Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA DASAR II

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar II

PENGERTIAN, BAHAYA DAN PENGGUNAAN RADIOKIMIA

DISUSUN OLEH 1. HARIS MAULANI 2. DYAH NOVITA LARASATI 3. EVI NOOR HIDAYAH 4. FETI UTAMININGSIH 5. ANGGUN NOPITASARI (K4308018) (K4308032) (K4308033) (K4308038) (K4308069)

PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

RADIOKIMIA

PENGANTAR DAN PENGERTIAN RADIOKIMIA Pada Agustus 1945, pasukan Amerika Serikat menjatuhkan bom atom ke dua kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dengan tujuan agar Jepang segera menyerah pada Perang Dunia Ke 2. Bom tersebut menghancurkan seluruh kota dan menewaskan ribuan orang. Kekuatan ledakan bom atom setara dengan 20.000 ton bom TNT. Suhu di pusat ledakan setara dengan suhu di dalam pusat matahari. Kemampuan bom atom menghasilkan energi yang besar tersebut tidak lepas dari sifat radioaktif yang dimiliki atom. Cabang ilmu kimia yang mempelajari sifat radioaktif atom adalah radiokimia. Kimia inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom. Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti. Dikemukakan bawa atom terdiri dari inti yang mengandung proton dan neutron. Inti dapat diubah secara tidak spontan melalui reaksi inti. Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun,inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa. Dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan dalam inti atom yang bereaksi, tetapi perubahan inti dapat mempengaruhui reaksi kimia. Oleh sebab itu, dalam mempelajari kimia perlu memahami tentang inti dan perubahannya. Sifat inti dan perubahan yang dialaminya merupakan pokok pembahasan kimia inti. Perubahan ini menghasilkan unsur baru dan energi yang besar, yang keduannya dapat digunakan untuk keperluan manusia Inti atom mengandung dua jenis partikel dasar yaitu proton (berrmuatan positif) dan netron (tidak bermuatan). Keduanya itu disebut nukleon, tanpa membedakan apakah itu proton ataukah neutron, suatu inti yang mempunyai jumlah nukleon tertentu disebut nuklida, yaitu atom tanpa elektron pada kulit-kulitnya.

PENEMU ZAT RADIOAKTIF 1. Wilhelm Konrad Rontgen (JERMAN) Menemukan sinar katoda (arus elektron) yang menumbuk logam anoda dan menimbulkan radiasi, radiasi yang belum pernah dijumpai tersebut diberi nama sinar X. 2. Antonie Henri Becquerel (PERANCIS) Menemukan ada beberapa batuan yang dapat memancarkan radiasi yang dapat pula menghitamkan lempeng fotografi, akhirnya diketahui bahwa sumber radiasi tersebut adalah atom uranium yang dikandung batuan tersebut. Penelitian Becquerel lebih lanjut membuktikan radiasi atom Uranium memiliki daya tembus yang lebih besar dari sinar X. Radiasi dari atom Uranium tidak lain adalah kumpulan partikel sehingga membuktikan bahwa atom tersusun dari partikel yang lebih kecil sehingga ditemukannya electron oleh Thompson. 3. Marie Curie dan Pierre Curie (POLANDIA) Menemukan bahwa radiasi dari atom Uranium dapat menyebabkan terbentuknya unsur baru. Mereka berhasil mengisolasi dua unsur baru yang terbentuk dari peluruhan Uranium dan diberi nama Polanium dan Radium. 4. Ernest Rutherford Menemukan sinar radioaktif dapat dibedakan berdasarkan muatannya yaitu sinar yang bermuatan positif dan sinar yang bermuatan negatif. 5. Paul Ulrich Villard Menemukan jenis sinar radiokatif yang ketiga yaitu sinar yang tidak bermuatan.

