Anda di halaman 1dari 15

1.

Pengertian zat radioaktif


Zat radioaktif adalah zat yang tidak mempunyai isotop stabil, sehingga disebut juga
radioisotop. zat tersebut dapat memancarkan sinar radiasi yang disebut sinar radioaktif, berupa
sinar alfa(α), sinar beta(β), sinar gamma(γ). Radioisotop adalah isotop tidak stabil yang
memancarkan radiasi secara spontan dan terus-menerus. Jika jumlah neutron dalam suatu inti
sama dengan jumlah proton, maka inti akan stabil atau non radioaktif. Tetapi jika dalam inti
jumlah neutron tidak sama dengan jumlah proton, maka inti menjadi tidak stabil. Semakin
banyak perbedaan jumlah neutron dengan jumlah protonnya , maka semakin tidak stabil dan
semakin cepat pula inti itu melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk sinar radiasinya. Pada
tahun 1900 Rutherford menemukan sinar alfa(α), dan sinar beta(β) dan pada tahun yang sama
sinar gamma(γ) ditemukan oleh P.Villard.

2. Sifat- Sifat Zat Radioaktif


1. Sifat-Sifat Fisik Unsur Radioaktif
Inti atom terdiri atas neutron. Massa suatu inti selalu lebih kecil dari jumlah massa proton
dan neutron. Selisih antara massa inti yang sebenarnya dan jumlah massa proton dan neutron
penyusunnya disebut defek massa.

Contoh:

Massa sebuah atom yang ditentukan dengan spektrograf massa adalah 4,002603 sma.
Massa proton 1,007277 sma, massa elektron 0,0005486 sma, dan massa netron 1,008665 sma.
Massa atom (2He4) terhitung adalah:

= (2 × 0,0005486 sma) + (2 × 1,007277 sma) + (2 × 1,008665 sma)

= 4,032981 sma

Defek massa = 4,032981 sma – 4,002603 sma = 0,030378 sma.

Defek massa ini merupakan ukuran energi pengikat neutron dan proton. Energi pengikat
inti merupakan energi yang diperlukan untuk menguraikan inti (energi yang dilepaskan jika inti
terbentuk). Energi pengikat inti dapat dihitung dengan mengalikan defek massa dalam satuan
massa atom per nukleon dengan faktor konversi massa energi yang besarnya 932 MeV/sma.

Contoh : Atom (26Fe56) mengandung 26 proton, 30 neutron, dan 26 elektron.


Massa dari partikel-partikel ini adalah:
p = 1,007277 sma

n = 1,008665 sma

e = 0,0005486 sma

Massa (26Fe56) menurut perhitungan adalah:

= (26 × 1,007277 sma) + (30 × 1,008665 sma) + (26 × 0,0005486 sma)

= 56,4634 sma

Massa menurut pengamatan adalah 55,9349 sma.

Defek massa = 56,4634 sma –55,9349 sma = 0,5285 sma

Energi pengikat inti Fe adalah = 0,5285 × 932 = 492,56 MeV/sma


Energi pengikat inti Fe per nukleon adalah: = 492,56 56 = 8,796 MeV/nucleon.

2. Sifat-Sifat Kimia Unsur Zat Radioaktif


1) Mengalami Peluruhan Radioaktif

Unsur-unsur radioaktif dapat mengalami berbagai peluruhan yaitu, sebagai berikut.


a. Peluruhan alfa (α).
Peluruhan alfa atau radiasi alfa terdiri dari pancaran inti atom helium yang disebut partikel alfa
dinyatakan dengan (2^4)He . Setelah terpancar di udara, partikel alfa bertabrakan dengan
molekul udara yang netral. Partikel alfa tidak dapat menembus kulit manusia, tetapi dapat
merusak kulit.
b. Peluruhan beta (β).
Pada peluruhan ini, neutron berubah menjadi proton. Pada proses ini
tidak terjadi perubahan jumlah nukleon. Ada tiga macam peluruhan beta.

