Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM I

UJI DENSITAS DAN VISKOSITAS

PENJAMIAN MUTU PERTANIAN

OLEH :

FITRIYAN RESTU ILLAHI


NIRM 03.01.18.0048

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat-Nya, sehingga Laporan Praktikum I Uji Densitas dan Viskositas mata
kuliah Penjaminan Mutu Pertanian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan Praktikum I ini bertujuan untuk merangkum hasil pengujian
densitas dan viskositas. Selain itu laporan ini juga dibuat untuk memenuhi tugas
praktikum mata kuliah Penjaminana Mutu Pertanian. Pada kesempatan ini,
diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan
praktikum ini
Penulis menyadari penyusunan laporan praktikum ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak, demi perbaikan laporan dimasa yang akan datang.

Sepauk, Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................3
III. PROSEDUR PRAKTIKUM ..........................................................................9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 12
V. KESIMPULAN................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 22
LAMPIRAN............................................................................................................ 23

ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Densitas massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya
perbandingan antara massa benda dengan volume benda tersebut, massa jenis
suatu benda bersifat tetap artinya jika ukuran benda diubah maka massa
jenisnya tetap, hal ini disebabkan oleh kenaikan massa benda dan kenaikan
volume benda diikuti secara linier dengan kenaikan volume benda atau massa
benda. Untuk menentukan massa benda dapat dilakukan dengan menimbang
benda tersebut dengan timbangan yang sesuai, seperti neraca ohaus atau yang
lainnya (Halliday, 1991). Densitas massa jenis dapat ditentukan menggunakan
prinsip kerja mekanika Newton yaitu dengan menggunakan prinsip kerja
hukum Archimedes (Halliday, 1997) yang berbunyi “apabila seluruh atau
sebagian permukaan benda dimasukan atau dicelupkan kedalam suatu zat cair
maka benda tersebut mengalami suatu gay ke atas yang sama besar dengan
berat zat cair yang dipindahkan.
Zat atau materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruang. Ada beragam jenis zat, salah satu yang membedakannya adalah massa
jenisnya. Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
Viskositas adalah sifat dari suatu zat fluida yang disebabkan adanya gesekan
antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kinetis pada zat cair tersebut.
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai gesekan di bagisn dalam suatu
fluida. Karena adanya viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu
lapisan fluida di atas lapisan lainnya, atau supaya satu permukaan dapat
meluncur di atas pemukaan lainnya bila diantara permukan-permukaan ini
terdapat lapisan fluida haruslah dikerjakan gaya.
Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan
yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton

1
menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu
maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas. Peranan viskositaa
dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak, misalnya pada poengisian
diesel dengan oli, pengentalan darah, dan yang lainnya.
B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung densitas cairan minyak goreng dan susu formula
2. Menghitung densitas Kamba serealia kacang hijau, kacang tanah, dan
jagung pipil
3. Menghitung densitas padat tomat dan lemon
4. Menghitung viskositas minyak goreng dan susu formula

2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Densitas Cairan
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam,
maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan
ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman
bentuk. Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk
klasifikasi standar bentuk dan ukuran. oleh karena itu dibuatlah suatu standar
yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan
pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk
menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan,
kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil
pertanian terhadap benda geometri tertentu (Sandira Ari. 2015).
Kerapatan ( Density) adalah masa suatu bahan dibagi dengan isi (volume)
bahan tersebut. Kenaikan suhu biasanya akan menurunkan kerapatan suatu
bahan, namun dibidang teknik bahan padat dan cairan dianggap tidak
termampatkan sehingga kerapatannya dianggap tidak terpengaruh suhu dan
tekanan yang tidak begitu besar. Kerapatan curah dipengaruhi oleh kerapatan
padat, ukuran, cara pengukuran, bentukgeomnetri dan sifat permukaan. Bila
biji- bijian, butiran atau tepung ditangani dalamjumlah banyak maka isi
curahan sama dengan isi benda padat ditambah dengan isi ruang ( Maryanto,
2007 ) Densitas terbagi menjadi dua yaitu Densitas Kamba (Bulk density)
adalah perbandingan bobot bahan dengan volume yang ditempatinya, termasuk
ruang kosong diantara butiran makanan. dan Densitas Nyata adalah
perbandingan bobot bahan dengan volume yang hanya ditempati oleh butiran
bahan tidak termasuk ruang kosong (Tranggono, 2011).
Densitas berguna dalam konversi matematika dari masa biji terhadap
volume dan mempengaruhi teksturnya. Selain itu, juga bermanfaat pada
operasi pindah panas. Bulk density dapat mengidentifikasikan derajat
perkecambahan selama pertumbuhan dan selanjutnya indikator kualitas dan
prediksi didalam sifat mudah pecah dan kekerasan, penepungan dan kualitas
pemanggangan (baking qualitas). Data kecambah dan bulk density telah
digunakan di dalam penentuan sifat dielektrik biji-bijian. dan untuk

