PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Browning atau pencoklatan merupakan proses perubahan
warna yang terjadi pada bahan pangan yang ditandai dengan
adanya warna coklat pada daging buah. Browning banyak
terjadi pada buah dan sayuran. Browning banyak menginfeksi
buah yang telah dikupas dari kulitnya. Buah dengan
pencoklatan akan terlihat berbeda dengan buah segar. Hal itu
sangat nampak dari bentuk fisik.
Salah satu contoh jenis buah yang paling sering dan sangat cepat
mengalami pencoklatan adalah apel. Buah berair ini cepat sekali
berubah warna setelah dilepas dari kulitnya jika terus
didiamkan, kecuali jika mendapatkan perlakuan khusus
seperti perendaman buah di dalam air. Hasil buah yang
mengalami browning akan berbeda kualitasnya dengan buah
yang tidak mengalami browning.
Pengonsumsi jenis buah ini bukan hanya dari kalangan
anak-anak tapi untuk semua jenis umur menyukai rasa dan
aroma dari buah yang dikenal memiliki antioksidan yang
tinggi ini. Namun, browning menjadi salah satu masalah ketika
seseorang menemukan buah atau sayur dengan tampilan
warna yang tidak lagi sesegar warna aslinya setelah dikupas
(coklat), mereka biasanya enggan lagi mengonsumsi buah itu
karena faktor warna akibat pencoklatan yang menampakkan
warna coklat. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan
praktikum untuk mengamati reaksi pencokatan pada buah
dan sayur serta cara mencegah terjadinya pencoklatan.
1
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengamati faktor-faktor yang dapat mempercepat dan menghambat
terjadinya pencoklatan enzimatis
2. Membandingkan pengaruh masing-masing faktor tersebut berdasarkan
warna yang tampak pada buah dan sayuran tersebut.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
umbi. Secara kimia daging umbi kentang banyak mengandung air
dibandingkan bagian pusat daging.
Klasifikasi kentang yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : S. Tuberosum
D. Buah Pisang (Musa paradisiacal)
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut
dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Berikut ini
klasifikasi pisang (Musa paradisiaca).
Klasifikasi Pisang yaitu:
Kingdom : Palmales
Super Divisi : Angiospermae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
E. Definisi Browning
4
sayuran. Contohnya substrat yang baik adalah senyawa
fenolik dengan jenis ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling
berdekatan. Proses pencoklatan enzimatik akan terjadi
apabila adanya reaksi antara enzim fenol oksidase dan
oksigen dengan substrat tersebut. Pada pencoklatan
enzimatis seperti pada buah apel dan buah lain setelah
dikupas disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim Polypenol
Oxidase (PPO), yang dengan bantuan oksigen akan
mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol,
yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon. Gugus O-
kuinon inilah yang membentuk warna coklat.
5
oleh masyarakat walaupun pencoklatan enzimatis tidak terlalu
mempengaruhi rasa dari bahan pangan tersebut.
F. Penghambat Pencokelatan
6
akan terhambat. Dengan terhambatnya aktivitas enzim, maka
mikroorganisme tidak dapat melakukan metabolisme dan akhirnya akan
mati. Sulfit akan lebih efektif dalam bentuk yang bebas atau tidak
terdisosiasi, sehingga sebelum digunakan sulfit dipanaskan terlebih
dahulu. Selain itu, sulfit yang tidak terdisosiasi akan lebih terbentuk pada
pH rendah (2,5 4), dan pada pembuatan manisan bengkoang ini, pH
rendah atau suasana asam diperoleh dari penambahan asam sitrat.
7
Buah yang dipotong dengan pisau stainless steel akan lebih
lama mengalami reaksi pencoklatan enzimatis
dibandingkan dengan pisau besi karena karena pisau
stainless steel adalah jenis pisau besi yang dilapisi baja
tahan asam dan basa sehingga tidak mudah berkarat
karena tidak mudah mengalami oksidasi.
8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
9
f. Asam Sitrat : 1 Sendok
g. Sulfit : 1 Sendok
B. LANGKAH KERJA
1. Prosedur Sebelum Pengamatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Meletakkan 2 gelas beaker diatas meja dan memberi label A dan B
c. Membuat larutan asam sitrat di gelas A. Caranya memasukkan 1
sendok asam sistrat ke dalam 250 ml air, kemudian aduk sampai
merata.
d. Menuangkan air dalam gelas B sebanyak 250 ml.
e. Menyiapkan Stopwatch diatas meja pengamatan.
10
h. Mengulangi langkah 3 a - g pada buah salak, kentang dan buah pisang.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. HASIL PERCOBAAN
Tabel 1.