 Peluruhan negatron

Di sini terjadi perubahan neutron menjadi proton dengan Memancarkan elektron negative atau
negatron
 Peluruhan positron
 Penangkapan elektron.
Proses ini jarang terjadi pada isotop alam, tetapi terjadi pada radionuklida buatan
c. Peluruhan gamma (γ).
Proses ini seringkali disebut transisi isomer. Pada peluruhan sinar gamma tidak dihasilkan unsur
baru karena sinar gamma merupakan energi foton yang tidak bermassa dan tidak bermuatan.

2) Pembelahan Spontan

Proses ini hanya terjadi pada nuklida-nuklida yang nomor atomnya besar dan membelah secara
spontan menjadi dua nuklida yang massanya berbeda.

3) Mengalami Transmutasi Inti

Pada tahun 1919, Rutherford berhasil menembak gasnitrogen dengan partikel alfa dan
hydrogen dan oksigen.

Reaksi ini merupakan transmutasi buatan pertama yaitu perubahan suatu unsur menjadi
unsur lain. Pada tahun 1934, Irene Joliot Curie, putri Marie Curie, berhasil membuat atom fosfor
yang bersifat radioaktif dengan menembakkan aluminium dengan sinar alfa yang berasal dari
polonium.

Rontgen (1845 – 1923) bahwa beberapa unsur dapat memancarkan sinar-sinar tertentu.
Para ahli tertarik untuk mengadakan penelitian tentang unsur tersebut. Setahun kemudian
Antoine Henre Becquerel (1852 – 1908) mengamati garam uranik sulfat (K2UO2(SO4)2)
memancarkan sinar (radiasi) secara spontan. Gejala ini dinamakan keradioaktifan, sedangkan
unsur yang memancarkan radiasi disebut unsur radioaktif. Pada tahun 1898, Marie Sklodowska
Curie (1867 – 1934) bersama suaminya, Pierre Curie (1859 – 1906) berhasil menemukan dua
unsure radioaktif yaitu Polonium (Po) dan Radium (Ra). Karena jasa mereka di bidang
keradioaktifan pada tahun 1903, Henry Bequerel bersama Pierre dan Marie Curie memperoleh
hadiah nobel.

3. Sinar Radioaktif
Sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif memiliki sifat-sifat:

1). dapat menembus lempeng logam tipis

2). dapat menghitamkan pelat film

3). dalam medan magnet terurai menjadi tiga berkas sinar.


Pada tahun 1898 Paul Ulrich Villard menemukan sinar radioaktif yang tidak dipengaruhi
oleh medan magnet yaitu sinar gamma.Setahun kemudian Ernest Rutherford berhasil
menemukan dua sinar radioaktif yang lain, yaitu sinar alfa dan sinar beta.

a. Sinar Alfa (α).


Sinar alfa merupakan inti helium (He) dan diberi lambang atau sinar memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:

a. Merupakan inti helium(He).

b. Diberi simbol 2α4 , berarti partikel bermuatan positif dua dan bermassa empat.

c. Dibelokkan oleh medn magnet ke arah kutub negatif karena bermuatan positif.

d. Mempunyai daya tembus paling kecil, daya jangkau 2,8 sampai dengan 8,3cm.

e. Daya ionisasi patikel α sangat besar,± 100 kali daya ionisasi partikel β dan 10.000 kali
ionisasi sinar γ.

f. Kecepatan partikel bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan cahaya.

b. Sinar Beta (β)


Sinar beta (β) memiliki sifat-sifat:
a. Merupakan partikel yang identik dengan elektron.
b. Diberi simbol 0-β atau 0-I, berati partikel bermuatan negatif satu dan massa sangat kecil (=5,5
x 10-4sma).
c. Dibelokkan oleh medan magnet ke arah positif karena bermuatan negatif.
d. Daya tembusnya lebih besar dari sinar α, sinar β dapat menembus beberapa cm dalam medium
udara.
e. Daya ionisasi di udara 1/100 dari partikel α.
f. Kecepatan partikel β berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan cahaya.
c. Sinar Gamma (γ).
Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
pendek. Sinar γ memiliki sifat-sifat: Tidak bermuatan listrik, sehingga tidak dipengaruhi medan
listrik, daya tembusnya lebih besar dari α dan β, daya ionisasi lebih kecil dari α dan β .
Setelah penemuan keradioaktifan ini, terbukti bahwa dengan reaksi inti suatu unsur dapat
berubah menjadi unsur lain. Bila unsur-unsur radioaktif memancarkan sinar atau β maka akan
berubah menjadi unsur lain.Bila unsur radioaktif memancarkan sinar, akan menghasilkan unsur
baru dengan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat.

Contoh:

Bila unsur radioaktif memancarkan sinar β , akan menghasilkan unsur baru dengan
nomor atom bertambah satu dan nomor massa tetap.

4. Unsur Radioaktif
Unsur radioaktif secara sepontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang
elektromagnetik (nonpartikel). Jenis-jenis radiasi yang dipancarkan unsur radioaktif adalah:

1. Partikel α (Sinar α), terdiri dari inti 2He4 yang bermuatan positip (2He4)2+.

2. Partikel β (Sinar β) atau -1e0, sama dengan elektron (e), bermuatan negatip.

3. Sinar γ, mirip dengan sinar-x, berupa foton dengan panjang gelombang sangat pendek (1 - 10-3
Å).

4. Partikel β+ (+1e0), merupakan elektron bermuatan positip (positron). Umumnya dipancarkan


oleh inti zat radioaktif buatan.

5. Elektron capture, sering bersamaan dengan pemancaran positron, sebuah elektron pada kulit
dalam diserap inti. 1p1 + -1e0 → 0n1

Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar x.

5. Reaksi Inti.
Pada reaksi inti biasanya massa sebelum reaksi tidak sama dengan massa sesudah reaksi.
Hal ini karena terjadi perubahan massa menjadi energi atau sebaliknya.

Menurut Einstein:

E = m.c2

c = 2,998 x 10-10 cm/dt

1 sma ≈ 931,4 MeV

1 eV = 1,6021 x 10-12 erg

1 erg = 10-7 joule


1 MeV = 1,6021 x 10-13 J
6. Reaksi Transmutasi
Transmutasi inti atau transmutasi nuklir adalah perubahan suatu unsur kimia atau isotop
menjadi unsur kimia atau isotop lain melalui reaksi nuklir. Di alam berlangsung transmutasi
nuklir natural yang terjadi pada unsur radioaktif yang secara spontan meluruh selama kurun
waktu bertahun-tahun dan akhirnya berubah menjadi unsur yang lebih stabil. Transmutasi nuklir
buatan dapat dilakukan dengan menggunakan reaktor fisi, reaktor fusi atau alat pemercepat
partikel (particle accelerator).

Transmutasi nuklir buatan dilakukan dengan tujuan mengubah unsur kimia atau
radioisotop dengan tujuan tertentu. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari reaktor nuklir yang
mempunyai umur sangat panjang dapat saja ditransmutasikan menjadi radioisotop yang lebih
stabil dan memancarkan radioaktivitas dengan umur yang lebih pendek,untuk mengubah bahan
yang tidak dapat membelah menjadi bahan fisil, atau mengubah radioisotop berumur sangat
panjang menjadi radioisotop yang lebih pendek umurnya atau bahkan menjadi unsur stabil yang
tidak memancarkan radioaktif.

7. Transmutasi buatan
Transmutasi adalah perubahan suatu unsur menjadi unsur lain.

Reaksi umum : , n, partikel subatomik lain + inti stabil  pemancaran radioaktif


Contoh :
Bahan yang dapat diubah menjadi bahan fisil disebut sebagai bahan fertil. Reaksi nuklir
transmutasi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

Transmutasi bahan fertil (thorium -232 dan uranium -238) menjadi bahan fisil (U-233 dan Pu-
239
):

0n
1
+ 90Th232 → 92U233 + 2 – 1e0

0n
1
+ 92U
238
→ 94Pu
239
+ 2 – 1e0

Transmutasi limbah radioaktif berumur panjang dari kelompok aktinida minor


yaitu amerisium-241 (95Am241) menjadi bahan fisil kurium-243 (96Cm243) agar dapat berfisi di dalam
reaktor nuklir dari pada meluruh dengan memancarkan radioaktif yang berbahaya sebagai limbah
nuklir:

0n
1
+ 95Am241 → 96Cm242 + -1e0 0n1 + 96Cm242 → 96Cm243.
Misal selisih massa 0,1587 gram setara dengan pelepasan energi sebesar ± 14 300 juta Joule.
Dikenal ada tiga macam reaksi inti, yaitu reaksi penembakan dengan partikel, reaksi fisi, dan
reaksi fusi.