3
menentukan fraksi volume yang digunakan di dalam persamaan campuran
dielektrik. (Andasuryani, 2015).
Densitas nyata adalah ukuran jumlah massa bahan per satuan volume yang
nyata-nyata ditempati oleh bahan jadi, tidak termasuk ruang kosong di
antaranya. Densitas kamba merupakan ukuran jumlah massa bahan per volume
yang ditempatinya termasuk ruang kosong di antara bahan. Pengukuran kedua
nilai tersebut juga berbeda terutama untuk pengukuran volumenya. Untuk
pengukuran volume pada densitas kamba dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur volume, misalnya wadah literan. Namun, untuk
pengukuran densitas nyata, volume yang sebenarnya ditempati oleh bahan
diperoleh dengan cara pengukuran volume cairan yang dipindahkan oleh massa
bahan, umumnya digunakan toluene sebagai cairannya. Pengukuran volume
dilakukan dengan menggunakan gelas ukur
Faktor-faktor yang mempengaruhi densitas adalah, Temperatur, dimana
pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap
sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu
yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit
untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana
biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25C (suhu kamar). Massa zat, jika zat
mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi
lebih besar. Dan volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan
berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel
dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi
bobot jenisnya
B. Densitas Kamba
Densitas atau Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada
temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling
sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling
definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian
suatu zat. Dalam laboratorium riset, pengukuran densitas bahan sampel
menjadi tahapan yang sangat penting karena densitas bahan merupakan
representasi dari populasi sample. Saat ini, masih diperlukan cara pengukuran

4
densitas sampel berukuran kecil dengan metode yang sederhana, tidak mahal,
praktis, cepat, serta memiliki keakuratan yang tinggi.
Metode levitasi Magneto-Archimedes merupakan metode mengukur
densitas bahan dengan cara melevitasi bahan diamagnetik didalam suatu fluida
magnetik, dengan memberikan gradien medan magnet (Mainahrusdan. 2013).
Densitas Kamba (Bulk density) adalah perbandingan bobot bahan dengan
volume yang ditempatinya, termasuk ruang kosong diantara butiran makanan.
Densitas Kamba dapat diukur dengan menimbang bahan yang menempati
wadah literan sesuai dengan volume.
Densitas kamba merupakan ukuran jumlah massa bahan per volume yang
ditempatinya termasuk ruang kosong di antara bahan. Untuk pengukuran
volume pada densitas kamba dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pengukur volume, misalnya wadah literan.Pengujian densitas bahan pertanian
berguna untuk menentukan luas gudang untuk menampung volume, masalah
transportasi dan tingkat kemasakan buah.
Kacang tanah memiliki perakaran banyak,dalam dan berbintil, panjang akar
dapat mencapai 2 M. Daun kacang tanah beranak empat helai daun. Setelah
terjadi penyerbukan, ginofor akan tumbuh secara geottropisme (menuju
tanah).setelah menembus tanah dan mencapai kedalaman 2-7cm,ginofor
tumbuh mendatar, membengkak dan membentuk polong, sebenarnya juga
merupakan tanaman lahan tegalan, polong mudanya apabila direbus dan
digarami akan sangat laku (popular di pasar lokal) kacang tanah memerlukan
pasokan kalsium yang cukup apabila tidak, biji tidak jadi dan dihasilkan polong
kosong. Polong dikeringkan dengan cara dijemur atau menggunakan mesin
pengering. Jika polong berbunyi saat digucang-guncang artinya polong cukup
kering (kadar air 12-14%).kacang tanah yang telah dibaruri kapur tohor aman
disimpan dalam jangka waktu lama tanpa banyak mengalami penurunan mutu
atau daya kecambah (Purwono 2007)
Kedelai sebenarnya adalah tanaman tegalan tetapi biji-biji yang belum
masak dapat juga dimakan sebagai sayuran hijau. Kedelai merupakan tanaman
herba yang tumbuh tegak.umumnya daun kedelai berbentuk (oval) dan lancip
(lanceolate) serta berbulu. Daunya beranak tiga helai daun. Pascapanen kedelai

