Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM AIR DALAM SISTEM PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email @gmail.com

ABSTRAK

Kandungan air suatu zat dapat diekspresikan dengan berat basah (wet basis) atau
berdasarkan berat kering (dry basis). Tujuan dari eksperimen praktis ini adalah untuk
mengetahui kadar air suatu sampel makanan secara kering dan basah serta untuk
mengetahui daya tahan makanan. Metode yang digunakan dalam percobaan praktis ini
adalah metode oven untuk cawan dan metode pengeringan untuk sampel, dalam metode ini
terjadi proses pengeringan. Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah biskuit,
susu bubuk, bubur instan, tepung tapioka, minuman sereal, susu, tepung maizena, kopi,
tepung hunkwe dan bubuk cabai. Hasilnya adalah kadar air menurun pada perhitungan
basis basah. Sedangkan, untuk metode dasar kering, kadar air berbanding terbalik dengan
aktivitas air dari larutan garam yang digunakan.

Kata Kunci: kadar air, air dalam makanan, pengeringan

PENDAHULUAN di antara koloid tersebut dan merupakan


pelarut zat-zat yang ada di dalam sel.
Kadar air adalah persentase Air yang ada dalam bentuk ini masih
kandungan air suatu bahan yang dapat tetap mempunyai sifat air bebas dan
dinyatakan berdasarkan berat basah dapat dikristalkan pada proses
(wet basis) atau berdasarkan berat pembekuan. Air yang dalam keadaan
kering (dry basis). Kadar air berat basah terikat kuat yaitu membentuk hidrat.
mempunyai batas maksimum teoritis Ikatannya berifat ionik sehingga relatif
sebesar 100 persen, sedangkan kadar air sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini
berdasarkan berat kering dapat lebih tidak membeku meskipun pada suhu
dari 100 persen (Chang, 2005). Kadar 0°C (Tabrani, 1997).
air dapat memengaruhi karakteristik Menurut Taib (1988), kadar air
fisiologis dan organoleptik suatu bahan bahan menunjukkan banyaknya
pangan, sehingga pengetahuan tentang kandungan air per satuan bobot bahan.
kadar air dalam bahan pangan penting Dalam hal ini terdapat dua metode
untuk diketahui dalam proses untuk menentukan kadar air bahan
pengolahan pangan. tersebut yaitu berdasarkan bobot kering
Air dalam suatu bahan pangan (dry basis) dan berdasarkan bobot basah
berada dalam tiga bentuk yaitu air (wet basis). Dalam penentuan kadar air
bebas, air yang terikat secara lemah, dan bahan pangan biasanya dilakukan
air yang terikat kuat. Air bebas terdapat berdasarkan bobot basah. Dalam
dalam ruang-ruang antarsel dan perhitungan ini berlaku rumus sebagai
intergranular dan pori-pori yang berikut:
terdapat pada bahan. Air yang terikat
secara lemah karena terserap pada 𝑊𝑎
𝐾𝑎 = × 100%
permukaan koloid makromolekuler 𝑊𝑏
seperti protein, pektin, pati, dan Setiap bahan pangan jika
selulosa. Selain itu air juga terdispersi diletakkan dalam udara terbuka, kadar
airnya akan mencapai keseimbangan desikator hingga selisis berat cawan
dengan kelembaban udara di sekitarnya. ±0,002 g.
Kadar air bahan ini disebut dengan
kadar air seimbang (ERH). ERH adalah Sampel
kelembaban relatif keseimbangan. Sampel yang digunakan yaitu
Setiap kelembaban relatif tertentu dapat biskuit, susu bubuk, bubur instan,
menghasilkan ERH tertentu pula. tapioka, minuman sereal, susu, maizena,
Aktivitas air dapat dihitung dengan kopi, hunkwe dan bubuk cabai. Pertama-
menggunakan rumus sebagai berikut. tama, sampel ditimbang sebanyak 1 g
dengan menggunakan neraca analitik dan
𝑃𝐻2 𝑂 %𝐸𝑅𝐻 dengan bantuan spatula untuk
𝐴𝑤 = = mengambil sampel tersebut. Selanjutnya,
𝑃0 100
sampel disimpan di dalam cawan. Cawan
PH2O adalah tekanan uap air yang telah berisi sampel kembali
bahan. P0 adalah tekanan jenuh uap ditimbang.
murni (Arpah, 1993).
Tujuan dari praktikum ini adalah Larutan Garam Jenuh
untuk memberikan pengetahuan Pertama-tama, menimbang cawan
mengenai kadar air dalam dry basis dan alumunium. Setelah itu, menimbang
wet basis dan mengetahui daya tahan garam sebanyak 50 g dengan
simpan bahan pangan. menggunakan neraca analitik dan.
kemudian, menyiapkan akuades 100 ml
METODOLOGI dalam beaker glass. Menambahkan
sedikit demi sedikit garam yang sudah
Alat dan Bahan ditimbang sambil dilakukan pengadukan
Alat yang digunakan yaitu batang hingga terbentuk partikel garam tidak
pengaduk, beaker glass, cawan, larut.
desikator, neraca analitik, oven, plastisin,
saringan, spatula, dan toples (ukuran Penyimpanan Sampel di Desikator
besar). Menyiapkan toples dan saringan.
Bahan yang digunakan yaitu akuades Pertama-tama, memasukkan larutan
100 ml, garam MgCl2 dan NaCl (masing- garam jenuh ke dalam toples. Setelah itu,
masing sebanyak 50 g), dan sampel saringan ditaruh di dalam toples dan
biskuit, susu bubuk, bubur instan, dalam keadaan mengambang (tidak
tapioka, minuman sereal, susu, maizena, menyentuh larutan garam jenuh, posisi di
kopi, hunkwe dan bubuk cabai (masing- tengah cawan). Cawan yang telah berisi
masing 1 g). sampel kemudian ditaruh pada saringan.
Kemudian, toples ditutup rapat dengan
Metode keadaan sekeliling toples dilapisi dengan
Dalam praktikum titrasi asam basa malam atau plastisin hingga kedap udara.
ini, prosedur kerja yang harus dilakukan Menimbang cawan setiap hari selama 5
sebagai berikut. hari. Setelah itu menentukan kadar air
dalam Wb, dan Db, kemudian
KonstansiCawan memplotkan data ke dalam grafik (Ka
Cawan dicuci dengan air biasa dan terhadap waktu dan Ka terhadap Aw).
dikeringkan menggunakan oven dengan Kemudian, mencatat hasil pengamatan.
suhu 105oC selama 30 menit. Setelah itu,
cawan didinginkan di desikator hingga
suhunya normal kembali. Kemudian,
cawan kembali ditimbang. Melakukan
perlakuan ulang minimal 3 kali pada
pengeringan di oven dan pendinginaan di HASIL DAN PEMBAHASAN
Penimbangan Cawan
Kadar Air (Wb) Terhadap
Penimbangan cawan dilakukan
Waktu Pada Sampel Biskuit
agar didapatkan massa cawan yang
akurat. Metode yang digunakan pada 15.00

Kadar Air (Wb)


praktikum ini adalah dengan metode 10.00
5.00
NaCl

oven. Prinsip dari metode oven adalah 0.00 MgCl2


-5.00 0 1 2 3 4 5
bahwa air yang terkandung dalam suatu Waktu (hari)
bahan akan menguap bila bahan tersebut
dipanaskan pada suhu 105°C selama
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
waktu tertentu (Kusumah dan
Dapat dilihat bahwa kadar air
Andarwulan, 1989). Cawan harus di oven
menurun drastis pada hari pertama
agar tidak ada air yang ikut tertimbang
pengamatan, hal ini menunjukan adanya
dan terhitung sebagai massa cawan.
penyerapan uap air oleh larutan garam
Penimbangan cawan dilakukan sebanyak
pada bagian bawah desikator. Penurunan
3 kali, hal ini bertujuan untuk
tingkat kadar air pada sampel biskuit
menghindari kesalahan perhitungan
sesuai dengan literatur yang menyatakan
kadar air pada setiap sampelnya. Apabila
bahwa kandungan air dalam suatu bahan
berat cawan belum konstan, berat sampel
pangan akan menguap dan akan
pun akan ikut terpengaruh (Suminar,
mengalami penurunan kadar air karena di
2001). Berat cawan dinyatakan telah
dalam desikator buatan terdapat larutan
konstan ditandai dengan selisih berat
garam jenuh yang berfungsi untuk
cawan dengan cawan lainnya yaitu
menyerap uap air yang terkandung dalam
sebanyak 0,002 gram. Didapat hasil
sampel (Day and Underwood, 2001)
berat cawan sebagai berikut
Pada hari kedua dan seterusnya
Tabel 1. Massa Cawan
massa sampel sudah mulai konstan dan
Cawan m1(g) m2(g) m3(g)
penurunan kadar air tidak terjadi secara
1 2,7050 2,7053 2,7057 signifikan. Hal ini disebabkan larutan
2 2,7681 2,7680 2,7681 garam jenuh sudah mulai berhenti
3 3,2942 3,2940 3,2937 menyerap uap air dari sampel.
4 2,1661 2,1659 2,1666 Menurut Pudjaatmaka (2002)
5 - 2,1821 2,1825 syarat mutu biskuit yang telah ditetapkan
6 3,5026 3,5027 3,5025 oleh Departemen Perindustrian
7 4,2881 4,2883 4,2885 tercantum dalam Standar Nasional
8 2,0627 2,0629 2,0627 Indonesia (SNI. 01-2973-1992), yaitu
9 2,7725 2,7732 2,7732 2%. Artinya semua sampel biskuit
10 2,7089 2,7096 2,7093 memiliki kadar air (wb) dibawah 2%
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018 setelah pengamatan hari ketiga dan
Dari hasi penimbangan didapatkan seterusnya.
massa cawan sudah memenuhi syarat Selama pengamatan, sampel
+0,002g. Artinya sudah bisa ditentukan biskuit mengalami penambahan bobot,
massa konstan dari cawan. hal ini dikarenakan sampel juga dapat
menyerap air ketika dikeluarkan dari
Kadar air wet basis pada sampel desikator untuk ditimbang.
biskuit
Hubungan kadar air (wb) terhadap
waktu pada sampel biskuit dapat dilihat
pada grafik berikut ini

Grafik 1. Kadar air (wb) terhadap waktu Kadar air wet basis pada sampel susu
pada sampel biskuit
Hubungan kadar air (wb) terhadap menyebabkan air masuk dan terserap
waktu pada sampel susu bubuk dapat sampel. Selain itu, pada bubu instan
dilihat pada grafik berikut ini dengan larutan NaCl jenuh menunjukkan
Grafik 2. Kadar air (wb) terhadap waktu kenaikkan kadar air pada hari kedua
pada sampel susu bubuk menuju hari ketiga. Hal tersebut
Kadar Air (Wb) Terhadap Waktu Pada
kemungkinan dikarenakan kondisi udara
Sampel Susu Bubuk yang lembab saat bubur dikeluarkan
10.00
untuk dilakukan penimbangan, sehingga
8.00
bubur menyerap air lebih banyak.
Kadar Air (Wb)

6.00
NaCl
4.00 Syarat mutu Bubur Instan yang
2.00 MgCl2
0.00
telah ditetapkan oleh Departemen
-2.00
0 1 2 3 4 5 Perindustrian tercantum dalam Standar
Waktu (Hari)
Nasional Indonesia (SNI 01-7111-2005),
yaitu 4% (Pudjaatmaka, 2002). Setiap
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
sampel Bubur Instan memiliki kadar air
Sama seperti pada sampel biskuit,
(wb) dibawah 4% pada pengamatan hari
pada sampel susu bubuk juga terjadi
ketiga dan seterusnya.
penurunan drastis pada hari pertama, lalu
turun secara perlahan pada hari
Kadar air wet basis pada sampel
selanjutnya.
tepung maizena
Syarat mutu susu yang telah
Hubungan kadar air (wb) terhadap
ditetapkan oleh Departemen
waktu pada sampel tepung maizena dapat
Perindustrian tercantum dalam Standar
dilihat pada grafik berikut ini
Nasional Indonesia (SNI 01-3141-1998),
Grafik 4. Kadar air (wb) terhadap waktu
yaitu 3% (Pudjaatmaka, 2002). Setiap
pada sampel tepung maizena
sampel susu bubuk memiliki kadar air
Kadar Air Maizena
(wb) dibawah 3% pada pengamatan hari
ketiga dan seterusnya. 6.00
5.00
4.00
Kadar air wet basis pada sampel bubur 3.00 NaCl

instan 2.00 MgCl2

Hubungan kadar air (wb) terhadap 1.00


0.00
waktu pada sampel bubur instan dapat -1.00
0 1 2 3 4 5

dilihat pada grafik berikut ini


Grafik 3. Kadar air (wb) terhadap waktu Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
pada sampel bubur instan Pada sampel maizena juga terjadi
Kadar Air Bubur Instan
anomali kadar air yang disebabkan
terjadi kebocoran pada toples, sehingga
10.00