SIFAT-SIFAT SINAR RADIOAKTIF Sinar radioaktif memiliki sifat dan ciri tertentu. Sifat-sifat umum dari sinar radioaktif antara lain: Dapat menembus logam tipis/memendarkan ZnS Banyak senyawa kimia dapat menyerap sinar gelombang pendek dan mengubahnya menjadi energi cahaya tampak. Bila sinar radioaktif mengenai ZnS maka zat tersebut dapat berpendar, misal campuran RaSO4 dengan ZnS

dengan perbandingan 1:100.000 guna memberikan huruf pada arloji dan tombol listrik, dan sebagainya. Dapat menghitamkan plat film/mempengaruhi kertas fotografi Dapat diurai oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar yaitu sinar , sinar , dan sinar . Mempunyai gelombang pendek Tidak dibiaskan Karena daya tembus besar, maka sinar tersebut bila melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan atau dibelokkan. Sebagai contoh, sinar alfa () oleh Rutherford digunakan untuk membuktikan adanya inti atom. Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dikelilingi awan elektron yang bermuatan negatif. Dapat mengionkan gas Sinar radioaktif bergelombang pendek mempunyai energi tinggi dengan daya tembus kuat maka dapat mengionkan gas. George Counter Muller menemukan alat pendeteksi zat radioaktif. Alat tersebut memiliki cara kerja sebagai berikut. Sinar radioaktif mengionkan gas, ion gas masuk ke tabung pendeteksi melalui jendela, ion-ion tadi berpengaruh terhadap listrik yang ada di tabung pendeteksi. Pengaruh disalurkan ke alat pencacah yang kadangkadang dihubungkan dengan lampu atau alat yang dapat berbunyi sebagai alat pendeteksi. a. Sinar o Merupakan radiasi partikel bermuatan positif dan merupakan inti o Mempunyai daya tembus paling lemah di antara sinar-sinar radioaktif, sedangkan daya pengionnya paling kuat di antara sinarsinar radioaktif yaitu dapat mengionkan benda-benda yang dilaluinya. o Di dalam medan magnet, sinar membelok ke kutub negatif. b. Sinar o Merupakan radiasi partikel bermuatan negatif o Daya tembus sinar lebih besar daripada sinar

o Daya pengionnya lebih lemah daripada sinar yaitu dapat mengionkan benda-benda yang dilaluinya tetapi tidak sehebat sinar o Sinar merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom o Di dalam medan magnet sinar membelok kea rah kutub positif c. Sinar o Merupakan radiasi berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa o Daya tembus paling besar di antara sinar-sinar radioaktif o Daya pengionnya paling lemah o Dalam medan magnet sinar tidak membelok

JENIS-JENIS SINAR YANG DIPANCARKAN UNSUR RADIOAKTIF Sinar Partikel Alfa Beta Gamma Netron Proton Positron Detron Triton STABILITAS INTI Inti atom terdiri dari dua jenis partikel yaitu proton dan netron yang disebut nucleon. Antara nucleon dalam suatu nuklida (nuklida yaitu suatu inti yang terdiri dari proton dan netron dalam jumlah tertentu) bekerja dua buah gaya yang saling berlawanan yaitu gaya inti dan gaya tolak elektrostatika. Gaya tolak elektrostatis terdapat di antara proton-proton dalam inti. Arah kerja gaya ini berlawanan dengan gaya inti. Apabila gaya tolak proton tidak terimbangi oleh gaya inti, maka ikatan nucleon dalam inti menjadi lemah dan menyebabkan nuklida menjadi tidak stabil. Dari hasil pengamatan: Nuklida dengan nomor atom 1 20 bersifat stabil apabila Nuklida dengan nomor atom > 20 bersifat stabil apabila Massa 4 0 0 1 1 0 2 3 Muatan +2 -1 0 0 +1 +1 +1 +1 Simbol atau atau

atau

Nuklida dengan nomor atom > 82 bersifat radioaktif

Kesimpulan pengamatan; Nuklida stabil apabila harga berkisar antara 1 1,6 Nuklida-nuklida dengan harga diluar pita kestabilan merupakan redioaktif

dan akan memencarkan sinar radioaktif sampai terbentuk nuklida stabil

PELURUHAN/DISINTEGRASI INTI Peluruhan ialah peristiwa nuklida radioaktif memencarkan sinar atau partikel radioaktif sehingga berubah menjadi inti yang stabil. a. Peluruhan Inti Ringan (nomor atom < 82) 1. Inti ringan dengan di atas pita kestabilan Untuk dapat berubah menjadi nuklida stabil harus memperkecil harga yaitu mengurangi jumlah netron atau menambah jumlah proton. Hal ini dapat dilakukan dengan: Cara I: mengubah netron menjadi proton dengan memancarkan sinar

Contoh; n=8 P=6 n=7 P=7

Cara II: memancarkan partikel netron Contoh: n=3 P=2 n=2 P=2

2. Inti ringan dengan di bawah pita kestabilan Untuk dapat berubah menjadi nuklida stabil harus memperbesar harga yaitu menambah jumlah netron atau mengurangi jumlah proton. Peluruhan seperti ini dilakukan dengan:

Cara I: mengubah proton menjadi netron dengan memancarkan positron

Cara II: penangkapan elektron dari kulit K yaitu kulit terdekat inti

Contoh: Atau b. Peluruhan Inti Berat Nuklida inti berat terletak di seberang kurva kestabilan, peluruhannya terjadi dengan mengurangi proton dan mengurangi netron dengan cara memancarkan sinar Contoh: n = 128 P = 84 n = 126 P = 82

WAKTU PARO Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan oleh zat radioaktif sehingga aktivitasnya berubah menjadi separonya. Laju perubahan radioaktif tersebut berbanding lurus dengan konsentrasi atau bobotnya yang dirumuskan:

Maka

Pada saat t = t1/2, maka N = No

Apabila harga tidak diketahui maka 1 bagian = bagian = bagian = bagian =

Setelah disimpan selama: [ ] [ ] [ ] Maka dirumuskan: [ ] [ ] [ ]

Sehingga: [ ] Keterangan: Nt = jumlah sisa unsur No = jumlah unsur mula-mula t = waktu peluruhan t = waktu paro

PENGGUNAAN RADIOISOTOP Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif. Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia yang sama. Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan sebagai sumber radiasi /sumber sinar. Pemanfaatan radioisotop semakin luas dalam berbagai bidang. Secara garis besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu, sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat

radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk hidup. Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek biologi. Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop tersebut ke dalam suatu sistem (baik sistem fisika, kimia, maupun biologi). Karena radioisotop tersebut mempunyai sifat kimia yang sama dengan sisten tersebut maka radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau. Adapun beberapa contoh manfaat di berbagai bidang adalah sebagai berikut.

1. Penentuan Umur Benda Purba Di atmosfer senantiasa berlangsung penembakan nitrogen oleh netron yang dihasilkan sinar cosmic membentuk Karbon 14. Reaksinya: + +

ini bersifat radioaktif dan akan meluruh kembali menjadi nitrogen dengan memancarkan sinar . Reaksinya: +

merupakan bagian dari siklus karbon di alam dan ikut masuk ke dalam tubuh organisme sehingga terjadi keseimbangan antara dengan yang diterima dalam

yang meluruh, yang mengakibatkan harga keaktifan

tubuh selalu konstan yaitu 15 peluruhan per menit untuk tiap gram. Ketika organisme itu mati, pengambilan dari lingkungan terhenti dan harga

keaktifannya pun menurun maka dapat digunakan untuk menghitung umur organisme tersebut. Contoh soal: Dalam sebuah pyramid peninggalan Firaun di Mesir ditemukan boneka kayu yang menunjukkan keaktifan waktu paro Jawab: nya 10 peluruhan per menit gram. Jika

adalah 5730 tahun, perkirakan umur boneka kayu tersebut.