5
adalah setelah dibersihkan, biji dikeringkan kembali. Bila hanya untuk
disimpan sementara dan segera dipasarkan, kadar air maksimum biji 14%
sudah cukup, namun jika untuk dismpan lama(2-3 bulan) dan untuk keperluan
benih, kadar air biji sebaiknya 9%.(Purwono 2007) Densitas suatu bahan
didefinisikan sebagai besaran massa dibagi dengan isinya : Densitas = massa
Volume
C. Densitas Bahan Padat
Kerapatan amasuk kedalam suatu sifat karakteristik setiap bahan murni.
Benda tersusun atas bahan murni, misalnya emas murni, yang dapat memiliki
berbagai ukuran ataupun massa, tetapi kerapatannya akan sama untuk
semuanya. Satuan SI untuk kerapatan adalah kg/m3. Dalam konteks bahan
pertanian seperti biji, buah, getah memiliki kontruksi komplek dari berbagai
bahan murni seperti mineral, karbon dan lain – lain. Kerapatan atau massa jenis
adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa
jenis rata-rata benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah dai pada benda tersebut (misalnya air).
Satuan sistem internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter
kubik (Kg/m3 ) Dalam konteks luas kerapatan (Density) adalah masa suatu
bahan dibagi dengan isi (volume) bahan tersebut. Kenaikan suhu biasanya akan
menurunkan kerapatan suatu bahan, namun di bidang teknik bahan padat dan
cairan dianggap tidak termampatkan sehingga kerapatannya dianggap tidak
terpengaruh suhu dan tekanan yang tidak begitu besar. Kerapatan benda padat
dapat dibedakan menjadi dua yaitu kerapatan padat (solid / particle density)
dan kerapatan curah (bulk density). Dengan mengetahui komposisi suatu bahan
pertanian, kita dapat menentukan kerapatan bahan tersebut karena kerapatan
padat merupakan hasil bagi masa partikel dengan volume partikel dalam suatu
bahan. penentuan kerapatan padat dapat dilakukan dengan prinsip
pengapungan menggunakan cairan yang telah diketahui terlebih dahulu

6
densitasnya, dengan syarat, suhu benda padat yang di ukur harus sama dengan
suhu cairan yang diketahui densitasnya.
Kerapatan benda dapat dipengaruhi oleh kondisi pengolahan, misalnya
dehidrasi dan aglomerasi akan mempengaruhi tingkat dan sifat pembentukan
pori sehingga perancangan alat dan data kerapatan padat harus akurat.
Kerapatan curah merupakan kerapatan bahan curah alam keadaan volume
seimbang. Kerapatan curah dipengaruhi oleh kerapatan padat, ukuran, cara
pengukuran, bentuk geomnetri dan sifat permukaan. Bila biji-bijian, butiran
atau tepung ditangani dalam jumlah banyak maka isi curahan sama dengan isi
benda padat ditambah dengan isi ruang (poripori). Porositas (ε) bahan yang
dikemas merupakan fraksi total volume yang ditempati udara. Total volume
porositas dipengaruhi oleh bentuk geometri bahan, sifat permukaan bahan,
ukuran. Cara penentuan kerapatan curah yaitu menentukan tepung yang
beratnya telah diketahui dimasukkan kedalam tabung pengukur, kemudian
digoyangkan dengan jumlah goyangan dan waktu tertentu sehingga
menghasilkan volume curah. Kerapatan curah (ρb) yaitu Massa Volume Curah.
Pada pengukuran kerapatan curah bahan padat tertentu, terdapat standart yang
sudah ditentukan oleh ahli di bidang tertentu. Massa jenis zat dapat dihitung
dengan membandingkan massa zat (benda) dengan volumenya. Massa jenis
merupakan salah satu ciri untuk mengetahui kerapatan zat, Pada volume yang
sama, semakin rapat zatnya, semakin kecil voluenya. Sebaliknya, semakin
renggang kerapatannya semakin besar volumenya (Bredthauer, 1993)
D. Viskositas
Viskositas adalah ketahanan aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh tekanan
atau tegangan. Viskositas cairan dapat dibandingkan satu sama lain dengan
adanya koefisien viskositas (𝜂). Koefisien viskositas adalah gaya tangensial per
satuan luas yang dibutuhkan untuk mempertahankan perbedaan kecepatan alir.
Cairan tertentu mempunyai aliran lebih cepat daripada cairan yang lainnya.
Sebagai contoh, air mempunyai laju alir yang lebih cepat dibandingkan dengan
minyak, gliserin, maupun etilen glikol. Fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas
atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul

7
yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat
cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain:
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula.
3. Berat molekul Solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat
pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.
5. Ikatan Hidrogen
Cairan dengan ikatan hidrogen yang kuat mempunyai viskositas lebih
tinggi karena peningkatan ukuran dan massa molekul. Sebagai contoh,
gliserol dan asam sulfat mempunyai viskositas yang lebih tinggi daripada
air karena adanya ikatan hidrogen yang lebih kuat.

