Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Polimer merupakan sebuah material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan


hidup sehari-hari manusia. Polimer adalah senyawa yang bermassa molekul relatif besar dan
terdiri atas monomer-monomer. Polimer dapat dijumpai dalam bermacam-macam alat
kebutuhan misalnyabotol, tali, plastik, teflon, dan lainnya. Penggunaannya semakin digemari
karena sifatnya yang ringan, tahan korosi, beberapa bahan relatif tahan asam, beberapa bahan
relatif tahan sampai temperatur tinggi, dan kuat.

Polimer yang memiliki sifat-sifat intrinsik amat berguna pada pembuatan produk-
produk baru. Manfaat yang paling menonjol adalah berat jenis yang rendah sehingga
memudahkan instalasi dan transportasinya, dan akhirnya dapat menurunkan biaya produksi.
Selain itu, tentu saja ketahanannya pada korosi, yang amat diperlukan pada pembuatan benda
atau bangunan yang didisain agar tahan lama. Kelebihan lainnya adalah luasnya spektrum
variasi polimer dilihat dari sifat fisik dan mekanik, kemudahan untuk dibentuk, diisi, dan
diwarnai.
POLIMERISASI

I. PENGERTIAN

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi


molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa
Isobutana menghasilkan Bensin berkualitas tinggi, yaitu Isooktana.

Polimerisasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :


1. Polimerisasi Termis
Proses polimerisasi termis terdiri dari perengkahan fasa uap senyawa propana
dan butana diikuti dengan memperpanjang waktu reaksi polimerisasi pada suhu
950 1100 0F, selanjutnya diikuti dengan reaksi dekomposisi, depolimerisasi dan
sebagainya. Polimerisasi termis mengubah C4 dan gas gas kilang yang lebih
ringan menjadi produk cair hasil kondensasi.
2. Polimerisasi Katalis
Katalis yang digunakan adalah Asam Sulfat dan Asam Phosfat dalam berbagai
bentuk. Demikian juga dengan silika Alumina, Aluminium Khlorida, Boron
Trifluorida dan Bauksit aktif.
Proses polimerisasi ini dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Polimerisasi Selektif
Polimerisasi Selektif merupakan proses polimerisasi yang menggunakan
umpan hanya fraksi C4 saja (Propilene propilene) atau fraksi C3 saja
(Butilene Butilene) yang berlangsung pada suhu yang lebih rendah
dibandingkan dengan polimerisasi tak selektif.
b. Polimerisasi Tak Selektif
Polimerisasi Tek Selektif adalah suatu proses Polimerisasi yang terjadi
pada suhu dan tekanan tinggi dengan umpan berupa campuran Hidrokarbon C3
dan C4 menggunakan katalis Asam Phosfat.
Polimerisasi katalis proses UOP adalah proses Polimerisasi tak selektif
menggunakan katalis Asam Phosfat yang dijenuhkan didalam kieselguhr dan
berbentuk pelet.
Adapun jenis reaksi polimerisasi, yaitu : polimerisasi
adisi dan polimerisasi kondensasi.

1. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan tak
jenuh (ikatan rangkap dengan melakukan reaksi dengan cara membuka ikatan
rangkap (reaksi adisi) dan menghasilkan senyawa polimer dengan ikatan
jenuh.

Mekanisme reaksi :

Atau dapat dituliskan :

Contoh :

1) Pembentukan Polietena (sintesis)


Polietena merupakan plastik yang dibuat secara sintesis dari
monomer etena (C2H4) menurut reaksi adisi berikut :

2) Pembentukan Poli-isoprena (alami)

Poli-isoprena merupakan karet alam dengan monomer 2-metil-


1,3 butadiena. Reaksi yang terjadi dengan membuka salah satu ikatan
rangkap dan ikatan rangkap yang lainnya berpindah.

menurut reaksi adisi :


2. Polimerisasi Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer
yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-
kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.

Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer


bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan
baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil
biasanya air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer
harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap
ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi.

Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung


monomer bergabung dengan gugusOH dari ujung monomer yang lainnya untuk
membentuk air. Reaksi kondensasi yang digunakan untuk membuat satu jenis nilon
ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Gambar 9

Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6


diaminoheksana dan asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis
nylon. Nylon diberi nama menurut jumlah atom karbon pada setiap unit monomer.
Dalam gambar ini, ada enam atom karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini
disebut nylon 66.

Gambar 10

Pembuatan Nylon 66 di laboratorium

Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat
keras, dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada
tape audio dan tape video, dan kantong plastik.

Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi


adalah monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus OH; -
COOH; dan NH3.

Berikut Beberapa Jenis Polimer, Monomer dan Unit Ulang Penyusunnya


Poli(viniliden
klorida)
CH2=CCl2 (CH2-CCl2)n
(Saran A)
Poli(metil
metakrilat)
CH2=C(CH3)CO2CH3 [CH2-C(CH3)CO2CH3]n
(PMMA)
Poli(vinil asetat)

(PVAc) CH2=CHOCOCH3 (CH2-CHOCOCH3)n


HOCH2CH2OH dan

Poliuretan

(spandex)

II. CONTOH REAKSI

a. Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk


1. Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku
1.1 Isobutena
- Gaya tarik antar molekul lebih kecil
- Mudah menguap
- Mempunyai titik didih yang lebih rendah

1.2 Isobutana
- Rumus molekul : CH(CH3)3.
- Merupakan isomer dari butana
- Mudah menguap
- Mudah terbakar

2. Sifat Fisik dan Kimia Produk


Gasoline
- Titik didih : 40C 220C
- Daya melarutkan : Tinggi
- Daya oksidasi/penguapan : Cepat
- Masa Penggunaan : 4 kali
- Density : 0.68 gr/ml
b. Kegunaan Produk
Bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana mempunyai kegunaan sebagai berikut :
- Bahan bakar motor
Sebagai bahan bakar motor ada beberapa sifat yang diperhatikan untuk
menentukan baik atau tidaknya bensin tersebut.
- bensin hasil penyulingan dapat dipergunakan sebagai bahan pengekstrak
lemak karena tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok baik pada titik
didih, massa penggunaan, capasitas ataupun densitynya.
- Sebagai sumber energi
- Sebagai bahan bakar penerangan dan pemanasan

III. DIAGRAM ALIR


1. Diagram Alir Proses Polimerisasi Termis Proses Kellog

2. Diagram Alir Proses Polimerisasi Tak Selektif Proses UOP


Uraian proses
1. Uraian Proses Polimerisasi Termis Proses Kellog
Umpan cair (Olefin) dengan tekanan 1200 2000 psig dipompakan
kedalam dapur dan dipanaskan menjadi 975 1100 0F. Keluaran dari dapur
polimerisasi didinginkan dan di stabilisasikan didalam Quench Stabilizer,
polimer gasoline dipisahkan dengan cara fraksionasi. Gas yang keluar dari
stabilizer dikembalikan ke pemisah uap atau didalam fraksionatot untuk
dipisahkan C3 dan C4 sebagai daur ulang.
2. Uraian Proses Polimerisasi Tak Selektif Proses UOP
Umpan C3 / C4 masuk menuju tempat pencucian Soda bertujuan untuk
pemurnian umpan. Kotoran (senyawa Nitrogen asam, seperti : HCN, HOCN,
dll bila dibiarkan dalam sistem akan berubah menjadi amoniak dan kemudian
amonium posfat yang akan merusak daya rangsang katalisator (menurunkan
aktifitas katalis) dan dapat dihilangkan dengan larutan Soda, sedangkan basa,
seperti : NH3 dan amina amina dapat dihilangkan dengan mencucinya dengan
menggunakan air, Belerang dalam bentuk gas / larutan H2S maupun merkaptan)
yang terdapat didalam Umpan dipisahkan dengan larutan soda dan air karena
racun bagi katalis. Selanjutnya, umpan Hidrokarbon (campuran Propilene /
Butilene) yang sudah dibersihkan dan dipanaskan secukupnya direaksikan
dalam reaktor. Tipe reaktor UOP ada 2 tipe, yaitu : Shell and Tube Heat
Exchanger dan Chamber. Reaksi polimerisasi menggunakan reaksi isotermis
sehingga memerlukan air untuk menyerap panas yang terjadi dan berfungsi
untuk mengatur suhu reaktor yang dikendalikan oleh tekanan steam drum. Suhu
dalam reaktor 430 0F, tekanan operasi 1000 1100 psig, kadar Olefin didalam
umpan 35 45 % dan kecepatan aliran Olefin pada permukaan katalis (space
velocity) dirancang0,28 galon umpan/jam per lb katalis.

Dari hasil reaksi campuran keluar dari dasar reaktor didinginkan dan
tekanannya diturunkan menjadi 300 psig sebelum masuk ke tahap
pemisahannya. Campuran hasil reaksi pertama kali di masukkan kedalam
menara depropanizer untuk memisahkan propana dan gas gas lain yang lebih
ringan. Sedangkan senyawa yang lebih berat dari propana akan keluar dari dasar
menara dan selanjutnya dikirim menuju menara Butanizer untuk memisahkan
fraksi butana yang lebih ringan. Fraksi yang lebih berat dari butana adalah
polimer gasolin dengan RVP 8 psi dan FPB 400 420 0F.

IV. APLIKASI

Sebenarnya penggunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari sering kali


dilakukan oleh hampir semua orang, namun hanya saja kita sendiri yang kurang
memperhatikan seolah penggunaan polimer jarang kita alami. Berikut ini adalah
contoh penggunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari yang hampir semua
orang pernah mengalaminya.

Penggunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi bagian


hidup kita dan jarang kita perhatikan. Beberapa polimer tersebut adalah :

1. Polietilena

Kita lebih sering menyebutnya dengan plastik. Polimer ini dibentuk


dari reaksi adisi monomer-monomer etilena. Ada dua macam polietilena, yaitu
yang memiliki densitas (kerapatan) rendah dan polietilena yang memiliki
densitas tinggi. Perbedaan dari kedua polimer ini adalah cara pembuatannya
dan agak berbeda sifat fisikanya.

Secara umum sifat polietilena adalah sebagai zat yang tidak berbau,
tidak berwarna dan tidak beracun. Untuk polietilen dengan densitas rendah
biasanya dipergunakan untuk lembaran tipis pembungkus makanan, kantung-
kantung plastik, jas hujan.

Sedangkan untuk polietilen yang memiliki densitas tinggi, polimernya


lebih keras, namun masih mudah untuk dibentuk sehingga banyak dipakai
sebagai alat dapur misal ember, panci, juga untuk pelapis kawat dan kabel.

2. Polipropilena

Polimer ini mirip dengan polietilen, Monomer pembentuknya adalah


propilena (CH3-CH = CH2), berbeda dalam jumlah atom C dengan etilen.

Polipropilena lebih kuat dan lebih tahan dari polietilena, sehingga banyak
dipakai untuk membuat karung, tali dan sebagainya. Karena lebih kuat, botol-
botol dari polipropilena dapat dibuat lebih tipis dari pada polietilena. Botol
minuman adalah salah satu contoh polimer propilena yang banyak dipergunakan.
3. Teflon

Nama Teflon merupakan nama dagang, nama ilmiahnya adalah


politetrafluoroetilena dan disingkat dengan PTFE. Polimer dihasilkan dari proses
polimerisasi adisi senyawa turunan etilen yaitu tetrafluoroetilena (CF2 = CF2).
Teflon sangat tahan terhadap bahan kimia, panas dan sangat licin.

Penggunaan teflon sebagai pelapis barang yang tahan panas seperti tangki
di pabrik kimia, pelapis panci dan kuali anti lengket di dapur serta pelapis dasar
seterika.

4. Polivinil klorida (PVC)

Polimer ini merupakan polimer yang dibentuk oleh monomer kloro etilen
(CH2=CHCl). Polimer ini memiliki sifat yang lebih kuat dibandingkan dengan
etilen, tahan panas atau tidak mudah terbakar.

Berdasarkan sifat inilah maka, polivinil klorida banyak dipergunakan


untuk untuk membuat pipa, selang keras, lapisan lantai, piringan hitam, dan lain-
lain.

5. Bakelit

Polimer bakelit merupakan plastik termoseting, polimer ini dihasilkan dari


suatu kopolimer kondensasi antara metanal dan fenol. Bakelit sudah banyak
dibahas pada plastik termoseting. Polimer ini banyak digunakan untuk peralatan
listrik, sebagai kotak isolator, dan dudukan lampu.

6. Polimer Akrilat

Ada dua jenis polimer Akrilat yang banyak dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu polimetil metakrilat dan serat akrilat atau orlon.
Polmetilmetakrilat (PMMA) merupakan senyawa homopolimer yang
dibentuk dari reaksi polimerisasi adisi senyawa metil metakrilat. Senyawa ini juga
dikenal dengan nama dagang flexiglass (gelas yang fleksibel). PMMA berupa
plastik bening, keras dan kuat, namun ringan dan fleksibel. Pemanfaatannya
sebagai bahan pencampur gelas dan pencampur logam, dan yang paling mudah
kita amati adalah digunakan untuk lampu belakang mobil ataupun kaca jendela
pesawat terbang.

Polimerisasi dari asam akrilat (asam 2-propenoat) atau turunannya


menghasilkan serat akrilat seperti orlon, serat ini menyrupai wol, sehingga
dipergunakan untuk jamper, kaos kaki, karpet dan lain-lain. Serat sutra didapat
dari ulat sutra sebagai bahan yang mengkilat dan halus serta lembut. Polimer
sintetik dari sutra adalah serat sintetik nylon 66 dan nylon 6, walapun hasilnya
tidak sebaik sutra namun sudah mendekati.

Polimer ini merupakan poliimida, cocok untuk tekstil halus , misalnya


untuk pakaian dan pakaian dalam.

7. Poliester

Poliester merupakan polimer yang disusun oleh monomer ester.


Penggunaan dari polimer ini adalah pengganti bahan pakaian yang berasal dari
kapas.

Produk yang dikenal adalah Dacron dan tetoron nama dagang sebagai serat
tekstil. Polimer ini juga dapat dikembangkan lagi dan dipergunakan sebagai pita
perekam magnetic dengan nama dagang mylar.

8. Karet sintetik

Keterbatasan sumber daya karet dan sifatnya yang perlu ditingkatkan maka
diteliti dan didapatkan karet sintetik. Karet sintetik merupakan kopolimer yang
terbentuk dari dua monomer yaitu stirena dan 1,3 butadiena disingkat dengan
SBR.

Rantai polimer senyawa ini dapat berikatan membentuk ikatan silang


dengan atom belerang (sulfide) melalui proses vulkanisasi, sehingga karet sintetik
memiliki sifat keras dan kuat. Cocok untuk ban mobil
V. DAFTAR PUSTAKA

Rosawinda, Tyas. 2011. Teknik Polimerisasi. Lampung. Universitas Lampung

Yuliani, Galuh. MODUL 1 Gambaran Umum Tentang Polimer

http://www.sridianti.com/contoh-penerapan-polimer.html

http://teknikimiaku.blogspot.co.id/2013/04/polimer.html?m=1

http://zefdes.blogspot.co.id/2014/12/alkilasi-isomerisasi-dan-
polimerisasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai