Disusun oleh :
1. Izzatunnisa A (P1337431119035)
2. Nabiila Kh (P1337431119036)
3. Alda Cantika (P1337431119026)
4. Mahadewi Rana B. (P1337431119042)
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada Kimia Pangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang zat aditif ( pengeras ) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Yuwono S, M.Gz selaku Dosen Kimia
Pangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara
alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam
pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan antara lain bahan pewarna,
pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental. Peraturan Mentri
Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan juga bahwa BTP adalah bahan yang
biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien
khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang sengaja ditambahkan
kedalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan,
perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk
menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut. Aditif
makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan
sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki
penampakan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat
meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan
telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan tambahan makanan adalah bahan yang
bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam
bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau
pengemasan.
RUMUSAN MASALAH
BTP pengeras atau firming agent dapat diaplikasikan pada proses pembuatan acar ketimun,
sayuran, buah dalam kaleng, daging dan ikan dalam kaleng serta jem dan jeli sehingga
diharapkan tekstur makanan tersebut masih tetap terjaga lebih renyah (crispy) dan tidak menjadi
lunak selama proses.
Penambahan kalsium banyak diaplikasikan pada buah dan sayuran sebelum dan sesudah
panen untuk menunda proses pematangan. Disamping itu, proses pengerasan dan ketahanan
terhadap proses pelayuan dihasilkan dari kestabilan sistem membran dan pembetukan kalsium
pektat (Ca-Pectates) yang akan menambah pengerasan pada dinding sel dan penguatan pada
kulit buah dan sayuran.
Salah satu bahan pengeras yang diijinkan yaitu kalsium klorida dapat ditambahkan dengan
kombinasi proses pemanasan untuk buah dan sayuran dalam kaleng. Pada proses panas, molekul
COO- akan terbentuk dari pektin yang terkandung pada buah dan sayuran selanjutnya dengan
Ca2+ akan membentuk lapisan garam saling bersilangan. Lapisan garam ini menyebabkan dinding
sel buah akan terlindungi dari enzim-enzim yang menyebabkan proses pelayuan dan matang.