Anda di halaman 1dari 7

ACARA 4 KENAIKAN TITIK DIDIH

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat cair sama
dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai titik
didih zat terlarut. Pertama adalah titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya sehingga zat
terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika
dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis zat
terlarutnya. Dalam dunia industry, kenaikan titik didih sangat diperlukan pemahaman mengenai
kenaikan titik didih. Banyak kegiatan industry yang menerapkan ilmu kenaikan titik didih. Oleh karena
itu penting untuk melakukan percobaan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai kenaikan titik
didih untuk diterapkan di dunia industry.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui kenaikan titik didih suatu larutan KCl,NaCl, dan air dengan mengukur kenaikan titik
didihnya.
2. Membandingkan titik didih antara gula, garam, CMC, gliserol, dan dekstrin disertai H2O sebagai
pelarut murni.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah temperatur dimana
tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selam
cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka
suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada
cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan
lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya
tekanan atmosfer(Brady, 1999 : 540).
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak
langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar
molekulnya kkuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah (Brady,
1999 : 541).
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan
cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila
suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada titik didih, tekanan
uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap dapat terbentuk
dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya,
molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan
harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap (Petrucci, 2000 : 175).

Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain sukar
menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang
dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat
sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut.
Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang
sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih
larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap
larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih tinggi (Sukardjo, 1990 : 152).

BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
1. Erlenmeyer
2. Termometer
3. Hot plate
4. Spatula
5. Neraca
6. Pipet ukur + bulb pipet
3.1.2. Bahan
1. NaCl
2. KCl
3. Gula
4. Garam
5. CMC
6. Gliserol
7. Dextruse

3.2. Skema kerja


3.2.1.Percobaan 1

100 ml air dalam erlenmeyer

Panaskan dengan hot plate

Ukur titik didih pelarut murni

Ukur titik didih larutan (NaCl, KCl) 3 gr dalam 100 ml air

Hitung titik didih larutan


3.2.2.Percobaan 2

100 ml air dipanaskan hingga mendidih

Sambil menunggu air mendidih, timbang bahan (gula, garam,


dekstruse, CMC, gliserol dengan 5 tingkat konsentrasi (2,5 x 5)

Ukur titik didih air dengan termometer

Masukkan bahan (2,5 gr pertama) sambil


diaduk
Ukur titik didihnya

Lakukan hingga 5 tingkat konsentrasi

Buat kurva hubungan antara konsentrasi dengan titik didih

Bahas jika ada perbedaan

BAB 4 HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


4.1. Hasil pengamatan
4.1.1.Percobaan 1
No Bahan Titik didih (0C)
1 Air 100 mL 97
2 KCl 3 gr 95
3 NaCl 3 gr 99
4.1.2.Percobaan 2
No. Perlakuan (Konsentrasi) Titik didih (0C)
1 100 ml air 94
100 ml air + 2,5 gr gula (I) 95
100 ml air + 2,5 gr gula (II) 94
100 ml air + 2,5 gr gula (III) 93
100 ml air + 2,5 gr gula (IV) 94
100 ml air + 2,5 gr gula (V) 94
2 100 ml air 96
100 ml air + 2,5 gr gliserol (I) 97
100 ml air + 2,5 gr gliserol (II) 97
100 ml air + 2,5 gr gliserol (III) 97
100 ml air + 2,5 gr gliserol (IV) 97
100 ml air + 2,5 gr gliserol (V) 97
3 100 ml air 98
100 ml air + 2,5 gr CMC (I) 95
100 ml air + 2,5 gr CMC (II) 94
100 ml air + 2,5 gr CMC (III) 95
100 ml air + 2,5 gr CMC (IV) 95
100 ml air + 2,5 gr CMC (V) 95
4 100 ml air 96
100 ml air + 2,5 gr garam (I) 94
100 ml air + 2,5 gr garam (II) 96
100 ml air + 2,5 gr garam (III) 97
100 ml air + 2,5 gr garam (IV) 98
100 ml air + 2,5 gr garam (V) 100
5 100 ml air 95
100 ml air + 2,5 gr dextruse (I) 97
100 ml air + 2,5 gr dextruse (II) 98
100 ml air + 2,5 gr dextruse (III) 98
100 ml air + 2,5 gr dextruse (IV) 99
100 ml air + 2,5 gr dextruse (V) 98
Keterangan:
I : Erlenmeyer berisi 100 ml air + 2,5 gr bahan
II : Erlenmeyer berisi 100 ml air + 2,5 gr bahan + 2,5 gr bahan
III : Erlenmeyer berisi 100 ml air + 2,5 gr bahan + 2,5 gr bahan + 2,5 gr bahan
IV : Erlenmeyer berisi 100 ml air + 2,5 gr bahan + 2,5 gr bahan + 2,5 gr bahan + 2,5 gr bahan
V : Erlenmeyer berisi 100 ml air + 2,5 gr bahan + 2,5 gr bahan + 2,5 gr bahan + 2,5 gr bahan
+ 2,5 gr bahan

4.2 Hasil perhitungan


4.2.1 Percobaan 1
No Bahan Titik didih Titik didih
pengamatan (0C) perhitungan (0C)
1 Air 100 mL 97 -
2 KCl 3 gr 95 97,42
3 NaCl 3 gr 99 97,54
4.2.2 Percobaan 2
-

BAB 5 PEMBAHASAN
1.1. Pengertian Kenaikan Titik Didih Larutan
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar
(tekanan pada permukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Hal
ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan
penguapan berkurang.Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih
pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan
titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ) (Deswanti, 2011).
1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Titik Didih
Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih larutan akan semakin besar
apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik
didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku
larutan lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya. Roult menyederhanakan ke dalam persamaan
Tb = kb . m
Tb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol zat dalam 1000
gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Perubahan titik didih atau ΔTb merupakan selisih dari titik didih larutan dengan titik didih
pelarutnya, seperti persamaan :
ΔTb = Tb – Tbº
Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut. Kenaikan tidak
dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut khususnya yang terkait
dengan proses ionisasinya. Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik
didik harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :

Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi (Anonim, 2011)

1.3. Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan


1.3.1.Percobaan 1
Pada percobaan 1, masukkan 100 ml air dalam Erlenmeyer. Kemudian dipanaskan di
atas hot plate yang berfungsi untuk memanaskan larutan sampai mendidih. Kemudian ukur
titik didih pelarut murni dan titik didih larutan KCl dan NaCl 3 gr dalam 100 ml air dengan
menggunakan thermometer yang berfungsi untuk mengukur titik didih larutan. Lalu hitung
titik didih larutan.
1.3.2.Percobaan 2
Pada percobaan 2, masukkan 100 ml air dan panaskan hingga mendidih. Sambil
menunggu air mendidih, timbang bahan-bahan yaitu gula garam, CMC, dextrose, dan gliserol
dengan 5 tingkat konsentyrasi yaitu 2,5 gr; 5 gr; 7,5 gr; 10 gr; dan 12,5 gr. Kemudian ukur titik
didih air dengan thermometer. Masukkan bahan 2,5 gr pertama sambil diaduk dengan spatula
untuk menghomogenkan larutan. Ukur titik didihnya dengan thermometer yang berfungsi
untuk mengukur suhu. Kemudian lakukan 5 ingkat konsentrasi yang berbeda untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan titi didih. Buat kurva hubungan antara konsentrasi
dengan titik didih agar perbedaannya dapat terlihat lebih jelas dalam bentuk kurva. Bahas jika
ada perbedaan.

