daya tembus yang paling lemah di
antara sinar radioaktif lainnya. di udara hanya dapat menembus beberapa cm saja
dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas
biasa. Sinar alfa langsung kehilangan energinya jika bertabrakan dengan molekul
media yang dilaluinya. Tabrakan tersebut mengakibatkan media yang dilaluinya
mengalami ionisasi. Pertikel alfa akhirnya menangkap 2 elektron dan berubah
menjadi atom helium -4 ( 42𝐻𝑒). Notasinya : 𝟒𝟐𝐇𝐞 atau 𝟒𝟐𝜶.

b. Sinar Beta (β)


Sinar beta adalah berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta
1
bermuatan -1e dan bermassa 1840 sma. Oleh karena sangat kecil, sehingga
partikel beta dianggap tidak bermassa dan dinyatakan dengan notasi −𝟏𝟎𝛃 atau
𝟎
−𝟏𝐞. Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari
pada sinar alfa, daya ionisasinya lebih kecil dari pada sinar alfa. Sinar beta dapat
menempuh sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit.
c. Sinar Gamma (γ)
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnet yang berenergi tinggi, tidak
bermuatan, dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi 00𝛾 . Sinar
gamma mempunyai daya tembus yang sangat besar, paling besar diantara sinar
radioaktif lainnya, tetapi daya ionisasinya paling lemah diantara sinar radioaktif
lainnya. notasi sinar gamma 𝟎𝟎𝜸 .

Tabel 1.1 : berbagai jenis partikel dan radiasi yang menyertai peluruhan
radioaktif.
Jenis Partikel Notasi Muatan (e) Massa (sma)
1 1
Proton 1𝑃 atau 1𝐻 +1 1
1
Neutron 0𝑛 0 1
0
Elektron −1𝑒 -1 0
0
Positron +1𝑒 +1 0
0
Foton sinar gamma 0 𝛾 0 0
0
Foton sinar X 0× 0 0
Partikel sinar alfa (α) 4
2𝐻𝑒 +2 4

3. PERSAMAAN INTI
Pemancaran radiasi oleh unsur radioaktif disebut peluruhan (disintegrasi). Persamaan
inti (nuclear equation) adalah persamaan yang menggambarkan proses peluruhan
unsur radioaktif.
Contoh 1:
Persamaan inti peluruhan uranium yang disertai pemancaran partikel alfa, sebagai
berikut :
238 234 4
92𝑈 90𝑇ℎ + 2𝐻𝑒

Persamaan inti juga mengikuti azas kesetaraan. Suatu persamaan inti dikatakan setara
jika muatan (nomor atom) dan massa atom di ruas kiri sama dengan di ruas kanan.
Untuk contoh diatas,
Jumlah muatan di ruas kiri = 92; di ruas kanan = 90 + 2 = 92
Nomor massa di ruas kiri = 238; di ruas kanan = 234 + 238

Contoh 2 :
Isotop 55 55
27𝐶𝑜 di alam meluruh membentuk 26𝐹𝑒 dengan memancarkan . . . .
Jawab :
Reaksi peluruhan inti : 5527𝐶𝑜
55 𝐴
26𝐹𝑒 + 𝑍𝑋
55 55 0
27𝐶𝑜 26𝐹𝑒 + 1𝑛
Jadi, pada reaksi inti tersebut isotop Co meluruh dan memancarkan partikel neutron.

Latihan Soal 1 :
1. Selesaikan persamaan inti berikut :
a. 211
82𝑃𝑏
211
83𝐵𝑖
220 216
b. 86𝑅𝑛 84𝑃𝑜
2. Tuliskan persamaan inti yang setara untuk peluruhan berikut :
a. Emisi alfa oleh Pu–242
b. Emisi beta oleh K–42
4. TRANSMUTASI BUATAN (ARTIFICIAL TRANSMUTATION)
Transmutasi adalah perubahan suatu nuklida menjadi nuklida lain. Transmutasi
spontan terjadi pada peluruhan radiaktif. Sedangkan, transmutasi buatan adalah
transmutasi yang terjadi pada inti stabil, namun sengaja ditembaki dengan peluru
atomer suatu partikel ringan, seperti partikel alfa, neutron, atau suatu inti yang ringan
lainnya. Transmutasi pertama kali diamati oleh Ernest Rutherford.
Notasi transmutasi inti adalah :

A(x,y)B
Dengan, A = inti sasaran (target)
x = partikel penembak
y = partikel hasil (partikel yang dipancarkan)
B = inti baru (produk)
Contoh 1 :
Penembakan gas nitrogen dengan partikel alfa, reaksi yang terjadi adalah :
14 4 17 1
7𝑁 + 2𝐻𝑒 8𝑂 + 1𝐻
Reaksi inti diatas menunjukkan bahwa isotop N-14 yang ditembaki dengan partikel
alfa dan berubah menjadi isotop O-17.
Berdasarkan persamaan inti diatas, dapat ditulis dengan notasi transmutasi yaitu :
14 17
7𝑁 (α,p) 8𝑂
Persamaan diatas disebut transmutasi alfa-proton karena menggunakan peluru alfa
dan menghasilkan proton.

