Komposisi keju
Produk oahan susu yang pertama kali dikenal adalah keju, bahan baku keju dapat
berupa susu penuh, susu skim, atau susu yang sudah dikurangi kadar lemaknya. Keju
merupakan produk olahan susu yang kaya akan protein, mineral berupa kalsium, dan fosfor
Komposisi keju di tunjukan dalam istilah kelembaban dan total prosentase lemak susu
penuh yang berbeda antara keju satu dengan lainnya. Presentase lemak dalam susu penuh
antara 32-50%. Keju tanpa pematangan memiliki kelembaban sekitar 80 %, lemak susu
antara 0,50-4%. Keju dengan prosentase pematangan yaitu pada keju parut keras, kelembaban
sekitar 35% sampai sekitar 55% pada keju lunak (Ulfah, 2012).
2. Pembuatan keju
Pembuatan keju harus mengikuti prosedur higienis dan menggunakan peralatan yang
tepat. Hal yang perlu dilakukan adalah melihat proses apa saja yang terlibat dan peralatan apa
Menurut (Hidayat, dkk., 2006) prinsip pembuatan keju pada dasarnya adalah
menghilangkan air, laktosa, dan beberapa mineral dari susu untuk menghasilkan massa padat
protein dan lemak. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan keju yaitu susu, rennet (
enzim penggumpal), kultur bakteri, dan garam. Rennet menyebabkan penggumpalan pada
protein susu terjadi perubahan pada bentuk cair menjadi gel, apabila gel dipotong-potong
menjadi bagian yang lebih kecil akan menyebabkan whey ( air dan laktosa ) akan terpisah
dari Curd ( padatan yang terdiri dari kasein ). Curd inilah yang akan diproduksi menjadi keju
sesuai dengan jenis keju yang dikehendaki. Kultur bakteri asam laktat ditambahkan untuk
membantu dalam proses pembentukan curd dan akan menentukan tekstur, aroma dan kadar
air keju.
3. Keju Cheddar
Keju cheddar merupakan keju keras dengan tekstur tertutup. Bahan baku pembuatan
keju cheddar adalah susu dengan kadar lemak 48% dan kelembabannya 39%. Streptokoki
asam laktat yang mesofilik merupakan mikroorganisme yang digunakan untuk memproduksi
keju cheddar. Suhu saat pengolahan diatur rendah dan keasaman diatur tinggi selama proses
berlangsung, kemudian ditambahkan dengan garam ,dipres atau ditekan, dan melalui gilingan
yang berfungsi seperti ayakan atau gilingan berputar, setelah itu ditambahkan kapang, dipres
atau ditekan, dan penambahan parafin sering kali dilakukan untuk mencegah evaporasi. Keju
kelembaban tidak terlalu penting tetapi suhu penyimpanan harus kurang dari 4-6ºC hanya
untuk selama 4-10 bulan. Proses pematangan dapat terjadi karena adanya enzim yang
dihasilkan oleh bakteri starter. Bentuk dari keju yang sudah masak yaitu berbentuk padat
tetapi tidak keras. Proses dari pembuatan keju cheddar ini tidak jauh berbeda dengan
pembutan keju keras lainnya, tetapi dalam keju cheddar perlu diperhatikan perbandingan
antara kandungan kasein dan lemak yaitu biasanya 0,68-0,72. Kultur yang digunakan adalah
lactobacillus brevis,dan beberapa jenis bakteri lainnya sesuai dengan keju yang dibuat
(Budiaynto,2004).
yaitu:
a. Glikoslisi
b. Lipolisis
Kadar lemak bebas dalam keju merupakan indikator dari proses pematangan dan akan
c. Proteolisis
kemudian didegradasi oleh proteinase dan peptidase bakteri menjadi peptide dan asam amino
Proses ini mempengaruhi rasa dan tekstur pada hasil akhir pembuatan keju.
Proses pembuatan keju dalam tahap pemadatan dan fermentasi atau pematangan akan
meningkatkan nilai gizi dari keju. Kandungan protein, kalsium, karbohirat, lemak, zat besi
dan fosfor dari keju akan menjadi lebih tinggi dari pada susu segar. Mengonsumsi 100g keju
akan menambah kebutuhan kalsium sehari sebanyak 20-25%. Keju merupakan makanan yang
sangat baik untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi terutama pada anak-anak di masa
Berikut ini adalah tabel nilai gizi keju cheddar dalam 100 g :
Protein Lemak Kalsium Besi Tanin Vit.A Riboflavin Vit.C Asam Energi
(g) (g) (g) (g) (g) (g) (mg) (mg) nikotin (kkal)
(mg)
26 33,5 800 0,5 0,4 310 0,5 0 0,5 406
Keju cheddar biasanya digunakan sebagai suatu bahan untuk adonan membuat kue.
Keju biasanya dibeli dalam jumlah banyak untuk kemudian disimpan sebagai stok selama
satu minggu atau satu bulan (Koswara, 2007). Penyajian keju cheddar pada umumnya
digunakan digunakan sebagai taburan atau isian dari makanan kecil atau jajanan, bahkan
parutan atau irisan keju diisikan langsung kedalam roti untuk dapat dikonsumsi secara instan
(Mulyadi, 2004).