Hasil Pengamatan Reaksi Pencoklatan
B. ANALISA
Berdasarkan tabel pengamatan, di bawah ini akan dibahas mengenaimasing-
masing perlakuan pada komoditi sayur dan buah :
11
a. Pemotongan dengan Menggunakan Pisau Stainless dan Pisau Besi
- Berdasarkan Referensi
Pemotongan dengan menggunakan pisau stainless dan pisau besi. Pisau
biasa terbuat dari bahan besi dan mudah bereaksi dengan bahan pangan sedangkan
pisau stainless tidak bereaksi dengan bahan pangan. Pisau biasa yang terbuat dari
besi akan mudah teroksidasi dan akan cepat menyebabkan karat, jika dipakai untuk
mengiris bahan pangan maka bahan pangan tersebut akan cepat teroksidasi dan
akan cepat menjadi coklat. Hal ini juga disebabkan karena aktivitas kresolase
dimana terbentuknya kompleks protein-tembaga dengan menggabungkan satu
molekul oksigen dengan protein tempat atom kupro yangberdampingan terikat.
Aktivitas kresolase melibatkan tiga tahap yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
Protein-Cu+-O2 + monofenol Protein-Cu2 + + o-kuinon + H2O
- Berdasarkan Praktikum yang Kami Lakukan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, buah yang
dipotong dengan pisau stainless steel lebih cepat mengalami
proses pencoklatan dibanding dengan buah yang dipotong
dengan pisau besi. hal ini mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah luas permukaan bahan. Luas permukaan bahan pada pemotongan buah dan
sayur dengan pisau stailnless mungkin lebih kecil dibandingkan pemotongan apel dengan
pisau besi. Hal ini berarti hasil pengamatan kami berbeda dengan
referensi yang ada (Human Error).
12
mengalami perubahan warna baik itu pisang, apel,
salak maupun kentang. Dan pada 10 menit kedua,
buah yang direndam dalam air mulai terlihat kuning
kecoklatan.
13
Buah yang direndam dalam larutan sulfit ternyata
lebih cepat mengalami proses pencoklatan jika
dibanding dengan buah yang direndam dalam larutan
air maupun larutan larutan asam sitrat. Dalam waktu
5 menit buah yang dikupas dengan pisau stainless
steel lalu direndam dalam larutan sulfit mengalami
perubahan warna menjadi kuning kecoklatan dan
pada waktu 10 menit telah muncul garis-garis coklat
pada buah. Hal ini berbeda dengan referensi yang
menyatakan bahwa sulfit sangat ampuh mencegah
proses browning, karena pada hasil praktikum kami
buah yang direndam dengan larutan sulfit lebih cepat
mengalami proses browning dibanding dengan buah
yang direndam dalam larutan air maupun larutan
asam sitrat.
e. Udara
Pada buah yang tidak mengalami perlakuan atau yang hanya
disimpan pada udara terbuka. Buah tersebut seluruhnya mengalami
pencoklatan yang lebih cepat dibandingkan dengan buah yang
mendapatkan perlakuan. Ini disebabkan karena bahan pangan tidak ada
penghambat antara bahan dengan oksigen, sehingga bahan mengalami
kontak langsung dengan oksigen dan pencoklatan terjadi lebih
cepat.
14
BAB V
A. KESIMPULAN
Pencoklatan enzimatis pada buah dan sayur dapat dihambat oleh beberapa hal, seperti
perendaman dalam air, perendaman dalam bahan kimia (metabisulfit), dan perendaman
dalam larutan asam (asam sitrat). Pencegahan pencoklatan lebih efektif
dapat menggunakan larutan sulfit karena larutan dapat
mencegah pertumbuhan mikroba dan bertindak sebagai
pengawet kemudian air dan yang terakhir adalah larutan
asam sitrat. Selain itu, penggunaan alat pemotong (pisau) yang dibuat dari bahan
berbeda dapat berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya proses pencoklatan.
B. SARAN
15
Saran untuk praktikum proses browning yaitu sebaiknya alat-alat
16
DAFTAR PUSTAKA
Safarni, Rizka Aulia dkk. 2004. Pencoklatan Buah Beku. From http://www.aagos.
ristek.go.id /pangan_kesehatan/pangan/ipb/ Pengawetan %20buah
%20segar.pdf. Diakses Pada Tanggal 30 Maret 2016
Noviyani, Tri dkk. 2012. Laporan Pencoklatan pada Buah Beku. From
http://rizal-sitorus.blogspot.co.id/2012/12/laporan-pencoklatan-pada-
buah-beku.html. Diakses Pada Tanggal 30 Maret 2016
Ishak Meilty Christy. 2011. Pencoklatan Enzimatik dan Non Enzimatik. From
http://meiltyishak.blogspot.co.id/p/pencoklatan-enzimatik-dan-non
enzimatik.html/. Diakses Pada Tanggal 30 Maret 2016
LAMPIRAN
17
Gambar 1. Alat Praktikum
18
Gambar 4. Praktikum Salak Menggunakan Pisau Syeinless dan Pisau Besi
19