2. Analisa Radiometri Keaktifan suatu radioisotop dapat dipakai untuk menentukan kadar zat yang sangat rendah dalam suatu campuran. Metode radiometri ini memiliki tingkat kepekaan yang tinggi sehingga jumlah 10-12 gram masih terdeteksi. Prinsipnya membandingkan keaktifan radioisotop yang dicampur dengan keaktifan radioisotop mula-mula. Contoh soal: Untuk menentukan kadar vitamin B12 dalam vitamin B kompleks maka 5 mg vitamin B kompleks dilarutkan dalam air kemudian 0,5 mg B12 radioaktif dengan keaktifan 2,4 Ci/mg ditambahkan ke dalam larutan ternyata keaktifannya menjadi 1,6 Ci/mg. Hitung kadar vitamin B12 dalam vitamin B kompleks. Jawab: Misal vitamin B12 dalam 5 mg B kompleks = mg

Jadi kadar vitamin B12 dalam B kompleks

3. Sebagai Perunut a. Bidang Kedokteran Berbagai jenis radioisotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit antara lain Tc-99 disuntikkan ke dalam pembuluh darah dan akan diserap oleh jaringan yang rusak pada jantung, hati, dan paru-paru. Tl-201 : akan diserap oleh jaringan yang sehat pada jantung I-131 : untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok (tiroid), hati, dan tumor otak

Na-24 : untuk mendeteksi apakah ada penyumbatan dalam pembuluh darah yaitu mendeteksi sinar yang dipancarkan Na-24 Xe-133 : untuk mendeteksi penyakit paru-paru P-32 : untuk penyakit mata, tumor, dan hati Fe-59 : untuk mempelajari pembentukan sel darah merah Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang terdapat di dalam organ tubuh. Untuk tujuan diagnosis, pemeriksaan secara kedokteran nuklir dapat dilakukan dengan mudah, murah, serta dihasilkan informasi diagnosis yang akurat. Dari diagnosis ini dapat diperoleh informasi tentang fungsi organ tubuh yang diperiksa serta gambaran anatominya. Tes diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui: 1. Baik tidaknya fungsi organ tubuh. 2. Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh. 3. Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh. b. Bidang Industri Untuk mempelajari pengaruh oli dan zat aditif pada mesin, yaitu laju aus komponen mesin dapat dipantau dengan mengukur kadar radioisotop dalam oli yang digunakan. c. Bidang Hidrologi 1) Penentuan Gerakan Sedimen di Pelabuhan dan Daerah Pantai Teknik perunut radioisotop dapat digunakan untuk memperkirakan laju pendangkalan alur pelabuhan. Dengan mengetahui darimana asal dan gerakan sedimen, kecepatan terjadinya pendangkalan dapat ditekan. Radioisotop perunut yang digunakan berupa pasir tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai pasir yang terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop yang sering digunakan adalah Iridium192, Aurum-198, dan Scandium- 46. Setelah radioisotop diinjeksikan ke dasar laut, kemudian radiasi yang dipancarkan dilacak dengan detektor dan responnya akan dicatat dengan mesin pencatat radiasi (recorder). Pemantauan terhadap radioisotop yang dilepas ke dasar laut dilakukan beberapa kali dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil

pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan sedimen, tebal lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan sedimen. Data yang diperoleh ini dapat pula digunakan untuk menentukan pembangunan pelabuhan baru yang sesuai dan tidak memerlukan biaya pengerukan yang tinggi. 2) Untuk mempelajari kecepatan aliran sungai Di bagian hulu sungai ditaburkan senyawa yang mengandung Na-24 yaitu senyawa NaCl kemudian di tempat lain dipasang detector yang akan menunjukkan kapan radioisotop Na-24 mencapai tempat detector tersebut sehingga waktu yang diperlukan air untuk menempuh jarak tersebut dapat diukur. 3) Mengetahui Gerakan Air Tanah Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Data gerakan air tanah di suatu daerah sangat berguna untuk pembangunan bendungan, pembangunan instalasi pengolahan limbah dan lain-lain. Untuk mengetahui gerakan air tanah digunakan metode sumur banyak (multiwell technique). Perunut radioisotop diinjeksikan ke dalam sumur yang berada di tengah dan pada lubang bor yang lain di sekelilingnya, selanjutnya dilakukan pemantauan dengan detektor radioaktif. Arah gerakan air tanah dapat ditentukan dengan mengetahui adanya radioaktif pada sumur-sumur bor tersebut. Di samping untuk mengetahui arah gerakan air tanah, teknik perunut radioisotop ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan air tanah, permeabilitas dan besaran air tanah lainnya. 4) Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah Sedikit radioisotop Na dalam bentuk Na2CO3 yang larut dalam air dimasukkan dalam aliran air pipa bawah tanah. Dengan detector intensitas radiasi di atas tanah yang dilalui pipa diperiksa. Jika ditemukan intensitas radiasi yang lebih maka di tempat tersebut kemungkinannya kebocoran. 5) Mengetahui Karakterisktik Aliran Cairan di Sumur Minyak

Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan antar sumur-sumur minyak untuk mengetahui karakterisktik aliran cairan di sekitar sumur minyak tersebut. Evaluasi yang akurat tentang karakteristik reservoir minyak pada proyek Enchanced Oil Recovery, dengan metoda penekanan air menggunakan perunut radioisotop yang injeksikan ke dalam lubang sumur, kemudian dipantau di setiap sumur-sumur minyak yang ada. Hasil lain yang diperoleh berupa data gerakan cairan minyak dan waktu transit antara sumur injeksi dengan sumur produksi. 6) Pengukuran Debit Air Sungai Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air sungai terbukti lebih sederhana dibandingkan metoda dengan alat ukur arus (Current Meter). Keunggulan metode perunut radioisotop adalah pengukurannya yang lebih cepat dan dalam keadaan sungai banjir pengukuran tetap dapat dilaksanakan. Dasar metoda perunut radioisotop adalah pengenceran perunut. Perunut radioisotop dalam jumlah yang tidak membahayakan dilepaskan di bagian hulu sungai, kemudian dipantau konsentrasinya di bagian hilir. Perubahan konsentrasi yang diakibatkan oleh aliran (debit) sungai dapat diketahui dari perubahan intensitas pancaran radioisotop yang diukur langsung di dalam aliran air sungai itu. 7) Melakukan Studi Geothermal Pemanfaatan sumber panas bumi untuk keperluan tenaga listrik di negara kita sudah mulai dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik Geothermal Kamojang. Pemanfaatan teknologi nuklir khususnya teknik perunut radioisotop telah membantu menentukan suhu sumber panas dan jumlah cadangan panas dengan jalan menentukan komposisi isotop alam yang dikandung oleh sumber panas tersebut. 8) Menentukan Kebocoran DAM atau Bendungan Teknik perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk

menentukan kebocoran/rembesan dan (bendungan). Radioisotop yang digunakan sebagai perunut harus memenuhi persyaratan tertentu,

antara lain: tidak berbahaya bagi manusia atau mahkluk hidup lain di sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek, larut dalam air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh bendungan/dam dan oleh tumbuhan. Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir (air dam) yang diperkirakan sebagai tempat terjadinya

rembesan/bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran pada bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas, radioisotop akan masuk mengikuti arah bocoran. Dengan

mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata air, sumursumur pengamat yang terdapat di daerah downstream, maka akan dapat diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam tersebut. d. Bidang Kimia Mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi.