8. Reaksi penembakan dengan partikel.


Sebagai partikel penembak (peluru) dapat berupa partikel ringan, misalnya: 2α4 , 1p1 , 0n1 ,
2
1D atau partikel berat, misalnya: 6C12 , 7N14 , 8O16. Rutherford (1919) dengan penembak partikel
α berhasil mengubah 7N14 menjadi 8O17.

7N
14
+ 2He4 ⎯→ 8O17 + 1H1atau dapat dituliskan: 7N14 (α,p) 8O17.

Irene Curie (1933) dengan penembak partikel α berhasil mengubah 13Al27 menjadi 15P30 =
13Al
72
+ 2He4 → 15P30 + 0n1.

Partikel kecil untuk penembak diperoleh dari proses peluruhan isotop atau dari reaktor
nuklir. Penembakan dapat dengan pemercepat partikel (particle accelerator) misalnya siklotron.
Dengan siklotron penembak dapat juga partikel besar. Dengan siklotron Glenn Seaborg dapat
membuat unsur-unsur transuranium nomor atom 93 sampai dengan 105.

Contoh:

92U
238
+ 6C12 → 98Cf 246 + 40n1

92U
238
+ 7N14 → 99Es247 + 50n1

92U
238
+ 8O16 → 100Fm249 + 50n1

96Cm
246
+ 6C13 → 102No254 + 50n1

98Cf
249
+ 6C12 → 104Ku257 + 40n1

9. Reaksi fisi/pembelahan.
Reaksi fisi merupakan reaksi antara neutron dengan suatu nuklida dari atom berat,
menghasilkan 2 macam nuklida lain yang lebih ringan. Pertama kali ditemukan oleh Otto Hahn
(1939). Fermi (1914) menemukan transuranium dengan cara menembak Uranium menggunakan
neutron. Neutron cepat adalah neutron yang memiliki energi tinggi (energi kinetik) ± 14 MeV,
dihasilkan dari generator neutron, kemudian dilewatkan pada akselerator.
235
Reaksi fisi dengan neutron termal banyak dijumpai pada reaktor inti. Nuklida 92U
235
paling sering bereaksi fisi dengan neutron termal. Bila 92U ditembak dengan neutron termal
akan menghasilkan nuklida baru dengan 2 atau 3 neutron dengan energi sebesar ± 200 MeV.

92U
235
+ n → 56Ba138 + 36Kr 96 + 3n + 200 MeV

Neutron baru yang dihasilkan mempunyai energi ± 2 MeV. Jika digunakan untuk reaksi
fisi selanjutnya neutron ini masih mempunyai energi yang cukup tinggi, sehingga perlu
diperlambat dengan moderator (misalnya: air, air berat, grafit, berilium) hingga ± 0,025 eV. Bila
reaktor inti dilengkapi moderator, maka reaksinya dapat dikendalikan dengan batang kendali
untuk menyerap neutron, dan reaksi berlangsung secara berantai.

10. Reaksi Fusi/Penggabungan.

Reaksi fusi merupakan reaksi penggabungan inti-inti ringan menjadi inti baru yang lebih
berat. Reaksi ini hanya berlangsung pada suhu tinggi (juta °C), untuk memperoleh energi
aktivasi agar inti-inti ringan dapat bergabung. Dalam proses penggabungan ini dihasilkan energi
yang besar. Diperkirakan energi yang dipancarkan matahari adalah hasil fusi nuklir inti-inti
hidrogen menjadi inti helium:

4 1H1 → 2He4 + 2 1e0

Reaksi fusi terjadi pada bom hidrogen, yang energi aktivasinya diperoleh dari reaksi fisi
yang terjadi dalam bom:

1H
2
+ 1H3 → 2He4 + 0n1 + energi

11. Pembuatan Bom


Fisi Inti : inti dipecah dengan penembakan sehingga dihasilkan fragmen inti yg lebih kecil, dan
dibebaskan energi yang sangat besar.

1.Otto Hahn & Fritz Strassman (1938)

Atom uranium terpecah  Ba, La, Ce


2. Lise Meitner & Otto frisch

Menghitung energi yg berkaitan dgn pembelahan uranium.


Pengayaan Uranium-235
235
U di alam 0,7%  utk bom atom dibutuhkan 90%

campuran isotop U + gas F2  UF6 (volatil)


235
UF6 lbh ringan & lbh cepat bergerak dibandingkan 238UF6 shg dpt dipisahkan

3. Glenn T. Seaborg

Uranium-238 tidak akan pecah jika dibombardir oleh neutron

U  Np  Pu (dapat dipecah, cocok untuk pembuatan bom atom).

sebelum suatu bahan yang dapat mepertahankan reaksi berantai, maka diperlukan jumlah
minimum tertentu yg disebut massa kritis.

contoh : uranium-235 mempunyai massa kritis 4 kg

penggabungan sejumlah inti < massa kritis akan memicu reaksi rantai  pembuatan bom atom.

Gambar 1.3. Bom hiroshima dan Bom nagasaki


Sebagai sumber energi, penggunaan reaksi fusi lebih menguntungkan karena energi yang
dihasilkan lebih besar dan tidak menghasilkan isotop radioaktif. Isotop yang dihasilkan bersifat
setabil, misalnya Helium. Kesulitannya, reaksi fusi terkontrol perlu tempat yang dapat menahan
suhu tinggi (± 50 juta°C sampai dengan 200 juta°C).

11. Peluruhan Inti


1. Penulisan Nuklida
Nuklida adalah suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah proton (p) dan neutron (n)
tertentu, dituliskan: ZXA

X = lambang unsur Z = nomor atom = jumlah proton (p)

A = bilangan massa = jumlah proton dan neutron (p + n)

2. Isotop Stabil dan Isotop Tidak Stabil


Nuklida-nuklida dari unsur yang sama (dengan jumlah proton sama) tetapi jumlah
neutron berbeda disebut isotop. Contoh isotop oksigen adalah: 8O16, 8O17, 8O18

Isotop yang mempunyai inti stabil disebut isotop stabil. Isotop tidak stabil mempunyai
inti tidak stabil yang merupakan nuklida radioaktif dan akan meluruh. Nuklida yang dikenal
terdapat lebih dari 3 000 nuklida, sekitar 280 di antaranya adalah nuklida stabil dan lainnya
adalah nuklida radioaktif. Beberapa contoh isotop stabil dan isotop tidak stabil adalah sebagai
berikut.

Tabel.1.1 Isotop Stabil Dan Isotop Tidak Stabil


Unsur Isotop Stabil Isotop Tidak Stabil

H3 H H1, H2

K K39, K41 K38, K40, K42, K44

Pb Pb206, Pb208 Pb205, Pb207, Pb2092

Co Co59 Co57, Co58, Co60, Co61

Inti Atom:
Proton = 1.007276 Sma 1 Sma
Neutron = 1.008665 Sma  1 Sma
Simbol inti :
ket : Z = nomor atom =  proton
A = nomor massa = p + n

Isotop :
Atom yang jumlah protonnya sama tapi berbeda jumlah neutronnya.
Tabel 1.2 Atom Hidrogen

Hidrogen Deuterium Tritium

Proton 1 1 1

Neutron 0 1 2

Elektron 1 1 1
3. Peluruhan Radioaktif Alam dan Radioaktif Buatan
a. Radioaktif Alam
Unsur/nuklida radioaktif alam yaitu unsur/nuklida radioaktif yang dapat ditemukan di
alam, umumnya ditemukan dalam kerak bumi. Semua unsur/nuklida radioaktif alam yang
bernomor atom tinggi akan termasuk salah satu dari deret radioaktif berikut:

1) Deret uranium, dimulai dari 92U238 berakhir pada 82Pb206.

92U
238
→ 82Pb206 + 82α4 + 6 -1β0

2) Deret thorium, dimulai dari 90Th232 berakhir pada 82Pb208.