8.00
sampel menyerap air.
6.00
Syarat mutu tepung jagung
4.00
NaCl
(maizena) yang telah ditetapkan oleh
MgCl2
2.00 Departemen Perindustrian tercantum
0.00 dalam Standar Nasional Indonesia (SNI
0 1 2 3 4 5
-2.00 01-3727-1995), yaitu 10% (Pudjaatmaka,
2002). Setiap sampel maizena memiliki
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
kadar air (wb) dibawah 10% pada
Pada sampel bubur instan terjadi
pengamatan hari ketiga dan seterusnya.
penurunan drastis pada hari pertama pada
larutan garam NaCl. Namun, terjadi
anomali naik turunnya kadar air pada
bubur dengan larutan garam MgCl2 pada
hari pertama hingga kedua. Hal tersebut
Kadar air wet basis pada sampel
kemungkinan disebabkan oleh terjadinya
tepung tapioka
kebocoran pada toples yang
Hubungan kadar air (wb) terhadap yaitu 7% (Pudjaatmaka, 2002). Setiap
waktu pada sampel tepung tapioka dapat sampel bubuk kopi memiliki kadar air
dilihat pada grafik berikut ini (wb) dibawah 7% pada pengamatan hari
Grafik 5. Kadar air (wb) terhadap waktu ketiga dan seterusnya.
pada sampel tepung tapioka
Kadar Air Tapioka
Kadar air wet basis pada sampel
minuman sereal
4.00
3.50 Hubungan kadar air (wb) terhadap
3.00
2.50
waktu pada sampel minuman sereal dapat
2.00
NaCl
dilihat pada grafik berikut ini
1.50 MgCl2
1.00
Grafik 7. Kadar air (wb) terhadap waktu
0.50 pada sampel minuman sereal
0.00
0 1 2 3 4 5
Kadar Air Minuman Sereal

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018 8.00


7.00
Sama seperti pada sampel biskuit, 6.00
pada sampel tapioka juga terjadi 5.00
NaCl
4.00
penurunan drastis pada hari pertama, lalu 3.00 MgCl2

turun secara perlahan pada hari 2.00


1.00
selanjutnya. 0.00
0 1 2 3 4 5
Syarat mutu tepung tapioka yang
telah ditetapkan oleh Departemen Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Perindustrian tercantum dalam Standar Pada sampel minuman sereal juga
Nasional Indonesia (SNI 01-3729-1995), terjadi penurunan drastis pada hari
yaitu 14% (Pudjaatmaka, 2002). Setiap pertama, lalu turun secara perlahan pada
sampel tepung tapioka memiliki kadar air hari selanjutnya.
(wb) dibawah 14% pada pengamatan hari Syarat mutu minuman sereal yang
ketiga dan seterusnya. telah ditetapkan oleh Departemen
Perindustrian tercantum dalam Standar
Kadar air wet basis pada sampel Nasional Indonesia (SNI 01-4270-1996),
Bubuk Kopi yaitu 5% (Pudjaatmaka, 2002). Setiap
Hubungan kadar air (wb) terhadap sampel minuman sereal memiliki kadar
waktu pada sampel bubuk kopi dapat air (wb) dibawah 5% pada pengamatan
dilihat pada grafik berikut ini hari ketiga dan seterusnya.
Grafik 6. Kadar air (wb) terhadap waktu
pada sampel bubuk kopi Kadar air wet basis pada sampel
Kadar Air Kopi
tepung hunkwe
Hubungan kadar air (wb) terhadap
35.00
30.00 waktu pada sampel tepung hunkwe dapat
25.00 dilihat pada grafik berikut ini
20.00
15.00
NaCl
Grafik 8. Kadar air (wb) terhadap waktu
MgCl2
10.00 pada sampel tepung hunkwe
5.00
0.00 Kadar Air Hunkwe
-5.00 0 1 2 3 4 5
4.00
3.50
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018 3.00

Pada sampel maizena juga terjadi 2.50


2.00 NaCl

anomali kadar air yang disebabkan 1.50 MgCl2


1.00
terjadi kebocoran pada toples, sehingga 0.50

sampel menyerap air. 0.00


-0.50 0 1 2 3 4 5
Syarat mutu bubuk kopi yang telah
ditetapkan oleh Departemen Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Perindustrian tercantum dalam Standar Pada sampel tepung hunkwe
Nasional Indonesia (SNI 01-3542-2004), terjadi anomali naik turun kadar air pada
hari kedua menuju hari ketiga. Hal
tersebut kemungkinan dikarenakan Kesimpulan yang dapat diambil
kondisi udara yang lembab saat bubur dair praktikum ini adalah, kadar air suatu
dikeluarkan untuk dilakukan bahan pangan dipengaruhi oleh Aw
penimbangan, sehingga bubur menyerap larutan garam jenuh dan ERH. Kadar air
air lebih banyak. pada sampel biskuit dan sampel susu
Syarat mutu tepung hunkwe telah paling stabil terjadi setelah hari ke dua
ditetapkan oleh Departemen
dikarenakan larutan jenuh mulai berhenti
Perindustrian tercantum dalam Standar
menyerap air dari sampel.
Nasional Indonesia (SNI 01-3726-1995),
yaitu 14% (Pudjaatmaka, 2002). Setiap Kadar air (db) terhadap Aw
sampel tepung hunkwe memiliki kadar garam paling stabil yaitu pada sampel
air (wb) dibawah 14% pada pengamatan susu bubuk, walaupun nilainya
hari ketiga dan seterusnya. berfluktuasi, akan tetapi lebih stabil
dibandingkan pada sampel biskuit.
Kadar air wet basis pada sampel
bubuk cabai
Hubungan kadar air (wb) terhadap DAFTAR PUSTAKA
waktu pada sampel bubuk cabai dapat
dilihat pada grafik berikut ini Arpah, Muhammad Ir. 1993.
Grafik 9. Kadar air (wb) terhadap waktu Pengawasan Mutu Pangan.
pada sampel bubuk cabai Penerbit Tarsito: Bandung.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar:
Kadar Air Bubuk Cabai
Konsep-konsep Inti Jilid I.
18.00
16.00
Jakarta: Erlangga.
14.00 Day, R.A Underwood. 2001. Analisis
12.00
10.00 NaCl Kimia Kuantitatif. Edisi 4.
8.00
6.00 MgCl2 Erlangga: Jakarta.
4.00
2.00
Keenan, Charles W. 1984. Kimia untuk
0.00
0 1 2 3 4 5
Universitas .Jakarta : Erlangga.
Kusumah dan Andarwulan. 1989.
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018 Prinsip Teknologi Pangan.
Syarat mutu bubuk cabai telah Rajawali Press. Jakarta.
ditetapkan oleh Departemen Mulyani, Sri. 2005. Kimia Fisika
Perindustrian tercantum dalam Standar 2.Surabaya : Universitas Negeri
Nasional Indonesia (SNI 01-3709-1995), Malang.
yaitu 9% (Pudjaatmaka, 2002). Setiap Partana, Crys Fajar. 2008. KIMIA I.
sampel bubuk cabai memiliki kadar air Bogor:Quadra.
(wb) dibawah 9% pada pengamatan hari Pudjaatmaka, A. 2002. Hadyana.
ketiga dan seterusnya. Kamus Kimia. Balai Pustaka:
Jakarta.
Suminar.2001.Prinsip-prinsip Kimia
Modern.Jakarta : Erlangga.
Syukri, S.1999.Kimia Dasar 1.Bandung
: ITB.
Tabrani. 1997. Teknologi Hasil
KESIMPULAN Perairan. Universitas Islam Riau
Nama Asisten : Farhan Jamil
Tanggal Praktikum : 10 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 26 Oktober 2018

LAMPIRAN

Tabel Kadar Air Dalam Larutan MgCl2 Jenuh

Sampel/ WS+C Wc Ws W3 Ka
No. Hari Aw
cawan (g) (g) (g) (g) (%)
0 4.6613 1.0046 0.0363 3.61 0.33
1 4.6976 1.0409 0.0002 0.02 0.33
Biskuit 2 4.6974 1.0407 0.0044 0.44 0.33
1 3.6567
(B7) 3 4.7018 1.0451 0.0016 0.16 0.33
4 4.7034 1.0467 0.0001 0.01 0.33
5 4.7033 1.0466
0 4.5531 1.0071 0.0024 0.24 0.33
1 4.5555 1.0095 0.0395 3.92 0.33
Bubur Instan 2 4.595 1.0490 0.0028 0.28 0.33
2 3.546
(B2) 3 4.5978 1.0518 0.0014 0.14 0.33
4 4.5992 1.0532 0.0002 0.02 0.33
5 4.5994 1.0534
0 4.4039 1.0046 0.0373 3.71 0.33
1 4.3666 0.9673 0.0187 1.86 0.33
2 4.3853 0.9860 0.0022 0.22 0.33
3 Tapioka (B3) 3.3993
3 4.3875 0.9882 0.0013 0.13 0.33
4 4.3888 0.9895 0.0012 0.12 0.33
5 4.3876 0.9883
0 4.309 1.0063 0.0084 0.83 0.33
1 4.3174 1.0147 0.0008 0.08 0.33
Minuman 2 4.3182 1.0155 0.0019 0.19 0.33
4 3.3027
Sereal (B4) 3 4.3201 1.0174 0.0028 0.28 0.33
4 4.3229 1.0202 0.0005 0.05 0.33
5 4.3224 1.0197
0 4.7804 1.0024 0.0295 2.94 0.33
1 4.8099 1.0319 0.0008 0.08 0.33
2 4.8091 1.0311 0.0040 0.40 0.33
5 Susu (B5) 3.778
3 4.8131 1.0351 0.0027 0.27 0.33
4 4.8158 1.0378 0.0021 0.21 0.33
5 4.8137 1.0357
0 4.7192 1.0037 0.0010 0.10 0.33
6 Maizena (B6) 3.7155
1 4.7182 1.0027 0.0004 0.04 0.33
Nama Asisten : Farhan Jamil
Tanggal Praktikum : 10 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 26 Oktober 2018

2 4.7178 1.0023 0.0024 0.24 0.33


3 4.7202 1.0047 0.0519 5.17 0.33
4 4.7721 1.0566 0.0509 5.07 0.33
5 4.7212 1.0057
0 4.5476 1.0080 0.0144 1.43 0.33
1 4.562 1.0224 0.0000 0.00 0.33
2 4.562 1.0224 0.0026 0.26 0.33
7 Kopi (B1) 3.5396
3 4.5646 1.0250 0.0010 0.10 0.33
4 4.5636 1.0240 0.0003 0.03 0.33
5 4.5633 1.0237
0 4.6941 1.0012 0.0354 3.54 0.33
1 4.6587 0.9658 0.0012 0.12 0.33
Hunkwee 2 4.6575 0.9646 0.0005 0.05 0.33
8 3.6929
(B8) 3 4.658 0.9651 0.0008 0.08 0.33
4 4.6588 0.9659 0.0000 0.00 0.33
5 4.6588 0.9659
0 4.5041 0.8112 0.0057 0.70 0.33
1 4.4984 0.8055 0.0014 0.17 0.33
Bubuk Cabe 2 4.497 0.8041 0.0032 0.39 0.33
9 3.4969
(B9) 3 4.5002 0.8073 0.0007 0.09 0.33
4 4.5009 0.8080 0.0007 0.09 0.33
5 4.5002 0.8073

Tabel Kadar Air Dalam Larutan NaCl Jenuh

Sampel/ WS+C Wc Ws W3 Ka
No. Hari Aw
cawan (g) (g) (g) (g) (%)
0 4.7053 1.0059 0.1343 13.35 0.76
1 4.8396 1.1402 0.0223 2.22 0.76
Biskuit 2 4.8619 1.1625 0.0195 1.94 0.76
1 3.6994
(B7) 3 4.8424 1.1430 0.0013 0.13 0.76
4 4.8437 1.1443 0.0041 0.41 0.76
5 4.8478 1.1484
0 4.4714 0.9915 0.0941 9.49 0.76
Bubur Instan 1 4.5655 1.0856 0.0067 0.68 0.76
2 3.4799
(B2) 2 4.5722 1.0923 0.0023 0.23 0.76
3 4.5699 1.0900 0.0011 0.11 0.76
Nama Asisten : Farhan Jamil
Tanggal Praktikum : 10 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 26 Oktober 2018

4 4.571 1.0911 0.0009 0.09 0.76


5 4.5719 1.0920
0 4.7732 1.0072 0.0195 1.94 0.76
1 4.7927 1.0267 0.0059 0.59 0.76
2 4.7986 1.0326 0.0040 0.40 0.76
3 Tapioka (B3) 3.766
3 4.7946 1.0286 0.0009 0.09 0.76
4 4.7937 1.0277 0.0009 0.09 0.76
5 4.7946 1.0286
0 4.847 1.0021 0.0716 7.14 0.76
1 4.9186 1.0737 0.0138 1.38 0.76
Minuman 2 4.9324 1.0875 0.0058 0.58 0.76
4 3.8449
Sereal (B4) 3 4.9266 1.0817 0.0006 0.06 0.76
4 4.9272 1.0823 0.0053 0.53 0.76
5 4.9325 1.0876
0 4.6067 1.0045 0.0903 8.99 0.76
1 4.697 1.0948 0.0066 0.66 0.76
2 4.7036 1.1014 0.0002 0.02 0.76
5 Susu (B5) 3.6022
3 4.7034 1.1012 0.0078 0.78 0.76
4 4.6956 1.0934 0.0064 0.64 0.76
5 4.702 1.0998
0 4.5297 1.0009 0.0467 4.67 0.76
1 4.5763 1.0476 0.0043 0.43 0.76
2 4.5806 1.0519 0.0039 0.39 0.76
6 Maizena (B6) 3.5287
3 4.5767 1.0480 0.0003 0.03 0.76
4 4.577 1.0483 0.0008 0.08 0.76
5 4.5762 1.0475
0 4.4589 1.0005 0.0949 9.49 0.76
1 4.5538 1.0954 0.2976 29.75 0.76
2 4.8514 1.3930 0.2958 29.57 0.76
7 Kopi (B1) 3.4584
3 4.5556 1.0972 0.0011 0.11 0.76
4 4.5567 1.0983 0.0008 0.08 0.76
5 4.5575 1.0991
0 4.5505 1.0051 0.0096 0.96 0.76
1 4.5601 1.0147 0.0025 0.25 0.76
Hunkwee
8 2 4.5626 3.5454 1.0172 0.0001 0.01 0.76
(B8)
3 4.5627 1.0173 0.0023 0.23 0.76
4 4.5604 1.0150 0.0002 0.02 0.76
Nama Asisten : Farhan Jamil
Tanggal Praktikum : 10 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 26 Oktober 2018

5 4.5606 1.0152
0 4.7513 1.0061 0.1690 16.80 0.76
1 4.9203 1.1751 0.0937 9.31 0.76
Bubuk Cabe 2 5.014 1.2688 0.0433 4.30 0.76
9 3.7452
(B9) 3 5.0573 1.3121 0.0684 6.80 0.76
4 5.1257 1.3805 0.0151 1.50 0.76
5 5.1408 1.3956
Nama Asisten : Farhan Jamil
Tanggal Praktikum : 10 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 26 Oktober 2018

JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa perhitungan kadar air dilakukan secara basis kering

Perhitungan kadar air dilakukan secara dry basis karena pada perhitungannya basis kering
membandingkan kehilangan berat dengan berat sampel yang telah dikeringkan. Hal
tersebut dapat meminimalisir ketidaktelitian dalam mengukur kadar air. Dalam analisis
bahan pangan, kadar air dapat dinyatakan dalam bentuk persen berat kering. Hal ini karena
dalam berat basah, kadar air bahan selalu berubah-ubah setiap saat berbeda dengan berat
kering yang selalu tetap.

2. Bagaimana hubungan aktivitas air dengan kerusakan pangan?

Aktivitas air suatu pangan sangat mempengaruhi seberapa besar mikroorganisme dapat
tumbuh pada pangan tersebut. Aktivitas air menunjukan jumlah air bebas dalam bahan
pangan Hal tersebut karena mikroorganisme memerlukan kecukupan air untuk tumbuh
dan berkembang biak dan mempunyai nilai aktivitas air minimum dan maksimum untuk
tumbuh pada keadaan tertentu. Maka semakin besar aktivitas air suatu bahan pangan,
maka semakin mudah bahan pangan tersebut dapat rusak. Sebaliknya bila aktivitas air
suatu bahan pangan rendah maka bahan pangan tersebut lebih awet dan tahan lama.

Anda mungkin juga menyukai