Anda di halaman 1dari 4

A.

Pendahuluan
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi. Kadar air adalah salah satu sifat bahan makanan yang
paling sering diukur. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup.
Jenis makanan yang dikonsumsi sebagian besar mengandung air yang berlebihan. Terdapat
jumlah kandungan air yang berbeda pada setiap bahan pangan dan hal itu dapat ditentukan
dengan berbagai metode dan prinsip. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi menyebabkan
mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi
perubahan pada bahan pangan. Kadar air adalah hilangnya berat ketika bahan yang
dikeringkan sesuai dengan teknik dan metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang
diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang
mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban sebanyak mungkin. Prinsip
metode thermogravimetri adalah menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan
pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah
diuapkan. Secara umum proses thermogravimetri dilakukan dengan perlakuan yang
mencakup penimbangan, pengovenan, pendinginan hingga diperoleh berat konstan. Metode
Pengeringan (Thermogravimetri) prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan
jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah
diuapkan.

B. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan pengujian kadar air pada bahan pangan dengan
menggunakan metode thermogravimetri.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
‒ Botol timbang
‒ Penjepit
‒ Desikator
‒ Oven pengering

2. Bahan
‒ Susu bubuk
D. Langkah Kerja
1. Masukkan botol timbang kedalam oven dengan suhu 105℃ selama 3 jam
2. Keluarkan botol timbang dari dalam oven, kemudian masukkan kedalam desikator
selama 30 menit
3. Keluarkan botol timbang dari desikator. Selanjutnya timbang botol timbang dan catat
berat botol timbang. Ulangi tahap 1 – 3 hingga berat dari botol timbang adalah konstan.
4. Timbang sampel sebanyak 1 – 2 gram
5. Sampel dimasukkan kedalam oven selama 3 – 5 jam dengan suhu 105℃
6. Sampel dikeluarkan dari dalam oven kemudian dimasukkan kedalam desikator selama 30
menit
7. Sampel dikeluarkan dari desikator, selanjutnya sampel di tiimbang. Ulangi tahap 5 – 7
dengan selang waktu menimbang sampel yaitu kurang lebih 1 jam, yang selanjutnya nanti
akan di hitung jumlah kadar air yamg hilang pada sampel.

E. Hasil Penelitian
(sebagian besar data yang ada hanya melihat referensi, dan yang lain ada didalam video praktikum)

�� = massa sampel awal (gram)


� = massa sampel kering = berat botol konstan – berat botol kosong Mis. 20.8179 – 20.8170
m −m
% kadar air = 0 x 100%
m0

(2.0254 − 0,0009)
% kadar air = x 100%
2.0254

= 1%

F. Pembahasan
Sampel yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah susu bubuk. Hal pertama yang
dilakukan adalah menimbang botol timbang hingga konstan. Hal ini bertujuan agar
botol timbang terbebas dari zat pengotor dan mencegah adanya tambahan air dari lingkungan
pada yang menyebabkan pengukuran kadar air menjadi tidak akurat. Pendinginan botol
timbang menggunakan desikator karena desikator memiliki RH konstan. Tujuan
pendinginan botol timbang adalah agar suhu wadah sampel menurun sehingga pada saat
ditimbang suhunya stabil. Pemindahan cawan harus dilakukan dengan penjepit yang bersih
dan tidak dengan tangan agar tidak mempengaruhi berat cawan konstan. Penggunaan
penjepit dalam pemindahan cawan juga harus diperhatikan agar ujung krustang yang
bersentuhan langsung dengan cawan bebas dari kontaminan. Pengovenan dan
pendinginan dilakukan berulang hingga beratnya konstan. Berat konstan berarti bahwa
perbedaan berat antar penimbangan tidak melebihi 0.0002 gram. Rata-rata
penimbangan kemudian dicari dengan menggunakan dua data berat terakhir. Perhitungan
kadar air pada metode ini dilakukan dengan mengukur wet basis dan dry basis dari sampel.
Wet basis adalah perbandingan antara air dalam bahan tersebut dengan keseluruhan berat
sampel, sedangkan dry basis adalah perbandingan antara air dalam bahan tersebut dengan
berat padatan sampel. Berat air didapatkan dari selisih antara berat botol timbang dan sampel
dengan rata-rata berat yang didapatkan setelah pengeringan. Berat padatan didapatkan dari
selisih antara rata-rata berat sampel dengan berat air. Persentase dry basis pada semua sampel
lebih besar dibandingkan dengan wet basis, hal ini disebabkan karena berat residu lebih kecil
dibandingkan dengan berat sampel awal.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bobot sampel susu bubuk yaitu 2.0254 gram.
selanjutnya untuk massa sampel kering yaitu dengan mengurangkan berat botol konstan
dengan berat botol kosong, sehingga % kadar air susu bubuk adalah 1%.

G. Kesimpulan
1. Kadar air adalah hilangnya berat ketika bahan yang dikeringkan sesuai dengan teknik dan
metode tertentu. Kadar air yang tinggi menyebabkan mudahnya bakteri, kapang, dan
khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan.
2. Prinsip metode termogravimetri adalah menguapkan air yang ada dalam bahan dengan
jalan pemanasan.
3. Dengan memakai sampel susu bubuk sebanyak 2.0254 gram, % kadar airnya yaitu 1%.

H. Sumber dan Referensi


‒ https://www.youtube.com/watch?v=j9TtpWzaZLU
‒ http://thamus23mg.blogspot.com/2013/03/pengujian-kadar-air-metode.html
‒ http://mybrain11.blogspot.com/2013/10/laporan-analisa-kadar-air.html
‒ https://www.academia.edu/36305495/ANALISIS_KADAR_AIR_DENGAN_METODE_
TERMOGRAVIMETRI
‒ https://www.studocu.com/id/document/universitas-padjadjaran/analisis-
makanan/other/laporan-praktikum-analisis-pangan-kadar-air/3714701/view

Anda mungkin juga menyukai