1.4. Analisis Data


1.4.1.Percobaan 1
Pada percobaan 1 adalah percobaan untuk mengetahu kenaikan titik didih larutan KCl
dan NaCl 3 gram dalam 100 ml air. Pada percobaan didapat titik didih air 970C, KCl 950C, dan
NaCl 990C. melalui perhitungan didapat kenaikan titik didih larutan KCl 0,420C. Sehingga titik
didih larutan 97,420C. sedangkan pada NaCl didapat kenaikan titik didih melalui perhitungan
0, 540C, sehingga titik didih larutannya 97, 540C.
Pada percobaan ini terjadi perbedaan hasil antara hasil perhitungan dengan percobaan
langsung. Seharusnya memang larutan kCl dan NaCl memiliki titik didih lebih tinggi dari air.
Hal ini dikarenakan larutan KCl dan NaCl memiliki partikel yang lebih banyak sehingga
menghambat penguapan. Oleh karena penguapan terhambat, maka energy yang dibutuhkan
utnuk menguap lebih banyak, begitu juga dengan titik didihnya juga makin tinggi.
Perbedaan hasil percobaan bila dibandingkan dengan literature karena adanya
penyimpangan saat percobaan. Tidak meratanya pemansan yang diterima antara air, larutan
KCl dan larutan NaCl menyebabkan hasil yang berbeda.
1.4.2.Percobaan 2
Pada percobaan 2 ini dilakukan percobaan mengenai pengaruh konsentrasi terhadap
titik didih larutan gula, gliserol, CMC, garam dan dextrose. Ada percobaan pengaruh
konsnetrasi terhadap titik didih larutan gula didapat titik didih air 940C, titik didih larutan
950C, 940C, 930C, 940C, 940C. dengan bertambahnya konsentrasi, titik didihnya naik turun.
Pada percobaan larutan gliserol didapat titik didih air 960C, titik didih larutannya tetap stabil
yaitu 970C. pada percobaan larutan CMC didapat titik didih air 980C, titik didih larutannya
950C, 940C, 950C, 950C, 950C. dengan bertambahnya konsentrasi, titi didihnya tidak stabil.
Pada percobaan larutan garam didapat titik didih air 960C, titik didih larutan 960C, 940C, 960C,
970C, 980C, 1000C. dengan bertambahnya koonsentrasi, titik didihnya tidak stabil. Pada
percobaan titik didih larutan dextrose didapat titik didih air 950C dan titik didih larutannya 97,
980C, 980C, 990C, 980C. dengan bertambahnya konsentrasi, titik didihnya tidak stabil.
Dari kelima bahan tersebut didapat hasil yang berbeda-beda. Seharusnya dengan
bertambahnya konsentrasi maka semakin tiggi pula titik didih larutannya. Selain itu titik didih
larutan tidak dipengaruhi oleh jenis zat, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut. Sehingga
seharusnya dari 5 bahan tersebut memiliki perubahan titik didih yang sama dan semakin
tinggi dengan bertambahnya konsentrasi. Perbedaan hasil tersebut dibandingkan dengan
literature dikarenakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan tersebut berupa meratanya
panas yang diterima tiap Erlenmeyer 9larutan), serta terjadi pencampuran antara bahan
dextrose dan CMC secara tidak sengaja.

BAB 6 PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari percobaan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Titik didih adalah suhu saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara luar
2. Kenaikan titik didih adalah selisih titik didih larutan dnegan titik didih pelarut
3. Faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi (molalitas) dan harga Kb.
4. Semakin tinggi konsentrasi, kenaikan titik didih larutan semakin tinggi.
5. Semakin tinggi harga Kb, kenaikan titik didih laruta semakin tinggi.
6. Kenaikan titik didih tidak dipengaruhi oleh jenis zat ang terlarut.
7. Titik didih larutan KCl dan NaCl 3 gram lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni (air).
8. Gula, gliserol, CMC, garam, dan dextrose tidak mempengaruhi kenaikan titik didih larutan, yang
mempengaruhi adalah knsentrasi masing-masing bahan.
9. Terjadinya penyimpangan dapat menyebabkan perbedaan hasil dengan literature.

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello. 1994. Dasar-dasar Fisika Universitas Edisi Kedua Jilid 1. Washington DC: Erlangga.

Anonim. 2011. Besaran dan Satuan. http://id.wikipedia.org/wiki/Besaran-dan-satuan. [23 Desember


2011].

Halliday, David. 1999. Fisika. New York: Erlangga.

Susanti. 2010. Besaran dan Satuan. http://senyawa-kimia.blogspot.com/2010/02/besaran-pokok-dan-


turunan.html. [23 Desember 2011].

Zemansky, Seans. 1969. Fisika untuk Universitas 1. New York Trimitra Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai