Anda di halaman 1dari 13

Tugas Mata Kuliah Kajian Lingkungan Hidup

SOAL MID KLH (Take Home)

Dosen Pembimbing :

Oleh :
Nama

: I Made Rai Adnyana

No. Stambuk : A 231 12 039


Kelas

:B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
November, 2015
SOAL MID KLH (Take Home)

Program Studi Pendidikan matematika FKIP UNTAD


Materi:
Sejarah singkat berdirinya universitas tadulako
Konsep pengembangan KLH sebagai PIP UNTAD
Tipologi ekosisten dan kerawanannya
Sejarah lingkungan hidup
Jawablah terlebih dahulu soal yang dianggap mudah
Kejujuran dalam mengisi lebih diutamakan (Hindari copy paste dan
nyontek jawaban teman)
1. Perhatikan logo universitas tadulako berikut

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Jelaskan arti dari masing-masing angka yang ditunjukkan pada logo di atas.
Berdirinya Universitas Tadulako melalui perjalanan yang panjang. Jelaskan
secara singkat.
Jelaskan konsep pengembangan kajian lingkungan hidup sebagai pola ilmiah
pokok universitas tadulako.
Bagaimanakah perbandingan pola ilmiah pokok universitas tadulako dengan
pola ilmiah pokok berbagai universita negeri di Indonesia?
Jelaskan makna dari masing-masing tujuan adanya pola ilmiah pokok di
universitas tadulako.
Jelaskan mengapa ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan.
Tuliskan dalam bentuk bagan jenis-jenis ekosistem
Jelaskan salah satu contoh kerawanan ekosistem berdasarkan jenis ekosistem
(bagan no 6)
Jelaskan beberapa alasan yang menjadi landasan utama untuk memperhatikan
lingkungan.

*********** *********Selamat Bekerja*******************

1. Arti logo Universitas Tadulako, yaitu sebagai berikut:


1. UNTAD memiliki lambang berupa logo berbentuk segi 5 (lima) berwarna
merah darah yang didalamnya terdapat lambang UNTAD mengandung
makna keutuhan untuk mencapai keluhuran dan martabat kehidupan yang
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, kebenaran, dan kemanusiaan
2.

sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, yakni Pancasila.


Belah ketupat dan didalamnya terdapat bulatan bermakna empat arah

angin dengan berintikan ilmu pengetahuan


3. Belah ketupat dan didalamnya terdapat bulatan bermakna empat arah
angin dengan berintikan ilmu pengetahuan
4. Gerigi bawah berjumlah 8 (delapan) bermakna bulan pendirian Universitas
tadulako
5. Dua buah lilitan roda (kaki bertumpuk) yang ditopang oleh bumi
bermakna kaki bersimpuh
6. Pigura berwarna kuning emas dibatasi garis berwarna hitam bermakna
berbudaya dan berbudi luhur
7. Pigura berwarna kuning emas dibatasi garis berwarna hitam bermakna
berbudaya dan berbudi luhur
8. Dua tanduk menopang dengan tajam ke atas (kearah) puncak (langit)
bermakna keutamaan.
Sebuah pigura berwarna kuning emas dibatasi garis berwarna hitam
dengan dua tanduk menopang dengan tajam ke atas (kearah) puncak
(langit);
9. Gerigi atas berjumlah 18 (delapan belas) bermakna tanggal pendirian
Universitas Tadulako.

2. Keberadaan perguruan tinggi di Sulawesi Tengah, yang merupakan cikal


bakal Universitas Tadulako ditandai dengan 3 (tiga) tahapan perjalanan
sejarah yaitu periode Universitas Tadulako status swasta (1963-1966), periode
status cabang (1966-1981), dan status negeri yang berdiri sendiri
UNIVERSITAS TADULAKO (UNTAD), sejak tahun 1981.
Periode Status Swasta (1963-1966)
Universitas Tadulako sebagai perguruan tinggi swasta bermula dan tumbuh
dengan mendapatkan kehidupan dari swadaya murni masyarakat Sulawesi
Tengah, sudah berdiri sebelum daerah Sulawesi Tengah mendapatkan
statusnya

sebagai

Daerah

Tingkat

Propinsi

Sulawesi

Tengah.Tadulako secara konkret berarti pemimpin, dan menurut sifatnya


berarti keutamaan. Dengan demikian tadulako adalah pemimpin yang
memiliki sifat-sifat keutamaan (adil, bijaksana, jujur, cerdas, berani,
bersemangat, pengayom, pembela kebenaran).
Pemberian nama tadulako bagi universitas ini dimaksudkan oleh para
pendirinya agar Universitas Tadulako menjadi lembaga pendidikan tinggi
yang

menghasilkan

pemimpin-pemimpin

yang

memiliki

sifat-sifat

keutamaan. Demikian kuatnya keinginan para pemuka masyarakat di daerah


ini, yang memulai kerja kerasnya dengan meletakkan langkah-langkah ke
arah terciptanya lembaga dan masyarakat ilmiah, malalui terbentuknya
sebuah universitas. Nama-nama pemuka masyarakat perintis pendiri
Universitas Tadulako, tetap tercatat dengan baik untuk selalu diingat serta
dihargai pada setiap peristiwa dalam kehidupan Universitas ini, kini dan akan
datang.
Dari kerja keras tersebut, maka pada tanggal 8 Mei 1963 berdirilah
Universitas Tadulako dengan status Swasta, dengan rektor pertama Drh. Nasri
Gayur. Setelah melalui berbagai macam usaha untuk meningkatkan status dan
peran Universitas Tadulako, maka pada tanggal 12 September 1964
ditingkatkan

statusnya

menjadi

TERDAFTARsesuai

dengan

Surat

Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 94/BSWT/P/64, dengan empat fakultas :

Fakultas Sosial Politik.

Fakultas Ekonomi.

Fakultas Peternakan.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Hayat dan Ilmu
Pendidikan.
Perkembangan selanjutnya bertambah lagi satu fakultas yaitu Fakultas
Hukum sehingga keseluruhan menjadi 5 (lima) fakultas.
Periode Cabang (1966-1981)
Berbagai upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh pemuka masyarakat di
daerah ini, sehingga terwujudlah Perguruan Tinggi Negeri dengan status
cabang, yaitu Universitas Tadulako Cabang Universitas Hasanuddin,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan (PTIP) Nomor 1 Tahun 1966 tanggal 1 Januari 1966 dan Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang Cabang Palu
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan (PTIP) Nomor 2 Tahun 1966 tanggal 1 Januari 1966.
Universitas Tadulako Cabang Universitas Hasanuddin (Untad Cabang Unhas)
terdiri atas empat fakultas yaitu :

Fakultas Peternakan.
Fakultas Ekonomi.
Fakultas Hukum.
Fakultas Sosial dan Politik.
IKIP Ujung Pandang Cabang Palu terdiri atas tiga fakultas yaitu :

Fakultas Ilmu Pendidikan.

Fakultas Keguruan Sastera dan Seni.


Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta.
Sejak saat itulah kedua perguruan tinggi cabang tersebut mengalami
kehidupannya dengan cara yang amat ditentukan oleh induk masing-masing,
terutama dalam hal penyelenggaraan pendidikan, pengadaan tenaga akademik
dan administrasi. Di samping peran perguruan tinggi induk yakni UNHAS
dan IKIP Ujung Pandang, peran pemerintah daerah serta pemuka masyarakat
di daerah ini sangat menentukan perkembangan kedua perguruan tinggi
cabang tersebut.
Universitas Tadulako Negeri Berdiri Sendiri (sejak tahun 1981)
Setelah melalui perjalanan dan perjuangan panjang selama 15 tahun dengan
status cabang, berbagai pengalaman dan penyesuaian sistem pendidikan
tinggi nasional, dapat dilaksanakan dengan satu komitmen peningkatan status
yaitu pembentukan satu wadah universitas negeri yang berdiri sendiri.
Dengan dukungan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan), Untad Cabang Unhas dan IKIP Ujung Pandang
Cabang Palu secara sendiri-sendiri telah melakukan berbagai upaya berupa
penataan akademik, administrasi dan penyediaan prasarana dan sarana yang
dibutuhkan.
Untuk lebih mengefektifkan upaya mewujudkan satu universitas negeri yang
berdiri sendiri, maka pada tahun 1978 atas fasilitasi Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi dan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah,
dibentuklah Koordinatorium Perguruan Tinggi Sulawesi Tengah (PTST) yang
diketuai oleh Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah dengan enam orang wakil
ketua yang berasal dari UNTAD Cabang UNHAS (3 orang) dan IKIP Ujung
Pandang Cabang Palu (3 orang).
Upaya Koordinatorium PTST tersebut untuk menyatukan kembali kedua
perguruan tinggi cabang di Sulawesi Tengah pada akhirnya muncul dan

menjadi dasar yang lebih kokoh untuk berdirinya universitas negeri yang
berdiri sendiri. Atas dukungan dan upaya masyarakat di Sulawesi Tengah,
Pemerintah Daerah, Rektor UNHAS, Rektor IKIP Ujung Pandang serta
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, akhirnya status cabang kedua lembaga
pendidikan tinggi tersebut di atas ditingkatkan menjadi UNIVERSITAS
NEGERI YANG BERDIRI SENDIRI, dengan nama UNIVERSITAS
TADULAKO (UNTAD) sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 36
Tahun 1981 tanggal 14 Agustus 1981, berdasarkan Keputusan Presiden
tersebut Untad terdiri atas 5 (lima) fakultas :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Fakultas Ekonomi.

Fakultas Hukum.

Fakultas Pertanian.
Dalam perkembangan selanjutnya bertambah lagi satu fakultas yaitu Fakultas
Teknik sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI Nomor 0378/0/1993 tanggal 21 Oktober 1993.
Dari 6 (enam) fakultas yang ada, saat ini Universitas Tadulako
menyelenggarakan Pendidikan Program Sarjana dan Program Diploma
dengan 23 (dua puluh tiga) Program Studi.

3. Konsep pengembangan kajian lingkungan hidup sebagai pola ilmiah pokok


Universitas Tadulako
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dan semua benda, kesatuan ruang
dan semua benda, daya, dan mahluk hidup termasuk daya, dan mahluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya, yang manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan


dan kesejahteraan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan mahluk
hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup sebagai obyek kajian UNTAD:
a. Kondisi Lingkungan hidup di Sulteng yang relatif terutama lingkungan Hidup
fisik.
b. Kondisi Lingkungan Hidup Sosial budaya yang relatif heterogen, baik etnis ,
adat istiadat maupun agama.
c. Kondisi Lingkungan pemukiman yang terpencar-pencar (Pantai, pedalaman,
pegunungan dan nomaden.
d. Mempunyai keanekargaman hayati yang khas.
4. Pola Ilmiah Pokok (P.I.P) Unsri adalah Pengelolaan dan Pengembangan
Sumber Daya Alam yang Diabdikan bagi Kesejahteraan Masyarakat.
perbandingan pola ilmiah pokok universitas tadulako dengan pola ilmiah
pokok berbagai universita negeri di Indonesia diamana Di UNTAD Kajian
lingkungan hidup yang merupakan PIP Universitas Tadulako tentunya
mempunyai alasan tersendiri sehingga dijadikan sebagai PIP tersebut Salah
satu gagasan utama dalam pola ilmiah pokok di UNTAD, alasannya ialah
agar mahsiswa maupun alumni UNTAD mengetahui, mengenal dan
memahami kondisi lingkungan yang ada disulawesi tengah. Oleh karena itu,
lingkungan merupakan tempat keberlangsungan mahluk hidup yang perlu
diperhatikan dan dijaga kelestariannya agar lingkungan di sekitar kita akan
menjadi lebih baik. Dengan demikian kajian lingkungan hidup diUNTAD
menjadi salah satu mata kuliah yang wajib bagi seluruh mahasiswa UNTAD.
Selanjutnya pada PIP di Universitas Negeri di Indonesia, polah ilmiah pokok
sangat penting untuk semua Universitas yang ada di Indonesia. Dengan
demikian,di Universitas lain pasti mempunyai PIP tersendiri dan mempunyai
alasan lain juga mengapa menjadikan mata kuliah tersebut sebagai PIPnya.
Contohnya misalnya Universitas yaitu UNHAS misalnya memfokuskan pada
pengembangan iptek yang mendukung kualitas budaya hidup masyarakat

pesisir pantai. Dan di Universitas Hasanudin yang mempunyai PIP


Kemaritiman dengan alasan yang rasional juga, diantaranya karena
Ketergantungan manusia kepada sumberdaya alam menghadapi kendala
berupa semakin berkurangnya ketersediaan sumberdaya alam di daratan yang
memaksa manusia untuk beralih memanfaatkan sumberdaya alam lautan.
5. Tujuan Universitas Tadulako menjadikan KLH menjadi Pola Ilmiah Pokok
yaitu agar mahasiswa mengenal;
a. Kondisi Lingkungan Hidup Sosial budaya yang relatif heterogen, baik
etnis , adat istiadat maupun agama. Bermakna untuk memperkenalkan
keanekaragaman yang ada di sulawesi tengah.
b. Keanekaragaman hayati yang khas, tujuannya agar mahasiswa dapat
mengenal berbagai macam keanekaragaman yang ada di sulawesi tengah.
c. Kondisi Lingkungan pemukiman yang terpencar-pencar (Pantai,
pedalaman, pegunungan dan nomaden). Bermakna untuk memperkenalkan
kepada mahasiswa akan kehidupan masyarakat yang bermukim diberbagai
tempat dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda.
d. Kondisi Lingkungan hidup di Sulteng yang relatif terutama lingkungan
Hidup fisik. Maksudnya yaitu, melihat kondisi lingkungan Sulteng yang
mengalami degradasi, saat ini memerlukan solusi untuk meminimalisir
kerusakan lingkungan yang terjadi lingkungan sulteng. Maka dari itu mata
kuliah KLH menjadi salah satu langkah untuk memperkenalkan kondisi
lingkungan khususnya lingkungan hidup yang ada di Sulawesi tengah.
6. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat")
dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan
atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara
lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik

adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang
saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul
pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar
terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup
dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar
makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau
lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling
melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa
ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Hal inilah yang
menjadikan ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan.
Ekosistem air tawar
Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Dalam ilmu
lingkungan seperti halnya ekologi, mahluk hidup (organisme), di pelajari
Ekosistem
air laut
dalam unit populasi . Populasi adalah sekelompok individuindividu mahluk
hidup yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Basis dari
Ekologi adalah ekosistem. Ekologi mengkaji berbagai proses dab bentuk
Ekosistem akuatik atauEkosistem
air
air estuary
interaksi yang terjadi di dalam ekosistem.

Ekosistem

Ekosistem pantai

Ekosistem sungai
7. Bagan Jenis Ekosistem
Ekosistem terumbu karang

Ekosistem laut dalam

Ekosistem lamun

Ekosistem hujan tropis

Ekosistem padang rumput

Ekosistem Tundra

Ekosistem krast dan gua


Ekosistem Daratan
Ekosistem hutan gugur

Ekosistem taiga
8. Kemunduran (degradasi) ekosistem adalah menurunnya
fungsi ekosistem
Ekosistem
sabana
yang disebabkan oleh kerawanan. Degradasi ini dapat dilihat dari
menurunnya kualitas dan kuantitas fungsi ekosistem. Kerawanan yang
Ekosistem gurun atau savana

menimbulkan degradasi fungsi ekosistem dapat disebabkan oleh dua macam


hal yaitu peristiwa alami dan karena kegiatan manusia.
KERAWANAN EKOSISTEM GAMBUT-BENCANA KEBAKARAN
Kebakaran bawah adalah kebakaran yang terjadi di bawah permukaan tanah
yang terjadi pada lahan gambut. Di Indonesia kebakaran bawah ini umum
terjadi di Kalimantan dan Sumatra bagian timur, terutama di kawasan
perhutanan dengan lahan gambut. Kebakaran bawah susah untuk diketahui
dan susah dipadamkan dengan metode biasa. Diperkirakan lebih dari 100
kasus kebakaran bawah yang masih berlangsung di Kalimantan dan bagian
Timur Sumatra sejak 1997. Hal yang menyulitkan, tidak semua kebakaran
mengeluarkan asap yang bisa dilihat tanpa peralatan khusus (Infra merah).
Juga letak kebakaran bisa beberapa meter di bawah tanah, tanpa suplai
oksigen. Kebakaran di bawah tanah ini adalah salah satu penyebab kebakaran
hutan (di atas tanah) yang terjadi secara rutin/berulang kali tiap tahun pada
saat musim kering. Kebakaran Hutan merupakan suatu faktor lingkungan dari
api yang memberikan pengaruh terhadap hutan, menimbulkan dampak negatif
maupun positif. Kebakaran Hutan yang terjadi adalah akibat ulah manusia
maupun faktor alam. Penyebab Kebakaran Hutan yang terbanyak karena
tindakan dan kelalaian manusia. Ada yang menyebutkan hampir 90%
Kebakaran Hutan disebabkan oleh manusia sedangkan hanya 10% yang
disebabkan oleh alam. Pengertian dan definisi lain yang diberikan untuk
Kebakaran Hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya kelestarian
lingkungan. Upaya pencegahan Kebakaran Hutan merupakan suatu usaha
Perlindungan Hutan agar kebakaran hutan yang berdampak negatif tidak
meluas. Menurut Kamus Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik
Indonesia. Kebakaran Hutan (Wild Fire Free Burning, Forest Fire)
didefinisikan sebagai Kebakaran yang tidak disebabkan oleh unsur
kesengajaan yang mengakibatkan kerugian. Kebakaran terjadi karena faktorfaktor alam (misalnya musim kemarau yang terlalu lama) dan manusia
(misalnya karena kelalaian manusia membuat api di tengah-tengah hutan di
musim kemarau atau di hutan-hutan yang mudah terbakar).

9. Alasan kita yang menjadi landasan utama untuk memperhatikan lingkungan.


yakni perlu adanya pemahamam kembali bahwa tanaman (tumbuhtumbuhan), binatang-binatang, bentangan batu-batu karang, samudera, aliran
sungai, gunung-gunung memiliki kedudukan spiritual dan etik sama seperti
manusia. Karena itu, kita butuh sebuah identifikasi dan solidaritas dengan
semua yang hidup. Artinya, komunitas etik secara keseluruhan dan terutama
tidak hanya terkait dengan komunitas manusia melainkan komunitas ekologis.
Usaha untuk memusnahkan atau menggantikan sebuah species perlu
mempertimbangkan peran unsur-unsur alami itu dalam rantai ekosistem
kehidupan bersama.
Kita perlu melawan gagasan-gagasan absolut yang terkait dengan
kepemilikan pribadi dalam kawasan hutan untuk kepentingan individu
ataupun industri. Sebab bumi ini milik semua umat manusia. Tak pernah
boleh seorang pun dapat mengklaim bahwa bumi ini milik sebuah Negara
atau individu tertentu atau perusahaan tertentu atau pun kelompok masyarakat
adat tertentu. Dengan demikian, semua umat manusia yang merupakan bagian
integral dari alam ini memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga, merawat
dan melestarikan alam. Dari titik pandang inilah kita dapat menempatkan arti
sebuah gerakan untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap pemeliharaan
atau pelestarian hutan demi kelangsungan semua yang hidup di jagat ini.

Anda mungkin juga menyukai