8
III. PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan
1. Alat
a. Gelas ukur silinder / botol
b. Timbangan
c. Penggaris
d. Spidol
e. Sedotan
2. Bahan
a. Tomat
b. Lemon
c. Jagung pipil
d. Kacang hijau
e. Kacang tanah
f. Air
g. Minyak goreng
h. Susu UHT
B. Densitas Cairan
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Timbang benda terapung
3. Masukkan zat cair A ke dalam wadah hingga posisi yang sudah ditentukan.
Isi zat cair jangan sampai penuh kemudian tandai posisi permukaan zat
cair.
4. Masukkan benda terapung dalam wadah, lalu ukur ketinggian permukaan
zat cair A.
5. Buang zat cair A dalam wadah dan isi dengan zat cair B hingga ketinggian
sama dengan ketinggian zat cair A diawal.
6. Masukkan benda yang sama ke dalam wadah dan ukur perubahan
ketinggain permukaan zat cair B lainnya tersebut
7. Catat semua data mulai dari perubahan ketinggian, diameter gelas, dan
berat benda masing masing zat cair A dan zat cair B
8. Hitung volume zat cair keduanya

9
9. Kemudian hitung Densitasnya
C. Densitas Kamba
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Siapkan wadah yang sudah diketahui volume lalu timbang massanya
3. Masukkan sampel (serealia) kedalam wadah hingga batas volume yang
ditentukan lalu ratakan
4. Hitung berat sampel
5. Lakukan pada semua sampel yang akan di uji
6. Terakhir hitung densitas Kamba dengan rumus Massa : Volume
D. Densitas Padat
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Timbang sampel benda padat
3. Masukan air kedalam wadah hingga batas yang sudah ditentukan
4. Beri tanda pada batas air tersebut
5. Masukan sampel benda padat kedalam wadah yang sudah berisi air
6. Beri tanda pada permukaan air setelah ditambah benda padat
7. Ukur dengan penggaris perubahan tinggi air
8. Lakukan pada semua sampel
9. Catat semua data masing masing sampel mulai dari berat sampel,
perubahan ketinggian air dan luas penampang gelas
10. Hitung volume perubahan ketinggian air
11. Terakhir hitung densitas padat nya
E. Viskositas
1. Siapkan pipet volume 25 ml atau sedotan dan beri tanda 2 cm dari ujung
atas pipet/sedotan.
2. Hisap air dengan pipet/sedotan tersebut sampai melebihi batas tanda yang
dibuat
3. Atur dengan jari agar permukan air tepat pada batas tanda bagian atas pipet
4. Dengan menggunakan stopwatch lepaskan jari penutup lubang pipet
bersamaan dengan stopwatch on.
5. Ketika permukaan air tepat pada batas tanda bawah, hentikan stopwatch
6. Catat waktu yang dibutuhkan

10
7. Ulangi untuk 3x pengamatan dan dibuat rata-rata
8. Setelah itu pipet/sedotan diisi dengan cairan yang akan diukur
viskositasnya dengan prosedur yang sama dengan pengukuran
menggunakan air i. Catat waktu yang dibutuhkan oleh cairan tersebut
9. Hitung viskositasnya

11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Densitas Cairan
Uji densitas cairan ini dilakukan dengan menguji cairan minyak goreng dan
susu UHT. Benda terapung yang digunakan dalam pengujian yaitu buah lemon.
Pengujian atau praktik ini dilaksanakan untuk mengetahui nilai densitas pada
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
minyak goreng dan susu UHT. Rumus menghitung densitas cairan yaitu 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

dengan satuan gram/cm3. Berikut ini merupakan hasil perhitungan densitas


cairan yaitu minyak goreng dan susu UHT.
1. Susu Formula
Diketahui :
Diameter gelas : 10 cm
Perubahan ketinggian : 1,6 cm
Massa benda : 138 gram
Ditanya : Densitas Susu Formula
Jawab :
Luas penampang gelas = 𝜋𝑑2 ∶ 4
= 3,14 x 102 : 4
= 78,5 cm2
Volume =AxH
= 78,5 x 1,6
= 125,6 cm3
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Densitas Susu UHT = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
138
= 125,6

= 1,09 gram/cm3
2. Minyak Goreng
Diameter gelas : 10 cm
Perubahan ketinggian : 1,9 cm
Massa benda : 138 gram
Ditanya : Densitas minyak goreng
Jawab :
Luas penampang gelas = 𝜋𝑑2 ∶ 4

12
= 3,14 x 102 : 4
= 78,5 cm2
Volume =AxH
= 78,5 x 1,9
= 149,15 cm3
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Densitas ginyak goreng = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
138
= 149,15

= 0,92 gram/cm3
B. Densitas Kamba
Densitas Kamba (Bulk density) adalah perbandingan bobot bahan dengan
volume yang ditempatinya, termasuk ruang kosong diantara butiran makanan.
Uji densitas Kamba pada praktikum ini dilakukan terhadap serealia yaitu
kacang tanah, kacang hijau, dan jagung pipil. Rumus menghitung densitas
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Kamba sama dengan menghitung densitas cairan yaitu dengan satuan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

gram/cm3.
1. Kacang Hijau
Berat gelas/botol : 153 gram
Berat gelas + kacang hijau : 555 gram
Volume pengukuran : 500 cm3
Ditanya : Densitas Kamba kacang hijau
Jawab :
Berat kacang hijau = (Berat botol + kacang hijau) – berat botol
= 555 - 153
= 402 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Densitas Kamba K. hijau = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
402
= 500

= 0,80 gram/cm3
2. Kacang Tanah
Berat gelas/botol : 153 gram
Berat gelas + kacang tanah : 495 gram
Volume pengukuran : 500 cm3

13
Ditanya : Densitas Kamba kacang tanah
Jawab :
Berat kacang tanah = (Berat botol + kacang tanah) – berat botol
= 495 - 153
= 342 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Densitas Kamba K. tanah = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
342
= 500

= 0,68 gram/cm3
3. Jagung Pipil
Berat gelas/botol : 153 gram
Berat gelas + jagung : 555 gram
Volume pengukuran : 500 cm3
Ditanya : Densitas Kamba jagung pipil
Jawab :
Berat jagung = (Berat botol + jagung) – berat botol
= 555 - 153
= 402 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Densitas Kamba K. hijau = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
402
= 500

= 0,80 gram/cm3
C. Densitas Padat
Praktikum densitas padat ini dilakukan terhadap tomat dan lemon. Rumus
menghitung densitas padat sama dengan rumus densitas Kamba dan
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
menghitung densitas cairan yaitu dengan satuan gram/cm3. Densitas
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

padat sebuah Indikator penentu yang dapat menentukan kerapatan bahan


tersebut karena kerapatan padat merupakan hasil bagi masa partikel dengan
volume partikel dalam suatu bahan. Komposisi dalam massa bahan terhitung
komposisi kadar air, gula , lemak dan protein.
1. Tomat
Diameter gelas : 10 cm
Perubahan ketinggian : 0,7 cm

14
Massa benda : 59 gram
Ditanya : Densitas tomat
Jawab :
Luas penampang gelas = 𝜋𝑑2 ∶ 4
= 3,14 x 102 : 4
= 78,5 cm2
Volume =AxH
= 78,5 x 0,7
= 54,95 cm3
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Densitas Tomat = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
59
= 54,95

= 1,07 gram/cm3
2. Lemon
Diameter gelas : 10 cm
Perubahan ketinggian : 1,6 cm
Massa benda : 138 gram
Ditanya : Densitas lemon
Jawab :
Luas penampang gelas = 𝜋𝑑2 ∶ 4
= 3,14 x 102 : 4
= 78,5 cm2
Volume =AxH
= 78,5 x 1,6
= 125,6 cm3
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Densitas ginyak goreng = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
138
= 125,6

= 1,09 gram/cm3
D. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada praktikum ini viskositas yang akan

15
diukur yaitu viskositas susu UHT dan minyak goreng. Rumus untuk
𝑛1 𝑝1 𝑡1
menghitung viskositas yaitu = 𝑥
𝑛2 𝑝2 𝑡2

1. Susu UHT
Diketahui
Ts = 1,43 det
Ta = 0,68 det
Pa = 1 gram/cm3
Ps = 1,09 gram/cm3
Na = 0,89 cp
Ditanya : ns
Jawab :
𝑃𝑠 𝑇𝑠
Ns = Na x 𝑥
𝑃𝑎 𝑇𝑎
1,09 1,43
= 0,89 x 𝑥
1 0,68

