Anda di halaman 1dari 2

Tinjauan Pustaka

Densitas merupakan parameter fisika yang penting. Densitas pada suatu bahan yang
diamati merupakan salah satu factor penting dalam pengukuran karena besar densitas sampel
merupakan representasi dalam menggambarkana populasi penelitian (Hasan Basori, 2017).
Densitas atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa
jenis rata-rata suatu benda adalah total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis yang lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah
daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis yang lebih rendah (Taufan Landi,
2017). Secara sistematis, pengukuran densitas dapat dirumuskan sebagai berikut :
m
ρ=
v
Dimana :
ρ = massa jenis (kg/m3)
m= massa (kg)
v = volume (m3)
Satuan SI massa jenis adalah kg/m3 . massa jenis berfungsi untuk menentukan suatu
zat karena seteiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Suatu zat berapapum massanya dan
berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama (Taufan Landi, 2017). Massa
jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan antara massa benda dengan
volume benda tersebut, massa jenis suatu benda bersifat tetap artinya jika ukuran dan bentuk
benda diubah massa jenis benda tidak berubah.
Prinsip kerja dari penentuan densitas adalah perbandingan massa sampel tanpa udara
pada suhu dan volume tertentu dengan massa air pada suhu dan volume yang sama
(Muhrinsyah Fatimura, 2016). Dalam penentuan densitas dari suatu zat cair, prinsip dasar
yang digunakan adalah menggunakan hukum Archimedes, yaitu dimana suatu benda yang
memiliki volume tetap V dicelupkan ke dalam liquida cair, maka benda yang dicelupkan
terseut akan mengalami gaya angkat sebesar berat zat cair yang di pindahkan. Gaya angkat
ini merupakan gaya perlawanan yang diberikan oleh zatcair terhadap benda yang dicelupkan.
Akibat adanya gaya angkat tersebut, benda yang dicelupkan akan mengalami 3 kemungkinan,
yaitu mengapung, melayang, atau tenggelam (Novand, 2019).
Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai densitas antara lain konsentrasi,
temperature, dan waktu pengadukan. Semakin tinggi konesntrasi suatu benda, maka semakin
tinggi pula viskositasnya sehingga densitas mengalami perubahan (Indrasukma Permanadewi,
2021). Penurunan nilai densitas dipengaruhi oleh suhu, karena meningkatnya suhu dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi dan tumbukan antara molekul pereaksi yang menyebabkan
semakin cepat sehingga dengan meningkatnya suhu transetrerifikasi maka tumbukan antara
molekul akan semakin cepat dan kemungkinan membentuk metil ester lebih besar (Junety
Monde, 2022).
Salah satu sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda.
Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena adanya gaya kohesi sedangkan pada
zat gas viskositas terjadi karena adanya tumbukan antara molekul. Viskositas menentukan
kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material (Setiawati,
2017)
Faktor yang mempengaruhi viskositas ialah suhu, kosentrasi larutan, berat molekul
terlarut, dan tekanan. Sehingga viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik
maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Konsentrasi larutan ialah viskositas
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan
memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume (Ridwan, 2021). Semakin banyak partikel yang
terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat
molekul terlarut ialah viskositas berbanding lurus dengan berat molekul terlarut. Tekanan
ialah semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan (Putra, 2021).

Daftar Pustaka
Hasan Basori, G. S. (2017). Pengukuran Densitas Bahan Organik Berskala Mikro Liter Dengan
Metode Levitasi Magneto Archimedes Menggunakan Sumber Magnet Ganda. Jurnal FMIPA,
1-4.
Indrasukma Permanadewi, A. C. (2021). Analisis Pengaturan Temperatur, Konsentrasi, dan Waktu
Pengadukan pada Tekanan Atmosferik untuk Meningkatkan Kepresisian Densitas Larutan
Alginat. Jurnal Teknik, 29-34.
Junety Monde, H. F. (2022). Pengaruh Suhu pada Proses Tranesterifikasi terhadap Kualitas Biodiesel
dari Minyak Jelantah. Jurnal Pendidikan Tambusai, 1325-1330.
Muhrinsyah Fatimura, D. S. (2016). Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah Bekas Rumah Makan
dengan Variasi Penambahan Katalis KOH pada Proses Transesterifikasi. Jurnal Redoks, 1-44.
Novand, A. (2019). Evaluasi Uji Density Metode ASTM D1298 dan D6822. PPSDM Migas Cepu, 1-
6.
Putra. (2021). Efek Pemanasan Biosolar B30 Terhadap Kinerja Dan Pembakaran pada Mesin Diesel
Type TV-1. Jurnal Teknik Mesin Sinergi, 128-135.
Ridwan. (2021). PENENTUAN FLASH POINT, DENSITAS DAN WARNA BIOSOLAR (B30)
TOO7 FT SABANG DAN SPBU CV. TOSAKA ABADI SABANG MENGGUNAKAN
METODE ASTM D-93. AMINA, 55-60.
Setiawati, D. (2017). Analisis Hubungan Kecepatan Terminal dengan Viskositas Zat Cair
Menggunakan Software Tracker. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), Volume 7
Nomor 2, 1-5.
Taufan Landi, A. (2017). Perancangan dan Uji Alat Pengolah Sampah Plastik Jenis LDPE (Low
Density Polyethylene) Menjadi Bahan Bakar Alnternatif. Jurnal Teknik Mesin S-1, V(1), 1-8.

Anda mungkin juga menyukai