DISUSUN OLEH :
NAMA : Nilasari
NIM : B1D219070
KELAS : 19B TLM
SEMESTER : III
KELOMPOK : III (TIGA)
NIM : B1D219070
Angkatan/Kelas : 2019/19B
Kelompok : III
3. Viktor Tomba
4. Ayu permata S
5. Arlya Resky P
F.HASIL PENGAMATAN
Bobot krush Bobot sampel + krush Bobot sampel + krush Kadar air
kosong + tutup + tutup sebelum + tutup sesudah
pemanasan pemanasan
G.PEMBAHASAN
Air merupakan satu zat gizi yang tidak dapat kita tinggalkan, tetapi sering
diabaikan dalam pembahasan mengenai gizi. Air juga merupakan komponen
penting dalam makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
serta cita rasa makanan kita. Bahkan dalam bahan makanan yang kering
sekalipun, seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian, terkandung air dalam
jumlah tertentu.
Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbedabeda, baik
itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-zat
makanan dan sisa-sisa metabolisme. Kadar air dalam bahan makanan sangat
mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan makanan tersebut. Oleh karena itu
penentuan kadar air dari suatu bahan makanan sangat penting agar dalam proses
pengolahan maupun pendisribusian mendapat penanganan yang tepat.
Penetapan kadar air bahan makanan dengan sampel mie instan menggunakan
metode gravimetri karena metode gravimetri merupakan metode yang digunakan
untuk menentukan kuantitas suatu analit dengan pengendapan dan metode ini juga
relative sederhana.
proses penentuan kadar air pada sampel makanan pada mie instan yaitu
pertama-tama,mie instan dihaluskan dengan lumpang alu dengan tujuan dari
penumbukan mie instan adalah agar saat penegringan bias secara optimal dan semua
kadar air teruapkan.Sementara itu,panaskan krus porselin besrta tutupnya dalam oven
pada suhu 130±3 °C, selama kurang lebih satu jam (krus terbuka dan penutup
disampingnya), kemudian didinginkan dalam desikator selama 20-30 menit, kemudian
ditimbang dengan neraca analitik krus dan tutupnya,dinyatakan dalam Wo.hal ini
dilakukan agar kadar air yang ada pada cawan porselen teruapkan dan nantinya tidak
mempengaruhi hasil kadar air mie instan yang diujikan.
Ditimbang sebanyak 2 - 5 gram sampel ke dalam cawan porselin kemudian
ditutup, dinyatakan dalam W1 dilakukan cara dublo agar nantinya hasil akan lebih
teliti, kemudian Dipanaskan cawan porselin yang berisi sampel tersebut dalam
keadaan terbuka dengan meletakkan tutupnya disamping cawan di dalam oven pada
suhu 130±3°C selama 1 jam.jika suhu oven yang digunakan lebih kecil yang
seharusnya dapat mengakibatkan tidak semua air dalam contoh teruapkan hingga dapat
menyebabkan kadar air yang diperoleh kecil dari yang seharusnya .dan jika suhu oven
lebih besar dari seharusnya dapat menyebabkan kadar air lebih tinggi .
Setelah 1 jam, ditutup cawan ketika masih di dalam oven, dipindahkan segera
ke dalam desikator dan didinginkan selama 20-30 menit sehingga suhunya sama
dengan suhu ruang kemudian di timbang, dinyatakan sebagai W2 hal ini bertujuan
agar saat penimbangan tidak terjadi kesalahan karena suatu bahan yang telah
mengalami pengerigan ternyata lebih bersifat higroskopis daripada bahan asalnya.
Lakukan sampai bobot konstan. Berat sampel yang dihitung setelah
dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat konstan, yaitu berat bahan yang tidak
akan berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah
konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam sampel telah menguap dan
yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar terikat kuat dalam sampel, setelah
itu dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam bahan. Berat
sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat konstan,
yaitu berat bahan yang tidak akan berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam
oven. Berat sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam
sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar terikat
kuat dalam sampel, setelah itu dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persen
kadar air dalam bahan.
Diperoleh hasil analisa kadar air pertama adalah 0,0878% sedangkan hasil yang
kedua 0,2096% dan rata-rata kadar air adalah 0,1487%.Berdasarkan standar nasional
Indonesia (SNI) nomor 3551 – 2012 tentang syarat mutu mie instan dengan kriteria
kadar yaitu proses pengeringan maksimal 14,5% .maka sesuai dengan hasil yang kita
dapatkan dapat dikatakan memenuhi standard SNI.
I.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan dapat dismpulkan
bahwa pada penetapan kadar air pada bahan makanan metode gravimetri diperoleh hasil
analisa kadar air pertama adalah 0,0878% sedangkan hasil yang kedua 0,2096% dan
rata-rata kadar air adalah 0,1487%.Berdasarkan standar nasional Indonesia (SNI) nomor
3551 – 2012 tentang syarat mutu mie instan dengan kriteria kadar yaitu proses
pengeringan maksimal 14,5% .maka sesuai dengan hasil yang kita dapatkan dapat
dikatakan memenuhi standard SNI.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, Indrie dan Sarjana. (2008). Penerapan Standar Penggunaan Pemanis Buatan
Pada Produk Pangan. Semarang: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Tengah. Hal. 79.
Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H., dan Mendham, J. (1994). Vogel’s Textbook of
Quantitativ Inorganic Analysis Incluiding Elementary Instrumental Analysis.
Jakarta: EGC. Hal. 472.
BSN. (1995). Syarat Mutu Buah Kering. SNI 01-3710-1995. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional. Hal. 34
Sulfiani. 2020. Penuntun Praktikum Penetapan Kadar Zat Organik Metode Argentometri.
Universitas Mega Rezky. Makassar
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Alat dan bahan yang digunakan :
( Sendok tanduk) ( Cawan porselin ) ( Oven )