= 0,89 x 2,27
= 2,01 cp
2. Minyak Goreng
Diketahui
Tm = 1,78 det
Ta = 0,68 det
Pa = 1 gram/cm3
Pm = 0,92 gram/cm3
Na = 0,89 cp
Ditanya : nm
Jawab :
𝑃𝑚 𝑇𝑚
Nm = Na x 𝑥
𝑃𝑎 𝑇𝑎
0,92 1,78
= 0,89 x 𝑥
1 0,68

= 0,89 x 2,39
= 2,13 cp

16
E. Pembahasan
Praktikum mata kuliah Penjaminan Mutu Pertanian pengujian densitas dan
viskositas pada beberapa jenis bahan pangan bertujuan untuk mengetahui mutu
dari suatu bahan pangan dari sisi sifat fisik suatu bahan. Ditinjau dari densitas
dan viskositas suatu bahan pangan tertentu. Setiap bahan pangan mempunyai
sifat fisis yang berbeda – beda. Viskositas merupakan salah satu sifat fisis
bahan pangan yang berbentuk cair. Viskositas dapat didefinisikan sebagai
ketidakmauan mengalir cairan jika dikenai gaya.. Penentuan viskositas dapat
digunakan untuk mengetahui mutu suatu produk dan sebagai kontrol atau
pengendali proses pengolahan atau penanganan. Berikut ini merupakan hasil
perhitungan densitas dan viskositas oleh mahasiswa
Densitas
Perhitungan Sampel Viskositas (cP)
(gram/cm3)
Densitas Cairan Susu UHT 1,09 2,01
dan Viskositas Minyak Goreng 0,92 2,13
Densitas Kamba Kacang Hijau 0,80
Kacang Tanah 0,68
Jagung Pipil 0,80
Densitas Bahan Tomat 1,07
Padat Lemon 1,09

Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya.
Berdasarkan hasil perhitungan densitas cairan oleh mahasiswa diatas dapat
diketahui bahwa densitas cairan susu UHT yaitu 1,09 gram/cm3. Berdasarkan
referensi lain yaitu dari Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor nilai densitas susu UHT yaitu 1.02
gram/cm3. Jika dibandingkan nilai densitas yang sudah diukur mahasiswa dengan
jurnal terdapat perbedaan hingga 0,7 gram/cm3. Perbedaan ini dapat dikarenakan
peralatan yang digunakan mahasiswa kurang memadai. Hasil penimbangan dinilai

17
kurang akurat karena timbangan digital hanya menampilkan pembulatan dari berat
benda yang ditimbang. Timbangan tidak menampilkan secara pasti berat massa
suatu benda. Misalnya massa benda 58,8 gram yang ditampilkan oleh timbangan
bisa 58 gram atau 59 gram.
Berdasarkan perhitungan densitas cairan oleh mahasiswa terhadap minyak
goreng diatas, dapat diketahui bahwa nilai densitas cairan minyak goreng yaitu 0,92
gram/cm3. Jenis minyak goreng yang digunakan dalam pengujian ini yaitu minyak
goreng kemasan yang belum pernah digunakan. Menurut Jurnal Kajian Pendidikan
Sains yang ditulis oleh Firdaus nilai densitas minyak goreng yang belum pernah
digunakan yaitu 0,85 gram/cm3. Terdapat perbedaan sekitar 0,7 gram/cm3. Nilai
perbedaan ini sama dengan perbedaan pada densitas susu UHT. Perbedaan ini dapat
terjadi karena penggunaan alat timbangan yang kurang akurat dalam memberikan
hasil timbangan terhadap benda apung yang digunakan. Selain itu dalam praktium
yang dilakukan oleh mahasiswa terjadi tumpahan minyak goreng akibat dari
memasukan benda terapung sehingga dikhawatirkan volume minyak goreng sedikit
berkurang.
Berdasarkan hasil perhitungan densitas cairan diatas dapat diketahui bahwa
densitas cairan susu UHT lebih tinggi dibandingkan densitas cairan minyak goreng.
Hal ini menunjukan bahwa susu UHT memiliki tingkat kerapatan yang lebih tinggi
dibandingkan minyak goreng.
Berdasarkan praktik oleh mahasiswa dan hasil perhitungan diatas dapat
diketahui bahwa densitas kamba kacang hijau yaitu 0,80 gram/cm3. Namun,
berdasarkan jurnal Pengamatan Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia Serealia dan
Kacang-Kacangan dapat diketahui bahwa denistas Kamba kacang hijau sedikit
berbeda yaitu 0,79 gram/cm3. Perbedaan antara perhitungan mahasiswa dengan
jurnal penelitian berbeda sekitar 0,01 gram/cm3. Perbedaan ini dapat terjadi
dikarenakan pengukuran kacang hijau pada botol yang kurang akurat terlebih dalam
meratakan kacang sesuai dengan garis volume yang sudah ditentukan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa dan perhitungan
densitas Kamba dapat diketahui bahwa nilai densitas Kamba kacang tanah yaitu
0,68 gram/cm3. Menurut referensi yaitu dari jurnal Pengamatan Terhadap Sifat
Fisik Dan Kimia Serealia dan Kacang-Kacangan dapat diketahui bahwa densitas

