Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui cara menghitung massa benda padat yang teratur dengabenda padat tern
naraca
2. Mengetahui cara mengukur besaran panjang suatu benda padat yang teratur dengan
jangka sorong/ Mikrometer Skrup.
3. Mengetahui cara menghitung volume benda padat teratur
4. Mengetahui cara menentukan massa jenis benda padat teratur

B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Massa Jenis
Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
volumenya.

2. Satuan
Satuan SI (massa jenis ) adalah kilogram per meter kubik (kg/mᶾ). Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan
satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama. Rumus massa jenis dapat ditentukan :
m
ρ=
V
Dimana :
ρ : massa jenis (kg/m3)
m : massa (kg)
V : volume (m3)
Satuan massa jenis dalam ʹCGS (centi-gram-sekon) adalah gram per sentimeter
kubik (g/cm3), dimana :
1 g/cm3 = 1000 kg/m3
1
Walaupun zat itu beraneka ragam tetapi mempunyai beberapa sifat yang sama,
yaitu setiap zat menempati ruang dan mempunyai massa.
Untuk zat padat dan zat cair mudah dibuktikan menempati ruang dan
mempunyai massa. Untuk zat gas juga menempati ruang dan memiliki massa maka
dapat disimpulkan bahwa :
Apabila kita ukur ternyata massa nya berbeda. Maka kita katakan kerapatan
benda itu berbeda. Pada umumnya setiap zat yang berbeda jenisnya maka
kerapatannya juga berbeda. Kerapatan zat itulah yang disebut massa jenis. Massa
jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume suatu benda.
Volume zat padat dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu pengukuran
langsung (dengan menggunakan gelas ukur) dan pengukuran secara tidak langsung
(secara mekanik) dalam praktikum ini kita menggunakan cara mekanik:
a. Pengukuran secara tidak langsung (secara mekanik)

Pengukuran secara mekanik digunakan untuk mengukur volume zat padat yang
teratur bentuknya (kontinue) dapat dilakukan dengan mengukur pengubah
(variabel) yang membangunnya.

 Volume balok
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang, lebar,
dan tinggi dari balok itu sehingga :
V balok = p × l × t
Keterangan :
p = panjang ( centimeter )
l = lebar ( centimeter )
t = tinggi ( centimeter )

2
C. ALAT DAN BAHAN
1. Jangka sorong
Jangka Sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser.
Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan
skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier.

2. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup
terkalibrasi dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10 -5 m). Alat ini ditemukan
pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang
lebih presisi dari jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur
jarak sudut antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari
teleskop.

Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk
menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari
Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.

3
3. Neraca Ohaus
Neraca ohaus pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Ohaus seorang ilmuwan
asal New Jersey, Amerika Serikat pada tahun 1912. Neraca ohaus merupakan salah
satu alat ukur besaran fisika yaitu massa. Neraca ohaus digunakan untuk menimbang
massa suatu benda dalam praktik laboratorium. Neraca ini sering digunakan dalam
pengukuran laboratorium karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi yaitu
mencapai 0,01 gram.
Neraca ohaus ada tiga macam, yaitu neraca 2 (dua) lengan, neraca 3 (tiga)
lengan, dan neraca 4 (empat) lengan. Pengukuran massa di laboratorium biasanya
menggunakan neraca ohaus yang memiliki 3 lengan atau 4 lengan. Neraca tiga
lengan umumnya memiliki kapasitas 610 gram dengan ketelitian 0,1 gram. Setiap
lengan pada neraca memiliki skala dengan beban geser (anting) sebagai kilogram
standar.
Lengan pertama (depan) memuat angka satuan dan sepersepuluhan yaitu 0 – 10
gram. Lengan kedua (tengah) memuat angka ratusan yaitu 0 – 500 gram. Dan lengan
ketiga (belakang) memuat angka puluhan yaitu 0 – 100 gram dengan skala terkecil
0,1 gram. Khusus dalam artikel ini akan dibahas penggunaan dan cara membaca
skala hasil pengukuran massa dengan neraca ohaus tiga lengan.

4. Kubus besi, kubus temabga, kubus alumunium, kubus kuningan.

4
D. PROSEDUR KERJA
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Meyetarakan terlebih dahulu neraca dan Jangka Sorong/Mikrmeter Skrup agar
setimbang,
3. Menimbang kubus tembaga, kubus alumunium, kubus besi, kubus kuningan, silinder
dan kelereng dan melakukan pengulangan sebanyak 5 kali pengulangan,
4. Mengukur panjang ketiga sisi kubus tembaga, kubus alumunium, kubus besi dan
kubus kuningan dengan Jangka Sorong/Mikrometer Skrup dan melakukan
pengulangan sebanyak 5 kali pengulangan.
5. Mengukur tinggi dan diameter silinder dengan Jangka Sorong/Mikrometer Skrup.
6. Mengukur diameter kelereng dengan Jangka Sorong/Mikrometer Skrup dan
melakukan pengulangan sebanyak 5 kali pengulangan.
7. Memasukkan semua data – data hasil pengukuran ke dalam Tabel Hasil Pengukuran

5
BAB II
DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENGAMATAN

A. TABEL HASIL PENGUKURAN


1. Kubus Tembaga

Sisi Ke-1 Sisi Ke-2 Sisi Ke-3


No. Massa ( gr ) Ket.
( cm ) ( cm ) ( cm )

1. 33,3 2,08 2,07 2,01

2. 33,3 2,04 2,08 2,09

3. 33,3 2,07 2,06 2,05

4. 33,3 2,09 2,04 2,06

5. 33,3 2,06 2,05 2,04

2. Kubus Alumunium

Sisi Ke-1 Sisi Ke-2 Sisi Ke-3


No. Massa ( gr ) Ket.
( cm ) ( cm ) ( cm )

1. 23,29 2,01 2,01 2,02

2. 23,29 2,02 2,01 2,09

3. 23,29 2,01 2,01 2,01

4. 23,29 2,01 2,03 2,04

5. 23,29 2,04 2,01 2,09

3. Kubus Besi

Sisi Ke-1 Sisi Ke-2 Sisi Ke-3


No. Massa ( gr ) Ket.
( cm ) ( cm ) ( cm )

1. 33,35 2,04 2,02 2,01

2. 33,35 2,01 2,04 2,03

3. 33,35 2,02 2,01 2,00

4. 33,35 2,03 2,05 2,00

5. 33,35 2,00 2,01 2,05

6
4. Kubus Kuningan

Sisi Ke-1 Sisi Ke-2 Sisi Ke-3


No. Massa ( gr ) Ket.
( cm ) ( cm ) ( cm )

1. 32,31 2,02 2,03 2,02

2. 32,31 2,01 2,01 2,02

3. 32,31 2,03 2,02 2,01

4. 32,31 2,01 2,02 2,02

5. 32,31 2,02 2,02 2,01

7
BAB III

ANALISIS, RALAT DAN TUGAS

1. ANALISIS
1) Menghitung massa benda padat yang teratur dengan neraca.

Untuk menghitung massa benda padat yang teratur menggunakan neraca yang
pertama kita harus menyiapkan neraca yang akan kita gunakan. Ambil saja contoh kita
menggunakan Neraca Ohaus dengan mengambil sampel kubus tembaga.

Berikut langkahnya :

a. Menyiapkan neraca. Memastikan cawan beban atau


tempat untuk meletakkan benda yang akan diukur
massanya bersih dan kering.
b. Atur di angka Nol skala pada neraca. Memindahkan
semua beban ke posisi nol, kemudian putar
pengunci di ujung kiri di bawah cawan bebannya.
Neraca akan bergerak. Teruskan memutar ke salah
satu arah hingga garis penunjuk di kanan lengan
menunjukkan tanda 0 di sisi kanan.
c. Meletakkan bendanya di cawan beban kita
menggunakan kubus tembaga. Hati-hati agar tidak
mempengaruhi massa benda dengan tangan atau
benda lain.
d. Memindahkan kedua garis putih di kanan sejajar.
Cara paling efisien untuk melakukannya adalah
dengan memperkirakan besar massanya, dan
kemudian memindahkan beban terbesar ke nilai
yang agak sedikit lebih kecil dari massamu.
Memindahkan beban hingga penunjuknya berada sedikit di bawah 0.
Kemudian, perlahan mengeser beban-beban yang
lebih kecil untuk mencari massa yang sebenarnya.
e. Baca massanya. Tambahkan pengukuran masing-
masing beban. Totalnya adalah massa benda.
8
2) Mengukur besaran panjang suatu benda padat yang teratur dengan Jangka
Sorong/ Mikrometer Sekrup
Mengukur besaran panjang suatu benda padat teratur banyak sekali metodenya
salah satunya kali ini kita mengambil contoh jangka sorong.
a. Geser salah satu rahang
untuk menjepit benda yang
hendak diukur. Jangka
sorong memiliki dua jenis
rahang. Rahang yang lebih
besar menjepit sekeliling
benda, untuk mengukur bentangan/ketebalannya. Rahang yang lebih kecil
ditempatkan ke dalam bukaan/lubang benda, kemudian dapat ditekan untuk
mengukur diameter bagian dalam (lubang) dari benda tersebut bila terdapat
lubang. Menyesuaikan pasangan rahang tersebut dengan cara menggeser
skala yang lebih kecil (skala geser/vernier/nonius). Setelah itu dapatkan
salah satu rahang pada posisinya, mengencangkan sekrup pengunci jika
ada.
b. Membaca skala utama yang
berimpit dengan angka nol
pada skala geser. Pada
prinsipnya, skala utama
pada jangka sorong
menunjukkan angka bulat
ditambah angka desimal (persepuluhan) yang pertama.[2] Bacalah
pengukuran angka nol pada skala geser vernier sebagaimana Anda
membaca penggaris biasa.
Sebagai contoh, jika nol (0) pada skala geser segaris dengan angka 2 inci,
hasil pengukuran Anda adalah 2 inci. Jika angka tersebut berimpit
melewati angka 2 inci lebih enam persepuluh (6/10), hasil pengukuran
Anda adalah 2,6 inci.
Jika hasilnya di antara dua garis, cukup gunakan nilai yang lebih kecil.
Jangan berusaha untuk memperkirakan nilai antara kedua garis tersebut.

9
c. Bacalah skala vernier.
Carilah garis pertama pada
skala vernier yang berimpit
secara sempurna dengan garis
mana pun pada skala utama.
Garis tersebut menunjukkan
nilai dari digit tambahan.
Sebagai contoh, angka 14 pada skala vernier berimpit dengan sebuah garis
pada skala utama. Katakanlah garis tersebut mewakili tambahan 0,01 inci.
Jadi, angka 14 mewakili 0,014 inci.
Pembacaan tersebut menjadikan tidak ada perbedaan garis mana pada skala
utama yang berimpit. Kita telah mengambil pembacaan dari skala utama.
Jadi, jangan melakukan pembacaan lain.
d. Jumlah kedua angka yang
diperoleh. Jumlah hasil
pembacaan dari skala utama
dan skala vernier untuk
mendapatkan jawaban akhir.
Memastikan menggunakan
satuan yang benar sesuai yang tercantum pada setiap skala. Agar medapat
hasil yang benar.Dalam contoh, mengukur 2,6 inci pada skala utama, dan
0,014 inci pada skala vernier. Hasil pengukuran akhir adalah 2,614 inci.
Angka tersebut tidak selalu segaris secara rapi/tepat. Sebagai contoh, jika
skala utama dalam satuan sentimeter terbaca 0,85 dan skala vernier 0,01
cm terbaca 12, penjumlahan keduanya akan menghasilkan 0,85 + 0,012 =
0,862 cm.

3) Cara menghitung volume benda padat teratur


Pernahkah kamu melakukan pengukuran volume suatu bidang berbentuk kubus?
Tentu kamu dapat melakukannya yaitu dengan cara mengukur panjang sisi-sisinya
kemudian kamu hitung volumenya dengan rumus berikut.

Volume = sisi × sisi × sisi

10
Lalu bagaimana cara menghitung volume benda teratur lainnya? Berikut tabel
perhitungan volume benda teratur lainnya :

No. Bidang Gambar Rumus

1 Kubus V=s×s×s

V = volume

s = sisi

2 Balok V=p×l×t

V = volume

p = panjang

l = lebar

t = tinggi

3 Silinder V = π × r2 × t

V = volume

π = 3,14

r = jari-jari

t = tinggi

4 Bola V = 4/3 × π × r3

V = volume

π = 3,14

r = jari-jari

5 Kerucut V = 1/3 × π × r2 × t

V = volume

π = 3,14

r = jari-jari

t = tinggi

11
4. Menentukan massa jenis benda padat teratur

Massa jenis suatu benda didefinisikan sebagai massa dibagi volume. Massa jenis
digunakan dalam geologi, metalurgi, dan ilmu fisika lainnya untuk mengidentifikasi sifat
tanah, mineral dan logam dan menghitung daya apung benda dalam suatu cairan untuk
menentukan jika benda dapat mengapung di atas cairan tersebut. Untuk mengetahui massa
jenis suatu benda, ikuti langkah-langkah berikut.

a. Massa sebuah benda, secara


sederhana adalah seberapa banyak
yang dapat ditampungnya. Mencari
massa benda dengan menimbang
benda tersebut dengan timbangan
atau neraca.
Jika bendanya berada dalam sebuah
wadah saat ditimbang, seperti cairan
atau bubuk dalam sebuah silinder, wadahnya harus ditimbang terlebih dahulu saat
kosong sehingga massa wadah dapat ditentukan dan dikurangkan dari total massa
saat benda berada dalam wadah.
b. Mencari volume benda. Volume
sebuah benda adalah banyaknya
ruangan yang dihabiskannya.
Volume benda dapat dicari dengan
beberapa cara, tergantung bendanya:
Jika bendanya padat dengan bentuk
teratur, ukurlah panjang, lebar, dan
tingginya (atau panjang dan
diameter jika bendanya tabung) dan hitung volumenya secara matematika
tergantung bentuk bendanya. Menggunakan rumus yang berbeda-beda untuk
mencari volume kubus, tabung, limas, dan lainnya.
Jika bendanya padat dan tidak berpori tetapi bentuknya tidak teratur, misalnya batu
yang bergerigi, kamu bisa menentukan volumenya dengan memasukkannya ke
dalam air dan mengukur volume air yang tumpah. (Sesuai prinsip Archimedes,
volume cairan yang tumpah sama dengan volume benda yang mengisinya).

12
Jika bendanya berupa cairan atau bubuk, letakkan di dalam silinder ukur dan
tandai ketinggian zat saat mengisi silinder. (Jika bendanya adalah cairan, tandai
titik terbawah dari cekungan di atas cairan).
c. Bagilah massa benda dengan
volumenya. Hasilnya adalah massa
jenis benda dan dituliskan dalam
satuan massa per satuan volume.
Misalnya, untuk 20 gram massa yang
memiliki volume 5 centimeter kubik,
massa jenisnya adalah 4 gram per
centimeter kubik.

2. RALAT
1.) Perhitungan balok Aluminium
1. Diketahui :
m = 23,29 gr
p = 2,01 cm
l = 2,01 cm
t = 2,02 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,01 x 2,01 x 2,02 = 8,161 cm3
m 23,29 g
ρ1 = = = 2,854
v 8,161 cm 3
2. Diketahui :
m = 23,29 gr
p = 2,02 cm
l = 2,01 cm
t = 2,09 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,02 x 2,01 x 2,09 = 8,486 cm3
m 23,29 g
ρ2 = = = 2,745 3
v 8,486 cm
13
3. Diketahui :
m = 23,29 gr
p = 2,01 cm
l = 2,03 cm
t = 2,04 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,01 x 2,03 x 2,04 = 8,324 cm3
m 23,29 g
ρ3 = = = 2,798
v 8,324 cm 3
4. Diketahui :
m = 23,29 gr
p = 2,01 cm
l = 2,03 cm
t = 2,04 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,01 x 2,03 x 2,04 = 8,324 cm3
m 23,29 g
ρ4 = = = 2,798 3
v 8,324 cm
5. Diketahui :
m = 23,29 gr
p = 2,04 cm
l = 2,01 cm
t = 2,09 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,04 x 2,01 x 2,09 = 8,570 cm3
m 23,29 g
ρ5 = v = 8,570 = 2,718
cm 3
ρ1+ ρ2+ ρ 3+ ρ 4 + ρ 5
Rata-rata ρ =
5
2,854+2,745+2,798+2,798+ 2,718 g
= 5 = 2,783
cm3

14
2.) Perhitungan balok Tembaga
1. Diketahui :
m = 33,3 gr
p = 2,08 cm
l = 2,07 cm
t = 2,01 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,08 x 2,07 x 2,01 = 8,654 cm3
m 33,3 g
ρ1 = = = 3,848 3
v 8,654 cm
2. Diketahui :
m = 33,3 gr
p = 2,04 cm
l = 2,08 cm
t = 2,09 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,04 x 2,08 x 2,09 = 8,868 cm3
m 33,3 g
ρ2 = = = 3,755
v 8,868 cm 3
3. Diketahui :
m = 33,3 gr
p = 2,07 cm
l = 2,06 cm
t = 2,05 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,07 x 2,06 x 2,05 = 8,742 cm3
m 33,3 g
ρ3 = = = 3,809 3
v 8,742 cm

15
4. Diketahui :
m = 33,3 gr
p = 2,09 cm
l = 2,04 cm
t = 2,06 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,09 x 2,04 x 2,06 = 8,783 cm3
m 33,3 g
ρ4 = = = 3,791
v 8,783 cm 3
5. Diketahui :
m = 33,3 gr
p = 2,06 cm
l = 2,05 cm
t = 2,04 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,06 x 2,05 x 2,04 = 8,615 cm3
m 33,3 g
ρ5 = v = 8,615 = 3,865 3
cm
ρ1+ ρ2+ ρ 3+ ρ 4 + ρ 5
Rata-rata ρ =
5
3,848+3,755+3,809+3,791+3,865 g
= 5 = 3,814 3
cm
3.) Perhitungan balok Besi
1. Diketahui :
m = 33,35 gr
p = 2,04 cm
l = 2,02 cm
t = 2,01 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,04 x 2,02 x 2,01 = 8,283 cm3

16
m 33,35 g
ρ1 = = = 4,026
v 8,283 cm 3
2. Diketahui :
m = 33,35 gr
p = 2,01 cm
l = 2,04 cm
t = 2,03 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,01 x 2,04 x 2,03 = 8,324 cm3
m 33,35 g
ρ2 = = = 4,006 3
v 8,324 cm
3. Diketahui :
m = 33,35 gr
p = 2,02 cm
l = 2,01 cm
t = 2,00 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,02 x 2,01 x 2,00 = 8,120 cm3
m 33,35 g
ρ3 = = = 4,107
v 8,120 cm 3
4. Diketahui :
m = 33,35 gr
p = 2,03 cm
l = 2,01 cm
t = 2,05 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,03 x 2,01 x 2,05 = 8,365 cm3
m 33,35 g
ρ4 = = = 3,987 3
v 8,365 cm

17
5. Diketahui :
m = 33,35 gr
p = 2,00 cm
l = 2,01 cm
t = 2,05 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,00 x 2,01 x 2,05 = 8,241 cm3
m 33,35 g
ρ5 = v = 8,241 = 4,047 3
cm
ρ1+ ρ2+ ρ 3+ ρ 4 + ρ 5
Rata-rata ρ =
5
4,026+ 4,006+ 4,107+3,987+ 4,047 g
= = 4,035
5 cm 3
4.) Perhitungan balok Kuningan
1. Diketahui :
m = 32,31 gr
p = 2,02 cm
l = 2,03 cm
t = 2,02 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,02 x 2,03 x 2,02 = 8,283 cm3
m 32,31 g
ρ1 = = = 3,901
v 8,283 cm 3
2. Diketahui :
m = 32,31 gr
p = 2,01 cm
l = 2,01 cm
t = 2,02 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,01 x 2,01 x 2,02 = 8,161 cm3

18
m 32,31 g
ρ2 = = = 3,960
v 8,161 cm3
3. Diketahui :
m = 32,31 gr
p = 2,03 cm
l = 2,02 cm
t = 2,01 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,03 x 2,02 x 2,01 = 8,242 cm3
m 32,31 g
ρ3 = = = 3,920 3
v 8,242 cm
4. Diketahui :
m = 32,31 gr
p = 2,01 cm
l = 2,02 cm
t = 2,02 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,01 x 2,02 x 2,02 = 8,202 cm3
m 32,31 g
ρ4 = = = 3,940
v 8,202 cm3
5. Diketahui :
m = 32,31 gr
p = 2,02 cm
l = 2,02 cm
t = 2,01 cm
Jawab :
V=pxlxt
= 2,02 x 2,02 x 2,01 = 8,202 cm3
m 32,31 g
ρ5 = v = 8,202 = 3,940 3
cm

19
ρ1+ ρ2+ ρ 3+ ρ 4 + ρ 5
Rata-rata ρ =
5
3,901+ 3,960+ 3,920+3,940+3,940 g
= = 3,932
5 cm 3

Kesalahan – kesalahan yang dilakukan dalam proses pengukuran, diantaranya:


a. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh kekeliruan manusia,
misalnya kesalahan pada penggunaan alat ukur.
b. Kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang disebabkan lingkungan pada saat
percobaan.
c. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang terjadi terlalu cepat dan disebabkan oleh
hal-hal yang tidak diketahui secara pasti.
d. Beberapa pengabaian pada saat perhitungan memberi pengaruh pada masa
percobaan seperti panjang pegas.
Berikut merupakan kesalhan relatif dan kesalahan mutlak pada penelitian.
Tabel 3.1 data pengamatan massa jenis

No. ρ(g/cm2)
1 2,783
2 3,814
3 4,035
4 3,932
∑ρ 14,564

∑ ρ 14,564
ρ’ = = =¿ 3,641 g/cm3
n 4

No. ρ ( ρ – ρ’) ( ρ - ρ’)2


1 2,783 -0,858 0,736
2 3,814 0,173 0,030
3 4,035 0,394 0,155
4 3,932 0,291 0,085
∑( ρ - ρ’)2 1,006

20
 Kesalahan Mutlak/Simpangan Devisi (sd)
Standar devisi (simpangan baku) adalah ukuran-ukuran keragaman (variasi) data
statistik yang paling digunakan.

sd=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

 Kesalahan Relatif (Kr)


Kesalahan relatif adalah kesalahan pengukuran dibandingkan dengan hasil pengukuran
sd 0,252
Kr= × 100 %= x 100 %=6,921 %
ρ̀ 3,641

5.) TUGAS
21
1.) SOAL
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan massa jenis ?
b. Tuliskan persamaan yang menyatakan hubungan massa jenis dengan berat
jenis?
c. Coba jelaskan secara singkat bagaimana cara memperoleh massa jenis benda
padat teratur ?
d. Gambarkan bagian – bagian Jangka Sorong dan Neraca
e. Berdasarkan analisis, dari ke-4 benda padat tersebut urutkan benda–benda
mulai dari massa jenis yang paling kecil sampai massa jenis yang paling besar?
2.) JAWABAN
a. Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan
total massa dibagi dengan total volumenya.
b. Berikut persamaan antara massa jenis dan berat jenis.
 Massa jenis
Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan alias massa jenis
alias densitas (density). Kerapatan alias massa jenis merupakan
perbandingan massa terhadap volume zat. Secara matematis ditulis:
ρ  = m/V
ρ merupakan huruf yunani yang biasa digunakan untuk menyatakan
kerapatan, m adalah massa dan V adalah volume. Kerapatan alias massa
jenis fluida homogen (sama) pada dasarnya berbeda dengan kerapatan zat
padat homogen. Besi atau es batu misalnya, memiliki kerapatan yang sama
pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida, misalnya atmosfer atau air.
Pada atmosfer bumi, makin tinggi atmosfir dari permukaan bumi,
kerapatannya semakin kecil sedangkan untuk air laut, misalnya, makin
dalam kerapatannya semakin besar. Massa jenis alias kerapatan dari suatu
fluida homogen dapat bergantung pada faktor lingkungan seperti
temperature (suhu) dan tekanan.
Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter
kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS alias centimeter, gram dan sekon,
satuan Massa jenis dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (gr/cm3).

22
Berikut ini data massa jenis dari beberapa zat. Kerapatan zat yang
dinyatakan dalam tabel di atas merupakan kerapatan zat pada suhu 0 oC
dan tekanan 1 atm (atmosfir alias atm = satuan tekanan).
 Berat Jenis
Berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat terhadap
kerapatan air. Berat jenis suatu zat dapat diperoleh dengan membagi
kerapatannya dengan 103 kg/m3 (kerapatan air).
Berat jenis tidak memiliki dimensi. Apabila kerapatan suatu benda lebih
kecil dari kerapatan air, maka benda akan terapung. Berat jenis benda yang
terapung lebih kecil dari 1. Sebaliknya jika kerapatan suatu benda lebih
besar dari kerapatan air, maka berat jenisnya lebih besar dari 1. Untuk
kasus ini benda tersebut akan tenggelam.
c. Pertama tama adalah mengukur massa zat tersebut dengan timbangan. setelah
massa dari zat didapatkan, selanjutnya adalah mengukur volume zat. untuk zat
yang bentuknya teratur, maka gunakanlah geometri biasa maksudnya,
apabila zat tersebut berbentuk kubus maka volum kubus = sisi³
apabila zat tersebut berbentuk balok maka volum balok = P x L x T
apabila zat tersebut berbentuk bola maka volum bola = 4/3 x π x r³
setelah mendapatkan volume, lakukanlah pembagian antara massa dengan
volume
d. Berikut adalah bagian neraca dan jangka sorong
- Bagian jangka sorong - Bagian neraca

e. Urutan dari yang terkecil adalah


g
1. Aluminium = 2,618
cm3
2. Besi =7,317 g /cm3
3. Kuningan = 8,379 g /cm3
4. Tembaga = 8,751 g /cm3

23
BAB IV
PENUTUP

1. DISKUSI
Kendala – kendala yang kami hadapi saat melakukan praktikum adalah yang
pertama ke akuratan hasil timbangan. Kendala yang kedua adalah saat menggunakan
mikrometer skrup memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi sehingga jika terjadi
kesalahan pada saat perhitungan maka akan mempengaruhi hasil akhir perhitungan
masa jenis yang akan dihitung.
2. KESIMPULAN
Mengukur massa jenis suatu benda dengan menggunakan neraca atau timbangan
maka akan diketahui suatu massa jenis benda dari benda padat teratur. Menentukan
dan mengetahui besaran panjang suatu benda padat teratur yang diuku dengan
menggunakan jangka sorong atau milimeter skrup biasanya menggunakan satuan mm
agar lebih teliti dan akurat. Menghitung volume benda padat teratur yaitu dnegan
mengukur panjang, lebar, dan tinggi dengan mikrometer skrup adapun rumus untuk
menghitungnya yaitu V = P x L x T, dimana V = volume P = panjang L = lebar T
= tinggi
Untuk menentukan jenis benda padat teratur adalah dengan cara apabila dapat
diukur panjang lebar maupun tinggi menggunakan jangka sorong dn memiliki volume
yang tetap maka dapat dinayatakan benda tersebut adalah benda padat teratur.
Sedangkan benda yang bisa diukur menggunakan gelas ukur bukan merupakan benda
padat teratur.
Dari semua hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa suatu benda padat
teratur ditentukan menggunakan jangka sorong dan memiliki volume yang tetap
sedangkan suatu benda yang tidak memiliki bvolume tetap ditentukan menggunakan
gelas ukur dan yang terakhir untuk menentukan massa jenis benda dapat menggunakan
neraca atau timbangan.

3. SARAN
Sebelum melakukan percobaan sebaiknya memahami terlebih dahulu materi yang
akan diuji. Sebaiknya kita melakukan percobaan lebih dari dua kali agar hasilnya lebih
akurat.
24
25
DAFTAR PUSTAKA

Sugeng.2019. Buku panduan praktikum fisika. Pangkalan Bun: Fakultas Teknik


Universitas Antakusuma
https://gurumuda.net/massa-jenis-dan-berat-jenis.htm ( 12 desember 2019)//12.45
https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis (12 agustus 2019)//12.45
2014.Buku fisika bidang keahlian teknologi dan rekayasa untuk smk/mak kelas X. Jakarta pusat.
Erlangga

26

Anda mungkin juga menyukai