90Th
232
→ 82Pb208 + 62α4 + 4 -1β0

3) Deret aktinium, dimulai dari 92U235 berakhir pada 82Pb207.

92U
235
→ 82Pb206 + 72α4 + 4 -1β0

Unsur radioaktif bernomor atom rendah jarang ditemui.

Contohnya: 19K40

19K
40
→ 20Ca40 + -1β0

Tabel.1.3. Peluruhan Radioaktif dan Perubahan inti.

Jenis No. Perub No


Simbol Muatan Perub No. Atom
Radiasi Massa massa

Alfa  4 2 Berkurang 4 Berkurang 2

Beta  0 1- Tetap Tambah 1

Gamma  0 0 Tetap Tetap


Contoh :

Plutonium meluruh dengan memancarkan partikel alfa. Unsur apakah yang terbentuk?

Jawab :
Massa unsur baru = 239-4 = dan muatannya = 94-2 =92
Muatan inti (nomor atom) 92 adalah uranium (U)

b. Radioaktif Buatan
Unsur/nuklida radioaktif buatan adalah unsur/nuklida radioaktif yang tidak terdapat di
alam, tetapi dapat dibuat dari unsur/nuklida alam. Isotop buatan pertama kali dibuat Rutherford
(1919), adalah 8O17 yang tidak radioaktif.

7N
14
+ 2He4 → 8O17 + 1H1

Isotop radioaktif buatan pertama adalah 15P30 (1934)

13A
l27
+ 2He4 → 15P30 + 0n1

15P
30
→ 14Si30 + 1e0

Unsur buatan yang pertama adalah neptunium (Np)

92U
238
+ 0n1 → 92U239

92U
239
→ 93Np239 + -1e0

Deret radioaktif buatan dimulai dari 93Np235 berakhir pada 83Bi209.

c. Laju Peluruhan Radioaktif

 Waktu Paruh


Laju peluruhan merupakan ukuran kesetabilan inti, biasanya dinyatakan dalam waktu
paruh
(t ½ ), yaitu waktu yang diperlukan untuk meluruh agar jumlah atom (N0) menjadi tinggal
separuhnya (½ N0).
½ N0
ln ⎯⎯⎯⎯ = − k.t ½
N0
ln 2 0,693
t ½ = ⎯⎯⎯⎯ = ⎯⎯⎯⎯
k k
Di laboratorium untuk memudahkan pengukuran jumlah atom (N) atau
radioaktifitas (A) dinyatakan dalam count (banyaknya peluruhan yang tercatat pada detektor)
permenit.
A = c.(-dN/Dt)

c = koefisien deteksi yang bergantung jenis detektor, orientasi detektor, jarak detektor dari
sampel, dan lain-lain.
Jika c dianggap tetap, maka:
A = A0.e- k.t
A0 = radioaktifitas pada saat t = 0
Contoh :

1. Berapa fraksi atom radioaktif tersisa setelah 5 waktu paruh?


Jawab:

Setelah 1 waktu paruh, tersisa 1/2 bagian

Setelah 2 waktu paruh, tersisa 1/2 x 1/2 = 1/4 bagian

Setelah 3 waktu paruh, tersisa 1/2 x 1/4 = 1/8 bagian

Setelah 4 waktu paruh, tersisa 1/2 x (1/2)3 = (1/2)4 = 1/16 bagian

Setelah 5 waktu paruh, tersisa 1/2 x (1/2)4 = (1/2)5 = 1/32 bagian

2. Bila dimulai dengan 16 juta atom radioaktif, berapa yang tertinggal


setelah 4 waktu paruh?

Jawab: Tersisa = (1/2)4 = 1/16 x 16 juta = 1 juta atom

 Radioactive Dating
Istilah radioactive dating digunakan pada penggunaan radiasi dari unsur radioaktif untuk
menentukan umur atau usia (dating) suatu bahan yang mengandung unsur radioaktif tersebut.
Misalnya batuan yang semula mengandung U238 dapat ditentukan umurnya dengan menghitung
kadar Pb206 pada batuan sekarang. U238 akan berhenti meluruh jika telah terbentuk Pb206.
92U
238
→ 82Pb206 + 8 2He4 + 6 1e0

Jadi setiap 238 gram U238 setelah berhenti meluruh akan menghasilkan 206 gram Pb206. Waktu
paruh U238 adalah 4,5 x 109 tahun. Setelah 4,5 x 109 tahun, 1 gram U238 akan mengahsilkan (½
x 1 = 0,5) gram U238 dan (½ x 206⁄238 = 0,43) gram Pb206.

Jika dimisalkan sedikit sampel batuan tersebut mengandung 1 gram U238 dan 0,76 gram Pb206,
maka:
238
Massa U semula (N0) = 1 + ( 238/206 x 0,76) gram = 1,88 gram

Umur batuan (t) dapat dicari dengan persamaan:


1 0,693
ln ⎯⎯⎯⎯ = − ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ x t
1,8
Jadi umur batuan tersebut (t) = ( 4,5 x 10^9) x ln 1,88 tahun = 4,099 x 109 tahun
0,693 1
Umur sisa makhluk hidup (fosil) dapat ditentukan dengan mengukur radioaktifitas atau
laju peluruhan C14 pada sisa mahluk hidup dan dibandingkan dengan laju peluruhan C14 pada
mahluk hidup sekarang (≈ laju peluruhan C14 semula). Penggunaan radiasi C14 untuk
menentukan umur sisa mahluk hidup ini disebut Radiokarbon Dating.
Misal radioaktifitas C14 pada fosil sisa tumbuhan = 10 peluruhan permenit pergram C14 (=
A), Radioaktifitas C14 pada tumbuhan sekarang = 50 peluruhan permenit pergram C14 (= Ao).
Waktu paruh C14 = 5 730 tahun. Maka umur fosil (t) dicari dengan persamaan:
10 0,693
ln ⎯⎯⎯ = − ⎯⎯⎯⎯ . t
50 5730

50 0,693
ln ⎯⎯⎯ = ⎯⎯⎯⎯⎯ . t
10 5 730

5 730 50
t = ⎯⎯⎯⎯ x ln ⎯⎯ tahun = 13 307,47 tahun
0,693 10

12. Reaktor Inti.


Reaktor inti merupakan tempat berlangsungnya reaksi pembelahan inti (reaksi fisi) secara
terkendali. Reaktor inti yang pertama dibuat oleh Fermi (1942). Berdasarkan tujuan
penggunaannya, reaktor inti dibedakan menjadi reaktor penelitian dan reaktor daya.
 Reaktor Penelitian.
Reaktor Penelitian digunakan untuk tujuan penelitian. Reaktor ini didesain sebagai
sumber neutron yang dapat digunakan untuk menghasilkan radioisotop, mengukur fluks, untuk
analisa, dan sebagainya. Jenis reaktor penelitian misalnya:
a. Reaktor jenis TRIGA (Training Research and Isotope Production Genera19Atomic),
menghasilkan fluks neutron sekitar 1011 - 1012 nV. Digunakan untuk menghasilkan radioisotop
untuk keperluan penelitian fisika dan analisis berbagai bidang.
b. Reaktor uji material menghasilkan fluks neutron dalam orde 1014 - 1016 nV. Digunakan
untuk tujuan reaksi, untuk menguji material, bahan bakar, komponen reaktor yang nantinya akan
digunakan untuk komponen reaktor daya.
 Reaktor Daya/Reaktor Nuklir.
Reaktor daya ditujukan untuk memulai reaksi pembelahan (fisi) untuk menghasilkan
reaksi berantai, dapat mengendalikan reaksi dan memanfaatkan energi yang dihasilkan. Neutron
yang dihasilkan adalah neutron cepat dengan energi 2 MeV. Neutron yang menghasilkan reaksi
fisi selanjutnya adalah neutron termal dengan energi 0,025 eV. Nuklida yang digunakan dalam
reaktor inti umumnya 92U235.
235
92U + 0n1 ⎯→ 56Ba138 + 36Kr96 + 3n + 200 MeV
235
Setiap 1 mol 92U menghasilkan energi ± 200 MeV, setara dengan energi yang
dihasilkan pada pembakaran 500 ton batubara.

Anda mungkin juga menyukai