18
kacang tanah yaitu 0,61. Terdapat perbedaan sekitar 0,07 gram/cm3. Nilai
perbedaan ini tidak terlalu besar. Perbedaan ini dapat terjadi karena pengukuran
kacang tanah sesuai volume yang sudah ditentukan kurang tepat sehingga terdapat
perbedaan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa dan perhitungan
terhadap densitas Kamba dapat diketahui bahwa nilai densitas Kamba jagung pipil
yaitu 0,80 gram/cm3. Menurut referensi lain yaitu dari jurnal Pengamatan Terhadap
Sifat Fisik Dan Kimia Serealia dan Kacang-Kacangan dapat diketahui bahwa
densitas Kamba jagung pipil yaitu 0,85 gram/cm3. Dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan 0,05 gram/cm3. Perbedaan ini masuk dalam perbedaan yang tidak terlalu
besar. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh pengukuran jagung sesuai volume yang
sudah ditentukan kurang akurat. Selain itu perbedaan dapat dipengaruhi oleh jagung
pipil yang masih terdapat banyak ampas sisa pemipilan yang belum dibersihkan
sehingga mempengaruhi densitasnya.
Berdasarkan perhitungan densitas Kamba terhadap 3 serealia dan kacang –
kacangan dapat diketahui bahwa nilai densitas Kamba kacang hijau dan jagung pipil
bernilai sama dan lebih tinggi dari densitas Kamba kacang tanah. Hal ini
membuktikan bahwa kacang hijau dan jagung pipil memiliki tingkat kerapatan yang
sama dan lebih tinggi dari kacang tanah.
Berdasarkan praktikum dan perhitungan densitas bahan padat oleh mahasiswa
dapat diketahui bahwa densitas bahan padat dari tomat matang yaitu 1,07 gram/cm3.
Tomat yang digunakan adalah tomat dalam kondisi matang. Referensi lain dari
penelitian oleh mahasiswa Universitas Mataram, densitas tomat yaitu berada pada
nilai 0,8 – 1,64 gram/cm3. Secara nyata dapat dilihat bahwa nilai densitas yang di
peroleh mahasiswa masuk dalam kategori tersebut.
Berdasarkan praktikum dan perhitungan densitas bahan padat oleh mahasiswa
juga dapat diketahui bahwa densitas bahan padat lemon yaitu 1,09 gram/cm3.
Lemon yang digunakan yaitu lemon dengan kondisi hampir matang. Berdasarkan
kedua uji densitas padat tersebut dapat diketahui bahwa densitas padat lemon lebih
besar dar tomat. Hal ini menunjukan bahwa kerapatan buah lemon lebih tinggi dari
pada buah tomat. Selain itu massa buah lemon juga lebih berat dari tomat. Hal ini

19
sesuai dengan pernyataan bahwa Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya.
Praktikum dan Perhitungan uji viskositas yang dilakukan oleh mahasiswa
terhadap susu UHT memperoleh nilai 2,01 cP. Berdasarkan referensi dari Jurnal
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya dapat diketahui bahwa nilai viskositas
susu UHT yaitu 2,33. Terdapat perbedaan sebanyak 0,32 antara perhitungan
mahasiswa dengan referensi. Perbedaan ini dapat terjadi karena pipet untuk uji
viskositas yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan pipet kecil ukuran 6 ml
sehingga hasil perhitungan kurang akurat. Pengukuran dengan cara sederhana
tersebut juga dapat memberikan hasil yang kurang akurat bila dibandingkan dengan
pengukuran menggunakanv alat penghitung viskositas.
Berdasarkan praktikum dan perhitungan uji viskositas yang dilakukan oleh
mahasiswa terhadap minyak goreng, dapat diketahui bahwa nilai viskositas minyak
goreng yaitu 2,13 cP. Referensi lain menunjukan bahwa rata – rata nilai viskositas
minyak goreng yaitu 4,1 cP. Nilai yang jauh berbeda antara perhitungan mahasiswa
dengan referensi yang diperoleh. Perbedaan ini dapat terjadi karena pipet untuk uji
viskositas yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan pipet kecil ukuran 6 ml
sehingga hasil perhitungan kurang akurat. Pengukuran dengan cara sederhana
tersebut juga dapat memberikan hasil yang kurang akurat bila dibandingkan dengan
pengukuran menggunakanv alat penghitung viskositas.
Berdasarkan hasil pengukuran viskositas diatas dapat diketahui bahwa
viskositas minyak goreng lebih tinggi dari susu UHT artinya tingkat kekentalan
minyak goreng lebih tinggi dari pada susu UHT.

20
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa
Densitas atau massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya
perbandingan antara massa benda dengan volume benda. Sedangkan viskositas
merupakan ketahanan aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh tekanan atau
tegangan. Densitas cairan yang uji memperoleh nilai susu UHT yaitu 1,09 gram/cm3
dan minyak goreng yaitu 0,92 gram/cm3. Artinya densitas cairan susu UHT lebih
tinggi dibandingkan densitas cairan minyak goreng sehingga susu UHT memiliki
tingkat kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan minyak goreng.
Densitas Kamba yang diuji memperoleh nilai kacang hijau yaitu 0,80
gram/cm3, Kamba kacang tanah yaitu 0,68 gram/cm3, dan jagung pipil yaitu 0,80
gram/cm3. Nilai densitas Kamba kacang hijau dan jagung pipil bernilai sama dan
lebih tinggi dari densitas Kamba kacang tanah. Sehingga kacang hijau dan jagung
pipil memiliki tingkat kerapatan yang sama dan lebih tinggi dari kacang tanah.
Densitas padat yang diuji memperoleh yaitu tomat matang yaitu 1,07 gram/cm3
dan lemon yaitu 1,09 gram/cm3. Densitas padat lemon lebih besar dar tomat.
Artinya kerapatan buah lemon lebih tinggi dari pada buah tomat. Selain itu massa
buah lemon juga lebih berat dari tomat.
Viskositas yang diuji memperoleh nilai susu UHT 2,01 cP dan minyak goreng
yaitu 2,13 cP. Berdasarkan hasil pengukuran viskositas diatas dapat diketahui
bahwa viskositas minyak goreng lebih tinggi dari susu UHT artinya tingkat
kekentalan minyak goreng lebih tinggi dari pada susu UHT.

21
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. Analisis Pola Perubahan Viskositas Minyak Goreng. Jurnal Jurnal Kajian
Pendidikan Sains Speksa.

Firdausi, Dwi Putri Aulia. 2019. Densitas Dan Viskositas Bahan Dan Produk
Pangan Penjaminan Mutu Pertanian. Laporan Praktikum
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang.

Gayu, dkk. 2012. Pengamatan Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia Serealia Dan
Kacang-Kacangan. Jurnal Mahasiswa dan Teknologi Pangan.

Indria, dkk. 2015. Karakteristik Rheologi Susu Pada Berbagai Proses Pengolahan.
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 3. Universitas Brawijaya.

Suryana, Ida Bagus. 2017. Uji Densitas Komoditas dan Produk Hasil Pertanian.
Praktikum Sifat Fisik dan Indrawi Universitas Mataram.

Sutiah, dkk. 2008. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas
Dan Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662 Vol 11
,No.2. Universitas Diponegoro

Wulandari, dkk. 2017. Kajian Kualitas Produk Susu Pasteurisasi Hasil Penerapan
Rantai Pendingin. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

22
LAMPIRAN

Gambar 1. Uji Densitas Kamba Kacang Hijau

Gambar 2. Uji Densitas Kamba Kacang Tanah

Gambar 3. Uji Densitas Jagung Pipil

23
Gambar 4. Menimbang benda padat (Tomat)

Gambar 5. Uji Densitas Bahan Padat Tomat

Gambar 6. Menimbang Benda Padat (Lemon)

24
Gambar 7. Uji Densitas Bahan Padat Lemon

Gambar 8. Uji Densitas Cairan Susu UHT

Gambar 9. Uji Densitas Cairan Minyak Goreng

25
Gambar 10. Uji Viskositas Minyak Goreng

Gambar 11. Uji Viskositas Susu UHT

Gambar 12. Uji Viskositas Air

26

Anda mungkin juga menyukai