Asam Karboksilat (melepas OH) *Radioisotop e. Bidang Biologis

alcohol (melepas H)

ester

1. Mempelajari kesetimbangan dinamis. 2. Mempelajari reaksi pengesteran. 3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis. 4. Sebagai Sumber Radiasi 1) Bidang Kedokteran Untuk sterilisasi alat-alat kedokteran Keunggulan sterilisasi dengan radiasi: Sterilisasi radiasi lebih sempurna mematikan mikroorganisme Tidak meninggalkan residu bahan kimia

Alat tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan dibuka sebab sterilisasi dilakukan dengan cara dikemas terlebih dahulu baru disterilkan

Terapi tumor dan kanker Sel tumor atau kanker dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker menggunakan Co-60. 2) Bidang Pertanian Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul Yaitu memberi radiasi dengan dosis yang bervariasi lalu disemaikan dan ditanam berkelompok menurut dosis radiasinya kemudian dipilih varietas yang dikehendaki Penyimpanan makanan Yaitu untuk mengawetkan bahan makanan, mencegah pertumbuhan bakteri/jamur, dan menghambat pertumbuhan tunas. 3) Bidang Industri a. Pemeriksaan tanpa merusak. Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga di dalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam, b. Mengontrol ketebalan bahan Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan. c. Pengawetan hahan

Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat

menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.

BAHAYA PENGGUNAAN RADIOAKTIF 1. Pengaruh Radiasi pada Materi Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui. Dampak yang ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau pemutusan ikatan kimia. Ionisasi: dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital dari atom atau molekul zat yang dilalui sehinga terbentuk ion positip dan elektron terion. Eksitasi: dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Pemutusan Ikatan Kimia: radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif rnempunyai energi yang dapat mernutuskan ikatan-ikatan kimia. 2. Pengaruh Radiasi pada Mahluk Hidup Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan kelainan genetik, kanker dan lain-lain. Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama. Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar

kosmis atau radiasi dari radioakif alam. Di samping itu, dari berbagai kegiatan seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal di sekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam batas aman. Selain memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, ternyata unsur-unsur radioaktif juga memiliki efek samping yang cukup berbahaya, beberapa contoh radioaktif yang berbahaya adalah sebagai berikut: A. Pencemaran Radioaktif Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang dan 131J. Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang. B. Limbah Radioaktif Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Ada beberapa pengertian limbah radioaktif : 1. Zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan atau 2. Bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif, dan sudah tidak dapat difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion. Bahaya radiasi adalah radiasi dapat melakukan ionisasi dan merusak sel organ tubuh manusia. Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan terganggunya

fungsi organ tubuh. Disamping itu, sel-sel yang masih tetap hidup namun mengalami perubahan, dalam jangka panjang kemungkinan menginduksi adanya tumor atau kanker. Ada kemungkinan pula bahwa kerusakan sel akibat radiasi mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga keturunannya mengalami cacat. Beberapa efek negatif lain dari radiasi unsur radioaktif terhadap manusia yaitu : a. Radiasi unsur radioaktif dapat merusak jaringan sel b. Radiasi unsur radioaktif dapat menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit c. Radiasi unsur radioaktif dapat menyebabkan penyakit leukimia d. Radiasi unsur radioaktif dapat menyebabkan kemandulan dan mutasi pada keturunan e. Radiasi unsur radioaktif dapat menyebabkan kerusakan kulit dan sistem saraf

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Nuklir Di Bidang Kesehatan Dan Kedokteran. (Online). (www.infonuklir.com). (diakses tanggal 14 November 2007). Arma, Abdul Jalil Amri. 2004. Zat Radio Aktif Dan Penggunaan Radio Isotop Bagi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Sumatera Utara. Nana Sutrisna. 2008. Kimia. Bandung: Grafindo. Sukandar, Hadi., dkk. 2007. Radioisotop Buatan dan Penggunaannya. Malang: Universitas Brawijaya. Wardana, Wisnu Arya. 1994. Teknik Analisis Radioaktif Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai