Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN FLUIDA STATIS

PADA REM HIDROLIK

Dosen Pembimbing:
Rianita Puspasari, ST.

Disusun oleh:
Rifqi Shufrony

NPM:
1510631140120

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2015
ABSTRAK ABSTRACT
Fluida diartikan sebagai suatu zat Fluid is defined as a substance that
yang dapat mengalir. Istilah fluida can flow. The term fluid includes
mencakup zat cair dan gas karena zat liquid and gas as liquids such as water
cair seperti air atau zat gas seperti or gas substance such as air can flow
udara dapat mengalir. Zat padat . Solids such as stone and metal can
seperti batu dan besi tidak dapat not flow so it can not be classified in
mengalir sehingga tidak bisa a fluid . Water , lubricating oil , and
digolongkan dalam fluida. Air, milk is a liquid sample. All liquids
minyak pelumas, dan susu that can be grouped into the fluid
merupakan contoh zat cair. Semua zat because it is able to flow from one
cair itu dapat dikelompokan ke dalam place to another . In addition to liquid
fluida karena sifatnya yang dapat , gaseous substance also includes
mengalir dari satu tempat ke tempat fluid . Substance gas can also flow
yang lain. Selain zat cair, zat gas juga from one place to another place .
termasuk fluida. Zat gas juga dapat Gusts of wind is an example of the air
mengalir dari satu satu tempat ke that moves from one place to another
tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat
lain.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Penerapan Fluida
Statis pada Rem Hidrolik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Fisika
Dasar I.

Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penulis menyampaikan ucapan


terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Makalah ini,
terutama kepada yang terhormat :

1. Rianita Puspasari, ST. Selaku dosen Fisika Dasar I

2. Rekan-rekan program studi Teknik Industri angkatan 2015

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, yang
telah memberikan bantuan moral dan materil dalam proses penyelesaian makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas segala bantuan
yang telah diberikan. Serta penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Karawang, 4 Januari 2016

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penilitian .................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Fluida Statis ......................................................................... 4
2.2 Sifat-Sifat Fluida ..................................................................................... 5
2.3 Tekanan Hidrostatis ............................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Prinsip-Prinsip Fluida Statis dan Aplikasinya .......................................... 12
3.2 Prinsip Kerja Rem Hidrolik ...................................................................... 17

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 21
4.2 Saran ....................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iii

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata Latin yang
berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika.
Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik, dan
magnet. Semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
fisika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara materi dan energi (Kanginan,
2007).

Perubahan global berlangsung cukup cepat menempatkan fisika sebagai salah satu
ilmu pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi terutama teknologi
manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern seperti teknologi informasi,
elektronika, komunikasi, dan teknologi transportasi memerlukan penguasaan fisika yang
cukup mendalam.

Salah satu visi pendidikan sains adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang
handal dalam sains dan teknologi serta memahami lingkungan sekitar melalui
pengembangan keterampilan berpikir, penguasaan konsep esensial, dan kegiatan
teknologi. Kompetensi rumpun sains salah satunya adalah mengarahkan sumber daya
manusia untuk mampu menerjemahkan perilaku alam (Azizah & Rokhim, 2007).

Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida. Fluida
diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas
karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu
atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air
merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak
pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain (Lohat, 2008).

Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan
hidraustatis. Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan
konsep tekanan hidraustatis, salah satunya adalah hukum Pascal. Hukum Pascal diambil

1
dari nama penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang berasal
dari Perancis(Kanginan, 2007).

Hukum-hukum fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan


manusia dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum Pascal. Namun,
belum banyak masyarakat yang mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu, diperlukan
studi yang lebih mendalam mengenai hukum Pascal dan penerapannya dalam
kehidupan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan fluida?

2. Apa yang dimaksud dengan Fluida statis?

3. Apa saja prinsip-prinsip fluida statis dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari?

4. Apa yang dimaksud dengan fluida dinamis?

5. Apa saja prinsip-prinsip dalam fluida dinamis dan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1. Mengetahui pengertian fluida.


2. Mengetahui pengertian fluida statis.
3. Mengetahui prinsip-prinsip fluida statis beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui pengertian fluida dinamis.
5. Mengetahui prinsip-prinsip dalam fluida dinamis beserta aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari.

2
D. MANFAAT

Manfaat yang bisa diambil dari penulisan makalah ini adalah :

1. Manfaat bagi mahasiswa

a. Sebagai sarana edukasi dan media sosialisasi untuk mengetahui lebih jelas mengenai
aplikasi fluida dalam kehidupan sehari-hari.
b. Sebagai landasan dan pedoman solusi dalam dalam mengerjakan soal-soal ulangan
maupun test yang berhungan pelajaran Fisika khususnya pada Bab Dinamika Fluida.
c. Sebagai barometer dalam meningkatkan aplikasi displin ilmu siswa dalam mengatasi
permasalahan yang berkaitan dengan aplikasi prinsip-prinsip fluida dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Sebagai input bagi siswa yang sekiranya sebagai sarana penambah ilmu pengetahuan
sekaligus dalam upaya pembelajaran tentang Dinamika Fluida dalam kaitannya dengan
pemanfaatan prinsip-prinsip dasar fluida dalam kehidupan sehari-hari.
e. Sebagai media pengembang kreativitas bagi para siswa.

2. Manfaat bagi dosen

Sebagai input bagi pengajar untuk memantau perkembangan pembelajaran anak didiknya
dalam usaha mengenal dan memahami mata pelajaran fisika khususnya pada Bab
Dinamika Fluida dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Fluida Statis

Sebelumnya kita harus mengetahui apa itu fluida. Fluida adalah zat yang dapat
mengalir. Kata Fluida mencakup zat cair, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir,
sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam
fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu
dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat
ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat
mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara
yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya.
Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya.
Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang
diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat
meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan
antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut
bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai
gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air
tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang
memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan
sampai dasar sungai.

4
2.2. Sifat- Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan
bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang
tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada
kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang
berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran
kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume.
Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuanvolume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah
benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume
yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
ρ = m/V
dengan:
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabelberikut.

5
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

Massa Jenis Nama Massa Jenis


Bahan
(g/cm3) Bahan (g/cm3)

Air 1,00 Gliserin 1,26

Aluminium 2,7 Kuningan 8,6

Baja 7,8 Perak 10,5

Benzena 0,9 Platina 21,4

Besi 7,8 Raksa 13,6

Emas 19,3 Tembaga 8,9

Timah
Es 0,92 11,3
Hitam

Etil
0,81 Udara 0,0012
Alkohol

2. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair
dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul
lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul
cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila
molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah
permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau
silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya
ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di
permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan
perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum
disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan
adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

6
3. Kapilaritas
Untuk membahas kapilaritas, perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil
(pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita
dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita
mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam
tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala
inilah yang disebut dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala
kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair
yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding
kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa
yang berbentuk cembung disebut meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya
tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang
satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya
ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik
karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya,
pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi
antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding
kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga
dinding rumah lembab.

7
4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang
"tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkanmadu yang "tebal", memiliki
viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida,
semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan
internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran
dari pergeseranfluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh
karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan
tegangan disebut fluide ideal.
2.3. Tekanan Hidrostatis
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan
dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan
sebagai berikut.
p= F/ A
dengan:
F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan
luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas
bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang
besar. Dapatkah Anda memberikan beberapa contoh penerapan konsep tekanan dalam
kehidupan sehari-hari?
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air.
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang
dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di
atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut
konsep tekanan, besarnya pdapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F)
dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A

8
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan
gravitasi Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan
bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di
dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= ρ(Ah) g / A = ρ h g

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai


berikut.

ph = ρ gh

dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan
hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh
gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan
udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi
sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat
cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh
karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman bertambah.
Contoh menghitung tekanan hidrostatis
Tabung setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada
dasar tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi:
a. air,
b. raksa, dan

9
c. gliserin.
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya : a. Ph air
b. Ph raksa
c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air:
Ph = ρ gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2

b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:


Ph = ρ gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2
c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2

Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-
alat pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai
berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana.
Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan
sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan
dengan tekanan atmosfir (p0).
b. Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang
ahli Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan
udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang
tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan
kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul
“A Unit of Measurement, The Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan
hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya
adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau

10
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
c. Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa
silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil
ban, tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas.
Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder
yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan
nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PRINSIP-PRINSIP FLUIDA STATIS DAN APLIKASINYA DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Evangelista Torricelli (1608-1647), membuat suatu metode alias cara untuk


mengukur tekanan atmosfir pada tahun 1643 menggunakan barometer air raksa hasil
karyanya. Barometer tersebut berupa tabung kaca yang panjang, di mana dalam tabung
tersebut diisi air raksa. Nah, tabung kaca yang berisi air raksa tersebut dibalik dalam
sebuah piring yang juga telah diisi air raksa.

Ketika tabung kaca yang berisi air raksa dibalik maka pada bagian ujung bawah
tabung (pada gambar terletak di bagian atas) tidak terisi air raksa, isinya cuma uap air
raksa yang tekanannya sangat kecil sehingga diabaikan (p2 = 0). Pada permukaan air
raksa yang berada di dalam piring terdapat tekanan atmosfir yang arahnya ke bawah
(atmosfir menekan air raksa yang berada di piring). Tekanan atmosfir tersebut
menyanggah kolom air raksa yang berada dalam pipa kaca. Pada gambar, tekanan
atmosfir dilambangkan dengan P0. Besarnya tekanan atmosfir dapat dihitung
menggunakan persamaan :

P0 = = (13,6 x 103 kgm-3)(9,8 ms-2)(0,76 m) = 1,013 x 105 Nm-2

12
Pengkuran di atas menggunakan prinsip yang telah ditunjukan oleh percobaan
torricelli di atas. Tinggi kolom air raksa yang digunakan adalah 76 cm (tekanan atmosfir hanya
dapat menahan kolom air raksa yang tingginya hanya mencapai 76,0 cm), di mana suhu air
raksa yang digunakan tepat 0oC dan besarnya percepatan gravitasi 9,8 ms-2. Massa jenis air
raksa pada kondisi ini adalah 13,6 x 103 kgm3.Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata tekanan
atmosfir pada permukaan laut adalah 1,013 x 105 Nm-2.

Besarnya tekanan atmosfir pada permukaan laut ini digunakan untuk


mendefinisikan satuan tekanan lain, yakni atm (atmosfir). Jadi 1 atm = 1,013 x 105 N/m2
= 101,3 kPa (kPa = kilo pascal). Satuan tekanan lain adalah bar (sering digunakan pada
meteorologi). 1 bar = 1,00 x 105 Nm-2 = 100 kPa.

Alat pengukur tekanan

Terdapat banyak alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, di antaranya adalah
manometer tabung terbuka.

Pada manometer tabung terbuka, di mana tabung berbentuk U, sebagian tabung


diisi dengan zat cair (air raksa atau air). Tekanan yang terukur dihubungkan dengan
perbedaan dua ketinggian zat cair yang dimasukan ke dalam tabung. Besar tekanan
dihitung menggunakan persamaan :

P = pa + gh

Dengan :

13
P = tekanan dalam tabung (dalam ruangan)

Pa = tekanan atmosfer

pgh = tekanan hidrostatis

Selain manometer, terdapat juga pengukur lain yakni barometer aneroid, baik mekanis
maupun elektrik, termasuk alat pengukur tekanan ban dkk. Alat yang digunakan oleh
paman torricelli untuk mengukur tekanan atmosfir disebut juga barometer air raksa, di
mana tabung kaca diisi penuh dengan air raksa kemudian dibalik ke dalam piring yang
juga berisi air raksa.

Tekanan Terukur, Tekanan gauge dan Tekanan absolut

Tekanan absolut = tekanan atmosfir + tekanan terukur. Jadi untuk mendapatkan


tekanan absolut, kita menambahkan tekanan terukur dengan tekanan atmosfir. Dengan
kata lain, tekanan absolut = tekanan total. Secara matematis bisa ditulis :

p = pa + p ukur

misalnya jika tekanan ban yang kita ukur = 100 kPa, maka tekanan absolut adalah :

p = pa + pukur

p = 101 kPa + 100 kPa (pa = tekanan atmosfer = 1 atm = 101,3 kPa = 101 kPa)

p = 201 kPa

Besarnya tekanan absolut = 201 kPa.

Ada satu lagi istilah, yakni tekanan gauge alias tekanan tolok. Tekanan gauge
merupakan kelebihan tekanan di atas tekanan atmosfir. Misalnya kita tinjau tekanan ban
sepeda motor. Ketika ban sepeda motor kempes, tekanan dalam ban = tekanan atmosfir
(Tekanan atmosfir = 1,01 x 105 Pa = 101 kPa). Jika anda ingin mengunakan ban tersebut
sehingga sepeda motor yang “ditunggangi” bisa kebut-kebutan di jalan, maka anda harus
mengisi ban tersebut dengan udara. Ketika ban diisi udara, tekanan ban pasti bertambah.
Nah, ketika tekanan ban menjadi lebih besar dari 101 kPa, maka kelebihan tekanan
tersebut disebut juga tekanan gauge.

14
2. Hukum Pascal

a. Pengertian Hukum Pascal

Bila ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada
dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya. Semakin
ke bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati
permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair tersebut. Besarnya tekanan
sebanding dengan pgh (p = massa jenis, g = percepatan gravitasi dan h =
ketinggian/kedalaman) (Lohat, 2008).

Setiap titik pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan yang sama.Hal ini
berlaku untuk semua zat cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk
wadah tersebut. Apabila ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan
permukaan zat cair tersebut, pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di segala
arah. Jadi, jika diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat jatah tekanan yang
sama (Lohat, 2008).

Jika seseorang memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki banyak
lubang maka air akan memancar dari setiap lubang dengan sama kuat. Blaise Pascal
(1623-1662) menyimpulkannya dalam hukum Pascal yang berbunyi, “tekanan yang
diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”
(Kanginan, 2007).

Blaise Pascal (1623-1662) adalah fisikawan Prancis yang lahir di Clermount pada
19 Juli 1623. Pada usia 18 tahun, ia menciptakan kalkulator digital pertama di dunia. Ia
menghabiskan waktunya dengan bermain dan melakukan eksperimen terus-menerus
selama pengobatan kanker yang dideritanya. Ia menemukan teori hukum Pascal dengan
eksperimenya bermain-main dengan air (Kanginan, 2007).

b. Prinsip dan Persamaan Hukum Pascal

Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah penghisap yang dapat bergerak
maka tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya ditentukan oleh berat fluida di atas
permukaan air tetapi juga oleh gaya yang dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah
gambar fluida yang dilengkapi oleh dua penghisap dengan luas penampang berbeda.
Penghisap pertama memiliki luas penampang yang kecil (diameter kecil) dan penghisap
yang kedua memiliki luas penampang yang besar (diameter besar) (Kanginan, 2007).

15
Gambar 1 : Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas Permukaan Berbeda

Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah, maka tekanan yang masuk pada
penghisap pertama sama dengan tekanan pada penghisap kedua (Kanginan, 2007).

Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.

P=F:A

sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut.

P1 = P2

F1 : A1 = F2 : A2

dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A = luas permukaan penampang


(m2).

Ada berbagai macam satuan tekanan. Satuan SI untuk tekanan adalah newton per
meter persegi (N/m2) yang dinamakan pascal (Pa). Satu pascal sama dengan satu newton
per meter persegi. Dalam sistem satuan Amerika sehari-hari, tekanan biasanya diberikan
dalam satuan pound per inci persegi (lb/in2). Satuan tekanan lain yang biasa digunakan
adalah atmosfer (atm) yang mendekati tekanan udara pada ketinggian laut. Satu atmosfer
didefisinikan sebagai 101,325 kilopascal yang hampir sama dengan 14,70 lb/in2. Selain
itu, masih ada beberapa satuan lain diantaranya cmHg, mmHg, dan milibar (mb).

1 mb = 0.01 bar

1 bar = 105 Pa

1 atm = 76 cm Hg = 1,01 x 105 Pa= 0,01 bar

1 atm = 101,325 kPa = 14,70 lb/in2

16
Untuk menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu barometer (alat pengukur
tekanan), ditetapkan satuan dalam torr, dimana 1 torr = 1 mmHg (Tipler, 1998).

c. Aplikasi Hukum Pascal

Hidraulika adalah ilmu yang mempelajari berbagai gerak dan keseimbangan zat
cair. Hidraulika merupakan sebuah ilmu yang mengkaji arus zat cair melalui pipa-pipa
dan pembuluh–pembuluh yang tertutup maupun yang terbuka. Kata hidraulika berasal
dari bahasa Yunani yang berarti air. Dalam teknik, hidraulika berarti pergerakan-
pergerakan, pengaturan-pengaturan, dan pengendalian-pengendalian berbagai gaya dan
gerakan dengan bantuan tekanan suatu zat cair (Krist, 1980).

Semua instalasi hidraulika pada sistem fluida statis (tertutup) bekerja dengan prinsip
hidraustatis. Dua hukum terpenting yang berhubungan dengan hidraustatistika adalah :

1. Dalam sebuah ruang tertutup (sebuah bejana atau reservoir), tekanan yang dikenakan
terhadap zat cair akan merambat secara merata ke semua arah,
2. Besarnya tekanan dalam zat cair (air atau minyak) adalah sama dengan gaya (F) dibagi
oleh besarnya bidang tekan (A) (Krist, 1980).

Dari hukum Pascal diketahui bahwa dengan memberikan gaya yang kecil pada
penghisap dengan luas penampang kecil dapat menghasilkan gaya yang besar pada
penghisap dengan luas penampang yang besar (Kanginan, 2007). Prinsip inilah yang
dimanfaatkan pada peralatan teknik yang banyak dimanfaatkan manusia dalam
kehidupan misalnya dongkrak hidraulik, pompa hidraulik, dan rem hidraulik (Azizah &
Rokhim, 2007).

3.2 Prinsip Kerja Rem Hidraulik

Dasar kerja pengereman adalah pemanfaatan gaya gesek dan hukum Pascal.
Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek ini sehingga kendaraan dapat
berhenti (Triyanto, 2009). Rem hidraulik paling banyak digunakan pada mobil-mobil
penumpang dan truk ringan. Rem hidraulik memakai prinsip hukum Pascal dengan
tekanan pada piston kecil akan diteruskan pada piston besar yang menahan gerak cakram.
Cairan dalam piston bisa diganti apa saja. Pada rem hidraulik biasa dipakai minyak rem
karena dengan minyak bisa sekaligus berfungsi melumasi piston sehingga tidak macet
(segera kembali ke posisi semula jika rem dilepaskan). Bila dipakai air, dikhawatirkan
akan terjadi perkaratan (Anonim, 2009b).

17
Gambar 2: System rem hidrolik pada mobil

Bagian-bagian utama tersebut antara lain;

 Brake Pedal,
 Brake Booster,
 Master Cylinder,
 Brake Lines,
 Disc Brake Assemblies, dan
 Drum Brake Assemblies. Selain itu, kita juga melihat adanya sebuah system pengereman
mekanikal, yaitu Emergency atau Parking Brake.

Gambar 3: Sistem kerja hidrolik pada sebuah sistem pengungkit.

18
Prinsip kerja dari system rem hidrolik pada mobil.

Prinsip kerja rem hidrolik didasarkan oleh hukum pascal, yang mana
memungkinkan kita bisa memberikan gaya yang kecil untuk dapat mengangkat gaya atau
beban yang jauh lebih besar, tentu dengan perbandingan luas penampangnya.

Gambar 4: Prinsip kerja rem hidrolik pada mobil.

Gaya kaki dari sopir saat menginjak brake pedal diteruskan oleh fluida
melalui master cylinder, kemudian diteruskan ke manifold yang biasanya sekaligus
berfungsi sebagai proportional valve ke tiap-tiap roda.
Pada roda yang menggunakan disc brake assembly, diteruskan ke caliperuntuk
mendorong piston, sedangkan jika roda menggunakan drum brake assembly, diteruskan
ke wheel cylinder untuk mendorong pistonnya juga.

Piston pada disc brake assembly akan menekan brake pads atau material
frictions (kampas) sehingga putaran Brake disc (cakram) dapat ditahan karena adanya
cengkraman tersebut. Cengkraman ini menghasilkan gesekan dan panas pada material.

19
Gambar 5 (A)-Proses pengereman pada disc brake assembly, dan
(B)-Proses pengereman pada drum brake assembly.

Sedangkan pada drum brake assembly, piston dalam wheel cylinder akan
menekan brake shoes (sepatu rem), dalam hal ini adalah material frictions,sehingga
mengenai lining surface pada bagian dalam brake drum dan kemudian putaran roda
dapat dikurangi dengan adanya gaya gesekan yang terjadi. Dengan demikian, kecepatan
laju kendaraan dapat dikurangi.

20
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah Aplikasi Fluida dalam
Kehidupan Sehari-hari adalah sebagai berikut.
1. Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair
dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.
2. Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau berada dalam keadaan
setimbang.
3. Penerapan prinsip fluida statis dalam kehidupan sehari-hari meliputi prinsip kerja
dongkrak dan rem hidrolik yang mana mengikuti prinsip Hukum Pascal.
4. Dalam fluida dinamis, kita menganalisis fluida ketika fluida tersebut bergerak.
5. Adapun aplikasi fluida dinamis meliputi gaya angkat pesawat terbang, prinsip kerja
karburator motor atau mobil, prinsip kerja penyemprot nyamuk, tabung pitot, tabung
venturi, dan kebocoran dinding tangki yang mengikuti prinsip kerja azas atau Teorema
Torricelli

B. SARAN
Penulis mengharapkan saran, terutama dari guru pembimbing terhadap kemajuan
makalah yang dibuat selanjutnya agar menjadi lebih baik.

21

Anda mungkin juga menyukai