Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

PENETAPAN KADAR Cu DALAM GARAM TERUSI (CuSO4.5H2O)

NAMA : DAHLIA
NIM : G031191031
KELOMPOK : 8 (DELAPAN)
ASISTEN : MUTHAHHARA THALIB

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENETAPAN KADAR Cu DALAM GARAM TERUSI (CuSO4.5H2O)

Dahlia1) , Muthahhara Thalib2)


1)
Praktikan Kimia Analitik,Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,Universitas Hasanuddin.
2)
Asisten Kimia Analitik,Program Studi Ilmu dan Teknologi, Univesitas Hasanuddin .

6. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip analisis gravimetri.


2. Untuk mengetahui langkah-langkah pengerjaan analisis gravimetri.
3. Untuk mengetahui kadar Cu dalam garam terusi.

7. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil
Tabel 04 Hasil Pengamatan Pengendapan CuSO4 dengan NaOH
Volume NaOH yang
No. Warna cairan Endapan / Warna
diteteskan
1. 1 tetes Biru bening Ada/ hijau kecoklatan
2. 2 tetes Biru bening Ada /Hijau tua
3. 3 tetes Biru bening Ada /Hijau muda
4. 4 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
5. 5 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
6. 6 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
7. 7 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
8. 8 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
9. 9 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
10. 10 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
11. 11 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
12. 12 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
13. 13 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
14. 14 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
15. 15 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
16. 16 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
17. 17 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
18. 18 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
19. 19 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
20. 20 tetes Beri bening Ada/Hijau muda
21. 21 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
22 22 tetes Biru bening Ada/Hijau muda
Sumber : Data Primer Praktikum Laboratorium Kimia Analitik, 2020.

Tabel 05 Hasil Perhitungan Kadar Cu


No Berat Cawan Berat Cawan + Sampel % Cu
1 32,79 gr 32,85 gr 9,576%
2 33,83 gr 33,91 gr 12,768 %
3 34,31 gr 34,42 gr 17,556%
4 41,23 gr 41,41 gr 28,728%
5 39,00 gr 39,13 gr 20,748%
6 34,22 gr 34,36 gr 22,344%
7 31,96 gr 32,17 gr 33,516%
8 46,50 gr 46,67 gr 27,132%
Sumber : Data Primer Praktikum Laboratorium Kimia Analitik, 2020.

b. Pembahasan
Analisis gravimetri adalah suatu proses pemisahan dan pengukuran berat pada
suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis
gravimetri meliputi transformasi unsur ke senyawa murni stabil yang dapat segera
diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung
berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur penyusunnya. Pemisahan
unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara,
seperti: metode pengendapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam
metode lainnya. Metode gravimetri menggunakan waktu yang cukup lama, karena
adanya pengotor pada konstituen yang sedang diuji. Prinsip dari analisis
gravimetri yaitu pengukuran berat pada suatu unsur/senyawa yang didasarkan
pada stokiometri reaksi pengendapan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Khopkar
(1990), bahwa analisis gravimetri merupakan suatu proses pengukuran berat pada
suatu unsur atau senyawa tertentu.
Metode pengendapan adalah suatu metode yang digunakan untuk memisahkan
analit dari larutan sampel sebagai endapan dengan menggunakan larutan
pengendap dan diubah menjadi senyawa yang diketahui komposisinya dan
ditimbang. Prinsip pengendapan yaitu pembentukan padatan alam larutan selama
reaksi kimia. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada analisis gravimetri yaitu
melarutkan sampel ke dalam aquades. Hal ini bartujuan untuk melarutkan sampel
terusi sehingga padatan garam dapat larut membentuk larutan namun larutan ini
belum stabil. Tahap berikutnya adalah penambahan H2SO4 2-3 tetes. Tahap ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya hidrolisis saat proses pemanasan nanti dan
berfungsi sebagai katalis. Tahap selanjutnya adalah pemanasan menggunakan
hotplate yang berfungsi untuk mempercepat terjadinya proses pengendapan karena
dengan bertambahnya temperatur maka kelarutan juga ikut bertambah. Kemudian
tahap berikutnya adalah penambahan NaOH. Tahap ini berfungsi untuk
mempercepat terjadinya proses pengendapan, dimana CuSO4 hanya dapat
diendapkan oleh basa kuat seperti NaOH dan tidak dapat menggunakan basa
seperti ammonia karena akan larut dan menyebabkan terbentuknya senyawa
kompleks. Reaksi yang terjadi ketika NaOH ditambahkan dalam larutan CuSO 4,
yaitu terbentuknya endapan Tembaga (II) Hidroksida yang berwarna biru
(CuSO4+2NaOH Cu(OH)2+Na2SO4). Tahap selanjutnya adalah endapan
disaring menggunakan kertas saring. Hal ini bertujuan untuk memisahkan padatan
Cu(OH)2 dari larutannya. Tahap berikutnya adalah pencucian endapan dengan
menggunakan air suling. Hal ini bertujuan agar endapan terbebas dari pengotor
sulfat. Kemudian tahap selanjutnya adalah endapan yang sudah dicuci
dikeringkan. Hal ini bertujuan agar mengurangi kadar air yang terserap oleh
padatan saat tahap pencucian. Lalu tahap selanjutnya adalah memindahkan
endapan ke dalam cawan porselin untuk dipijarkan di dalam tanur dengan suhu
600℃selama 2-3 jam. Tahap ini berfungsi untuk mengurai senyawa Cu(OH)2
menjadi senyawa Tembaga oksida (CuO) yang berwarna coklat kehitaman
(Cu(OH)2 CuO + H2O). Tahap berikutnya adalah pendinginan yang bertujuan
untuk mengembalikan kondisi suhu endapan menjadi suhu ruang setelah selesai
proses pemijaran.Tahap yang terakhir adalah menimbang massa endapan yang
bertujuan untuk mengetahui massa dari sisa pijar yang nantinya akan dilakukan
perhitungan menggunakan rumus untuk mengetahui kadar dari Cu. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Chadijah (2012), bahwa metode pengendapan adalah suatu
metode yang digunakan untuk memisahkan analit dari larutan sampel sebagai
endapan dengan menggunakan larutan pengendap dan temperatur tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam analisis gravimetri
adalah penggunaan reagen pengendap yang tepat untuk membentuk endapan
dalam suatu larutan. Hal ini dapat mempengaruhi reaksi karena apabila salah
menggunakan reagen maka senyawa yang terbentuk tidak akan sesuai dengan yang
dibutuhkan. Selain itu, dibutuhkan suhu yang tepat saat membuat larutan baik
sebelum mencampurkan reagen maupun sesudah mencampurkan reagen. Hal ini
bertujuan agar dapat memengaruhi proses kelarutan dalam suatu reaksi yang
sedang terjadi. Suhu dapat mempengaruhi kelarutan karena suhu dapat
mempercepat gerak partikel suatu larutan akibatnya kontak anatar zat terkarut
dengan zat pelarut menjadi lebih cepat. Faktor lain yang mempengaruhi terakhir
adalah ketelitian dalam menambahkan volume untuk membuat larutan. Hal ini
perlu diperhatikan agar di peroleh hasil secara akurat. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Vogel (1989), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam analisis
gravimetri adalah penggunaan reagen, suhu, dan ketelitian volume.
Hasil praktikum pengendapan Cu dalam garam terusi yaitu ketika CuSO4
ditambahkan dengan NaOH membentuk endapan Cu(OH)2. Saat endapan Cu(OH)2
dipanaskan atau di pijarkan akan membentuk CuO yang terlihat seperti arang.
Arang yang dihasilkan pada praktikum ini, yaitu 0,17 gram dengan kadar cu
sebesar 27,132%. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa arang
yang dihasilkan pada uji Cu dalam garam terusi yaitu 0,798 gram dengan kadar
Cu dalam CuSO4.5H2O sebesar 25,45 %. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan
yang disebabkan pada saat penyaringan endapan, di mana setelah di saring
endapan tidak dikeringkan dengan baik sehingga masih terdapat kandungaan air
yang ikut di timbang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Andy (2018), yang
menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pada uji Cu dalam
garam terusi yaitu ketidak sempurnaan pada saat penyaringan atau endapan yang
di saring tidak di keringkan dengan sempurna ketidaktelitian, serta penggunaan
reagen yang tidak sesuai.
8. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
1. Prinsip dari analisis gravimetri yaitu pengukuran berat pada suatu unsur atau
senyawa yang didasarkan pada stokiometri reaksi pengendapan.
2. Langkah-langkah analisis gravimetri yaitu : melarutkan sampel ke dalam
aquades, penambahan H2SO4 2-3 tetes, pemanasan di hotplate, penambahan
NaOH, penyaringan endapan dengan kertas saring, pencucian endapan dengan
air suling, pemanasan/pemijaran dalam tanur dan pendinginan.
3. Kadar Cu dalam garam terusi yaitu 27,132% dengan berat arang 0,17 gram.
b. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya,yaitu sebaiknya dalam penetapan kadar
Cu, pengeringan setalah penyaringan seharusnya dilakukan dengan sempurna agar
air hasil penyaringan tidak ikut pada saat penimbangan sehingga berat arang dan
kadar Cu yang di peroleh sesuai dengan literatur.

DAFTAR PUSTAKA
Andy. 2018. Buku Panduan Kimia Semester I. Jakarta : BTA Group.
Chadijah, S. 2012. Dasar-dasar Kimia Analitik. Makassar : Alauddin University
Press.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Vogel, A.I., 1989, “Textbook of Quantitative Chemical Analysis” 5th ed.,p.418,
Longman Scientific and Technical, London.

LAMPIRAN
1. Diagram Alir
 Pembuatan Larutan H2SO4
Aquades 50 ml

AsamSulfat
Gelas Piala
16,5 ml

Aqudes Hingga
Di Homogenkan
Batas 100 ml

Larutan H2SO4

 Pembuatan Larutan NaOH

NaOH

Di Timbang 16 gr

Di Larutkan Dalam 10 ml
Aquades

Larutan NaOH

 Penetapan Kadar Cu dalam Garam Terusi


CuSO4 5H2O

Di Timbang 0,5 gr

DI Tambahkan Di Larutkan Dalam 100 ml


H2SO4 (4N) 2-3 Aquades
Tetes

Di Panaskan

Di Endapkan Dengan NaOH


(4N) 2-3 Tetes

Endapan Disaring

Dicuci

Dikeringkan

Dipijarkan 600oC selama


2-3 jam

Bobot Sisa Pijar

2. Perhitungan
1. Kelompok satu
Fk x Bobot Sisa Pijar
% Cu = x 100 %
Bobot Sampel
0,798 x (32,85−32,79)
= x 100 %
0,5
=9,576 %
2. Kelompok dua
Fk x Bobot Sisa Pijar
% Cu = x 100 %
Bobot Sampel
0,798 x (33,91−33,83)
= x 100 %
0,5
= 12,768 %
3. Kelompok Tiga
Fk x Bobot Sisa Pijar
% Cu = x 100 %
Bobot Sampel
0,798 x (34,42−34,31)
= x 100 %
0,5
= 17,556 %
4. Kelompok Empat
Fk x Bobot Sisa Pijar
% Cu = x 100 %
Bobot Sampel
0,798 x (41,41−41,23)
= x 100 %
0,5
=28,728 %
5. Kelompok Lima
Fk x Bobot Sisa Pijar
% Cu = x 100 %
Bobot Sampel
0,798 x (39,13−39,00)
= x 100 %
0,5
= 20,748%
6. Kelompok Enam
Fk x Bobot Sisa Pijar
% Cu = x 100 %
Bobot Sampel
0,798 x (34,36−34,22)
= x 100 %
0,5
= 22,344 %
7. Kelompok Tujuh
Fk x Bobot Sisa Pijar
% Cu = x 100 %
Bobot Sampel
0,798 x (32,17−31,96)
= x 100 %
0,5
= 33,516 %
8. Kelompok Delapan
Fk x Bobot Sisa Pijar
% Cu = x 100 %
Bobot Sampel
0,798 x (46,67−46,50)
= x 100 %
0,5
= 27,132 %

Secara Teori

Ar Cu
% Cu = x 100%
Mr CuSO 4.5 H 2O

63,5
= x 100 %
249,5

= 25,45 %

Ar Cu
Fk =
Mr CuO
63,5
=
79,5
= 0,798 gr/mol
3. Gambar

Penimbangan Mengukur Campurkan


Terusi Aquades100 ml dengan Aquades

Setelah Di tambahkan Di panaskan


dicampurkan H2SO4
Aquades
Di Teteskan 16 tetes dan
NaOH terdapat endapan

Anda mungkin juga menyukai