Contoh 2 :
30
Pada proses tansmutasi, 27
13𝐴𝑙 (α,x) 15𝑃 . tentukan partikel x tersebut.
Jawab :
27 4 𝐴 30
13𝐴𝑙 + 2𝛼 𝑍𝑥 + 15𝑃
27 4 1 30 1
13𝐴𝑙 + 2𝛼 0𝑥 + 15𝑃 , maka x adalah partikel neutron ( 0𝑛)

Reaksi transmutasi banyak digunakan untuk produksi radioisotop. Radioisotop


buatan pertama ditemukn pada tahun 1934 oleh Irene curie dan suaminya Frederick
Joliot. Radioisotop pertama yaitu P-30 melalui penembakan isotop Al-27 dengan
partikel alfa. Reaksi transmutasi :
27 4 1 30
13𝐴𝑙 + 2𝛼 0𝑛 + 15𝑃
P-30 merupakan pemancar positron yang meluruh menurut persamaan :
30 30 0
15𝑃 14𝑆𝑖 + −1𝑒

Latihan Soal 2 :
1. Tulislah notasi reaksi transmutasi berikut :
a. 147𝑁 + 11𝐻 4
2𝐻𝑒 + 6𝐶
11
30
b. 27 4
13𝐴𝑙 + 2𝐻𝑒
1
0𝑛 + 15𝑃
2. Tulislah persamaan inti reaksi transmutasi berikut :
a. 188𝑂 (n,β) 199𝐹
b. 56 63
26𝐹𝑒 (𝛼, 𝛽) 29𝐶𝑢
208
3. Dalam proses peluruhan polonium : 212 84𝑃𝑜 82𝑃𝑏 + X. Tentukan
partikel (nulida) X.
4. Tentukan partikel inti yang dipancarkan ketika isotop C-10 meluruh dan
menghasilkan B-10.
5. Isotop C-14 adalah zat radioaktif yang menyinarkan sinar beta. Tentukan isotop
baru yang dihasilkan setelah C-14 melepaskan sinar beta.
5. LAJU PELURUHAN DAN WAKTU PARO (t ½ )
Peluruhan tergolong reaksi orde satu, yaitu kelajuannya hanya bergantung pada
jumlah (bukan konsentrasi) nuklida radioaktif. Suhu, tekanan, konsentrasi, dan
keadaan zat tidak mempengaruhi laju peluruhan. Secara matematis, laju peluruhan
dinyatakan dengan persamaan :

v= λxN
Dengan, v = laju peluruhan (keaktifan), yaitu banyaknya peluruhan dalam satu satuan
waktu.
λ = tetapan peluruhan (sama seperti k dalam persamaan laju reaksi), nilainya
bergantung pada jenis radioisotop
N = jumlah nuklida radioaktif dalam contoh.

Reaksi orde satu adalah waktu paruhnya tidak bergantung pada jumlah zat mula –
mula. Berapapun jumlah radioisotop mula – mula, selalu diperlukan waktu yang
sama sehingga separuh daripadanya meluruh. Dengan mengetahui waktu paruh, kita
dapat meramalkan sisa zat radioaktif setelah selang waktu tertentu. Hubungan antara
fraksi zat yang tersisa dengan waktu paruh sebagai berikut :

𝑵𝒕
= (𝟏𝟐)n
𝑵𝒐
Dengan, No = jumlah zat radioaktif mula – mula
Nt = jumlah zat radioaktif yang masih tersisa pada waktu t.
𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
n = 𝑡 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑎𝑟𝑜
1
2
oleh karena keaktifan, sebanding dengan jumlah atom radioaktif maka persamaan
diatas dapat ditulis sebagai berikut :

𝑨𝒕 𝒏
= (𝟏𝟐)
𝑨𝒐
dengan, At = keaktifan pada waktu t
Ao = keaktifan awal

Contoh Soal :
1. Suatu zat radioaktif mempunyai waktu paruh = 20 tahun. 25 gram zat tersebut
disimpan selama 60 tahun. Tentukan berapa gram sisa zat radioaktif tersebut.
Jawab :
Diketahui No = 25 gram
𝑡 60 1 𝑛 1 3
n=𝑡 = = 3. Maka nilai Nt = (2) X No = (2) X 25 gram
1 20
2
Nt = 18 X 25 gram = 3,125 gram
2. Bila 16 gram isotop radioaktif disimpan selama 60 hari, sisa yang diperoleh
adalah 2 gram. Tentukan waktu paruh isotop radioaktif tersebut.
Jawab :
𝑡 60 60
𝑁𝑡 1 𝑛 𝑁𝑡 1 𝑡1 2 1 𝑡1 1 3 1 𝑡1
= (2)  𝑁𝑜 = (2) 2  = (2) 2  (2) = (2) 2
𝑁𝑜 16
Maka  𝑡1 = 20 hari.
2
3. Massa atom realtif Mg adalah 24,31. Jika unsur Mg terdiri dari isotop Mg–24 dan
Mg–25. Tentukan kelimpahan isotop Ga – 69 di alam.
4. Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paruh 18 hari. Jika unsur radioaktif
tersebut disimpan selama 72 hari, maka tentukan persentase sisa unsur radioaktif
tersebut.
Jawab :
72
n = 18 = 4
1 4
Nt = (2) X 100% = 6,25 %
6. PENGARUH RADIASI PADA MAKHLUK HIDUP
Radiasi zat radioaktif dapat memberi dampak negatif pada makhluk hidup. Walaupun
dalam jumlah yang relatif kecil, namun radiasi menimbulkan pengaruh yang serius.
Hal ini terjadi karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan
ikatan kimia penting atau pembentukan radikal bebas yang reakstif. Ikatan kimia
yang penting pada makhluk hidup adalah ikatan pada struktur DNA dalam
kromosom. Jika terkena radiasi dan terjadi perubahan pada struktur DNA maka akan
diteruskan pada sel yang berikutnyasehingga mengakibatkan kelainan genetik,
kanker, dan lain – lain. Dismaping dampak negatifnya, namun radiasi juga dapat
berdampak positif.

B. PENGGUNAAN RADIOISOTOP
1. Radioisotop Sebagai Perunut
Radioisotop sebagai perunut, yang dimaksudkan adalah radioisotop ditambahkan ke
dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem itu,. baik fiskia, kimia, dan bilogi.
a. Bidang kedokteran
Ada berbagai jenis radioisotop yang digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi
(diagnosis) berbagai jenis penyakit, antara lain :
o Tc–99 dan Tl–201, untuk mendeteksi kerusakan jantung.
o I–131 digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati, dan
untuk mendeteksi tumor otak
o Na–24 digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
o Xe–133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru – paru.
o P – 32 digunakan untuk mendeteksi penyakit mata, tumor dan hati.
o Fe-59 digunakan untuk mempelajari pembentukansel darah merah.
Kadang juga, radioisotop yang digunakan untuk diagnosis juga digunakan untuk
terapi kanker, tetapi dengan dosis yang lebih kuat.
b. Bidang kimia dan biologi
Dalam ilmu kimia, perunut radioaktif digunakan untuk mempelajari mekanisme
reaksi dan proses biologis.
1. Mempelajari Kesetimbangan Dinamis
2. Mempelajari Reaksi Pengesteran (esterisasi)
3. Mempelajari Mekanisme Reaksi Fotosintesis

2. Radiisotop Sebagai Sumber Radiasi


a. Bidang kedokteran
1. Sterilisasi Radiasi
Digunakan untuk mensterilisasi alat – alat kedokteran
2. Terapi Tumor atau Kanker
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi radioisotop.
b. Bidang pertanian
1. Pemuliaan Tanaman (Pembentukan Bibit Unggul)
2. Penyimpanan makanan
Digunakan untuk pengawetan bahan makanan dan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri atau jamur.
c. Bidang industri
1. Pemeriksaan Tanpa Merusak
Digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu
dengan meronsen bahan/logam tersebut.
2. Pengawetan Bahan
Digunakan untuk mengawetkan bahan, seperti kayu, barang – barang seni, dan
lain – lain.
3. Peningkatan Mutu Tekstil
Digunakan untuk mengubah struktur serat dari tekstil sehingga lebih kuat atau
lebih baik mutu penyerapan warnanya.

Anda mungkin juga menyukai